Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BABA I
A. Pengertian
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus yang disertai nekrosis dan imflamasi pd sel-sel
hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas
(Smeltzer dan Bone, 2002)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik yang dominan yang hati. Hampir semua kasus
hepatitis akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus, yaitu virus hepatitis A (HAV),
virus hepatitis B(HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis
E (HEV).(Ahmad Ardiansyah, 2012)
B. Etiologi
Hepar terletak dalam rongga abdomen di kuadran kanan atas dibawah diafragma. Lobus
kanan lebih besar ukurannya daripada lobus kiri dan dipisahkan oleh ligamentum falciformis.
Hepar merupakan kelenjer terbesar pada tubuh dengan berat berkisar 1200 1600 gram.
Organ ini berwarna merah kecoklatan, karena kaya dengan pembuluh darah yang melaluinya.
Susunan hepar ini terdiri dari dua lobus , dimana lobus kanan lebih besar dan memiliki
panjang 6 7 inchi. Lobus kanaan memiliki tiga bagian, yaitu lobus kanan atas, lobus
kuadratus. Lobus kiri memiliki panjang sekitar 3 inchi. Pada permukaan inferior lobus kanan
terdapat kandung empedu.
Normalnya, organ ini lunak dan tidak teraba saat dipalpasi, karena hepar dikelilingi oleh
cavum thoraks. Bila hepar teraba berarti ada pembesaran hepar. Permukaan lobus kanan atas
dapat mencapai sela iga 4 atau 5, tepat dibawah areola mammae. Hepar difiksasi pada
tempatnya oleh vena hepatica dan vena cava inferior, serta dihubungkan dengan didinding
abdomen dan diafragma oleh lima ligamentum, yaitu ligamentum falsiformis, ligamentum
koronari, ligamentum triangularis kanan dan kiri, dan ligamentum fibrosa. Sel hati dapat
beregenerasi sendiri.
Hepar mendapat pasokan darah dari dua pembuluh darah utama yang menyuplai hati, yaitu
arteri hepatica dan vena porta. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica (
menyuplai 1/3 darah yang menuju hepar), sementara darah yang tidak teroksigenasi tetapi
kaya akan nutrisi berasal dari vena portal hepatica ( menyuplai 2/3 darah ke hepar).
Secara histologis, hepar terbungkus simpai yang mempunyai serabut dan jaringan kolagen
yang disebut kapsul glisson. Simpai ini masuk kedalah parenkhim hati sejalan dengan kelenjer
limfe dan duktus biliaris. Sistem kapiler yang memasuki massa hepar disebut dengan sinusoid.
Sinusoid yang masuk tersebut bebrbeda dengan pembuluh darah kapiler lain, sebab pada
lapisan endotelnya terdiri dari sel fagosit yang disebut sel kupfer.
Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh. Sekitar 25 % sumber energy tubuh
berasal dari hati dan 20 25 % oksigen darah digunakan oleh hati. Aliran darah menuju hati
berkisar 1500 cc/1.75 m2. Tekanan pada vena portal berkisar 7 10 mmHg, sedangkan pada
pasien chirrosis bisa meningkat jadi 40 -50 mmHg.
C. Fungsi Hati
a. Metabolisme protein. Hati mensintesis dan menghancurkan protein dari seluruh tubuh
atau sel darah merah yang telah rusak, dengan membentuk urea dari amoniak yang
berlebih serta sisa-sisa nitrogen dalam tubuh. Hati juga mensintesis berbagai macam
plasma dari asam amino dan beberapa factor pembekuan darah serta enzim.
b. Metabolisme lemak. Hati mampu mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein serta
berperan penting dalam lipolisis dan lipogenesis.
7. Hati berperan dalam filtrasi darah serta mengeliminasi bakhteri dan benda asing yang masuk
ke peredaran darah dari saluran pencernaan
8. Berperan dalam fagositosis dan imunitas. Disini berperan adalah sel kupfer, dan juga
memproduksi aa globulin sebagai imun hepar.
D. Etiology
1. Virus
Keparahan Tak ikterik dan Parah Menyebar luas, Peningkatan Sama dgn
asimptomatik dapat insiden kronis dan D
berkembang gagal hepar akut
sampai luas
Sumber virus Darah, feses dan Darah, saliva, Terutama melalui Melalui darah Darah,
saliva semen, sekresi darah feses dan
vagina saliva
2. Alkohol. Akan menyebabkan alcohol hepatitis dan akhirnya menjadi alcohol cirrhosis
3. Obat-obatan. Menyebabkan toksik pada hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
1. Masa Tunas dilalui tanpa gejala mulai dari masuknya virus sampai dengan timbulnya
gejala atau keluhan
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung 2
7 hari, nyeri ringan pada abdomen kuadran atas, nasfu makan menurun ( pertama kali
timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) terasa sakit. Seluruh badan pegal-
pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan
meningkat sekitar 39 oC berlangsung 2 5 hari, pusing, nyeri persendian, keluhan gatal-
gatal mencolok pada hepatitis B
3. Fase ikterik
Muncul setelah 5 10 hari, Urine berwarna seperti the pekat, tinja berwarna pucat,
penurunan suhu badan disertai bradicardi. Ikterik pada kulit dan sclera yang terus
meningkat pada minggu I. Kemudian menetap dan berkurang setelah 10 -14 hari.
Kadang-kadang diserta gatal pada seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai yang dirasa
selama 1 2 minggu
Dimulai saat menghilangnya tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit diulu hati, disusul
dengan bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14 - 15 hari setelah timbulnya masa ikterik.
Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali namun lemas dan
mudah capek.
F. Patofisiology
Imflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh reaksi virus dan
reaksi toksik terhadap obat-obatan ddan bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut
lobul dan unit ini unik karena dapat menyuplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya
imflamasi pada hepar, maka pola normal hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal terhadap sel hepar ni menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel hepar. Setelah lewat
masanya, sel sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon system imun dan
digantikan oleh sel-sel hepar yang baru dan sehat. Oleh karenanya, sebagian besar pasien yang
mengalami hepatitis sembuh dan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsul hati yang memicu timbulnya perasaan tidak enak atau tidak nyaman pada
perut kuadran atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkhim hati. Walaupun jumlah bilirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel
hati dan duktuli empeduintrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan bilirubin tersebut
didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam konjugasi. Akibatnya bilirubin tidak
sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena retensi (akibat kerusakan sel eksresi) dan
regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi ( bilirubin indirek), maupun
bilirubin yang sudah terkonjugasi ( bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan konjugasi dan eksresi bilirubin
Tinja sedikit mengandung sterkobilin, oleh karena itu tinja Nampak lebih pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi kedalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan menjadikan bilirubin berwarna lebih gelap.
Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai dengan peningkatan garam-garam empedu
dalam darah, sehingga menimbulkan gatal-gatal karena ikterus.
G. Klafikasi Hepatitis
1. Hepatitis Akut
Hepatitis akut badalah penyaklit infeksi akut dengan gejala utama yang berhubungan
erat dengan adanya nekrosis hati. Biasanay penaykit ini disebabkan oleh virus type hepatitis
A, B dan C.
Pada hepatitis akut ini stadium praikterik berlangsung 4 7 hari. Pasien mengeluh
sakit kepala, lemah, anoreksia, mula, muntah, demam, nyeri pada otot, nyeri pada abdomen
kanan atas serta urine menjadi lebih cokelat. Stadium ikterik berlangsung 3 6 minggu.
Ikterus mula-mula terlihat sclera kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan mulai
berkurang, tapi pasien masih lemah, mengalami anoreksia dan muntah. Tinja berwarna kuning
muda atau kelabu. Sementara hati membesar dan nyeri tekan.
Pasca ikterik ditandai dengan ikterus yang mulai mereda, urine dan tinja mulai normal lagi
2. Hepatitis fulminan
Hepatitis fulminan adalah suatu jenis hepatitis yang jarang terjadi, dimana erjalanan
penyakitnya berkembang dengan cepat. Pada penyakit ini terjadi ikterus yang semakin berat,
seluruh tubuh menjadi kuning, timbul gejala neurology atau encelophaty hepatic, kemudian
masuk kedalam keadaan gagal hati akut.
Ini berawal dari hepatitis akut yang lazim dijumpai dengan gejala prodormal. Gejala
yang membahayakan adalah muntah berulang, bingung,mengantukflapping tremor secara
sepintas, peningkatan suhu tubuh dan pengecilan hati. Pasien dapat meninggal dalam sepuluh
hari dengan tanda-tanda mungkin perdarahan yang meluas.
Hepatitis fulminan ini dapat mengarah pada komplikasi dengan gejala edema cerebral,
perdarahan saluran cerna, gagal gunjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan,
hipoglikemia, sepsis (peradangan pada seluruh tubuh), gelisah koagulasi
intravaskulerdisenminata, hipotensi dan kematian. Tanda-tanda udema cerebral adalah
kenaikan tekanan intra cranial dengan gejala dini transparansi, hiperventilasi, opistotonus,
kejang-kejang, kelainan pada pupil dan berakhir dengan rekleks negative pada cahaya.
3. Hepatitis Kronis
Hepatitis kronis adalah penyakit menetap yang tidak menyebar secara klinis, sesuai
dengan pengamatan laboratorium atau gambaran pathology anatomi selama enam bulan. Ada
dua jenis hepatitis kronis yaitu :
a. Hepatitis kronis persisten. Ini mempunyai prognosa baik dan akan sembuh dengan
sempurna. Diagnosis ini hanya dapat dipastikan dengan biopsy dan pemeriksaan PA.
H. Penatalaksanaan Medis
2. Rawat jalan, kecuali pada pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan menyebabkan
dehidrasi
4. Pemberian interferon alfa pada hepatitis C akut untuk menurunkan resiko kejadian infeksi
kronis.
6. Pemantauan fungsi hati dan serology hati enam bualn kemudian, bila terdapat peningkatan
SGOT-SGPT lebih besar sepuluh kali dari normal, koagulopati, enselophati, kemungkinan
adanya hepatitis fulminan
d. Mencegah progresivitas
I. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Aktifitas yang berlebihan dan berkepanjangan harus dihindari
b. Pembatasan aktiftas sehari-hari dari derajat malaise dan kelemahan
c. Tirah baring
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata pasien diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal,
pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan.
b. Keluhan utama. Penderita datang untuk berobat dengan keluhan tiba-tiba tidak ada nafsu
makan, malaise, demam (sering pd HvA), rasa pegal linu dan sakit kepala pada HvB,
serta hilangnya daya rasa local untk perokok
c. Riwayat penyakit sekarang. Riwayat ini mencakup tentang nyeri kuadran kanan atas,
demam, malaise, mual, muntah, feses warna tanah liat dan urine pekat
d. Riwayat Penyakit lalu. Peerlu dikaji apakah pernah mengalami masa medis lainnya yang
menyebabkan hepatitis ( yang meliputi penyakit gagal hati dan penyakit autoimun. Dan
kaji pula apakah pasien pernah menderita infeksi virus dan buat catatan tentan obat-
obatan yang pernah digunakan
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas Berhubungan dengan : Tirah Baring atau imobilisasi atau Kelemahan
menyeluruh
DS:
TUJUAN
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
b. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri atau dengan bantuan
minimal
Intervensi
DS:
a. Nyeri abdomen
b. Muntah, mual
c. Kejang perut
d. Rasa penuh tiba-tiba setelah makan atau anoreksia
DO:
TUJUAN
a. Albumin serum
b. Pre albumin serum
c. Hematokrit
d. Hemoglobin
INTERVENSI
3. Defisit Volume Cairan Berhubungan dengan: Kehilangan volume cairan secara aktif
DS : Haus
DO:
TUJUAN
a. Fluid balance
b. Hydration
c. Nutritional Status : Food and Fluid Intake
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama.. defisit volume cairan teratasi dengan
kriteria hasil:
a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal,
b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
c. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab,
tidak ada rasa haus yang berlebihan
d. Orientasi terhadap waktu dan tempat baik
e. Jumlah dan irama pernapasan dalam batas normal
f. Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal
g. pH urin dalam batas normal
h. Intake oral dan intravena adekuat
INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA
Prof.dr.H.M, Syahifoellah Noer. 1996. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1 Edisi Ketiga. Gaya Baru. Jakarta
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI. 1997. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI. Jakarta
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI. 1968. Kumpulan Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Bagian
Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Jakarta