Vous êtes sur la page 1sur 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

H
DENGAN DIAGNOSA HERNIA INGUINALIS DEXTRA
DIRUANG FLAMBOYAN 2
RSUD SALATIGA

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
1. Muhammad Fazli
2. Reni Anderiyani
3. Ririn Nur Indah Sari
4. Titis Prasetyaningrum
5. Wariq Aufa

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIDYA HUSADA
SEMARANG
DAFTAR ISI

1
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar belakang................................................................................1
Tujuan............................................................................................1
BAB 2 KONSEP DASAR
Definisi...........................................................................................2
Etiologi...........................................................................................2
Manifestasi Klinik..........................................................................3
Patofisiologi...................................................................................3
Patways..........................................................................................4
Pemeriksaan Penunjang.................................................................5
Komplikasi.....................................................................................5
Penatalaksaan.................................................................................5
Diagnose Keperawatan..................................................................6
Intervensi.......................................................................................7
BAB 3 TINJAUAN KASUS
Pengkajian......................................................................................9
Riwayat Kesehatan........................................................................10
Pola Fungsional..............................................................................11
Pemeriksaan Fisik..........................................................................12
Data Penunjang..............................................................................14
Pengelompokkan Data...................................................................15
Analisa Data...................................................................................16
Diagnosa Keperawatan..................................................................17
Rencana Keperawatan....................................................................18
Implementasi..................................................................................22
Evaluasi..........................................................................................25
Daftar Pustaka................................................................................27

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral
terhadap tuberkulum pubikum, tonjolan timbul apabila pasien menangis,
mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara spontan bila pasien
dalam keadaan istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur
5%. Laki-laki paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari kasus-kasus
hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan.
Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2: 1). 25% pasien
menderita hernia bilateral. Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi
9 lebih dari 50%), selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang
dari 5 tahun.
Oleh karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut
sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi
pada anak-anak, maka sangat diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan dengan Hernia Inguinalis
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui pengkajian pada penyakit hernia inguinalis
b. Mengetahui pengertian pada penyakit hernia inguinalis
c. Mengetahui Etiologi, gejala, tindakan yang tepat untuk mengatasi
hernia inguinalis
d. Mengetahui evaluasi yang di harapkan

3
BAB II
KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Hernia adalah masuknya lapisan perut (kadang-kadang disertai dengan
isi perut, seperti usus) ke dalam kantong kemaluan atau lipat paha. Hal
tersebut karena ada gangguan dalam pembentukan alat genetalia eksterna.
Hernia pada umumnya berbentuk lonjong, tidak terbatas tegas, kenyal-
kenyal dan karena isinya lebih padat, maka tidak tembus bila disorot sinar.
Pada umumnya, hernia merupakan benjolan yang hilang timbul.
Bagian hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia itu sendiri. Isi
hernia x'usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada
bagianlemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus det keluar ke tempat
yang tidak seharusnya yakni bisa diafragma, lipatan paha, atau di pusar.
Umumnya hernia tidak menyebabkan nyeri namun akan terasa bila hernia
terjadi pada cincin hernia.
B. ETIOLOGI
Hernia dapat terjadi pada semua umur, baik tua atau muda. Pada
kanak-kanak atau bayi, lebih sering disebabkan kurang sempurnanya procesus
vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya fetus atau buah zakar.
Biasanya sering terkena hernia adalah bayi atau anak laki-laki. Pada orang
dewasa hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut
dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia.
Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan batuk yang
kronik, susah buang air besar, adanya pembesaran prostate pada pria serta
orang yang sering mengangkut barang-barang berat.
Hernia akan meningkat seiring dengan penambahan umur. Disebabkan
oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyangga
yang menyebabkan tekanan di dalam perut meningkat.

4
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Gelisa terus
2. Muntah
3. Distensi abdomen
4. Feces berdarah
5. Nyeri bila sudah ditemukan komplikasi
6. Benjolan yang hilang timbul di paha yang muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring
7. Gelisah, kadang-kadang perut kembung
8. Konstipasi
9. Tidak ada flatus

D. PATOFISIOLOGI
Pemijatan ke arah atas dapat menyebabkan isi benjolan tersebut pecah
atau membengkak, sehingga menyebabkan keadaan berbahaya. Hernia dilipat
paha pada umumnya memerlukan tindakan operasi. Biasanya luka operasi
akan sembuh dalam beberapa hari saja.
Infeksi akibat hernia menjadikan penderita merasakan nyeri yang
hebat dan infasi tersebut akhirnya menjalar dan meracuni seluruh tubuh. Jika
sudah terjadi keadaan seperti itu, maka harus sangat ditangani dan dokter
karena dapat mengancam nyawa penderita.
Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia atau cincin
hernia. Pembuluh darah di daerah tersebut lama kelamaan akan mati dan akan
terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan terus, maka racun tersebut akan
menyebar ke seluruh darah perut sehingga dapat menyebabkan terjadi infeksi
di dalam tubuh.

5
E. PATWAYS

Adanya tekanan
dalam perut Faktor usia Aktifitas berat

Hernia

Adanya tekanan Hernia para Hernia para Hernia


dalam perut umbilikus umbilikus inguinalis

Kantung hernia Kantung Kantung Kantung hernia


keluar melalui hernia hernia memasuki celah
umbilikus melewati memasuki inguinal
dinding celah bekas
abdomen insisi
Terdorong lewat
dinding posterior
canalis inguinal
yang lemah

Benjolan pada
region inguinal

Benjolan pada
region inguinal

Platas ligamentum
inguinal mengecil
bila berbaring

Pembedahan

Pre Op Intra Op Post Op

Kurang Insisi belah


pengetahuan Postamestesi Luka Op
keluarga
Luka jaringan
Menekan ssp Resti Kerusakan Terputusnya
Cemas infeksi integritas jaringan
Resti kulit saraf
perdarahan Sistem Mual
pernafasan
sekitar Asuhan gizi
Nafsu makan kurang
menurun
Jalan nafas Intake makanan Peristaltic
tidak efektif inadekuat usus me

Gangguan
Resti nutrisi kurang
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG eliminasi
dari kebutuhan tubuh

6
I. Hematologi rutin:
Bila ada leukositosis, bisa jadi akibat strangulasi.
Tidak spesifik.
II. Elektrolit, BUN, dan kreatinin:
Mengetahui status hidrasi pasien dengan mual dan muntah (hernia
diafragma)..
Merupakan prosedur preoperative.

G. KOMPLIKASI
a. Hernia ireponibel (inkarserata)
Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukan kembali pada keadaan ini belum
terjadi gangguan penyaluran isi usus.
b. Hernia strangulate
Terjadi pada penekanan terhadap cincin hernia akibatt makin banyaknya
usus yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus
diikuti dengan gganngguan veskuler (proses strangulasi).

H. PENATALAKSANAAN
Sebenarnya tidak semua hernia harus diOP. Bila jaringan hernia masih dapat
dimasukkan kembali, maka tindakannya adalah hanya menggunakan
penyangga atau korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
Pada anak/bayi, reposisi spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak
lebih elastis. Bila sudah tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan
harus dilakukan adalah melalui operasi.

7
Tindakan bedah pada hernia adalah herniotomi dan herniorafi. Pada
bedah efektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan kantong diikat dan
dilakukan Bassiny Plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat dinding
belakang kanalis inguinalis.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka op
2. Resti kurang volume cairan berhubungan dengan input yang kurang
adekuat dan output yang berlebih (muntah setelah op)
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka op
4. Resti infeksi berhubungan dengan luka op
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan luka operasi berhubungan dengan
kurang terpaparnya informasi tentang penyakit

8
J. INTERVENSI

9
No Tgl Dp Tujuan dan KH Intervensi TT
1. 27/10/15 1 Setelah dilakukan 1. Kaji intensitas nyeri pasien
tindakan keperawatan 2. Observasi TTV dan keluhan
selama 2x24 jam nyeri pasien
hilang, dengan KH: 3. Berikan dosis tidur yang
1. Nyeri berkurang menyenangkan dan aman
secara bertahap 4. Anjurkan untuk segera mungkin
2. Anak tenang beraktivitas secara bertahap
3. Anak-anak tampak 5. Anjurkan teknik relaksasi
meringis 6. Kolaborasi dokter untuk
pemberian terapi analgetik
2. 27/10/15 2 Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda dehidrasi dan
tindakan keperawatan TTV
selama 2x24 jam cairan 2. Monitor pemberian infus
tubuh terpenuhi, dengan 3. Berikan minum/ASI secara
KH: bertahap
1. Turgor elastis tidak 4. Catat dan informasikan ke
kering dokter tentang muntahnya
2. Mual dan muntah 5. Catat dan monitor cairan yang
tidak ada keluar masuk
3. 27/10/15 3 Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan luka OP dari
tindakan keperawatan tanda-tanda peradangan,
selama 2x24 jam demam, merah, bengkak dan
kerusakan integritas keluar cairan
membaik, dengan KH: 2. Rawat luka dengan teknik steril
1. Luka bersih, kering 3. Jaga kebersihan sekitar luka OP
2. Tidak ada bengkak 4. Beri makan bergizi dan dukung
3. Tidak ada perdarahan pasien untuk makan
5. Libatkan keluarga untuk
kebersihan luka OP dan
lingkungan
4. 27/10/15 4 Setelah dilakukan 1. Observasi keadaan luka dari

10
tindakan keperawatan tanda-tanda infeksi (demam,
selama 2x24 jam infeksi merah bengkak dan keluar
tidak terjadi, dengan KH: cairan)
1. Luka OP bersih 2. Observasi TTV
2. Kering 3. Perawatan luka OP dengan
3. Tidak bengkak teknik steril
4. Tidak ada 4. Jaga kebersihan luka OP dan
peradangan sekitarnya
5. Kolaborasi medis untuk terapi
antibiotic
5. 27/10/15 5 Setelah dilakukan 1. Ajarkan pada orang tua cara
tindakan keperawatan merawat luka OP dan menjaga
selama 2x24 jam kebersihannya
pengetahuan bertambah, 2. Diskusikan tentang keinginan
dengan KH: keluarga yang ingin
1. Orang tua mengerti diketahuinya
tentang perawatan 3. Berikan kesempatan kepada
luka OP keluarga untuk bertanya
2. Orang tua dapat 4. Jelaskan tentang perawatan di
memelihara rumah, balutan jangan basah
kebersihan luka OP dan kotor
dan perawatannya 5. Anjurkan dan meneruskan
pengobatan / minum obat secara
teratur (kontrol kembali ke
dokter)

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. H
DENGAN DIAGNOSA HERNIA INGUINALIS DEXTRA
DIRUANG FLAMBOYAN 2
RSUD SALATIGA
A. PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Selasa, 27 Oktober 2015
Jam : 14.00 WIB
Oleh :
1. IDENTITAS PASIEN
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. H
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Suku/bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Alama : Blontongan Sidoarjo Salatiga
Tanggal masuk RS : 27 Oktober 2015
No. Register : .
Dx medis : Hernia Inguinalis Dextra
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.S
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirasawasta
Alamat : Blontongan Sidoarjo Salatiga
Hubungan dengan pasien : Istri

12
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Tidak nyaman karena habis operasi.
b. Riwayat keperawatan sekarang
Lebih tiga bulan yang lalu sebelum klien masuk rumah sakit, istri
klien mengatakan ada benjolan di selangkangan sebelah kanan tetapi
hilang dengan tidur. 2 minggu sebelum klien masuk rumah sakit
benjolan itu tetap ada walau sedang tidur. 1 hari sebelum masuk RS
klien muntah, kemudian pasien langsung dibawa ke UGD RSUD
Salatiga. Dari hasil pemeriksaan dokter didiagnosa hernia inguinalis
dextra dengan pb : 370C, BB : 65 kg, saat diUGD klien muntah,
kemudian klien dicek laboratorium Hematologi dengan hasil bagus,
klien ditempatkan di ruang Flamboyan 2 kelas III untuk menjalani
rawat inap.
c. Riwayat penyakit dahulu
Klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti ini. Klien
juga belum pernah operasi dan opname.
d. Riwayat penyakit keluarga
Istri pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sakit
seperti ini, dan tidak ada yang pernah mengalami operasi.
Ekonomi keluarga cukup, saat-saat di rawat di rumah sakit di ruang
kelas III dengan biaya sendiri.

e. Genogram

13
Keterangan :
: perempuan
: laki-laki
: pasien
: tinggal serumah

3. POLA FUNGSIONAL
a. Persepsi dan manajemen kesehatan
Klien mengatakan bahwa apabila ada anggota keluarga yang sakit segera
di bawa tukang urut, jika belum sembuh baru di bawa ke bidan atau
puskesmas.
b. Pola nutrisi metabolik
Sebelum sakit : klien makan 3x1 denan porsi makanan habis terus dan
minum tiap hari lebih dari 2000cc
Setelah sakit : klien makan tidak pernah habis dan minum hanya 1200cc
c. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : pasien bisa melakuan aktifitas sendiri seperti mandi,
makan, BAB, BAK dan menggunakan pakaian sendiri.
Setelah sakit : pasien mengatakan kesulitan dalam melaakukan
aktifitas sendiri sepperti mandi, makan, BAB, BAK, dan
menggunakan pakaian sendiri karena pasien susah untuk bergerak.
d. Pola istirahat dan tidur
Sebelum klien tidur 10 jam sehari dan tidak mengetahui gangguan
setelah sakit. Klien tidur 2 jam bangun dan gelisa.
e. Pola eliminasi
Sebelum sakit BAB 1 x/hari maksimal 2 x/hari.
Selama sakit BAB tetap seperti biasa 1 x/hari. Konsistensi lembek.
BAK 4-5 x/hari. Setelah sakit 7-8 x/hr.

f. Pola peran dan hubungan

14
Hubungan pasien dengan keluarga baik dan pasien sering
mendiskusikan dengan keluarga apabila ada masalah.
g. Pola nilai dan keyakinan
Belum dapat dinilai, keluarganya semua beragama Islam.
h. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien beranggapan kesehatan itu penting dan pasien berharap akan
mendapatkan kesembuhan setelah dirawat dirumah sakit.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum :
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
TTV : 110/70mmHg
Suhu : 370C
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
BB : 65 kg
5. Kepala, bentuk : mesocepal, rambut : hitam, bersih tidak ada luka
a. Mata : sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak ikterik
b. Hidung : tidak ada nafas, cuping hidung, tidak ada polip, tidak ada
epistaksis
c. Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen, sistem pendengaran
baik
d. Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada sianosis, mukosa bibir
kering
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid

15
6. Thorak
Paru-paru :
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : taktil fremitus ka = ki
Perkusi : sukar dinilai
Auskultasi : resikuler, tidak ada ronchi, tidak ada whezing
Jantung :
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di LMCS intercostas
Perkusi : sukar dinilai
Auskultasi : reguler, s1 dan s2 murni, gallop (-), pissing (-)
7. Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : peristaltic usus 12 x/mnt
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar, tegang
Perkusi : tempani
8. Kulit : bersih, turgor baik, sering berkeringat, warna kulit
sawo matang
9. Genetalia : bersih, ada kelainan hernia inguinalis
kroterbs dan sudah dioperasi.
10. Anus : tidak ada iritasi di daerah anus dan tidak ada
hemoroid
11. Ekstremitas
Atas : tangan kiri terpasang infus, tidak ada edema, tidak ada
gangguan pergerakan, akral tangan kanan dan kiri
hangat.
Bawah : Kaki kanan dankiri baik, akral hangat, tidak ada lesi,
tidak ada edema dan tidak ada gangguan pergerakan.
12. Selakangan : ada benjolan di sekalangan kanan (hernia
inguinalis dextra) tetapi sudah dioperasi, luka bersih
tidak ada tanda-tanda infeksi.

16
13. DATA PENUNJANG
Laboratorium tanggal 27 Oktober 2015
Hematologi Hasil Nilai normal Satuan
Hemoglobin 10.6 12-16 g/dl
Lekosit 10.700 4.000 11.000 /mm
Trombosit 479.000 150.000-450.000 %
Hematokrit 33.0 35-55 %
Esinofil 2 0-5 %
N-segmen 0 0-2 %
Limfosit 38 36-66 %
Monosit 8 2-8 %
LED 10 0-15 mm/jam
Erytrosit 4.23 4.00-6.20 Jt/mm
MCV 78 80-100 mm3
MCH 25 26-34 Dol
MCH C 32 31-35 g/dl
Waktu perdarahan 1.12 1-3 Menit
Waktu pembekuan 3.20 2-6 Menit

Therapy :
Infus : RL 8 tts/mnt (makro)
Inj : sefir 2 x 250 mg IV
Kalnek 3 x 100 mg
DO : cepat 3 x 350 mg
Luminal 3 x 5 mg
Biogesic 3 x 1/2 tablet
Sacomit
Stesalit 3 x 5 mg

17
B. PENGELOMPOKAN DATA

No Tanggal Data TT
1 27/10/15 DS : - klien mengatakan gelisa dan cemas
setelah dioperasi
Klien mengatkana sering
terbangun dan tidurnya susah.
Klien mengatakan tidak
mau makan hanya minum saja
DO : - klien gelisa dan cemas
klien tidur 2 jam bangun
dan berulang
klien hanya tidur
telentang di atas tempat tidur
klien nafsu makan
menurun porsi makan tidak dimakan
Luka tertutup kasa bersih

18
C. ANALISA DATA
No Tanggal Data Fokus Problem Etiologi TT
1 27/10/15 S : Klien mengatakan gelisa Gangguan rasa Kerusakan
dan cemas setelah nyaman nyeri jaringan
dioperasi kulit akibat
O : Klien gelisa dan cemas luka operasi
2 S : Klien mengatakan Gangguan Pembatasan
sebelum sakit aktif mobilitas fisik gerak
berkerja
O : Klien hanya tidur telentang
di atas tempat tidur
Ada luka operasi
diselakangan kanan.
3 S : Klien mengatakan susah Gangguan pola Luka
tidur, jika sudah tidur tidur operasi
sering terbangun yang nyeri
O : Klien tidur 2 jam bangun
dan berulang
4 S : Klien mengatakan tidak Resti nutrisi Intake
mau makan hanya minum kurang dari makanan
saja kebutuhan yang tidak
O : Klien nafsu makan tubuh adekuat
menurun porsi makan
tidak dimakan
5 S : - Resti infeksi luka post
O : Luka bersih tertutup kasa operasi
S : 375 oC

19
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
kerusakan jaringan kulit akibat luka post operasi
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
pembatasan gerak
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
pembatasan gerak
Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake makanan yang tidak adekuat
Resti infeksi berhubungan dengan post op.

20
RENCANA KEPERAWATAN

No Tgl Dx Tujuan dan KH Intervensi TT


1 27/10/15 1 Setelah dilakukan 1. Kaji intervensi nyeri
14.00 tindakan keperawatan (skala dengan melihat
selama 2 x 24 jam maka ekspresi wajah klien)
nyeri berkurang dengan 2. Ukur TTV dan
kriteria hasil : keluhan klien
1. Klien tidak gelisah 3. Anjurkan teknik
2. Klien tidak meringis relaksasi dan distraksi
kesakitan 4. Kolaborasi dokter
untuk pemberian X
obat analgesic
5. Posisikan klien yang
nyaman
6. Ciptakan lingkungan
tenang
2 14.30 2 Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan
tindakan keperawatan aktifitas klien
selama 2 x 24 jam 2. Anjurkan untuk
gangguan mobilitas fisik segera mungkin
berkurang dengan kriteria beraktifitas secara
hasil : bertahap
1. Klien dapat 3. Bantu klien dalam
menunjukkan melakukan mobilitas
peningkatan mobilitas 4. Lakukan kerja sama
2. Klien mengatakan dengan keluarga
terjadi peningkatan 5. Anjurkan untuk
aktivitas istirahat yang adekuat
setelah aktifitas atau
latihan

21
No Tgl Dx Tujuan dan KH Intervensi TT
3 15.00 3 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji pola tidur klien
keperawatan selama 2 x 24 2. Ciptakan lingkungan
jam gangguan pola tidur tenang
berkurang dengan kriteria
hasil :
1. Klien dapat tidur dengan
tenang
2. Jarang terbangun
4 15.30 4 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor intake nutrisi,
keperawatan 2 x 24 jam catat dan lakukan
kebutuhan nutrisi terpenuhi cross chek dengan
dengan kriteria hasil : hasil
1. Tidak terjadi penurunan 2. Monitor bising
BB (65 kg) usus bila ada suara
2. Porsi makan habis 1/2 tambahan
porsi 3. Tingkatkan intake
makanan melalui
menurun gangguan,
berikan makanan
kesukaan
4. Berikan penjelasan
tentang pentingnya
nutrisi
5. Kolaborasi dengan gizi

22
No Tgl Dx Tujuan dan KH Intervensi TT
16.00 5 Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan luka
keperawatan selama 2 x 24 2. Lakukan perawatan
jam infeksi tidak terjadi luka dengan teknik
dengan kriteria hasil : steril
1. Tidak ada tanda-tanda 3. Berikan makan TKTP
infeksi (kolor, dolor, 4. Berikan penjelasan
rubor, fungsiolesa) pada keluarga tentang
2. Suhu badan 37 oC pentingnya menjaga
kebersihan luka dan
daerah operasi
5. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian antibiotik

E. IMPLEMENTASI

23
No Tgl/
Tindakan Keperawatan Respon TT
Dx Jam
1,2, Rabu Mengobservasi keadaan S : -
3,4, 27/10/2015 umum pasien. O : baik
5 14.00
1 14.30 Mengkaji intensitas nyeri S : Ibu pasien mengatakan
anak rewel terus
O : Anak rewel, eksprsi
wajah meringis
1 Memposisikan pasien S : -
yang nyaman O : pasien tidur terlentang
5 Mengukur TTV S : -
O : N : 100 x/mnt, S : 37 oC
RR : 28 x/mnt, bising
usus : 15 x/mnt

24
No Tgl/
Tindakan Keperawatan Respon TT
Dx Jam
1,3 Menganjurkan ibu untuk S : Ibu pasien mengatakan
mengelus-elus dan anak susah tidur
menjaga anak supaya O : Anak lebih tenang
tidur.
3,4 Menganjurkan ibu untuk S : -
memberikan ASI lebih O : Anak menyusu dengan
sering 3 jam 1 x kuat
2 15.00 Mengajak anak bermain S : -
O : Anak bermain melihat
gambar sambil tidur
4 15.30 Memotivasi anak untuk S : -
makan O : Anak makan bubur
habis 2/4 porsi
5 Mengkaji keadaan luka S : -
O : Luka bersih terbalut
kasa, tidak ada tanda-
tanda infeksi
3,4 16.00 Menganjurkan ibu untuk S : -
menyusui anak sebelum O : Anak tidur sambil
tidur dan menemani saat menyusu
anak tidur
27/10/2015- Mengkaji keadaan umum S : -
14.00 pasien. O : Baik kesadaran
composmentis
14.30 Mengkaji intensitas nyeri S : Ibu pasien mengatakan
anak rewel
O : Anak rewel eksprsi

No Tgl/ Tindakan Keperawatan Respon TT

25
Dx Jam
15.00 Memasukkan injeksi cair S : -
250 mg O : Obat masuk lewat selang
infus tidak ada alergi.
1 Memberikan kompres S : -
dingin pada pasien. O : Anak lebih tenang S : 37
o
C
3,4 Menganjurkan ibu untuk S : -
menyusui dan menemui O : Anak menyusu dan lebih
anak. tenang
15.30 Memasukkan injeksi S : -
kollnet 100 mg O : Obat masuk lewat selang
infeksi tidak ada alergi
2,3 16.05 Menganjurkan ibu / S : -
keluarga untuk membantu O : Anak miring-miring
aktivitas anak (ADL dan sambil bermain.
bermain) Keluarga kooperatif.
3 16.20 Mengkaji pola tidur pasien S : Ibu pasien anak semalam
tidur dengan tenang
O : Anak tidur setelah 1/2 jam
disuntik.
3 16.30 Menganjurkan ibu untuk S : -
menemani anak saat tidur O : Anak tidur dengan
ditemani ibunya.
4,5 16.40 Mengukur TTV S : -
O : Anak tidur, N : 105 x/mnt,
RR : 28 x/mnt, S : 37 oC,
peristaltic usus : 15 x/mnt

26
No Tgl/
Tindakan Keperawatan Respon TT
Dx Jam
1,5 12.00 Memberikan obat siang S : -
untuk pasien O : Obat per oral diminum
dan tidak tumpah
4 12.30 Mengganti cairan infus RL S : -
O : Cairan RI masuk 8 tetes/
menit
14.00 Mengobservasi KU S : -
O : Anak tidur dan ditemani
ibu

F. EVALUASI

Tgl Dx Catatan Perkembangan TT


27/10/2015 I S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah berkurang
14.00 rewelnya.
O : Anak tenang, dan dapat tidur tidak terganggu,
ekspresi wajah tidak meringis.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6
II S : Ibu pasien mengatakan anak sudah mulai mau
bermain dan miring-miring
O : Ada peningkatan aktifitas anak, miring-miring, duduk
dan bermain, pasien terbaring di tempat tidur
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6

27
Tgl Dx Catatan Perkembangan TT
III S : Ibu pasien mengatakan anak sudah mulai malam
sudah bisa tidur dengan tentang dan berkurang
rewelnya
O : Anak tidur dengan tenang, frekuensi bangun 2-3x
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6
IV S : Ibu pasien mengatakan anak mau makan tapi sedikit-
sedikit.
O : POTS, makan habis 1/2, minum ASI sering, BB : 7 kg,
status pertumbuhan normal.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi berikutnya
V S : Ibu pasien mengatakan anaknya rewelnya sudah
berkurang dan tidak panas.
O : Luka bersih, tertutup kasa, tidak ada tanda-tanda
infeksi (kolor, dolor, rubor dan fungsiolesa), S : 37 oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi

28
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 1997. Buku Saku Keperawatan. Edisi VI. Jakarta: EGC

Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi III. Jakarta: EGC

Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi XII. Jakarta: EGC

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jakarta: EGC

29

Vous aimerez peut-être aussi