Vous êtes sur la page 1sur 9

Pemanfaatan Nanas (Ananas Comsus L.

) Subgrade SebagaiFruit leather Nanas Guna Mendukung


Pengembangan Agroindustri Di Kediri
Kajian Penambahan Karaginan Dan Sorbitol

UtilizationOf Pineapple (Ananas comosus L.) Subgrade As Pineapple Leather, To Support


Development Of Agroindustry In Kediri, Study Of Addition Of Carragenan And Sorbitol

Susinggih Wijana1), Arie Febrianto M1), Laylatul Laurieka Fajrin2)


1)Staf
Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Brawijaya
2)Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Jl. Veteran No. 1 Malang 65145


*email: lauriekaluv@yahoo.com.sg

Abstrak
Nanas subgrade termasuk buah yang mudah rusak. Alternatif dalam mempertahankan kondisi
komoditi nanas subgrade ini adalah dengan melakukan proses pengolahan menjadi produk fruit leather.
Dipilihnya produk fruit leather yakni untuk menangani umur simpan nanas yang pendek, dan
meningkatkan nilai jual nanas subgrade. Permasalahannya adalah produk fruit leather di pasaran memiliki
kelemahan yakni memiliki tekstur yang keras dan rasa yang asam, sehingga perlu diperbaiki dengan cara
penambahan karaginan dan sorbitol dengan komposisi terbaik untuk menghasilkan leather nanas dengan
kualitas organoleptik terbaik.Penelitian ini dilakukan dengan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok),
dengan menggunakan dua faktor perlakuan yaitu konsetrasi karaginan sebesar 0,2%, 0,4%, dan 0,6%, dan
sorbitol sebesar 4%, 6%, dan 8%. Berdasarkan hasil uji organoleptik, nilai kesukaan panelis terhadap
rasa,dan tekstur berpengaruh nyata ( = 5%), sedangkan nilai kesukaan panelis terhadap aroma dan
warna tidak berpengaruh nyata ( = 5%). Pemilihan perlakuan terbaik, diambil dari nilai tertinggi yakni
pada penambahan konsentrasi karaginan 0,2% dengan penambahan sorbitol sebesar 8% dengan kadar air
sebesar 3,57%, dengan total asam sebesar 0,7% dan total gula sebesar 95%.

Kata Kunci: Karaginan, Leather, Nanas Subgrade, Organoleptik, Sorbitol,

Abstract
SubgradePineapple fruit are perishable fruit. For alternative in maintaining this subgrade pineapple
condition is to do processing into products fruit leather. The choosen product is fruit leather that is to handle the
pineapple short shelf life, and enhance the value of selling pineapple subgrade. At issue was a product of fruit leather
on the market have the inherent weakness of the texture is hard and sour flavors, so it needs to be fixed by addition of
sorbitol and carrageenan with the best composition for producing leather by the best organoleptic quality.This
researchwas conducted byRAK(randomized block design), using twotreatment factorsare carrageenanconcentrationof
0.2%, 0.4%, and0.6%, and4% and sorbitol, 6%, and8%. Based onthe results oforganoleptik test, the value
ofpanelist fortaste, andtexturesignificantly( =5%), while the value ofpaneliston the aromaandthe colorwas
notsignificant ( =5%). The besttreatment selection, takenfromthehighestvaluein the addition
ofcarrageenanconcentrationof 0.2% withthe addition ofsorbitolby 8% withmoisture contentof3.57%, witha
totalacidof 0.7% andtotalsugarby 95%

Keyword: Carrageenan, Leather, Organoleptik, Sorbitol, Subgrade Pineapple

1
PENDAHULUAN dengan rasa yang manis, warna kuning khas
nanas, dan aroma khas nanas.
Nanas subgradetermasuk buah yang
mudah rusak (perishable). Alternatif dalam BAHAN DAN METODE
mempertahankan kondisi komoditi nanas Bahan
subgrade ini adalah dengan melakukan proses Bahan yang digunakan dalam
pengolahan buah nanas menjadi produk fruit pembuatan leather nanas adalah buah nanas
leather. Dipilihnya fruit leather yakni untuk subgradevarietas Queen yang diperoleh dari
menangani umur simpan nanas yang pendek, Kabupaten Blitar dan Kediri (sekitar Gunung
dengan alasan tersebut, nilai fruit leather lebih Kelud).
bernilai jual tinggi daripada buah nanas
subgrade. Alat
Produk leatherbuahbelum banyak Alat-alat yang digunakan dalam
dipasarkan, hanya ada satu produk leather penelitian ini adalah blender merk KIRIN untuk
mangga yang diproduksi oleh UKM Tiron menghaluskan daging buah nanas, tunnel
Kediri.Berdasarkan survei, produk leather dryreuntuk mengeringkan pure buah, timbangan
mangga memiliki rasa yang asam dan tekstur analitik untuk menimbang bahan, loyang
yang keras. Dari masalah tersebut, maka perlu ukuran 15x30x0,3 cm sebagai wadah
dilakukan perbaikan yakni dengan cara mengeringkan pure, panci untuk memasak pure
penambahan karaginan dan sorbitol. gelas ukurmerk PYREX untuk mengukur
Pada umumnya leatherdibuat dengan volume pure, pipet volume untuk mengambil
penambahan gelatin sebagai bahan pembentuk sorbitol, dan kompor merk Quantum untuk
gelnya. Gelatin sendiri merupakan protein yang memasak pure, sedangkan alat yang digunakan
diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara untuk analisa antara lain timbangan digital, labu
alami terdapat pada tulang atau kulit binatang, Erlenmeyer merek PYREX, gelas ukur merk
sebagian besar masih diimpor, selain harganya PYREX, pipet tetes, dan oven merk MEMERT.
realtif tinggi, gelatin impor sering diragukan
kehalalannya bagi kaum muslim (Prlina, 2012). Rancangan Percobaan
Maka dari itu perlu adanya pemanfaatan bahan Penelitian ini menggunakan metode
lain yang memiliki karakteristik mirip dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 2 faktor.
gelatin sehingga nantinya dapat digunakan Faktor I terdiri dari 3 level dan faktor II terdiri
untuk menggantikan gelatin. Karaginan dipilih dari 3 level. Faktor I merupakan konsentrasi
untuk memperbaiki keplastisitasan produk karaginan (K) yaitu0,2% (b/b), 0,4%(b/b), dan
leather nanas, dikarenakan karaginan diekstrak 0,6%(b/b) terhadap 100 gram puree buah nanas.
dari rumput laut jenis Euchema cottoni,memiliki Faktor kedua merupakan konsentrasi sorbitol (S)
sifat mirip seperti gelatin dan lebih murah yang terdiri dari 3 level yaitu
dibanding gelatin.Karaginanmemiliki 4%(v/b),6%(v/b),8%(v/b), terhadap 100 gram
kemampuan membentuk gel seperti gelatin, pure buah nanas.
memberikan sifat elastis, sehingga dalam proses
produksi dapatmemudahkan dalam Pelaksanaan Penelitian
pengelupasan dan pembentukan leather, Pembuatan Pure Buah Nanas Subgrade
sedangkan dipilihnya sorbitol untuk Buah nanas subgradedikupas dan
memperbaiki rasa asam fruit leather, yakni dibuang kulit serta mata buahnya. Selanjutnya
dikarenakan sorbitol memiliki tingkat ditimbang dan dan dicuci. Selanjutnya dipotong
kemanisan 50-60% lebih manis dibanding dengan ukuran 2x2x1,5 cm untuk
sukrosa (Anonim, 2003). Sorbitol juga sebagai memudahkan dalam penghalusan daging buah.
suatu humektan (pelembab) pada berbagai jenis Potonganbuah kemudian diblender selama 10
produk sebagai pelindung melawan hilangnya menit untuk menghasilkan pure buah yang
kandungan moisture. halus.
Tingginya potensi nanas subgrade untuk
diolah menjadi olahan makanan agar bernilai Pembuatan leathernanas
ekonomi tinggi, dapat direalisasikan dengan Bahan pendukung (sorbitol, karaginan, dan
cara membuat fruit leather dengan penambahan gula kastor). Pembuatan leatherdisiapkan dan
konsentrasi karaginan dan penambahan sorbitol masing-masing bahan ditimbang sesuai
dengan pertimbangan bahwa ketiga konsentrasi perlakuan yang telah ditentukan. Pembuatan
tersebut menghasilkan leather nanas dengan leather dimulai dengan pure buah nanas
tekstur yang kompak, plastis, dan tidak lengket, dicampur dengan karaginan dan sorbitol
kemudian dimasak pada suhu 70C selama 2

2
menit untuk melarutkan karaginan dan sorbitol. karena lebih disebabkan faktor luar seperti
Selanjutnya pure diangkat kemudian adanya perbedaan jenis tanah, unsur hara yang
dituangkan pada loyang yang telah dilapisi terkandung didalamnya dan iklim pada daerah
plastik tahan panas, dan diratakan sesuai tanam komoditas tersebut. Hal ini sesuai dengan
ukuran loyang. pernyataan Suliantri dan Rahayu (1990), bahwa
Pure yang telah menjendal, kemudian komposisi kimia buah biasanya bervariasi,
dikeringkan dengan tunnel dryer selama 9 jam tergantung dari varietas dan faktor luar
dengan suhu 60C. Kemudian leather dikelupas (kesuburan tanah dan iklim).
dari plastik, dan dipotong sesuai dengan bentuk Hasil pada literatur memiliki total gula
yang diharapkan, kemudian ditaburi gula lebih besar dari hasil analisa penelitian, yakni
kastor. Dan selanjutnya dikeringkan lagi pada selisih sebesar 0,19%, sedangkan total asam pada
tunnel dryer dengan suhu 50C selama 5 jam. referensi memiliki perbedaan dengan selisih
sebesar 0,98%. Secara teori peningkatan
Analisis kematangan buah-buahan akan meningkatkan
Produk leather nanas diujikan secara kadar gula yang terdapat di dalamnya. Hal ini
organoleptik dengan 6 panelis semi ahli sebagai disebabkan karena adanya perubahan
ulangan. Pengujian analisa meliputi uji polisakarida yang terdapat dalam sel yang
organoleptik dan uji kimia dari hasil perlakuan berupa sumber karbohidrat. Kandungan gula
terbaik. Parameter uji organoleptik meliputi juga tergantung pada jenis dan keadaan tempat
warna, tekstur, rasa, dan aroma. Pengujian tumbuhnya, yang menyebabkan rasa manis
menggunakan metode hedonic scale scoring pada buah karenapada masa pertumbuhan dan
dengan analisa uji Friedman. Jika terdapat beda pematangan, gula-gula sederhana dan pati
nyata terhadap produk maka dilanjutkan dibentuk dari hasil fotosintesis (Anisa, 2012).
dengan uji lanjut jumlah rangking Friedman Hasil total asam pada referensi memiliki
(Siegel, 1997).Pemilihan perlakuan terbaik perbedaan dengan selisih sebesar 0,98%.
menggunakan metode indeks efektivitas dengan Perbedaan ini disebabkan buah nanas subgrade
prosedur pembobotan (De Garmo et al, 1984). yang dianalisa total asamnya adalah buah nanas
Uji kimia dilakukan pada buah segar dengan kematangan 90% matang pohon.
dan hasil produk perlakuan terbaik, analisa Menurut Mootoo (1989) pada kondisi normal,
meliputi kadar air metode Thermogravimetri kandungan asam pada buah akan mengalami
(Sudarmadji dkk, 1997). Total Gula dengan penurunan selama proses pematangan. Semakin
metode Antrone (Apriyanto dkk, 1989), dan total rendah total asam, maka akan semakin tinggi
asam (Sudarmadji dkk, 1997). pH-nya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Sifat Organoleptik Leather Nanas


Rasa
Karakteristik Bahan Baku Berdasarkan hasil analisa Friedman,
Bahan baku utama yang digunakan dalam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan
pembuatan fruitleather nanas adalah buah nanas konsentrasi karaginan dan sorbitol memberikan
subgrade. Bahan baku berasal dari wilayah kota pengaruh nyata (=0,05) pada nilai kesukaan
Kediri dan Blitar. Nanas subgrade ini memiliki panelis terhadap rasa leathernanas.Adapun
bentuk dan ukuran yang tidak lolos grading. rerata nilai kesukaan panelis terhadap rasa
Hasil analisa kimia untuk bahan baku buah leathernanas terdapat pada Tabel 2 berikut.
nanas subgrade dapat dilihat pada Tabel1
berikut. Tabel 2. Rerata Nilai Kesukaan Panelis Terhadap Rasa
LeatherNanas
Tabel 1. Karakteristik Bahan Baku Perlakuan Rasa Notasi*)
Komposisi Kimia Kadar* Kadar** Karaginan (%) Sorbitol (%)
Kadar Air 84(%) 82,86(%) 0,2 4 3.50 ab
Total Gula 14,45(%) 14,64(%) 0,2 6 4.17 ab
Total Asam 1,04(%) 2,02(%) 0,2 8 5.83 bc
Ket: ** (Agustina, 2004) * : Hasil Analisa 0,4 4 3.33 ab
0,4 6 3.83 ab
Hasil analisa kadar air buah nanas 0,4 8 5.67 bc
subgrade segar memiliki jumlah yang lebih besar 0,6 4 3.17 a
dari kadar air buah nanas pada literatur, dengan 0,6 6 4.50 ab
selisih sebesar 1,14%, walau masih dalam satu 0,6 8 5.83 bc
*) Keterangan: notasi yang berbeda menunjukkan adanya
varietas yang sama yaitu nanas varietas Queen.
beda nyata pada = 5%
Variasi perbedaan pada kadar air dapat terjadi

3
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan Fungsi utama sukrosa sebagai pemanis
bahwa penambahan karaginanyang sama, mengandung peranan yang penting karena
dengan penambahan sorbitol yang berbeda, dapat meningkatkan penerimaan rasa manis
menunjukkan beda nyata ( = 5%) pada nilai dari suatu makanan.
kesukaan panelis terhadap rasa leathernanas. Hal
ini diduga, semakin tinggi konsentrasi sorbitol Tekstur
yang ditambahkan pada pembuatan Berdasarkan hasil analisa Friedman,
leathernanas, rasa leathersemakin manis, dan menunjukkan bahwa perlakuan penambahan
panelis semakin menyukai, ditandai dari konsentrasi karaginan dan sorbitol memberikan
semakin tinggi nilai yang diberikan panelis pada pengaruh nyata (=0,05) pada nilai kesukaan
konsentrasi sorbitol 8%. Hal ini sesuai dengan panelis terhadap tekstur leathernanas. Adapun
pendapat Anonim (2003), bahwa penambahan hasil data rerata nilai kesukaan panelis terhadap
sorbitol dapat memberikan rasa manis terhadap rasa leathernanas terdapat pada Tabel 3 berikut.
produk, karena sorbitol memiliki rasa manis
Tabel 3. Rerata nilai kesukaan panelis terhadap tekstur
50%-60% lebih manis dibanding sukrosa. leathernanas
Sorbitol memiliki mouthfeel (kesan di mulut) Perlakuan Tekstur Notasi*)
dengan rasa yang manis dan memberikan Karaginan (%) Sorbitol (%)
sensasi dingin di mulut Dwivedi (1991) 0,2 4 4.83 bc
dalamCalorie Control Council (2004). Grafik
0,2 6 5.33 c
rerata nilai kesukaan panelis terhadap rasa
dapat dilihat pada Gambar 1. 0,2 8 5.83 c
0,4 4 3.33 ab
0,4 6 3.00 ab
0,4 8 2.67 ab
0,6 4 2.17 a
0,6 6 3.17 ab
0,6 8 3.67 ab
*) Keterangan: notasi yang berbeda menunjukkan adanya
beda nyata pada = 5%

Gambar 1.Grafik rerata nilai kesukaan panelis terhadap


rasaleathernanas Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa
penambahan konsentrasi karaginan yang
Berdasarkan Gambar 1, rata-rata tingkat berbeda dengan penambahan sorbitol yang
kesukaan panelis terhadap sifat organoleptik sama, memiliki beda nyata (<0,05), terhadap
rasa leathernanas antara 3,17-5,83 yaitu dari tidak nilai kesukaan panelis terhadap tekstur
menyukai sampai menyukai. Tingkat leathernanas.Diduga semakin tinggi penambahan
penerimaan panelis terhadap rasa leathernanas konsentrasi karaginan, kekerasan pada produk
tertinggi yaitu pada konsentrasi karaginan 0,2% leathernanas semakin keras dan tidak mudah
dan 0,6% dengan penambahan sorbitol sebanyak pecah oleh tekanan yang diberikan. Hal ini
8%, sebesar 5,83 pada kisaran menyukai, sesuai dengan pedapat Harijono (2001) bahwa
sedangkan tingkat penerimaan panelis terendah semakin rendah karaginan yang diberikan,
pada konsentrasi karaginan 0,6% dengan cenderung membentuk gel yang lebih lunak dan
penambahan sorbitol sebanyak 4%, yakni elastis, sebaliknya semakin tinggi karaginan
sebesar 3,17 pada kisaran tidak menyukai. yang diberikan cenderung kaku dan keras
Panelis menyukai rasa leatherdengan sehingga kesan sewaktu dimakan menjadi
penambahan sorbitol sebanyak 8%, sedangkan kurang enak.
semakin rendah penambahan sorbitol
menurunkan penerimaan panelis karena rasa
leathercenderung asam.Hal ini disebabkan
karena rasa leatheryang cenderung asam, dan
peningkatan konsentrasi karaginan diikuti
penurunan penambahan sorbitol mengurangi
rasa manis khas nanas. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Fitriyono (2010) bahwa bahan
pemanis seperti sukrosa, sorbitol, dan glukosa
merupakan senyawa kimia yang memiliki rasa Gambar 2.Grafik rerata nilai kesukaan panelis terhadap
manis, berwarna putih dan larut dalam air. tekstur leathernanas

4
Berdasarkan Gambar 2, rata-rata tingkat 0,6 6 4.33
kesukaan panelis terhadap teksturleathernanas 0,6 8 4.83
antara 2.17-5.83 yaitu dari tidak menyukai
sampai dengan menyukai. Tingkat penerimaan Berdasarkan Tabel 4 penambahan karaginan
panelis terhadap tekstur leathernanas tertinggi dan sorbitol memberikan pengaruh tidak nyata
yaitu pada konsentrasi karaginan 0,2% dengan ( = 5%) pada nilai kesukaan panelis terhadap
penambahan sorbitol sebanyak 8%, sebesar 5,83 aromaleatheryang dihasilkan.Nilai aroma
pada kisaran menyukai, sedangkan tingkat tertinggi diberikan panelis terhadap perlakuan
penerimaan panelis terendah pada konsentrasi konsentrasi karaginan sebesar 0,2% dengan
karaginan 0,4% dengan penambahan sorbitol penambahan sorbitol sebanyak 8% yakni sebesar
sebanyak 4%, yakni sebesar 2,17 pada kisaran 5,83 pada kisaran menyukai. Perlakuan
tidak menyukai. Panelis menyukai tekstur peningkatan konsentrasi sorbitol tidak
leatherdengan penambahan sorbitol sebanyak berpengaruh pada aroma leatheryang dihasilkan,
8%, sedangkan semakin rendah penambahan dimana pada umumnya mengarah pada kisaran
karaginan meningkatkan penerimaan panelis netral sampai menyukai, karena aroma yang
karena tekstur leatherlebih renyah, tidak kaku, dirasakan adalah aroma khas nanas yang
dan mudah patah ketika diberi tekanan. mengandung gula (mengarah aroma karamel).
Hal ini sesuai dengan pendapat
Harijono (2001) penambahan karaginan
cenderung menghasilkan tekstur kaku dan
keras. Didukung Nugroho (2012), namun
kelebihannya dapat meningkatkan daya
mengikat air, dan pengatur keseimbangan. Dan
didukung oleh Estiasih (2006) bahwa sifat
penting karaginan adalah menstabilkan dan
membentuk tekstur sesuai dengan yang
diinginkan. Sesuai dengan pernyataan BSN
(2008) dalam Putri (2013), karaginan mengikat air
bebas untuk pembentukan gel sehingga jumlah
sukrosa yang larut berkurang. Diperkuat oleh
Grosch (1987) dalam Harijono (2001) bahwa Gambar 3. Grafik rerata nilai kesukaan panelis pada
hidrokoloid memiliki kemampuan mengikat air aromaleathernanas
dalam jumlah besar dan dimungkinkan terjadi
efek sinergis dari keduanya dalam pembentukan Berdasarkan Gambar 3, rata-rata tingkat
gel, terlebih lagi adanya penambhan gula yang kesukaan panelis terhadap aromaleathernanas
relatif tinggi. antara 4,33-5,83 yaitu dari netral sampai dengan
menyukai. Tingkat penerimaan panelis terhadap
Aroma aroma leathernanas tertinggi yaitu pada
Berdasarkan data Tabel 3 analisa Friedman, konsentrasi karaginan 0,2% dengan penambahan
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan sorbitol sebanyak 8%, sebesar 5,83 pada kisaran
konsentrasi karaginan dan sorbitol pada produk menyukai, sedangkan tingkat penerimaan
leather nanas tidak berpengaruh nyata ( = 5%) panelis terendah pada konsentrasi karaginan
terhadap nilai kesukaan aroma pada leather 0,6% dengan penambahan sorbitol sebanyak 4%,
nanas, sehingga tidak perlu dilakukan uji yakni sebesar 4,33 pada kisaran netral. Panelis
lanjutan jumlah rangking Friedman.Adapun menyukai aroma leatherdengan penambahan
hasil data rerata nilai kesukaan panelis terhadap sorbitol sebanyak 8%, sedangkan semakin
aromaleathernanas terdapat pada Tabel 4 berikut. rendah penambahan karaginan meningkatkan
penerimaan panelis karena aroma khas nanas
Tabel 4. Rerata nilai kesukaan panelis terhadap aroma pada leathermasih tercium.
leathernanas Hal ini sesuai dengan pendapat
Perlakuan Aroma Harijono (2010) pada kadar karaginan yang
Karaginan (%) Sorbitol (%) tinggi cenderung dihasilkan gel yang kokoh.
0,2 4 5.17 Efek gelasi yang tinggi diperkirakan dapat
0,2 6 5.67 menutupi aroma pada produk. Didukung oleh
0,2 8 5.83 Pratama dkk (2013), menyebutkan bahwa
0,4 4 4.67
penambahan pemanis tidak berpengaruh
0,4 6 4.83
0,4 8 5.33
terhadap aroma yang dihasilkan, karena pada
0,6 4 5.17 umumnya bahan pemanis kandungan kimia

5
terbesarnya adalah berupa karbohidrat. maillard.Grafik rerata nilai kesukaan panelis
Menurut Luthony (1993) didalam bahan terhadap warna dapat dilihat pada Gambar 4.
pemanis makanan hanya terdapat kandungan
kimia berupa kalori, karbohidrat, kalsium,
fosfor, besi dan air dimanapada kandungan
tersebut tidak memberikan aroma yang khas,
hanya bersifat memberikan rasa manis.

Warna
Berdasarkan data Tabel 4.5 analisa Friedman,
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan
konsentrasi karaginan dan sorbitol pada produk
leather nanas tidak berpengaruh nyata ( = 5%)
terhadap nilai kesukaan warna padaleather
nanas, sehingga tidak perlu dilakukan uji
lanjutan jumlah rangking Friedman. Gambar 4. Grafik rerata nilai kesukaan panelis pada warna
leathernanas
Tabel 5. Rerata Nilai Kesukaan Panelis Terhadap Warna
leathernanas Berdasarkan Gambar 4, hasil analisa data
Perlakuan Warna rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap sifat
Karaginan (%) Sorbitol (%) organoleptik warnaleathernanas antara 4.33-5.83
0,2 4 4.33 yaitu dari netral sampai dengan menyukai
0,2 6 4.83 menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar
0,2 8 4.83 karaginan dan semakin tinggi konsentrasi
0,4 4 5.17
sorbitol yang digunakan dalam pembuatan
leather nanas maka nilai kesukaan terhadap
0,4 6 4.67
warna semakin meningkat. Tingkat penerimaan
0,4 8 5.33 panelis terhadap warnaleathernanas tertinggi
0,6 4 5.17 yaitu pada konsentrasi karaginan 0,6% dengan
0,6 6 5.67 penambahan sorbitol sebanyak 8%, sebesar 5,83
0,6 8 5.83 pada kisaran menyukai, sedangkan tingkat
penerimaan panelis terendah pada konsentrasi
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan karaginan 0,2% dengan penambahan sorbitol
bahwa nilai rata-rata kesukaan panelis yang sebanyak 4%, yakni sebesar 4,33 pada kisaran
diberikan terhadap warnaleather nanas, netral. Penggunaan karaginan kurang dari
menunjukkan nilai 4,33 sampai 5,83 yakni pada 1%tidak mempengaruhi perubahan warna pada
kisaran netral sampai menyukai. Perlakuan leather.Penambahan sorbitol tidak menimbulkan
peningkatan konsentrasi karaginan tidak reaksi pencoklatan pada leather ketika dioven
berpengaruh signifikan (= 5%) pada warna (Carina, 2012).
leatheryang dihasilkan, dimana pada umumnya
mengarah pada kisaran netral sampai menyukai, Pemilihan Perlakuan Terbaik
Rata-rata panelis, dari warna, tekstur,
karena warna yang dilihat adalah warna khas
aroma, dan warna, memberikan penilaian
nanas.
tertinggi terhadap rasa yakni sebesar 0,33.
Kombinasi perlakuan penambahan
Sebanyak 9 sampel perlakuan, dipilih satu nilai
karaginan menghasilkan warna yang semakin
tertinggi sebagai perlakuan terbaik, yakni pada
gelap sesuai dengan peningkatan konsentrasi
konsentrasi penambahan karaginan sebesar 0,2%
dan tidak berbeda secara signifikan, karena
dengan penambahan sorbitol sebanyak 8%
penambahan sorbitol menyebabkan warna hasil
dengan nilai sebesar 0,82.
karamelisasi yang terlihat oleh panelis tidak
berbeda.Penambahan sorbitol juga tidak dapat
Tabel 6. Perbandingan kualitas kimia buah segar, perlakuan
menimbulkan efek pencoklatan pada pure nanas terbaik, dan produk leather di pasaran
ketika pemasakan. Hal ini didukung oleh Jenis Uji Buah Segar Perlakuan Produk
pendapat Dwivedi (1991) dalam Calorie Control Terbaik Leather Leather
Nanas Mangga
Council (2004) bahwa sorbitol sangat stabil dan
Kadar Air 84(%) 3,57 (%) 3,27 (%)
secara kimiawi tidak reaktif sehingga sorbitol Total Gula 14,45(%) 95 (%) 93,23 (%)
memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap Total Asam 1,04 (%) 0,70 (%) 3,50 (%)
temperatur dan tidak mengalami reaksi Data Primer (2014)

6
Kadar Air Total Asam
Kadar air produk leathernanas tergolong Total asam leathernanas lebih rendah
lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar air dibandingkan dengan total asam leathermangga.
produk leathermangga (sebagai kontrol). Hasil Total asam leathernanas (perlakuan terbaik)
analisa menunjukkan kadar air leather nanas dengan konsentrasi karaginan 0,2%, dan sorbitol
memiliki nilai kadar air yang lebih tinggi 8%, yakni sebesar 0,71%, sedangkan total asam
dibandingkan dengan nilai kadar air produk leathermangga dengan perlakuan tanpa
leather mangga di pasaran. Perbedaannya penambahan gula sukrosa pada pure mangga,
terletak pada, produk leather nanas dalam sebesar 3,50%. Oleh sebab itu,leather nanas
pembuatannya menggunakan campuran memiliki rasa lebih manis dibanding leather
karaginan dan sorbitol, sedangkan proses mangga. Karena perbedaan penggunaan dua
pembuatan leathermangga tidak menggunakan pemanis yang berbeda, dan kandungan asam
penambahan karaginan dan sorbitol. yang berbeda pada buah nanas dan mangga.
Hal ini didukung oleh Asben (2007) Penambahan sorbitol pada pure nanas
menyebutkan bahwa sorbitol merupakan gula menyebabkan total gula pada bahan meningkat,
alkohol yang memiliki kemampuan sebagai sehingga dapat mengurangi rasa asam pada
humektan atau mempertahankan air sehingga buah nanas. Rasa asam pada buah nanas akibat
dapat melindungi produk dari pemanasan dan dari tingginya total asam buah. Penurunan
menjaga kesegaran produk awal, sehingga kadar asam ini disebabkan adanya peristiwa
semakin tinggi sorbitol yang digunakan maka osmosis (keluarnya air dalam bahan pangan)
semakin sedikit air yang diuapkan oleh panas dan masuknya larutan gula sorbitol pada bahan
dan kadar air dalam bahan semakin tinggi. secara perlahan (difusi sel). Menurut Winarno
Adapun penambahan karaginan menyebabkan (2002) total asam pada buah semakin menurun
kadar air leather nanas juga semakin tinggi. Hal disebabkan terjadinya reaksi oksidasi saat
ini didukung oleh Legowo dan Nurwantoro pengirisan menggunakan pisau dan
(2004) menyebutkan bahwa peningkatan penghancuran daging buah dengan blender. Hal
konsentrasi karaginan menyebabkan ini sesuai dengan data pada Tabel 4.6 bahwa
peningkatan kadar air produk leather, karena total asam buah nanas segar sebesar 1,04%,
semakin tinggi konsentrasi hidrokoloid maka air sedangkan menurut Safitri (2012), mangga
yang terikat dalam jaringan hidrokoloid lebih memiliki kandungan total asam sebesar 4,805%.
banyak. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bangun (2009) peningkatan konsentrasi pure
Total Gula buah mangga tanpa dibarengi dengan
Buah nanas segar memiliki total gula rendah penambahan gula, menyebabkan kandungan
yaitu 14,45%, sedangkan setelah diolah menjadi asam sitrat sebagai asam dominan juga ikut
leather nanas meningkat menjadi 95%. Tingginya meningkat sehingga total asam pada selai
total gula pada leather nanas disebabkan adanya lembaran terong belanda juga meningkat.
penurunan kadar air bahan sehingga massa Namun berbeda, jika pure buah nanas
bahan akan ikut berkurang dan adanya ditambahkan dengan pemanis sorbitol, maka
penambahan sorbitol sebanyak 8%. Adapun total asam semakin rendah. Hal ini sesuai
sebagai pembanding leather nanas adalah leather dengan Bangun (2009) bahwa semakin tinggi
mangga yang dijual di pasaran. Total gula penambahan gula maka semakin rendah total
leathermangga sebesar 93,23%, lebih rendah asam pada produk. Asam yang tinggi dan
dibanding leather nanas 95%. Diduga bahwa adanya proses pemanasan serta penyerapan air
pemanis yang digunakan untuk membuat menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis oleh
leathermangga adalah gula sukrosa, sedangkan asam terhadap sukrosa membentuk fruktosa dan
leather nanas menggunakan sorbitol. glukosa. Reaksi tersebut menyebabkan
Penambahan sorbitol pada leather nanas terjadinya penurunan kandungan total asam
mempengaruhi tingginya total gula pada pada bahan karena sebagian asam digunakan
produk leather nanas. Hal ini disebabkan tingkat untuk menghidrolisa sukrosa.
kemanisan sorbitol lebih tinggi dibanding
sukrosa. Pernyataan ini sesuai oleh Anonim KESIMPULAN
(2003), bahwa penambahan sorbitol dapat Perbedaan penambahan konsentrasi
memberikan rasa manis terhadap produk, karaginan dan sorbitol berpengaruh nyata
karena sorbitol memiliki rasa manis 50%-60% (=5%) pada nilai kesukaan anelis terhadap rasa
lebih manis dibanding sukrosa. dan tekstur leather nanas, sebaliknya tidak
berpengaruh nyata (=5%), terhadap nilai
kesukaan panelis pada aroma dan warna.

7
Berdasarkan hasil perhitungan indeks Estiasih, T. 2006. Teknologi Dan Aplikasi
efektivitas, perlakuan terbaik diambil dari nilai Polisakarida Dalam Pengolahan Pangan.
tertingi, dari konsentrasi penambahan karaginan Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
0,2% dengan penambahan sorbitol 8%, dengan Brawijaya. Malang.
kadar air sebesar 3,57%, total asam sebesar
Fitriyono. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan
0,70%, dan total gula sebesar 95%.
Pangan. Alfabeta. Bandung.
UCAPAN TERIMAKASIH Harijono. 2001. Pengaruh karaginan dan total
padatan terlarut sari buah apel muda
Ucapan terimakasih ditujukan kepada terhadap aspek kualitas permen jelly.
Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jurnal. Vol 2 (2). Asustus 2001. Hal 110-116.
Jawa Timur yang telah mendukung secara Legowo dan Nurwantoro. 2004. Diktat Kuliah
finansial terlaksananya penelitian yang berjudul Analisis Pangan. Fakultas Peternakan.
Pemanfaatan Nanas (Ananas Comsus L.) Universitas Diponegoro. Semarang
Subgrade Sebagai Fruit leather Nanas Guna Luthony, TL. 1993. Tanaman Sumber Pemanis.
Mendukung Pengembangan Agroindustri Di Penebar Swadaya. Jakarta.
Kediri (Kajian Penambahan Karaginan Dan Mooto, George, and Griffin. 1989. Carageenan In
Sorbitol) pada Tahun Anggaran 2014. Imeson, A. (Ed.). Thickening and Gelling
Agents for Food. A Chapman & Hall
Food Science Book. Aspen Pub., Inc.
DAFTAR PUSTAKA Gaithersburg, Maryland. pp : 230-261.
Nugroho, A. Wijana, S., Rahmah, N. 2012.
Anonim. 2003. Studi Pembuatan Selai Perencanaan Produksi Sirup Buah Pepino
Lembaran Pepaya-Nanas. Jurnal. Vol. 3 (2) (Solanum muricatum) Pada Industri Skala
Hal. 110-119. Institut Pertanian Bogor. Mikro.Jurnal industria Vol 1 No. 2 Hal 115-
Bogor. 124.
Agustina. 2004. Pengaruh Berbagai Varietas Parlina, I. 2012. Karagenan Produk Olahan
Nanas Dalam Pembuatan Kripik Rumput Laut Merah Indonesia.
Nanas.Jurnal. Vol.2 (2). Hal 24-30. Institut http://iinparlina.wordpress.com/karagena
Pertanian Bogor. Bogor. n-produk-olahan-rumput-laut-merah-
Anisa. 2012. Karakteristik Gula Glukosa dari indonesia. Diakses pada tanggal 27
Hail Hidrolisa Pati Umbi Jalar (Ipomoea Agustus 2014.
batatas, L) dalam Upaya Pemanfaatan Pati Pratama, S. B.,Wijana, S., dan Febrianto, A. 2013.
Umbi-Umbian. Prosiding Seminar Studi pembuatan sirup Tamarillo (Kajian
Nasional. Hal 7-10. Yogyakarta. Perbandingan Buah dan Konsentrasi
Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari, Gula. Jurnal Industria, Vol 1 (3).
Sedarnawati, dan S. Budiyanto. 1989.
Putri, I.R.,Basito dan E Widowati. 2013.
Analisa Pangan. PAU Pangan dan Gizi.
Konsentrasi Agar-Agar Dan Karagenan
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Terhadap Karakteristik Fisik Sensori Selai
Asben, Alfi. 2007. Peningkatan Kadar Iodium
Lembaran Pisang (Musa paradisiaca L. )
dan Serat Pangan Dalam Pembuatan Fruit
Varietas Raja Bulu. Jurnal Teknosains
leathers Nenas (Ananas comocuc L. Merr)
Pangan Vol. 2 No. 3. ISSN:2302-0733.
Dengan Penambahan Rumput Laut.Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Safitri, A. A. 2012. Studi Pembuatan Fruit
Padang. leather Mangga-Rosella. Skripsi Jurusan
Bangun. 2009. Pengaruh Konsentrasi Gula Dan Teknologi Pertanian. Universitas
Campuran Sari Buah Markisa Wortel Dan Hasanudin. Makasar.
Jeruk Terhadap Mutu Serbuk Minuman Siegel. 1997. Statitistik Non Parametrik. Raja
Penyegar. Skripsi. Fakultas Pertanian Grafindo Persada. Jakarta.
Universitas Sumatra Utara. Medan.
Sudarmadji, S., Bambang dan Suhardi. 1997.
De Garmo, E.P., W, G. Sullivan dan J.R. Canada.
Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan
1982. Engineering Economy. McMillan Pub.
dan Pertanian Edisi Ke-empat. Liberty.
Co. New York.
Yogyakarta.
Dwivedi, B.K. 1991. Sorbitol dalam L.O. Nabors
Suliantri dan Rahayu. 1990. Teknologi
& R.C.Gelardi (Ed). 1991.Alternative
Fermentasi Biji-Bijian dan Umbi-Umbian.
sweeteners. 2nd edition. Marcel Dekker Inc.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
New York.
Bogor.

8
Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Winarno. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput
Laut. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Windyastari, C., Wignyanto, Putri, W.I. 2012.
Pengembangan Belimbung Wuluh
(Averrhoa bilimbi) Sebagai Manisan
Kering Dengan Kajian Konsentrasi
Perendaman Air Kapur (Ca (OH)2) dan
Lama waktu pengeringan. Jurnal industria
Vol 1 No 3. Hal 195-203

Vous aimerez peut-être aussi