Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MATERI 2
OLEH
KELOMPOK 2
Universitas Udayana
Denpasar-2017
PERUBAHAN KEPEMILIKAN DAN DISOLASI DALAM PERSEKUTUAN
Perubahan dalam keanggotaan terjadi dengan adanya penambahan sekutu baru atau
berhentinya sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya merupakan sumber tambahan modal utama
atau sebagai tenaga ahli. Berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan
(withdrawal of partner from partnership) menyebabkan pembubaran secara hukum atas
persekutuan. Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan operasi bisnisnya dan mungkin saja
membeli kepemilikan sekutu yng berhenti pada harga pembelian (buyout price).
Ada beberapa konsep umum untuk mencatat perubahn keanggotaan dalam persekutuan,
yaitu:
a) Persekutuan sebagai sebuah entitas terpisah dari individu-individu sekutu dan penggunaan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Dalam KUHPer secara jelas telah
menyebutkan bahwa persekutuan merupakan sebuah entitas yang terpisah dan masing-
masing individu sekutu, sehingga entitas persekutuan tidak akan berubah karena penambahan
atau pengunduran diri individu sekutu.
Persekutuan sebaiknya mengikui standar yang disusun oleh DSAK dan regulator lain
seperti yang dilakukan oleh perusahaan public. Seringkali pemberi kredit juga mensyaratkan
perusahaan persekutuan swasta agar mengikuti GAAP agar financial persekutuan tersebut
dapat dibandingkan dengan perusahaan publik lainnya dan juga untuk memperoleh opini
audit yang menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Dengan mengikuti GAAP maka perubahan keanggotaan dalam persekutuan dicatat.
Tambahan investasi diakui pada nila wajar dan meningkatkan total modal perusahaan
sedangkan pengunduran diri sekutu diakui sebagai penurunan nilai aset.
b) Persekutuan sebagai sekumpulan hak kepemilikan sekutu dan penggunaan akuntansi non-
GAAP. Dalam hal ini para sekutu di dalam sebuah persekutuan swasta dapat saja memilih
mengikuti metode akuntansi non-GAAP untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Dalam hal ini, perusahaan dapat diaudit oleh auditor eksternal, tetapi opini audit tentu bahwa
prinsip-prinsip akuntansi non-GAAP digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan
tidak dapat memperoleh opimi audit wajar tnpa pengecualian.
Biasanya persekutuan menggunakan transaksi perubahan keanggotaan persekutuan
sebagai kesempatan untuk merevaluasi aset dan kewajiban yang ada atau untuk mencatat
goodwill yang belum dicatat. Revaluasi aset neo dan pengkuan goodwill ini tidak disesuai
dengan GAAP. Penggunaan metode non-GAAP beragumen bahwa revaluasi aset neto pada
saat perubahaan keanggotaan menyatakan secara lengkap kondisi ekonomi sebenarnya
persekutuan pada saat tersebut dan mengalokasikan perubahan nilai aset serta kewajiban dan
goodwill kepada para sekutu yang telah mengelola bisnis sepanjang perubahan nilai.
Metode bonus disetujui digunakan oleh para sekutu ketika terjadi perubahan keanggotaan
dalam persekutuan, di mana metode ini mengalokasikan kepemilikan modal sekutu dan
seringkali berdasarkan pada nilai investasi sekutu baru.
Seseorang bisa memperoleh hak kepemilikan dalam persekutuan secara langsung dari
satu atau lebih sekutu yang ada saat ini. Kas atau aset lain ditukar di luar persekutuan, dan
pencatatan yang dilakukan dalam pembkuan persekutuan hanyalah reklasifikasi modal dalam
persekutuan. Nilai buku (book value of partnership) merupakan jumlah modal (selisih antara
jumlah aset dan kewajiban dan menjadi basis yang digunakan dalam revaluasi aset dan
pengakuan goodwill.
Contoh pada kasus ini misalnya setelah beroperasi selama tahun 20X1 dan 20X2,
persekutuan AB memiliki nilai buku Rp 30.000.000 dan persentase laba tanggal 1 Januari 20X3
adalah:
Bagian modal seorang sekutu bisa berubah sepanjang waktu karena distribusi laba
penarikan, atau penambahan investasi modal. Transaksi tersebut dicatat dalam reklasifikasi
modal persekutuan, di mana Aldi dan Bayu memberikan seperempat dari modal mereka kepada
Citra:
1 Januari 20X3
Modal, Aldi 5.000.000
Modal, Bayu 2.500.000
Modal, Citra 7.500.000
Reklasifikasi modal kepada sekutu baru:
Dari Aldi: Rp 5.000.000 = Rp 20.000.000 x 0,25
Dari Bayu: Rp 2.500.000 = Rp 10.000.000x 0,25
Dalam kasus ini, modal yang dikredit kepada Citra hanya Rp 7.500.000, sekalipun Rp
9.000.000 yang dibayar untuk seperempat kepemilikan dari modal Aldi dan Bayu. Pembayaran
Rp 9.000.000 ini mencerminkan bahwa nilai wajar persekutuan adalah Rp 36.000.000, dihitung
sebagai berikut:
Rp 9.000.000 = nilai wajar x 0,25
Nilai wajar = Rp 36.000.000
Sebelum Citra bergabung, Aldi dan Bayu mengakui peningkatan nilai tanah secepatnya.
Jika tidak, maka dapat menyebabkan bagian Citra akan meningkat secara proporsional ketika
peningkatan nilai dilakukan. Sebab Citra akan memperoleh keuntungan atas penjualan
berdasarkan rasio pembagian laba. Sehingga Aldi dan Bayu mengalokasikan kenaikan Rp
6.000.000 ( Rp 36.000.000 (nilai wajar) Rp 30.000.000 (total modal awal)) secara proporsional
terhadap modal masing-masing dengan rasio pembagian 60:40, sebagai berikut:
Tanah Rp 6.000.000
Modal, Aldi 3.600.000
Modal, Bayu 2.400.000
Revaluasi nilai tanah sebelum masuknya sekutu baru:
Untuk Aldi: Rp 3.600.000 = Rp 6.000.000 x 0,60
Untuk Bayu: Rp 2.400.000 = Rp 6.000.000x 0,40
Akuntan harus memastikan adnaya bukti dan alasan yang memadai untuk dilakukannya
revaluasi aset dan kewajiban untuk menghindari kecurangan. Bukti tersebut dapat berupa jasa
penilai atau laba selama beberapa tahun yang membantu penilaian aset.
C. Sekutu Baru Melakukan Investasi di Persekutuan
Seorang sekutu, baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan caraa melakukan investasi
ke dalam persekutuan. Dalam kasus ini, persekutuan menerima kas atau asset lain. Tiga kondisi
dapat terjadi jika sekutu baru melakukan investasi di persutuan,yaitu :
Kasus 1 : Investasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan
Kasus 2: Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekut baru terhadap nilai buku
persekutuan.
Kasus 3 : Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap nilai buku
persekutuan.
Hal ini mengindikasi bahwa nilai asset bersih persekutuan sebelumnya terlalu tinggi di
pembukuan atas sekutubaru memberikan kontribusi goodwill sebagai tambahan asset lain.
Kasus 1. Nilai Investasi Sekutu Baru Sama dengan Proporsi Nilai Buku Persekutuan
Total nilai buku sebelum penerimaan sekutu baru adalah Rp 30.000.000 dan sekutu baru,
Citra membeli seperempat kepemilikan modal senilai Rp 10.000.000Besarnya investasi sekutu
baru sering kali merupakan hasil negoisasi antara sekutu lama dengan calon sekutu baru. Seperti
halnya akuisisi atau investasi, investor harus menentukan nilai pasarnya. Dalam kasus ini, calon
sekutu berusaha untuk memastikan nilai pasar dan kemampuan menghasilkan laba atas asset
bersih persekutuan. Dalam kasus ini, Citra harus percaya bahwa investasi senilai Rp 10.000.000
adalah harga yang wajar untuk seperempat kepemilikan di persekutuan, atau dia tidak melakukan
investasi sama sekali.
Setelah nilai investasi disetujui, barulah ungkin untuk menghitung proporsi nilai buku
sekutu baru. Untuk investasi Rp 10.000.000 Citra akan mendapatkan seperempat kepemilikan
pada persekutuan, sebagai berikut :
Investasi ada persekutuan Rp 10.000.000
Proporsi nilai buku sekutu baru
(Rp 30.000.000 + Rp 10.000.000 ) x 0.25 (10.000.000)
Selisih ( Investasi = nilai buku ) Rp -0-
Karena nilai investasi (Rp 10.000.000) sama dengan 25 persen proporssi nilai buku
sekutu baru( Rp10.000.000= Rp 40.000.000x 0,25) mengimplikasikan bahwa asset bersih telah
dinilai secara wajar. Modal yang dihasilkan sama dengan modal awal (Rp 30.000.000) ditambah
investasi sekutu baru (Rp10.000.000). Perlu dicatat bahwa modal yang dialokasikan kepada
sekutu baru adalah bagiannya atas modal persekutuan setelah diterimanya ia sebagai sekutu baru
. Jurnal yang dicatat alam pembukuan persekutuan aadalah :
1 januari 20X3
(10) Kas 10.000.000
Modal Citra 10.000.000
(Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan investasinya sebesar Rp 10.000.000)
Citra mengakuisisi seperempat kepemilikan pada modal yang dihasilkan dalam pembentukan
persekutuan ABC. Saldo modal Citra setelah revaluasi tanah, dihitung sebagai berikut.
Bagaian sekutu baru atas
Modal yang dihasilkan = (Rp30.000.000 + Rp 30.000.000 + Rp 11.000.000 )x 0,25
= Rp 11.000.000
Jurnal untu mencatat penerimaan Citra ke dalam persekutuan adalah :
(12) Kas 11.000.000
Modal, Citra 11.000.000
Penerimaan Citra untuk seperempat kepemilikan modal di persekutuan
Ketika tanah ternyata harus dijual, Citra akan berpartisipasiterhadap keuntungan atau
kerugian dengan dasar nilai buku yang baru sebesar Rp7.000.000 yang merupakan nilai pasar
tanah pada saat penerimaannya dalam persekutuan . seluruh kenaikan pada nilai tanah sebelum
penerimaan Ciitra adalah milik para sekutu lama.
Bagian sekutu baru atas total modal yang dihasilkan = (Rp 30.000.000 + 11.000.000 ) x 0,25
= Rp 10.250.000
Jurnal yang dicatat dalam rangka penerimaan Citra sebagai sekutu baru adalah :
(15) Kas Rp 11.000.000
Modal, aldi 450.000
Modal, bayu 300.000
Modal,Citra 10.250.000
Penerimaan Citra dengan Bonus kepada Aldi dan Bayu.
Citra mungkin tidak menyukai metode bonus, karena saldo modalnya lebih rendah
Rp750.000 daripada investasinya di persekutuan. Hal ini merupakan kelemahan dari metode
bonus.
Berikut adalah skedul yang menggambarkan konsep kunci untuk Kasus 2.
Kasus 3. Nilai Investasi Baru Sekutu Baru Lebih Kecil dari Proporsi Nilai Buku
Persekutuan
Ada kemungkinan bahwa seorang sekutu baru membayar lebih kecil dari proporsi
kepemilikannya atas nilai buku persekutuan. Misalnya, Citra melakukan investasi Rp8.000.000
untuk seperempat kepemiikan modal di Persekutuan ABC. Langkah pertama adalah
membandingkan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai buku sekutu baru, sebagai berikut.
Fakta bahwa nilai investasi Citra lebih rendah dari nilai buku atas seperempat
kepemilikan pada persekutuan mengindikasikan persekutuan memiliki aset yang nilainya terlalu
tinggi atau sekutu lama mengakui bahwa Citra memiliki kontribusi nilai dalam bentuk
pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan persekutuan. Dalam kasus ini, Citra telah
menginvestasikan Rp8.000.000 dalam bentuk kas dan sejumlah nilai tambah yang dianggap
sebagai goodwill.
Seperti Kasus 2, dalam hal nilai investasi melebihi nilai buku yang diperoleh, terdapat
tiga alternatif pendekatan untuk mengakui diferensial ketika investasi lebih rendah dari nilai
buku yang diakuisisi. Ketiga pendapat tersebut adalah :
1) Revaluasi nilai aset yang menurun. Pada alternatif ini adalah :
a. Nilai buku aset diturunkan untuk mencatat penurunan nilainya.
b. Modal sekutu lama diturunkan sebanding dengan kenaikan penurunan nilai buku
aset.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan lebih rendah dari saldo modal awal ditambah
nilai aset yang diturunkan ditambah inevestasi sekutu baru.
2) Mengakui goodwill yang dibawa sekutu baru. Dengan metode ini adalah:
a. Goodwill dan keunggulan lain yang dibawa sekutu baru dicatat dan dimasukkan ke
dalam saldo modal sekutu baru.
b. Modal sekutu lama dibiarkan tidak berubah.
c. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan saldo modal awal ditambah
nilai goodwill yan dibawa sekutu baru ditambah investasi sekutu baru.
3) Menggunakan metode bonus. Dengan metodeini adalah:
a. Sekutu baru mendapatkan bonus dari modal sekutu lama, yang akan menurunkan
bagian bonus mereka yang nantinya akan dibayarkan pada sekutu baru.
b. Modal persekutuan yang dihasilkan sama dengan modal awal ditambah investasi
sekutu baru.
Perhatikan bahwa jumlah nilai modal persekutuan sekarang telah diturunkan dari
Rp30.000.000 menjadi Rp24.000.000 sebagai hasil dari penurunan nilai Rp6.000.000 Bagian
Citra atas modal yang dihasilkan dari persekutuan ABC, setelah penurunan nilai, dapat dihitung
sebagai berikut.
Bagian sekutu baru atas total = (Rp24.000.000+Rp8.000.000)x0,25=Rp8.000.000
Modal yang dihasilkan
Jurnal untuk mencatat penerimaan Citra sebagai sekutu baru dalam Persekutuan ABC adalah:
17 Kas 8.000.000
Modal, Citra 8.000.000
Penerimaan Citra ke dalam persekutuan
Nilai kredit modal terkait milik Citra sama dengan investasinya karena jumlah nilai modal
persekutuan adalah Rp32.000.000 (24.000.000+Rp8.000.000) yang sekarang mencerminkan nilai
wajar persekutuan.
Jumlah modal yang dihasilkan dari peentukan Persekutuan ABC adalah Rp40.000, dengan Aldi
dan Bayu bersama-sama memiliki 75 persen dan Citra 25 persen.
Ilustrasi Metode Bonus
Penerimaan Citra sebagai sekutu baru dengan seperempat kepemilikan pada Persekutuan
ABC dengan investasi hanya Rp8.000.000 dapat juga diperlakukan sebagai bonus kepada Citra
dari sekutu lama. Bonus senilai Rp1.500.000 adalah selisih antara nilai buku sekutu baru senilai
Rp9.500.000 dengan investasinya senilai Rp8.000.000. Modal sekutu lama berkurang
Rp1.500.000 secara proposionalberdasarkan rasio laba atau rugi yaitu 60 persen dari Aldi dan 40
persen dari Bayu, dan akun modal Citra akan dikredit senilai Rp9.500.000, sebagai berikut.
18 Kas 8.000.000
Modal, Aldi 900.000
Modal, Bayu 600.000
Modal, Citra 9.500.000
Penerimaan Citra dalam persekutuan.
Jumlah yang dikredit kepada modal sekutu baru adalah bagian kepemilikannya terhadap total
modal yang dihasilkan, yaitu:
Bagian sekutu baru atas total = (Rp30.000.000+Rp8.000.000)x0,25=Rp9.500.000
Modal yang dihasilkan
Perhitungan diatas adalah cara mudah lainnya untuk mengevaluasi proses penerimaan sekutu
baru seperti yang telah didiskusikan pada ilustrasi revaluasi aset pada kasus 2.
Dalam beberapa kasus, jumlah bonus bisa ditentukan sebelum penentuan kontribusi kas
yang dibutuhkan dari sekutu baru. Misalnya, asumsikan bahwa Aldi dan Bayu setuju untuk
memberikan Citra bonus senilai Rp1.500.000 untuk bergabung dengan persekutuan.Skedul
berikut menentukan jumlah investasi kas yang harus dibayarkan Citra sebagai sekutu baru.
D. Berhentinya Seorang Sekutu dari Persekutuan
Ketika seorang sekutu berhenti atau mengundurkan diri dari persekutuan, maka
persekutuan secara tidak langsung dibubarkan, tetapi sekutu yang lainnya mungkin masih
berkeinginan melanjutkanoperasi usaha. Dalam sebagian besar kasus, persekutuan membeli
semua kepemilikan sekutu yang berhenti sebesar harga pembelian (buyout price). Harga
pembelian adalah jumlah estimasi jika, (1) aset persekutuan dijual pada harga sama dengan atau
lebih besar dari nilai likudasi atau nilai yang yang menjadi dasar harga penjualan keseluruhan
bisnis yang terus berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan diakhiri pada saat
itu, dan seluruh kewajiban persekutuan diselesaikan. Perhatikan bahwa goodwill dapat termasuk
dalam penilaian. Persekutuan harus membayar bunga kepada sekutu yang berhenti sejak tanggal
berhenti sampai dengan tanggal pebayaran.
Misalnya, Aldi mengundurkan diri dari Persekutuan ABC pada saat saldo modalnya
Rp55.000.000 setelah mencatat peningkatan pada aset persekutuan termasuk pangukuan laba
sampai tanggal pengunduran diri. Jurnal yang dicatat oleh persekutuan ABC adalah :
20 Kas 55.000.000
Modal, Citra 55.000.000
Mundurnya Aldi dari Persekutuan
E. Baker, Richard, dkk. Akuntansi Keungan Lanjutan. Buku 2. 2010. Jakarta: Salemba
Empat.