Vous êtes sur la page 1sur 18

PENGAUDITAN AKUN-AKUN INSTRUMEN

KEUANGAN

PENDAHULUAN
Siklus investasi instrumen keuangan adalah siklus investasi pada sekuritas obligasi atau
saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain, baik untuk tujuan investasi sementara maupun
investasi jangka panjang.
Motif investasi pada instrumen keuangan antara lain:
1. Untuk memanfaatkan kelebihan kas, secara umum sifat investasi adalah investasi sementara
(trading atau available for sale).
2. Untuk membangun atau meningkatkan relasi bisnis dengan perusahan penerbit obligasi atau
saham, secara umum sifat investasi adalah investasi jangka panjang, untuk investasi obligasi
dikenal dengan istilah held to maturity atau held for collection.
3. Untuk meraih posisi strategis dalam menghadapi kompetisi bisnis.

TRANSAKSI DAN AKUN

A. Transaksi siklus investasi instrumen keuangan mencakup:


1. Pembelian surat obligasi atau surat saham untuk tujuan investasi jangka pendek, baik dalam
kontek trading (diperjualbelikan) maupun available for sale (tersedia untuk dijual).
2. Penjualan kembali investasi sementara obligasi atau saham.
3. Penyesuaian harga pasar investasi sementara pada obligasi dan atau saham pada akhir periode
akuntansi.
4. Pembelian surat obligasi atau saham untuk tujuan investasi jangka panjang.
5. Penerimaan pendapatan bunga obligasi dan amortisasi premium atau diskonto obligasi.
6. Penyesuaian pendapatan bunga obligasi pada akhir periode akuntansi.
7. Penerimaan pendapatan dividen, baik dividen tunai maupun dividen saham.
8. Penyesuaian nilai investasi saham atas pelaporan laba atau rugi perusahaan anak, pada saat
investasi harus dibukukan dengan metode ekuitas.
9. Penjualan investasi jangka panjang obligasi atau saham.
10. Konversi investasi obligasi ke investasi saham.
B. Akun-akun dalam siklus pendanaan:
Akun-akun dalam siklus pendanaan dapat dilihat di ilustrasi dibawah ini, yaitu akun-akun
dengan saldo xxxx:
Ilustrasi:
Laporan Posisi Keuangan
Aset Lancar Utang Lancar

Investasi Sekuritas xxxx Utang Jangka Panjang

Piutang Bunga xxxx Utang Janka Panjang - Bank

Piutang Dividen xxxx Utang Leasing

Investasi Jangka Panjang Utang Obligasi

Investasi Obligasi xxxx Modal Saham

Investasi Saham xxxx

Aset Tetap

Aset Tidak Berwujud

Aset Lain-lain

Laporan Laba Rugi:


Pendapatan Bunga ........................................................................................ xxxx
Pendapatan Dividen ..................................................................................... xxxx
Pendapatan/Rugi Investasi (Laba/Rugi Perusahaan Anak).......................... xxxx
Laba/Rugi Penjualan Investasi Sementara ................................................... xxxx

TUJUAN AUDIT
Tujuan audit siklus investasi instrumen keuangan adalah menguji kebenaran dan kewajaran
asersi manajemen tentang transaksi instrumen keuangan. Asersi manajemen adalah pernyataan
manajemen dalam bentuk saldo akun dalam laporan keuangan. Kriteria kebenaran dan kewajaran
asersi investasi instrumen keuangan adalah:

1. Asersi sesuai dengan bukti pendukung, yaitu bukti transaksi dan bukti pembukuan tentang
transaksi instrumen keuangan.
2. Asersi sesuai dengan fakta transaksi instrumen keuangan, dalam arti asersi sesuai dengan
kenyataan dan kondisi objektif transaksi instrumen keuangan, tanpa ada rekayasa atau
penyembunyian fakta.
3. Asersi diungkapkan secara penuh (fully disclose), yaitu dijelaskan secara penuh dalam hal
saldo akun dipandang memerlukan penjelasan tambahan agar tidak menyesatkan pengguna
informasi.
4. Asersi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan berbagai ketentuan yang
berlaku.

Untuk menjamin efektifitas pencapaian tujuan audit, dalam melaksanakan tugas audit
auditor perlu menggunakan rerangka kerja yang baik, misalnya menggunakan rerangka kerja
(framework) yang dikembangkan oleh PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board),
yang terdiri dari:

1. Eskistensi atau terjadinya, yaitu memastikan bahwa seluruh saldo akun transaksi investasi
instrumen keuangan per tanggal neraca adalah benar-benar ada, dan transaksi yang
mempengaruhi saldo akun adalah benar-benar terjadi serta didukung dengan bukti-bukti yang
valid. Pengujian bisa dilakukan melalui prosedur vouching secara sampling dari bukti
pembukuan ke bukti transaksi, serta melakukan prosedur inspeksi atau pemeriksaan terhadap
validitas bukti-bukti transaksi yang mendukungnya.
2. Kelengkapan, yaitu memastikan bahwa seluruh transaksi yang mempengaruhi akun-akun
investasi instrumen keuangan dilaporkan secara lengkap, misalnya dengan melakukan tracing
secara sampling dari bukti transaksi ke bukti pembukuan.
3. Hak dan Kewajiban, yaitu memastikan bahwa seluruh saldo akun yang berhubungan dengan
transaksi investasi instrumen keuangan adalah benar-benar dimiliki atau telah menjadi hak
perusahaan per tanggal neraca, misalnya dengan cara melakukan pengujian terhadap ketepatan
pisah batas (cut-off) pencatatan transaksi.
4. Penilaiaan atau alokasi, yaitu memastikan bahwa saldo akun yang berhubungan dengan
transaksi investasi instrumen keuangan diukur dan diklasifikasi dengan tepat sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku, misalnya dengan cara menguji ketepatan perhitungan nilai atau
kos transaksi serta menguji ketepatan pendebitan dan pengkreditan transaksi.
5. Penyajian dan pengungkapan, yaitu memastikan bahwa seluruh saldo akun transaksi
investasi instrumen keuangan disajikan dan diungkap secara penuh sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang berlaku, misalnya dengan cara memeriksa ketepatan penyajian akun
investasi instrumen keuangan serta pendapatan bunga atas investasi obligasi, memeriksa
kecukupan pengungkapan atas berbagai ketentuan dan risiko investasi instrumen keuangan.

POTENSI KESALAHAN
Audit siklus investasi instrumen keuangan diperlukan karena adanya potensi kesalahan
pelaporan, baik kesalahan tersebut bersifat tidak disengaja (error) maupun bersifat disengaja
(fraud/irregularity).
Potensi kesalahan dalam siklus investasi instrumen keuangan antara lain adalah:

1. Kesalahan pelaporan saldo akun transaksi investasi instrumen keuangan (lihat akun-akun pada
ilustrasi 8.1.), misalnya karena kesalahan pisah batas (cut-off) transaksi atau sengaja tidak
melaporkan akun investasi instrumen keuangan secara lengkap karena pertimbangan tertentu.
2. Kesalahan pengukuran kos investasi, misalnya karena adanya unsur-unsur kos investasi yang
diperlakukan sebagai beban periode (period cost), yaitu dibebankan ke laporan laba-rugi pada
periode terjadinya beban, atau sebaliknya, terdapat unsur-unsur non kos investasi yang justru
diperlakukan sebagai kos investasi, misalnya pembayaran unsur bunga dalam kasus investasi
obligasi.
3. Kesalahan penyesuaian harga pasar investasi sementara, misalnya pelaporan investasi tidak
disesuaikan dengan nilai pasar investasi pada tanggal pelaporan, atau sudah disesuaikan tetapi
terjadi kesalahan pada pelaporan pos penyesuaian nilai pasar.
4. Kesalahan dalam perhitungan dan pelaporan laba-rugi penjualan investasi sementara.
5. Kesalahan klasifikasi investasi jangka pendek dengan investasi jangka panjang, karena
perbedaan dari kedua jenis investasi tersebut hanya terletak pada tujuan investasi, yang
dibuktikan dengan memo otorisasi investasi sementara/jangka panjang.
6. Kesalahan perlakuan akuntansi atas penerimaan pendapatan dividen, pada saat investasi dicatat
dengan metode ekuitas.
7. Kesalahan pengakuan laba-rugi perusahaan anak pada saat investasi harus dibukukan dengan
metode ekuitas.
8. Kesalahan perhitungan laba-rugi penjualan investasi jangka panjang obligasi sebelum tanggal
jatuh tempo.
9. Kesalahan perhitungan laba-rugi penjualalan investasi jangka panjang saham, terutama setelah
terjadinya kebijakan stock split di perusahaan anak (perusahaan afiliasi)
10. Ketidaklengkapan pengungkapan pos investasi, baik investasi jangka pendek maupun investasi
jangka panjang, yang bisa berakibat menyesatkan pengguna laporan keuangan.
11. Kesalahan akuntansi konversi investasi obligasi ke investasi saham.

Tinggi rendahnya potensi kesalahan (potensi salah saji) dipengaruhi oleh kecukupan dan
efektifitas SPI (Sistem Pengendalian Internal) pada masing-masing transaksi investasi instrumen
keuangan. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan efektifitas serta efisiensi proses audit, standar audit
mensyaratkan auditor untuk memahami serta menguji SPI pada masing-masing transaksi,
misalnya dengan mengevaluasi SOP (Standar Operasional dan Prosedur) serta peralatan
(teknologi) yang digunakan untuk mendukung ketepatan pencatatan transaksi, dan juga
kompetensi serta integritas pelaksana transaksi.

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI)


Sebagaimana audit untuk siklus transaksi yang lain, untuk menjamin efektifitas dan
efisiensi proses audit, prosedur audit yang pertamakali harus dilakukan oleh auditor adalah
memahami dan menguji SPI untuk transaksi investasi instrumen keuangan.
Unsur-unsur SPI yang harus difahami dan diuji mencakup unsur-unsur yang ada dalam
framework SPI COSO (Committee of Sponsoring Organizations), yaitu: (1) lingkungan
pengendalian, (2) asesmen risiko, (3) aktivitas pengendalian, (4) sistem informasi dan komunikasi,
dan (5) monitoring. Auditor harus memahami wujud dari masing-masing unsur pengendalian
tersebut melalui evaluasi bukti-bukti dokumenter serta kebijakan dan prosedur yang berlaku dalam
pelaksanaan masing-masing kategori transaksi.

Secara ringkas, unsur-unsur SPI mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Perencanaan, yaitu perencanaan tentang investasi pada instrumen keuangan.


2. Anggaran, yaitu anggaran untuk pengeluaran dan penerimaan kas dari investasi instrument
keuangan.
3. Otorisasi, yaitu prosedur otorisasi untuk pembelian sekuritas, penjualan kembali sekuritas,
serta penerimaan hasil investasi sekuritas. Semua transaksi dijalankan sesuai dengan SOP
(Standar Operasional dan Prosedur) yang telah ditetapkan.
4. Dokumen transaksi, adalah standar dokumen transaksi untuk transaksi investasi sekuritas,
mencakup dokumen rencana investasi, anggaran investasi, dokumen pembelian sekuritas,
dokumen penjualan kembali/pelunasan sekuritas, dokumen penerimaan pendapatan investasi,
serta dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan investasi sekuritas.
5. Dokumen pembukuan, adalah standar pencatatan, pengolahan data, dan pelaporan investasi
sekuritas.
6. Teknologi informasi, adalah program aplikasi untuk pencatatan transaksi, pengolahan data,
dan pelaporan transaksi investasi investasi instrumen keuangan.
7. Pengecekkan independen, adalah sistem untuk deteksi dini atas setiap transaksi investasi
instrumen keuangan, terutama untuk bagian-bagian yang rentan terhadap potensi kesalahan
dan atau kecurangan.
8. SDM yang kompeten, adalah dukungan SDM yang menguasai kompetensi untuk melaksanaan
tugas-tugas investasi instrumen keuangan.
9. Monitoring, adalah pemantauan terhadap kecukupan dan efektifitas desain SPI untuk investasi
instrumen keuangan.

A. Fungsi-fungsi Transaksi
Salah satu unsur SPI adalah pemisahan fungsi transaksi (segregation of duties), dengan
tujuan: (1) meningkatkan efektifitas serta kualitas pelaksanaan kegiatan, (2) mencegah potensi
penyalahgunaan wewenang dan tanggungjawab. Kebijakan pemisahan fungsi transaksi bisa
berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Unsur pemanfaatan TI bisa menjadi
salah satu penyebab perbedaan, misalnya dengan TI beberapa fungsi bisa disatukan karena
pelaksanaan pengendalian dilakukan melalui TI. Secara umum, fungsi-fungsi yang perlu dipisah
adalah (1) fungsi otorisasi, (2) fungsi pembukuan, (3) fungsi penyimpanan.

B. Fungsi-fungsi transaksi dalam siklus pendanaan mencakup:


1. Fungsi perencanaan dan otorisasi investasi instrumen keuangan.
2. Fungsi pelaksana teknis investasi instrumen keuangan.
3. Fungsi pengeluaran kas dan penerimaan kas investasi instrumen keuangan, bisa dirangkap
dengan fungsi penerimaan dan pengeluaran kas yang lain.
4. Fungsi pembukuan dan pelaporan investasi instrumen keuangan.

C. Bukti-bukti transaksi:
Bukti-bukti transaksi dapat berupa bukti manual atau bukti elektronik, yang mencakup:

1. Dokumen rencana investasi instrumen keuangan.


2. Dokumen anggaran pengeluaran dan penerimaan investasi instrumen keuangan.
3. Memo otorisasi investasi instrumen keuangan.
4. Bukti pengeluaran kas dan penerimaan kas atas investasi instrumen keuangan.
5. Memo pengakuan pendapatan investasi instrumen keuangan, baik berupa pendapatan bunga,
pendapatan dividen, atau pengakuan laba/rugi perusahaan anak.

D. Dokumen Pembukuan
Dokumen pembukuan dapat berupa dokumen manual dan dapat berupa dokumen
elektronik.

1. Jurnal penerimaan kas (untuk penerimaan kas dari pendapatan investasi, penjualan investasi,
dan pelunasan obligasi)
2. Jurnal pengeluran kas (untuk pengeluaran kas atas pembelian sekuritas)
3. Jurnal umum (untuk penyesuaian pendapatan bunga dan pengumuman pendapatan dividen)
4. Buku pembantu untuk masing-masing kategori investasi sekuritas (investasi sementara,
investasi jangka panjang obligasi, investasi jangka panjang saham).
5. Buku besar (ringkasan buku pembantu).
6. Laporan periodik status akun pendanaan.

E. Pemahaman dan Pengujian SPI


Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses audit, auditor perlu memahami dan
menguji SPI untuk masing-masing objek audit. Hasil pemahaman dan pengujian SPI harus
didokumentasikan secara sistematis dan lengkap, baik dalam bentuk narasi, daftar pertanyaan,
maupun dalam bentuk bagan alir. Pengujian SPI diperlukan karena antara standar SPI dengan
pelaksanaan SPI bisa terjadi perbedaan. Tujuan pehaman dan pengujian SPI adalah untuk membuat
asesmen tingkat potensi kesalahan, baik yang bersifat tidak disengaja (error) maupun yang bersifat
disengaja (erregularity). Asesmen tingkat potensi salah saji digunakan untuk menentukan sifat,
saat, dan luas pengujian substantif.

MATERIALITAS SALAH SAJI


Materialitas salah saji adalah ukuran tentang materialitas temuan kesalahan dalam audit
asersi manajemen. Suatu kesalahan dikatakan material jika kesalahan tersebut mengganggu
keyakinan auditor tentang kewajaran asersi manajemen yang sedang diaudit, atau diprakirakan
akan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pengguna laporan keuangan.

Hasil asesmen kualitas SPI serta potensi salah saji digunakan sebagai dasar penentuan
materialitas salah saji, sehingga ukuran materialitas salah saji bisa berbeda antara satu asersi
dengan asersi yang lain, dan juga antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.

Ukuran materialitas salah saji ditentukan berdasarkan pertimbangan profesional auditor,


dengan mengacu pada hasil pemahaman dan pengujian SPI untuk asersi manajemen yang diaudit,
dalam hal ini asersi investasi instrumen keuangan. Pertimbangan profesional adalah pertimbangan
yang didasarkan pada keluasan pengalaman, pelatihan, dan pendidikan auditor. Pertimbangan
profesional tidak bisa diajarkan, tetapi harus dikembangkan sendiri oleh masing-masing auditor.

Sikap Auditor Terhadap Temuan Salah Saji

1. Jika temuan kesalahan dipandang tidak material, auditor membuat usulan jurnal penyesuaian
atau usulan tambahan pengungkapan, tergantung pada bentuk kesalahannya, dan asersi yang
diaudit dianggap wajar.
2. Jika temuan kesalahan dipandang material, auditor melakukan pengujian tambahan untuk
meyakinkan kewajaran asersi yang diaudit. Jika dari hasil pengujian tambahan tetap tidak
diperoleh keyakinan tentang kewajaran asersi yang diaudit, maka asersi yang diaudit
dikecualikan dari pendapat auditor.

PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengujian subtantif adalah pengujian atas kewajaran asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Sifat, saat, dan luas pengujian substantif tergantung pada potensi salah saji asersi,
berdasarkan hasil pemahaman dan pengujian SPI yang telah dibahas pada topik sebelumnya.

A. Sistematika Prosedur Pengujian Subtantif


1. Prosedur awal
2. Prosedur pengujian analitis
3. Prosedur pengujian transaksi
4. Prosedur pengujian saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
6. Prosedur pengujian penyajian dan pengungkapan

B. Pelaksanaan audit pada masing-masing prosedur tersebut di atas kurang lebih adalah
sebagai berikut:
1. Prosedur awal, adalah prosedur persiapan pengujian substantif, mencakup serangkaian
prosedur sebagai berikut:
a. Memahami industri dan bisnis, untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang
karakteristik transaksi investasi instrument keuangan, volume transaksi investasi
instrument keuangan, serta risiko transaksi investasi instrumen keuangan, pada level
industri dan pada level perusahaan yang sedang diaudit. Pemahaman industri dan bisnis
bisa diperoleh melalui pengalaman audit auditor, atau melalui sumber-sumber lain yang
terpercaya.
b. Meminta bukti-bukti transaksi dan bukti-bukti pembukuan tentang investasi instrumen
keuangan.
c. Mencocokkan saldo alwal akun-akun riil investasi instrumen keuangan (akun-akun yang
dilaporkan dalam neraca) dengan saldo per audit tahun sebelumnya.
d. Melakukan reviu terhadap mutasi akun-akun investasi instrument keuangan, baik akun riil
maupun akun nominal yang bersifat tidak lazim, baik dari sisi jumlah maupun sumber
transaksi. Akun riil adalah akun-akun dalam neraca, sedangkan akun nominal adalah akun-
akun dalam laporan laba-rugi.
e. Membuat catatan tentang mutasi-mutasi yang bersifat tidak lazim untuk dijadikan sebagai
fokus audit pada tahap pengujian berikutnya.
2. Prosedur pengujian analitis
a. Prosedur analitis ditujukan untuk menguji kewajaran saldo akun transaksi investasi
instrumen keuangan. Asersi manajemen yang diuji mencakup asersi eksistensi dan asersi
kelengkapan. Jika saldo akun tidak ada atau tidak lengkap, secara umum saldo akun akan
menyimpang dari angka pembanding secara signifikan.
b. Prosedur analitis dilakukan dengan cara membandingkan saldo akun-akun siklus investasi
instrumen keuangan dengan angka pembanding, misalnya angka rata-rata industri, angka
anggaran, angka periode sebelumnya, serta angka-angka lain yang relevan dengan
perubahan saldo akun investasi instrumen keuangan, misalnya kenaikan atau penurunan
laba-rugi transaksi investasi sementara dengan volume transaksi investasi, baik volume
nilai transaksi maupun volume frekuensi transaksi.
c. Jika saldo akun setara dengan angka pembanding yang relevan dan sebanding, dapat dibuat
kesimpulan sementara bahwa saldo akun adalah benar atau wajar, serta ada dan lengkap.
Jika kesimpulan auditor dari hasil pengujian analitis ternyata salah, sepanjang prosedur
analitis telah dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan kehati-hatian professional, maka
kesalahan tersebut dinamakan dengan risiko analitis.
3. Prosedur pengujian transaksi
a. Prosedur pengujian transaksi ditujukan menguji kesesuaian asersi transaksi investasi
instrumen keuangan dengan bukti pendukungnya, ketepatan pembukuan transaksi investasi
instrumen keuangan, dan juga kelengkapan pelaporan transaksi investasi instrumen
keuangan. Asersi yang diuji mencakup terjadinya transaksi, kelengkapan pelaporan, serta
hak dan kewajiban.
b. Prosedur pengujian transaksi mencakup:
b.1. Tracing dari bukti transaksi ke bukti pembukuan secara sampling, baik untuk debit
akun maupun kredit akun.
b.2. Vouching dari bukti pembukuan ke bukti transaksi secara sampling, baik untuk debit
akun maupun kredit akun.
b.3. Pengujian pisah batas (cut-off) transaksi secara sampling, terutama untuk
pembelian/penjualan investasi dan pendapatan investasi yang terjadi menjelang akhir
tahun, untuk memastikan ketepatan tanggal atau periode pengakuan transaksi, atau
ketepatan pengakuan hak atau kewajiban atas transaksi. Perlu disadari bahwa
pencatatan transaksi selalu berhubungan dengan pengakuan atas hak dan kewajiban,
yaitu hak atas aset dan pendapatan serta kewajiban atas utang dan beban,
b.4. Inspeksi terhadap bukti transaksi, untuk menguji eksistensi serta validitas transaksi,
mengingat terdapat kemungkinan bukti yang ada adalah tidak valid, misalnya adanya
bukti palsu atau bukti asli tapi dipalsukan.
b.5. Pemeriksaan terhadap ketepatan perhitungan pendapatan bunga, amortisasi
premium/diskonto investasi obligasi.
Catatan:
Intensitas pengujian audit relatif lebih ringan dalam hal transaksi investasi dilakukan secara
elektronik (e-trading), karena seluruh bukti tersedia secara on-line dan tingkat validitas
transaksi cukup tinggi.
4. Prosedur pengujian saldo akun
Prosedur pengujian saldo akun ditujukan untuk menguji eksistensi saldo akun, pengujian
dilakukan dengan cara:
a. Mengkonfirmasi transaksi investasi instrumen keuangan ke perusahaan sekuritas tempat
pelaksanaan investasi instrumen keuangan.
b. Melakukan inspeksi terhadap bukti-bukti investasi instrumen keuangan, misalnya bukti
rencana investasi, bukti anggaran investasi, bukti pembelian investasi, serta bukti-bukti
lain yang relevan dengan investasi instrumen keuangan.
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
Prosedur pengujian estimasi akuntansi ditujukan untuk menguji ketepatan perhitungan,
pengukuran, dan pelaporan transaksi tentang investasi instrumen keuangan, misalnya:
a. Ketepatan perhitungan dan pengakuan pendapatan investasi instrumen keuangan.
b. Ketepatan penilaian investasi instrumen keuangan, misalnya tentang penyesuaian dengan
nilai pasar investasi, dan pengakuan laba-rugi perusahaan anak pada saat investasi saham
dibukukan dengan metode ekuitas.
6. Prosedur pengujian penyajian dan pengungkapan
Prosedur pengujian penyajian dan pengungkapan, ditujukan untuk menguji ketepatan
pelaporan investasi instrumen keuangan dan kecukupan pengungkapannya, misalnya:
a. Menguji ketepatan klasifikasi investasi instrumen keuangan, misalnya klasifikasi investasi
jangka pendek dan investasi jangka panjang.
b. Mereviu kecukupan pengungkapan atas investasi jangka panjang, misalnya tentang tujuan
investasi serta pengaruh investasi terhadap kinerja operasional perusahaan.

PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN AUDIT INSTRUMEN KEUANGAN


Dalam pengujian saldo-saldo instrument keuangan akhir tahun, auditor harus
mengumpulkan bukti yang cukup dan akurat untuk mengevaluasi apakah akun-akun instrument
keuangan, sebagaimana Nampak dalam neraca telah disajikan dengan wajar dan diungkapkan
dengan tepat, sesuai degan delapan tujuan audit saldo yang digunakan untuk pengujian rinci
saldo(keberadaan, kelengkapan, keakuratan, penggolongan,pisah-batas,kecocokan saldo, nilai
bersih bisa terealisasi , dan hak).
Tahap I: Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Terhadap Instrumen Keuangan
Risiko bisnis yang berpengaruh terhadap instrument keuangan berbeda-beda ttterganntung
pada signifikansi dan keagresifan suatu perusahaan dalam aktivitas investasi. Risiko akan tinggi
untuk perusahaan yang melakukan investasi dalam sekuritas atau instrument keuangan derivatif
yang kurang likuid, dan apabila investasi mencermikan proporsi yang besar terhadap total aset.
Perusahaan-perusahaan jasa keuangan memiliki risiko tinggi karena tingginya volume aktivitas
dan jenis instrument yang diperdagangkan, sebagai contoh, banyak perusahaan menderita kerugian
cukup besar sebagai akibat dari aktivitas investasi dan sado kas yang tidak tepat. Auditor harus
mendapatkan pemahaman mengenai risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, dan
bagaimana manajemen mengatasi hal tersebut.
Tahap I : Menetapkan Materialitas Kinerja dan Menilai Risiko Inheren
Saldo akun-akun instrument keuangan bisa material tergantung kepada tipe dan frekuensi
aktivitas investasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko inheren instrument keuangan meliputi
: tujuan manajemen berkaitan dengan aktivitas investasi (misalnya : untuk meminimumkan risiko),
kompleksitas sekuritas atau derivatif, pengalaman perusahaan di masa lalu dengan investasi
tertentu, dan apakah faktor eksternal seperti misalnya risiko kredit atau risiko tingkat bunga
berdampak terhadap asersi-asersi yang relevan. Banyak dari risiko tersebut berkaitan dengan
tujuan keakuratan, penggolongan, dan nilai bisa direalisasi. Faktor lain yang menambah risiko
inheren untuk instrument keuangan adalah kompleksitas standar akuntansi yang relevan.
Sebagaian besar instrument keuangan diniliai berdasarkan taksiran nilai wajar (fair value
estimates). Standar akuntansi membedakan estimasi nilai wajar level satu (bisa diobservasi,
misalnya quoted, harga di pasar aktif untuk aset dan utang), dan estimasi level dua atau level
tiga. Estimasi level dua menggunakan input yang bisa diobservasi (langsung atau tidak langsung)
yang bukan quoted price, seperti misalnya harga untuk aset atau utang yang serupa, sedangkan
estimasi level tiga menggunakan input yang tidak bisa diobservasi seperti misalnya pricing model
atau aliran kas didiskonto (discounted cash flow). Estimasi-estimasi tersebut membutuhkan
pertimbangan manajemen yang signifikan dan auditor juga perlu mempertimbangkan insentif
manajemen untuk menggolongkan investasi apakah sebagai level dua atau level tiga. Semua risiko
tersebut dikombinasikan dengan volatilitas pasar terakhir dan potensi pasar menjadi tidak likuid,
menghasilkan potensi signifikan untuk terjadinya kesalahan penggolongan saldo-saldo instrument
keuangan.
Tahap I : Menilai Risiko Pengendalian
Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai perancangan dan efektivitas
pengoperasian pengendalian internal yang berkaitan dengan inisiasi, otorisasi, pengolahan,
pengukuran nilai wajar, dan pengungkapan aktivitas investasi. Di atas segalanya, yang terpenting
adalah bahwa manajemen memiliki: (1) strategi investasi dan pemahaman tentang tingkat berbagai
risiko; (2) prosedur yang diterapkan untuk menggolongkan instrument keuangan sebagai untuk
diperdagangkan (trading), tersedia untuk dijual, atau disimpan hingga jatuh tempo; (3) prosedur-
prosedur yang diterapkan untuk menginisiasi, mencatat transaksi, dan (4) pengendalian internal
yang kuat dalam mengestimasi nilai pasar, seperti misalnya personil yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam menilai estimasi level dua dan level tiga. Apabila perusahaan klien
menggunakan organisasi jasa, seperti misalnya penasihat investasi atau manajer, untuk mengelola
aktivitas investasi klien, auditor perlu juga memperoleh pemahaman tentang pengendalian pada
organisasi jasa tersebut. Auditor sering kali mengandalkan pada pengendalian internal organisasi
jasa apabila auditor yang mengaudit perusahaann jasa menerbitkan laporan tentang pengendalian
internal perusahaan jasa tersebut. Bila tidak demikian, auditor perlu mencari bantuan dari
spesialis/pakar atau mengandalkan pada spesialis yang dimiliki kantor akuntan untuk memahami
system informasi yang relevan.
Tahap II : Merancang dan Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Transaksi
Berbeda dengan akun-akun yang lain di mana auditor dapat memilih untuk melakukan
pengujian substantif yang lebih luas dan mengurangi pengandalan atas pengendalian , penilaian
pengendalian internal atas instrument keuangan diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang dapat diterima, terutama untuk tujuan audit transaksi. Pengujian transaksi yang
dilakukan berkaitan dengan instrument keuangan meliputi pembelian dan penjualan sekuritas dan
derivatif atau transaksi hedging, laba-rugi yang berkaitan, dan pendapatan bunga dan dividen.
Auditor biasanya mengandalkan pada laporan (pemberitahuan dari pialang kepada klien yang rinci
tentang pembelian dan penjualan) dari manajer investasi untuk menguji pembelian dan penjualan
sepanjang pengendalian dipandang efektif, menelusur pembayaran atau hasil yang diperoleh ke
catatan pengeluran kas dan penerimaan kas, dan juga memeriksa ketelitian perhitungan laba atau
rugi. Pendapatan bunga dapat dihitung ulang, demikian pula dividen dapat dihitung ulang dan
dibandingkan ke sumber-sumber independen.
Tahap II: Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis
Prosedur analitis biasanya tidak begitu penting dalam menilai saldo akhir tahun instrument
keuangan karena saldo-saldo tersebut bisa berfluktuasi dari tahun ke tahun, dan tidak selalu
berkaitan dengan akun yang lain. Namun demikian, prosedur analitis bisa digunakan untuk
menguji kewajaran pendapatan bunga dan dividen. Auditor juga bisa membandingkan presentase
relatif investasi pada ketiga kategori nilai wajar (level satu, dua, atau tiga) dari tahun ke tahun
untuk menilai perubahan dalam srategi investasi atau risiko portfolio.
Tahap III: Merancang Pengujian Rinci Saldo Instrumen Keuangan
Titik tolak pengujian saldo akhir akun-akun instrument keuangan adalah mendapatkan
suatu daftar (skedul) aktivitas investasi selama tahun yang diperiksa. Daftar aktivitas investasi
meliputi saldo awal, pembelian dan penjualan instrument keuangan termasuk laba atau rugi, dan
saldo akhir yang dicatat pada nilai wajar pasar atau nilai lain sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang berlaku. Daftar tersebut juga berisi pendapatan dividend dan pendapatan bunga.
Tujuan audit saldo dan pengujian rinci saldo atas instrument keuangan yang lazim dilakukan
auditor dapat dilihat pada Tabel 20. Tujuan terpenting adalah keberadaan, keakuratan, nilai bisa
direalisasi untuk investasi dalam sekuritas, sedangkan kelengkapan juga penting untuk keuangan
derivatif. Tujuan penyajian dan pengungkapan juga sangat penting karena banyaknya persyaratan
dan pengungkapan berkaitan dengan estimasi nilai wajar.
Auditor meminta konfirmasi dari pialang untuk mengonfirmasi investasi yang dimiliki
pada akhir tahun termasuk transaksi yang sudah selesai maupun yang belum selesai selama tahun
yang diaudit. Konfirmasi memberi keyakinan tentang keberadaan, kelengkapan, dan keakuratan.
Ini penting untuk secara serempak memeriksa saldo kas, setara kas, dan instrument keuangan untuk
memastikan bahwa manajemen tidak berusaha menutupi kekurangan kas dengan cara mencatat
ganda (double counting) kas. Pengujian yang lebih luas berkaitan demgan kelengkapan diperlukan
untuk instrument keuangan yang derivatif yang ada, seperti misalnya memeriksa kontrak dan juga
membaca notulen rapat dewan komisaris berkaitan dengan aktivitas hedging dan investasi
Pengujian berkaitan dengan nilai bisa direalisasi bisa berbeda-beda tergantung pada jenis
sekuritas dan standar akuntansi yang berlaku. Standar akuntansi bisa mensyaratkan bahwa
instrument keuangan dicatat atas dasar biaya perolehan (cost), nilai wajar, atau berdasarkan hasil
keuangan di tempat penanaman.

Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo Untuk Akun-akun Instrumen Keuangan
Tujuan Audit Saldo Prosedur-prosedur Pengujian Komentar
Rinci Saldo
Instrumen-instrumen keuangan Jumlahkan menurun daftar Investasi bisa diklasifikasikan
yang tercantum daftar aktivitas aktivitas investasi sebagai untuk diperdagangkan,
investasi telah dijumlah tersedia dijual, dan disimpan
menurun dengan benar dan Periksa kebenaran penjumlah hingga jatuh tempo.
cocok dengan buku besar dan pengurangan dalam daftar
aktivitas investasi Daftar mencakup sekuritas yang
dinilai menggunakan estimasi nilai
Telusur saldo akhir per kategori wajar level satu, level dua, atau
ke buku besar level tiga.
Instrument keuangan yang Konfirmasi kepaada pialang Biasanya konfirmasi dipandang
tercantum dalam daftar aktivitas sudah memberi bukti yang cukup
investasi benar-benar ada Inspeksi fisik sekuritas atau tanpa auditor melakukan inspeksi
(keberadaan) kontrak derivative fisik atas sekuritas atau kontrak.

Instrumen keuangan yang ada Inspeksi perjanjian Sekuritas dan kontrak biasanya
telah dicatat (kelengkapan) disimpan oleh pialang.

Instrumen keuangan yang


tercantum dalam daftar aktivitas
investasi benar-benar akurat
(keakuratan)

Instrumen keuangan telah Pengujian ketepatan sebagai Penggolongan ini didasarkan pada
digolongkan dengan tepat dalam diperdagangkan, tersedia dijual, tujuan manajemen dan
laporan keuangan atau disimpan hingga jatuh membutuhkan pertimbangan
(penggolongan) tempo

Periksa ketepatan
penggolongan dalam catatan
kaki tentang estimasi nilai wajar
level 1, 2, atau level 3.

Transaksi instrumen keuangan Periksa sejumlah transaksi Pisah batas lebih penting dalam
telah dicatat pada periode yang menjelang akhir tahun dan pengujian transaksi karena klien
tepat (pisah-batas) laporan dari pialang untuk ingin mencatat laba atau rugi
memastikan bahwa transaksi penjualan pada akhir tahun.
dicatat pada periode yang tepat

Instrument keuangan yang Periksa kuota harga pasar. Ini adalah tujuan yang paling sulit
tercantum dalam daftar aktivitas untuk diuji, dan prosedurnya bisa
investasi akhir tahun telah di Uji penggolongan yang dibuat berbeda tergantung pada strategi
tetapkan dengan jumlah yang manajemen investasi klien serta jenis
tepat sesuai dengan standar instrument keuangannya.
akuntansi keuangan yang Ujilah asumsi manajemen
berlaku (nilai bisa direalisasi) berkaitan denan penilaian

Pertimbangkan untuk
menggunakan pakar/spesialis
untuk menguji estimasi nilai
wajar

Pertimbangkan apakah
diperlukan untuk mengakui
kerugian karena penurunan
nilai
Perusahaan mempunyai hak Periksa dokumen pendukung Hak diuji dalam kaitannya dengan
kepemilikan atas instrumen dan kontrak-kontrak pengujian keberadaan dan
keuangan yang tercantum dalam keakuratan ketika me-review
daftar aktivitas investasi (hak) Konfirmasi ketentuan- pembelian.
ketentuan penting dalam
kontrak derivative

Review notulen rapat dewan


komisaris untuk memastikan
ada tidaknya sekuritas yang
dijadikan argumen
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014.Auditing Edisi II. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN

Vous aimerez peut-être aussi