Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
FAUZIYANI
NIM. 13DF277017
CIAMIS
2016
FORMULASI DAN EVALUASI KRIM PEWARNA RAMBUT ALAMI EKSTRAK
DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina, L)1
Fauziyani2 Anna L Yusuf, S.Far.,Apt3 Via Fitria, M.Si4
INTISARI
Kata Kunci : Formulasi, Krim Pewarna Rambut, Esktrak Daun Pacar Air
Keterangan :1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing 1, 4 nama
pembimbing 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pewarna rambut merupakan salah satu sediaan kosmetika
yang berisiko cukup tinggi dibandingkan dengan produk kosmetika
lainnya yang relatif lebih aman. Dewasa ini banyak orang mulai
bosan dengan rambut mereka terutama orang asia yang memiliki
rambut berwarna hitam, sehingga mereka mewarnainya dengan cat
pewarna rambut. Pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang
digunakan dalam tata rias rambut, baik untuk mengembalikan
warna asalnya atau menutupi uban atau untuk membuat warna lain.
Namun pewarnaan rambut dikaitkan dengan kanker dan bahaya
lainnya. Hubungan antara cat rambut dan kanker pada manusia
memang belum 100 persen terbukti. Pada hewan, peneliti melihat
bahwa bahan kimia pada cat rambut bisa menyebabkan kanker.
Beberapa penelitian di Barat menyebutkan bahwa ada
hubungan yang erat antara pewarnaan rambut dengan naiknya
risiko pengidap kanker. Misalnya, riset yang dilakukan American
Cancer Society dan FDA pada tahun 1994, menyebutkan bahwa
perempuan yang menggunakan pewarna rambut hitam selama
lebih dari 20 tahun berisiko tinggi dari penyakit Hodgkins lymphomo
(limfoma Hodgkins) dan multiple mieloma (penyakit yang ditandai
dengan penyebaran tumor ganas dalam berbagai tulang pada
tubuh), seperti halnya penyakit leukemia. Dr. Samuel Epstein dan
David Steinman, penulis buku The Safe Shopper's Bible juga
menggaris bawahi adanya keterkaitan antara lamanya penggunaan
pewarna rambut permanen dan semi permanen dengan
meningkatnya penderita limpfoma Hodgkins dan leukemia.
1
2
) (
"
B. Batasan Masalah
Sediaan dalam bentuk krim untuk pewarna rambut alami dan uji
evaluasi organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji Daya Sebar, dan
uji efektifitas warna.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah daun pacar air dapat dibuat sediaan krim sebagai
pewarna rambut alami?
2. Sediaan krim manakah yang dapat menghasilkan warna paling
baik berdasarkan perbedaan konsentrasi yang telah di
tentukan?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Membuat sediaan farmasi dari ekstrak daun pacar air
(Impatiens Balsamina L.) Sehingga dapat berkhasiat sebagai
pewarna rambut alami dalam bentuk krim.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui formulasi yang paling baik dari sediaan
krim ekstrak daun pacar air (Impatiens Balsamina L)
dengan perbandingan konsentrasi yang berbeda.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai dasar evaluasi untuk penelitian lebih lanjut mengenai
pewarna rambut alami yang berbahan dasar dari tanaman pacar air
(Impatiens Balsamina L) dan dapat menjadi acuan untuk meneliti
zat khusus yang terkandung dalam daun pacar air sehingga dapat
memberikan warna alami.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat bahwa tanaman
pacar air tidak hanya berguna sebagai tanaman hias tetapi dapat
digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat seperti pewarna
rambut alami dalam sediaan krim.
6
F. Keaslian Penelitian
A. Kajian Teori
1. Deskripsi Rambut
Rambut adalah sesuatu yang tumbuh dari akar rambut yang
ada dalam lapisan dermis dan melalui saluran folikel rambut ke
luar dari kulit. Bagian rambut yang ke luar dari kulit dinamakan
batang rambut (Tranggono dan Latifah, 2007; Wasitaatmaja,
1997). Batang-batang rambut merupakan penempatan sel-sel
tanduk yang berbeda dalam panjang, tebal, dan warnanya.
Rambut tidak mempunyai saraf perasa sehingga tidak terasa sakit
bila dipangkas (Bariqina dan Ideawati, 2001).
Rambut berfungsi sebagai mahkota kecantikan, disamping itu
rambut juga berfungsi sebagai pelindung kulit. Pertama sebagai
pelindung terhadap rangsang fisik seperti panas, dingin,
kelembaban, dan sinar. Kedua sebagai pelindung terhadap
rangsang mekanik seperti pukulan, gosokan, dan tekanan serta
ketiga sebagai pelindung terhadap rangsang kimia seperti
berbagai zat kimia dan keringat (Ditjen POM, 1985).
Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin di dalam
rambut yang ada dalam lapisan korteks. Bahan asal pigmen
melanin adalah melanosit yang berada dalam umbi rambut.
Melanosit adalah sel-sel yang menghasilkan pigmen (zat warna)
yang menyebabkan rambut asli dapat memiliki bermacam-macam
warna (Ditjen POM, 1985).
Bila sudah mencapai usia lanjut, warna rambut berubah
menjadi putih, dan ini sering kurang disukai keberadaannya.
Rambut menjadi putih dapat disebabkan karena hilangnya
aktivitas enzim dalam sel pigmen dan bisa juga akibat faktor
keturunan (Ditjen POM, 1985).
7
8
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Geraniales
Suku : Balsaminaceae
Genus : Impatiens
Jenis :Impatiens balsamina Linn
(Depkes, 1994).
3. Nama Daerah
Nama daerah dari tumbuhan pacar air adalah lahine (Nias),
paruinai (Jawa) atau pacar banyu, kimbong (Jakarta), bunga taho
(Sulawesi), inai anyar (Maluku), pacar foya (Nusa tenggara).
(Hariana, 2008)
6. Senyawa Kuionon
Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor
dasar seperti kromofor pada benzokuinon, yang terdiri atas 2
gugus karbonil yang berkonjugasi dengan 2 ikatan rangkap
karbonkarbon. Untuk tujuan identifikasi, kuinon dapat dipilah
11
8. Ekstraksi
a. Pengertian
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan (Depkes RI, 1995).
Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan
baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan
dengan cara destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan
utama obat sesedikit mungkin terkena panas (Depkes RI, 1995).
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memperoleh kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan
maupun hewan. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair
dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara
yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung, ekstrak
kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang
digunakan air, etanol dan campuran air etanol (Depkes RI, 1979).
b. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstraksi simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar) (Ditjen POM,
2000). Dalam maserasi (untuk ekstrak cairan), serbuk halus atau
kasar dari tumbuhan obat yang kontak dengan pelarut disimpan
dalam wadah tertutup untuk periode tertentu dengan pengadukan
yang sering, sampai zat tertentu dapat terlarut. Metode ini paling
cocok digunakan untuk senyawa yang termolabil (Tiwari, 2011).
Metode maserasi dilakukan dengan cara merendam sampel
basah dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat
13
9 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi
kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Tipe krim ada yang bertipe air dalam minyak
(a/m) dan minyak dalam air (m/a). (anief, 1999)
Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu:
a. Emulsi minyak dalam air, kulit mudah dibersihkan dengan air.
Emulsi minyak dalam air (vanishing cream) merupakan basis
yang dapat dicuci dengan air. Basis yang dapat dicuci dengan
air akan membentuk suatu lapisan tipis yang semi permiabel,
setelah air menguap pada tempat yang digunakan (Lachman et
al., 1994).
b. Emulsi air dalam minyak, kulit mudah dibersihkan dengan
minyak (Joenes, 1998). Emulsi air dalam minyak merupakan
basis krim pendingin (cold cream). Emulsi air dalam minyak dari
sediaan semi padat cenderung membentuk suatu lapisan
hidrofobik pada kulit. Suatu lapisan tipis minyak pelindung tetap
berada pada kulit sesuai dengan penguapan air. Penguapan air
yang lambat memberikan efek mendinginkan pada kulit
(Lachman et al., 1994).
14
b. Acidum stearicum
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang
diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam
oktadekanoat dan asam heksadekanoat.
Nama Resmi : Acidum Stearicum
Nama Lain : Asam Stearat
Titik Lebur : 54oC.
Titik didih : 34oC
Pemerian :Zat padat keras mengkilat menunjukkan
susunan hablur; putih atau kuning pucat; mirip
lemak lilin.
Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20
bagian etanol (95%), dalam 2 bagian
kloroform dan dalam 3 bagian eter.
Peyimpanan :Dalam wadah tertutup baik (Depkes RI, 1979).
Asam stearat dalam sediaan topikal digunakan sebagai
emulgator atau zat pengemulsi dan solubilizing agent
(Armstrong, 2006). Pada krim tipe M/A adanya asam stearat
dapat menyebabkan krim menjadi lebih lunak sehingga
viskositasnya semakin rendah. Jenis basis yang mempunyai
viskositas tinggi akan menyebabkan koefisien difusi suatu obat
dalam basis menjadi rendah, sehingga pelepasan obat dari
basis akan kecil (Lachman et al., 1989)
17
c. Triaethanolamin (TEA)
Nama Resmi : Triaethanolaminum
Nama Lain : Trietanolamina
Pemerian : Cairan kental, tidak bewarna hingga kuning
pucat; bau lemah mirip amoniak;
higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%); larut dalam kloroform.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya. (Anonim, 1979)
Trietinolamin adalah berbagai campuran terdiri dari
terutama 2-2-2- nitrilotreietanol (C2H4OH)3N, bersama dengan
2,2-iminoloisetanol dan sejumlah kecil 2-aminoetanol (Anonim,
1995). Biasanya dikombinasikan dengan zat asam yang
mengandung lemak untuk membentuk sabun mudah larut
dalam air (Trietinolamin stearat) (Voigt, 1984).
d. Aqua destilata
Sinonim : Air suling, aquades.
Khasiat : Sebagai zat pelarut.
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa (Anonim,1979).
e. Etil Asetat
Nama resmi : Acidum aceticum
Nama lain : Cuka
Pemerian : cairan jernih; tidak berwarna, bau
menusuk, rasa asam, tajam
Kelarutan : dapat campur dengan air, dengan etanol
(95%), dan dengan gliserol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : zat tambahan.
18
B. Kerangka Berfikir
Input :
Daun Pacar Air
Proses :
Output :
Hasil
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas, maka di dapat dugaan sementara
bahwa daun pacar air dapat dibuat sediaan bentuk krim tipe M/ A
dan konsentrasi yang paling tinggi yaitu 60% dapat menghasilkan
warna paling baik.
DAFTAR PUSTAKA
30
Joenoes, N., 1998, Ars Prescribendi (Resep Yang Rasional), Airlangga
University Press, Surabaya.
Kingsley, P. (2003). The Hair Bible : A Complete Guide to Helath and
Care. Aurum Press Ltd.
Lachman., dkk. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI
Press.
Lachman, L., dkk, (1989), Teori dan Praktek Farmasi Industri, Jakarta : UI
Press.
Mulyana. (2002). Ekstraksi Senyawa Aktif Alkaloid, Kuinon, dan Saponin
dari Tumbuhan Kecubung Sebagai Larvisida dan Insektisida
terhadap Nyamuk Aedes Aegypti. Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.
Munson, J. W., 1991, Analisis Farmasi Metode Modern, Airlangga
University Press, Surabaya.
Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-4
Terjemahan Kosasih Padmawinata. ITB Press. Bandung.
Root, Morris. J. (1972). Cosmetics Sience and Teknologi Second Volume.
John Wiley & Soni. Inc.
Tranggono. R.I., Latifan, F. (2007). BukuPegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta : PT. Gramedia.
Voight Rudolf. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Voigt, 1984, Buku Ajar Teknologi Farmasi, Diterjemahkan oleh Soewandi
N. S., Edisi 5, Yogjakarta, Gadjah Mada University Press.
Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta:
Penerbit UI Press.
30