Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN KHUSUS
PT. GALENIUM PHARMASIA LABORATORIES
14
15
3.1.3 Visi
Visi PT. Galenium Pharmasia Laboratories adalah Menjadi perusahaan
perawatan kesehatan berkelas dunia yang memiliki daya saing tinggi
dalam melayani dan menghasilkan produk bermutu bagi pasar regional
Asia.
3.1.4 Misi
Visi PT. Galenium Pharmasia Laboratories menetapkan misi perusahaan
yaitu Menunjang pertumbuhan yang berkesinambungan untuk
memberikan hasil usaha yang terbaik kepada para stakeholder dengan
menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang sehat.
2. Produk Kosmetik
Produk kosmetik untuk perawatan kulit terdiri atas dua divisi besar
yaitu :
a. Produk untuk bayi dan anak
b. Produk untuk dewasa
i). Alur Penerimaan dan Regulasi untuk Bahan Awal dan Pengemas
1. Supply Chain atau disebut juga PPIC (Production planning and
Inventory Control) membuat PP (Permintaan pembelian) berdasarkan
kebutuhan stok untuk produksi ke bagian purchasing yang selanjutnya
ditindaklanjuti dalam bentuk PO (Permintaan order) ke supplier.
2. Saat barang datang bagian gudang mengecek kesesuaian PO dengan
barang (misalnya kesesuaian ASL Authorized Supplier List-) lalu
barang disimpan di ruangan karantina dan diberi tanda label kuning
sesuai dengan persyaratan kondisi penyimpanan barang yang tertera di
CoA (Certificate of Analysis).
3. Bagian gudang akan membuat BBM (Bukti barang masuk) yang
kemudian diserahkan ke bagian QC (Quality Control) meminta untuk
dilakukan sampling.
4. Setelah mendapat informasi hasil sampling dari QC apabila barang
diluluskan (release) akan dipindahkan ke ruangan yang sesuai dengan
label hijau dan apabila barang ditolak (reject) maka akan dipindahkan
ke ruangan khusus reject dengan label merah.
19
3.2.2 Produksi
Bagian produksi PT. Galenium Pharmasia Laboratories terbagi menjadi
empat, yaitu produksi obat/ pharma, produksi kosmetik, produksi bedak
dan produksi sabun. Ruangan yang digunakan untuk proses produksi obat
21
dan kosmetik adalah grey area (kelas E), sedangkan untuk produksi sabun
dan bedak memakai black area (kelas F).
d. Produksi Sabun
Sabun diproduksi di black area. Proses pembuatan sabun melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Penimbangan bahan baku.
2. Penghancuran chips sabun dengan roller hingga diperoleh bentuk pita
dengan ketebalan yang diinginkan.
3. Mixing dengan mencampur chips dengan bahan aktif, fase lemak dan
fase cair hingga didapatkan massa yang homogen.
4. Roller untuk mendapatkan massa sabun yang lebih homogen.
5. Massa sabun dimasukkan ke dalam plodder untuk proses pemanasan
sehingga sabun dapat dibentuk menjadi batangan kecil berukuran
homogen untuk selanjutnya dibentuk menjadi batangan panjang dan
lebih besar yang siap untuk melalui proses pemotongan.
6. Pemotongan batangan sabun dengan cutter pemotong sabun dengan
panjang yang dikehendaki.
7. Pencetakan sabun sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan.
Mesin pencetak sabun memiliki suhu chiller -110C sampai 200C. Suhu
23
dingin ini diperlukan untuk membuat sabun menjadi massa yang padat
dan tidak hancur atau lengket pada proses pencetakan.
8. Dilakukan in process control dengan pengecekan berat sabun hasil
produksi.
9. Pengemasan.
e. Produksi Bedak
Produksi bedak dilakukan di black area. Para karyawan sangat dianjurkan
untuk memakai masker.
1. Pencetakan no batch dan expired date pada seal.
2. Penimbangan bahan baku bedak untuk 1 batch.
3. Pembuatan bibit bedak, yaitu dengan cara pencampuran bahan baku di
dalam mixer kemudian diayak. Lalu dibagi menjadi beberapa bagian.
4. Pengenceran bedak, lalu diaduk dengan mixer.
5. Hasil pengenceran bedak tersebut, diayak dan ditampung dalam
wadah penampung.
6. Dilakukan proses IPC (In Process Control) oleh QC terhadap produk
ruahan, yaitu pemeriksaan terhadap warna, bau dan tekstur bedak.
7. Pengisian bedak ke dalam botol dilakukan apabila sudah ada
persetujuan kelulusan dari QC.
8. Pengaturan mesin pengisian sesuai dengan berat yang diinginkan.
9. Lakukan pengisian bedak kedalam botol.
10. Pemeriksaan berat hasil pengisian bedak dilakukan setiap 10-15 menit
sekali, dengan cara menimbang botol yang tlah diisi sebanyak 10
botol.
11. Selanjutnya dilakukan proses pembakaran shrink pada suhu 250-
300C agar seal melekat pada permukaan botol.
12. Cek kebersihan dan keutuhan botol ( tidak ada yang rusak).
13. Botol bedak dimasukkan ke dalam dus sebagai kemasan sekunder, lalu
dus dimasukkan lagi ke dalam outer box sebagai kemasan tersier.
24
f. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap produk
dari pengaruh lingkungan yang dapat mempengaruhi stabilitas produk jadi.
Tahapan proses pengemasan adalah sebagai berikut:
1. Pencetakan nomor batch dan tanggal kadaluarsa pada strip, blister,
tube, label, dan box.
2. Pelipatan brosur.
3. Pensortiran terhadap produk yang dikemas dengan strip.
4. Penempelan label untuk produk dengan kemasan botol.
5. Pemasukan kemasan primer, brosur dan sendok (bila perlu) ke dalam
kemasan sekunder.
6. Penyusunan ke dalam outer box
7. Penimbangan outer box sebagai bagian dari kontrol untuk mencegah
terjadinya kekurangan jumlah obat yang dikemas.
8. Setelah proses pengemasan, dilakukan pemeriksaan oleh bagian
Pengawasan Mutu. Barang dapat dimasukkan ke gudang barang jadi
apabila telah diluluskan oleh bagian Pengawasan Mutu.