Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
A. Tujuan
1. Menentukan kalor jenis suatu logam.
2. Membandingkan kalor jenis logam yang diketahui melalui percobaan dengan
kalor jenis logam dalam tabel.
C. Dasar Teori
Panas mengalir dari suatu benda yang lebih panas (memiliki suhu lebih tinggi)
ke benda yang lebih dingin (memiliki suhu lebih rendah), sampai terjadi
kesetimbangan termal. Panas yang diserap sama dengan panas yang diberikan,
Qserap = Qdiberikan
Banyaknya panas yang diserap atau dibutuhkan atau diberikan oleh suatu benda yang
bergantung pada :
Mengikuti persamaan,
Q = m.c.T
Sehingga kalor jenis zat adalah :
Q
c=
m.c
E. Data
1. Data tabel untuk logam aluminium :
Suhu sebelum Suhu
Massa (gram)
dicampurkan (C) setelah
No.
Kalorimeter Potongan Calorimeter Aluminium dicampur
Kalorimeter
dan air aluminium dan air panas (C)
1. 87,7 198,4 27,1 27 80 31
2. 87,7 221,2 26,1 27 85 31
2. Data tabel untuk logam tembaga :
Suhu sebelum Suhu
Massa (gram)
dicampurkan (C) setelah
No.
Kalorimeter Potongan Calorimeter Aluminium dicampur
Kalorimeter
dan air aluminium dan air panas (C)
1. 87,7 203,7 71,5 27 80 31
2. 87,7 209,6 70,7 27 85 31
3. Kalor jenis air = 1 kal/ gC
4. Kalor jenis calorimeter yang terbuat dari stainless steel = 0,15 kal/ gC
F. Analisis Data
Untuk menghitung kalor jenis logam secara matematis menggunakan :
Qterima = Qlepas
ma.ca.T + mkal.ckal.T = ml.cl. T
ma.ca.(T3-T1) + mkal.ckal.(T3-T1) = ml.cl. (T2-T3)
G. Pembahasan
Dalam percobaan kalor jenis logam, kami menggunakan dua jenis logam,
yaitu aluminium dan tembaga. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
kalor jenis aluminium dan tembaga, serta membandingkan kalor jenis dari hasil
percobaan dengan kalor jenis aluminium dan tembaga dalam tabel.
Pertama, percobaan dengan potongan logam aluminium. Kami melakukan
pengambilan data sebanyak dua kali. Dalam percobaan untuk data pertama dapat
diketahui massa dari calorimeter, calorimeter dan air, serta aluminium secara
berurutan, yaitu 87,7 g, 198,4 g, dan 27,1 g. Kemudian suhu air dalam calorimeter dan
aluminium panas sebelum dicampurkan secara berurutan, yaitu 27C dan 80C.
Setelah aluminium panas dicampurkan dengan air dalam calorimeter, suhu
setimbangnya adalah 31C. Dari data tersebut, kalor jenis dari aluminium, yaitu
sebesar 0,3730853227 kal/ gC. Selanjutnya percobaan untuk data kedua dapat
diketahui massa dari calorimeter, calorimeter dan air, serta aluminium secara
berurutan, yaitu 87,7 g, 221,2 g, dan 26,1 g. Kemudian suhu air dalam calorimeter dan
aluminium panas sebelum dicampurkan secara berurutan, yaitu 27C dan 85C.
Setelah aluminium panas dicampurkan dengan air dalam calorimeter, suhu
setimbangnya adalah 31C. Dari data tersebut, kalor jenis dari aluminium, yaitu
sebesar 0,4162196679 kal/ gC. Rata-rata untuk kalor jenis aluminium dari hasil
percobaan adalah sebesar 0,3946524953 kal/ gC.
Kedua, percobaan dengan potongan logam tembaga. Kami melakukan
pengambilan data sebanyak dua kali. Dalam percobaan untuk data pertama dapat
diketahui massa dari calorimeter, calorimeter dan air, serta tembaga secara berurutan,
yaitu 87,7 g, 203,7 g, dan 71,5 g. Kemudian suhu air dalam calorimeter dan tembaga
panas sebelum dicampurkan secara berurutan, yaitu 27C dan 80C. Setelah tembaga
panas dicampurkan dengan air dalam calorimeter, suhu setimbangnya adalah 31C.
Dari data tersebut, kalor jenis dari tembaga, yaitu sebesar 0,147458256 kal/ gC.
Selanjutnya percobaan untuk data kedua dapat diketahui massa dari calorimeter,
calorimeter dan air, serta tembaga secara berurutan, yaitu 87,7 g, 209,6 g, dan 70,7 g.
Kemudian suhu air dalam calorimeter dan tembaga panas sebelum dicampurkan
secara berurutan, yaitu 27C dan 85C. Setelah tembaga panas dicampurkan dengan
air dalam calorimeter, suhu setimbangnya adalah 31C. Dari data tersebut, kalor jenis
dari tembaga, yaitu sebesar 0,1415003405 kal/ gC. Rata-rata untuk kalor jenis
tembaga dari hasil percobaan adalah sebesar 0,1444792983 kal/ gC.
Dalam percobaan kalor jenis logam, alasan mengapa kami hanya mengambil
data sebanyak dua kali untuk masing-masing jenis logam adalah karena faktor dari
lamanya suhu logam untuk naik ketika dipanaskan hingga mencapai suhu 85C.
dalam percobaan ini kami pun menyiasatinya dengan menutup Bunsen dengan kertas,
awalnya suhu cepat naik hingga mencapai suhu 83C, namun kembali turun menjadi
80C. Setelah menunggu beberapa saat dan tidak ada perubahan, kami mengganti
tutup Bunsen dengan tisu dan meletakkan beberapa benda untuk merapatkan tutup
Bunsen. Alhasil, suhu dapat naik hingga mencapai 85C. Karena waktu percobaan
telah habis, kami pun hanya memperoleh data sebanyak dua data. Selain itu, kami
juga melakukan percobaan secara selang-seling, yaitu aluminium untuk data 1,
kemudian tembaga untuk data 1, lalu aluminium untuk data 2, dan selanjutnya
tembaga untuk data 2. Hal ini kami lakukan untuk menghemat waktu selagi
menunggu potongan logam yang telah digunakan kering.
Berdasarkan hasil percobaan di atas, dapat dilihat bahwa dari kedua jenis
logam tersebut, walaupun memiliki massa dan suhu yang berbeda, tetapi suhu
setimbangnya tetap berada pada suhu 31C. Kami pun membandingkan kalor jenis
dari hasil percobaan dengan kalor jenis yang ada pada tabel di buku GIANCOLI dan
buku Praktikum Fisika. Setelah dibandingkan, hasilnya pun berbeda. Kesalahan yang
kami lakukan dalam praktikum adalah sebesar 83,56% untuk aluminium dan 53,3%
untuk tembaga. Kesalahan ini terjadi karena beberapa faktor. Pertama, karena
dipengaruhi oleh suhu ruangan Lab. Fisika pada saat percobaan dilakukan. Kedua,
karena pada literature (pada buku GIANCOLI) tersebut semua logam dianggap
memiliki suhu mula-mula 20C, sedangkan suhu mula-mula saat percobaan dapat
berbeda dan kemungkinan lebih tinggi karena faktor suhu ruangan pada saat itu..
Ketiga, adanya kalor yang hilang ketika logam hendak dituangkan ke dalam
calorimeter yang berisi air. Dalam hal ini, untuk menuangkan logam perlu waktu,
kemungkinan saat itu ada kalor yang telah diserap oleh udara. Keempat adalah faktor
dari alat dan bahan yang digunakan, serta ketelitian dalam pengukuran massa,
ketinggian air dalam calorimeter, maupun pembacaan skala pada temometer. Kelima,
sedikitnya data yang diambil saat percobaan. Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi data yang diambil serta perhitungan dalam menentukan kalor jenis
dari kedua logam tersebut.
H. Kesimpulan
Panas mengalir dari suatu benda yang lebih panas (memiliki suhu lebih tinggi)
ke benda yang lebih dingin (memiliki suhu lebih rendah), sampai terjadi
kesetimbangan termal. Untuk menghitung kalor jenis logam secara matematis
menggunakan :
Qterima = Qlepas
ma.ca.T + mkal.ckal.T = ml.cl. T
ma.ca.(T3-T1) + mkal.ckal.(T3-T1) = ml.cl. (T2-T3)
Melalui percobaan kalor jenis logam tersebut dapat disimpulkan bahwa kalor jenis
aluminium dan tembaga secara berurutan adalah sebesar 0,3946524953 kal/ gC dan
0,1444792983 kal/ gC. Sedangkan kalor jenis aluminium dan tembaga berdasarkan
literature secara berurutan adalah sebesar 0,215 kal/ gC dan 0,0923 kal/ gC. Adanya
perbedaan antara kalor jenis logam dari hasil percobaan dengan kalor jenis logam
pada literature dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi selama percobaan
berlangsung maupun dalam pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C., 2001. FISIKA, terj. Yuhilza Hanum. Jakarta : Erlangga.
http://dokumen.tips/documents/f-1-panas-jenis-zat-padat.html.