Vous êtes sur la page 1sur 4

KEBUTUHAN OKSIGEN ATMOSFER

Cindy Ika Putri1 2031511007


Umajaya2

1. Mahasiswa Jurusan Biologi, FPPB, Universitas Bangka Belitung


2. Dosen praktikum biologi, FPPB, Universitas Bangka Belitung

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan karbon
dioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respon terhadap oksigen
bebas dan atas dasar tersebut maka mudah sekali untuk membagi mereka menjadi empat
kelompok yaitu aerobik, anaerob, anaerob fakultatif, dan mikroanaerob, dan kelompok ini
dapat dibedakan menurut pola pertumbuhan didalam tabung-tabung reaksi (Pelczar, 1986).
Oksigen bebas dari udara sangatlah penting bagi bakteri untuk respirasi sel, namun
keperluan bakteri akan oksigen bebas tersebut sangatlah berbeda, tergantung pada adanya
sistem enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies, sehingga dikenal adanya respirasi aerob
dan anaerob. Respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima elektron disebut
respirasi aerob, dan yang menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima elektron disebut
respirasi anaerob (Dwidjoseputro 1994).
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat
dilakukan pada media pertumbuhan bakteri, baik media padat maupun media cair, untuk
memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair,
dalam media cair pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati
akumulasi dari sel-sel bakteri yang tumbuh. Bakteri aerob akan berada dipermukaan atas
karena ia akan mengambil oksigen bebas dari udara, bakteri anaerob akan berada didasar jauh
dari permukaan, bakteri yang anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar pada medium cair
tersebut, sebagai bakteri mikroaerofil akan tumbuh sedikit dibawah permukaan (Suriawiria,
1986 dalam Noviyanti 2015).

Tujuan
Mempelajari kebutuhan mikrob atau oksigen atmosfer
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 20 Oktober 2017 pada pukul 09.30 12.00
WIB. Kegiatan dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian Perikanan dan
Biologi, Univeritas Bangka Belitung.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum adalah tabung bak air es, laminar air flow, bunsen,
penangas, rak tabung, dan termometer. Bahan yang digunakan adalah agar NA, biakan bakteri
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Eschericia coli, dan Pseudomonas aeruginosa.

Cara Kerja
1. Agar NA steril dicairkan dalam penangas air 1000 C lalu dinginkan hingga 450 C
2. 2 tetes inokulum dimasukan pada media cair dengan teknik aseptik
3. Suspensi digoyangkan agar terdispersi dengan baik
4. Didinginkan segera dengan meletakkan tabung dalam bak berisi air es
5. Diinkubasi 24-48 jam pada 370 C

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan penyebaran mikrob berdasarkan kebutuhan oksigen
Bakteri Klasifikasi Mikrob
Staphylococcus aureus Aerobik
Pseudomonas aeruginosa Aerobik
Eschericia coli Aerobik
Bacillus subtilis Aerobik
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan penyebaran mikroba berdasarkan kebutuhan oksigen
bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri aerob. Menurut (Jawetz et al. 2005)
Staphylococcus aureus tumbuh dengan baik pada berbagai media bakteriologi di bawah
suasana aerobic atau microaerofilik. Koloni akan tumbuh dengan cepat pada temperatur 37C
namun pembentukan pigmen yang terbaik adalah pada temperatur kamar (20C-35C) koloni
pada media padat akan berbentuk bulat,lembut dan mengkilat. Pembenihan cair menyebabkan
kekeruhan yang merata tidak membentuk pigmen.pada nutrien agar setelah di inkubasi selama
24 jam kolonin berpigmen kuning emas,ukuran 2-4mm,bulat,cembung tapi rata.pada agar
darah atau media BAP sekeliling koloni akan terlihat zona beta hemolisa (zona jernih) yang
lebar.
Berdasarkan hasil pengamatan penyebaran mikroba berdasarkan kebutuhan oksigen
bakteri Pseudomonas aeruginosa bersifat aerob. Menurut (Sukarminah et al. 2008) Bakteri
Pseudomonas aeruginosa ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu
memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak
mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub)
sehingga selalu bergerak. Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik
dengan adanya unsur N dan C. Suhu optimum untuk pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa
adalah 42o C. Pseudomonas aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena
kebutuhan nutrisinya sangat sederhana.
Berdasarkan hasil pengamatan bakteri Eschericia coli didapati ada penyebaran mikroba
pada media yang menunjukan adanya kebutuhan Eschericia coli akan oksigen. Menurut (Radji
2011) Eschericia coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, mempunyai
flagel. Eschericia coli dapat tumbuh dengan baik hampir di semua media perbenihan dapat
meragi laktosa dan bersifat mikroaerofilik yang artinya membutuhkan sedikit oksigen untuk
pertumbuhannya.
Berdasarkan hasil pengamatan bakteri Bacillus subtilis didapati adanya penyebaran
mikroba pada media yang menunjukan adanya kebutuhan bakteri Bacillus subtilis akan
oksigen. Menurut (Franco dan Garrido 2002) Bacillus subtilis termasuk kedalam bakteri
anaerob fakultatif yang artinya mikroba yang bisa tumbuh baik dalam keadaan ada oksigen
ataupun tidak ada oksigen, bakteri ini bersifat motil dan suhu pertumbuhannya antara 250 C -
400 C, positif mengkatalisis hidrogen tanpa oksidase, positif mereduksi nitrat dan mereduksi
methylene.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Pseudomonas


aeruginosa merupakan bakteri aerobik yang memerlukan oksigen untuk pertumbuhannya.
Bakteri Eschericia coli bersifat mikroaerofilik yang artinya membutuhkan sedikit oksigen
untuk pertumbuhannya dan bakteri Bacillus subtilis termasuk kedalam bakteri anaerob
fakultatif yang artinya mikroba yang bisa tumbuh baik dalam keadaan ada oksigen ataupun
tidak ada oksigen.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :Djambaran.

Franco dan Garrido. 2002. Structure and Function of Threonine Synthase from Yeast. Jurnal
Biologi Chemical. 277(14) : 12396-405

Jawetz E, Melnick J L, dan Adelberg EA. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba
Medika

Noviyanti D. 2015. Laporan Praktikum Mikrobiologi.http://deby_NYLaporan Praktikum


Mikrobiologi - Respirasi Bakteri.html [25 Oktober 2017]

Pelczar M J. dan Chan E C S. 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.

Radji M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi Dan Kedokteran.
Jakarta : EGC.

Sukarminah E, Sumanti dan Hanidah I. 2008. Mikrobiologi Pangan. Jatinangor : Universitas


Padjadjaran.

Vous aimerez peut-être aussi