Vous êtes sur la page 1sur 19

Laporan Praktikum

Fisika Dasar 1

Nama : Ardiansah
NPM : 1506673523
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Kimia
Nomor dan Nama Praktikum : KR 01 Dispasi Kalor Hot Wire
Minggu Praktikum : Pekan 7
Tanggal Praktikum : 19 April 2016

UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN DASAR


(UPP-IPD)
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2016
DISPASI KALOR HOT WIRE

I. Tujuan Percobaan
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

II. Alat
1. Kawat pijar (hotwire)

2. Fan

3. Voltmeter dan Ampmeter

4. Adjustable power supply

5. Camcorder

6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Teori Dasar

Energi merupakan kemampuan suatu benda untuk melakukan usaha(kerja) atau gerak.
Dalam sistem internasional (SI), energi dinyatakan dalam satuan joule (J), sedangkan dalam
cgs dinyatakan dengan erg. Satuan energi yang lain adalah kalori atau kilo kalori. Satuan
kalori biasanya digunakan untuk menyatakan besar energi panas (kalor) dan energi kimia
yang terkandung dalam makanan.
1 joule = 0,001 kJ
1 joule = 0,24 kalori
1 joule = 10-6 MJ
1 joule = 6,5 x 1018 eV
1 joule = 1 kg m2 /s2
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Seringkali perubahan energi
melibatkan perpindahan energi dari satu benda ke benda lainnya, dan diiringi dengan adanya
kerja. Namun, jika energi tersebut dipindahkan atau diubah, tidak ada energi yang hilang
pada proses tersebut, maka inilah yang disebut dengan hukum kekekalan energi, yang
berbunyi :

Energi total tidak berkurang dan juga tidak bertambah pada proses apa pun. Energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dan dipindahkan dari satu benda ke
benda lainnya, tetapi jumlah totalnya tetap konstan.

Atau dapat dirumuskan dengan :


E awal = E akhir

Berikut merupakan macam-macam bentuk energi yaitu :


a) Energi panas adalah energi yang dimiliki oleh benda-benda yang dapat menimbulkan
panas atau kalori. Contohnya: matahari dan api
b) Energi kimia adalah energi yang terkandung dalam zat-zat kimia yang dihasilkan dari
reaksi kimia. Contohnya: batu baterai dan accu
c) Energi listrik adalah energi yang dimiliki oleh alat-alat listrik. Contohnya: strika listrik
dan dinamo
d) Energi bunyi adalah energi yang terkandung dalam benda-benda yang dapat
menghasilkan bunyi. Contohnya: sirine dan lonceng
e) Energi nuklir adalah energi yang terkandung dalam inti atom. Contohnya: ledakan bom
atom
f) Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda karena gerak dan kedudukannya.
g) Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena kedudukannya.
Perubahan bentuk energi ini dapat kita lihat dalam percobaan hotwire. Dalam
percobaan ini kita dapat melihat hubungan antara kecepatan angin dengan besarnya
tegangan yang dihasilkan. Dari percobaan ini pula akan dihasilkan suatu energi kalor
sebagai hasil dari konversi energi listrik. Energi listrik itu sendiri dihasilkan oleh suatu daya
listrik yang dihubungkan dengan tegangan listrik. Dalam percobaan ini, kita akan mengecek
atau mengukur kalor yang teramati dengan menggunakan suatu sensor dari hotwire yang
disebut disipasi kalor.
Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan
penting dalam pengaturan otomatis suatu sistem. Ketetapan dan kesesuaian dalam memilih
sebuah sensor akan mempengaruhi kinerja suatu system otomatis. Besaran masukkan pada
kabanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia,
mekanis dan sebagainnya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau
sistem manipulasi atau pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah
terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer.
Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang
akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut ini:
1. Linieritas
Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal keluaran yang berubah secara kontiyu
sebagai tanggapan terhadap masukan yang berubah secara kontiyu.
2. Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas
yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menujukan
perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukkan
3. Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukkan seberapa cepat tanggapannya terhadap
perubahan masukkan.

Hotwire merupakan salah satu bentuk anemometer termal. Anemometer termal adalah
salah satu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan fluida (angin) sesaat. Cara
kerja dari sensor ini berdasarkan pada jumlah panas yang hilang secara konvektif dari sensor
ke lingkungan sekeliling sensor. Besarnya panas yang dipindahkan dari sensor secara
langsung berhubungan dengan kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan
fluida yang berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai kecepatan fluida
tersebut.
Hot-wire adalah kawat yang berukuran sangat kecil dan diberi panas, jenis ini paling
banyak digunakan untuk mengukur kecepatan fluida. Selain untuk sensor kecepatan, hot-
wire juga digunakan untuk mendeteksi suhu. Sensor hot-wire terdiri dari lapisan tipis yang
bersifat konduktor dan ditempelkan pada substrat yang bersifat isolator. Sensor hot-wire
memiliki respon frekuensi yang tinggi dalam mendeteksi kecepatan angin sesaat ataupun
kecepatan angin rata-rata. Bahan yang digunakan dalam sensor ini adalah tungsten dan
platina, platina-iridium dan platina rodium.
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai
sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti
ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja.
Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang
mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya
energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di
probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

P = v i t .........( 1 )

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai :


Overheat ratio = .....(2)

Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).
Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat
berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang
hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang
diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
Gambar Prosedur Percobaan Disipasi Kalor

IV. Langkah Kerja

1. Meng-klik tombol r-Lab di bagian bawah halaman web sitrampil untuk memulai
eksperimen.

2. Mengaktifkan Web cam (mengklik icon video pada halaman web r-Lab) .

3. Memberikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik pilihan drop
down pada icon atur kecepatan aliran.

4. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada icon
menghidupkan power supply kipas.

5. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon
ukur.

6. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s.
V. Data Percobaan

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 0 2.112 54.2
2 0 2.111 54.1
3 0 2.111 54.0
4 0 2.112 53.9
5 0 2.111 53.9
6 0 2.112 54.1
7 0 2.111 54.2
8 0 2.112 54.3
9 0 2.112 54.2
10 0 2.111 54.0
1 70 2.111 53.9
2 70 2.111 54.0
3 70 2.111 54.2
4 70 2.111 54.3
5 70 2.112 54.2
6 70 2.111 54.0
7 70 2.112 53.9
8 70 2.111 53.9
9 70 2.111 54.0
10 70 2.111 54.1
1 110 2.111 54.3
2 110 2.111 54.2
3 110 2.111 54.2
4 110 2.111 54.2
5 110 2.111 54.2
6 110 2.111 54.2
7 110 2.111 54.1
8 110 2.111 54.1
9 110 2.111 54.1
10 110 2.111 54.0
1 150 2.111 54.2
2 150 2.111 54.2
3 150 2.111 54.2
4 150 2.111 54.2
5 150 2.111 54.2
6 150 2.111 54.2
7 150 2.111 54.1
8 150 2.111 54.1
9 150 2.111 54.1
10 150 2.111 54.1
1 190 2.111 54.0
2 190 2.111 53.9
3 190 2.111 53.9
4 190 2.111 53.9
5 190 2.111 53.9
6 190 2.111 54.0
7 190 2.111 54.1
8 190 2.111 54.2
9 190 2.111 54.3
10 190 2.111 54.3
1 230 2.111 54.2
2 230 2.111 54.2
3 230 2.111 54.3
4 230 2.111 54.3
5 230 2.111 54.3
6 230 2.111 54.3
7 230 2.111 54.3
8 230 2.111 54.3
9 230 2.111 54.2
10 230 2.111 54.2

VI. Tugas Evaluasi


1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang menggambarkan hubungan
Tegangan Hotwire dengan Waktu untuk setiap kecepatan aliran udara.

a) Tabel data grafik v = 0 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 0 2.112 54.2
2 0 2.111 54.1
3 0 2.111 54.0
4 0 2.112 53.9
5 0 2.111 53.9
6 0 2.112 54.1
7 0 2.111 54.2
8 0 2.112 54.3
9 0 2.112 54.2
10 0 2.111 54.0

Grafik Tegangan Hot Wire dengan Waktu


2,1122 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112
2,112
2,1118
Tegangan (volt)

2,1116
2,1114
2,1112 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111
2,111
2,1108
2,1106
2,1104
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Series1

b) Tabel data grafik v = 70 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 70 2.111 53.9
2 70 2.111 54.0
3 70 2.111 54.2
4 70 2.111 54.3
5 70 2.112 54.2
6 70 2.111 54.0
7 70 2.112 53.9
8 70 2.111 53.9
9 70 2.111 54.0
10 70 2.111 54.1

Grafik Tegangan Hot Wire dengan Waktu


2,1122 2,112 2,112
2,112
2,1118
Tegangan (volt)

2,1116
2,1114
2,1112 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111
2,111
2,1108
2,1106
2,1104
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

Series1

c) Tabel data grafik v = 110 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 110 2.111 54.3
2 110 2.111 54.2
3 110 2.111 54.2
4 110 2.111 54.2
5 110 2.111 54.2
6 110 2.111 54.2
7 110 2.111 54.1
8 110 2.111 54.1
9 110 2.111 54.1
10 110 2.111 54.0
Grafik Tegangan Hot Wire dengan Waktu
2,5 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111
2

Tegangan (volt)
1,5

0,5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

V-HW

d) Tabel data grafik v = 150 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 150 2.111 54.2
2 150 2.111 54.2
3 150 2.111 54.2
4 150 2.111 54.2
5 150 2.111 54.2
6 150 2.111 54.2
7 150 2.111 54.1
8 150 2.111 54.1
9 150 2.111 54.1
10 150 2.111 54.1

Grafik Tegangan Hot Wire dengan Waktu


2,5 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111
2
Tegangan (volt)

1,5

0,5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

V-HW
e) Tabel data grafik v = 190 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 190 2.111 54.0
2 190 2.111 53.9
3 190 2.111 53.9
4 190 2.111 53.9
5 190 2.111 53.9
6 190 2.111 54.0
7 190 2.111 54.1
8 190 2.111 54.2
9 190 2.111 54.3
10 190 2.111 54.3

Grafik Tegangan Hot Wire dengan Waktu


2,5
2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111
2
Tegangan (volt)

1,5

0,5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

V-HW

f) Tabel data grafik v = 230 m/s

Waktu Kec Angin V-HW I-HW


1 230 2.111 54.2
2 230 2.111 54.2
3 230 2.111 54.3
4 230 2.111 54.3
5 230 2.111 54.3
6 230 2.111 54.3
7 230 2.111 54.3
8 230 2.111 54.3
9 230 2.111 54.2
10 230 2.111 54.2

Grafik Tegangan Hotwire dengan Waktu


2,5
2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111 2,111

2
Tegangan (volt)

1,5

0,5

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (s)

V-HW

2. Berdasarkan pengolahan data di atas, buatlah grafik yang menggambarkan


hubungan Tegangan Hotwire dengan Kecepatan aliran angin.

No Kecepatan Angin V-HW


1. 0 2,112
2. 70 2,111
3. 110 2,111
4. 150 2,111
5. 190 2,111
6. 230 2,111
Grafik Tegangan Hot Wire dengan Kecepatan Angin
2,1122
2,112
2,1118
Tegangan (volt)

2,1116
2,1114
2,1112
2,111
2,1108
2,1106
2,1104
0 70 110 150 190 230
Kecepatan Angin (m/s)

V-HW

3. Buatlah persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire.

Berdasarkan persamaan energi listrik yaitu :


= .. ......(1)
Sedangkan persamaan dari usaha adalah :
= . .......(2)
Dengan mensubstitusi kedua persamaan di atas, dapat diperoleh :
. = ..
.. = ..
. = .
.
=V

Selanjutnya kita menggunakan metode least square yaitu dengan persamaan garis linear :

y = bx a
Dimana :
y = V (Tegangan Hotwire)
x = v (Kecepatan Angin)
Kemudian bentuklah tabel seperti berikut :
No Xi Yi Xi2 Yi2 Xi . Yi
1. 0 2,112 0 4,460544 0
2. 70 2,111 490 4,456321 147,77
3. 110 2,111 12100 4,456321 232,21
4. 150 2,111 22500 4,456321 316,65
5. 190 2,111 36100 4,456321 401,09
6. 230 2,111 52900 4,456321 485,53
750 12,667 128500 26,742149 1583,25

Dari data tersebut, dapat dihitung nilai gradien (b) pada persamaan garis, yaitu :
N.XiYi Xi .Yi
b=
N.Xi2 (Xi)2
(6 1583,25) (750 X 12,667)
=
(6128500)(562500)

= 0,006800752
Selanjutnya untuk mencari nilai konstanta (a) dapat menggunakan rumus :
Xi2 Yi XiXiYi
a=
N.Xi2 (Xi)2
(128500 12,667) (750 1583,25)
=
(6128500)(562500)
= 0,945804511

Maka, persamaan garisnya adalah :


y = 0,006800752x + 0,945804511

Untuk menghitung kesalahan relatif yang terjadi dapat menggunakan perbandingan antara nilai
gradien (b) dengan rata-rata perubahan gradien (b). Namun sebelum mencari nilai rata-rata
perubahan gradien (b) , kita harus mencari nilai y terlebih dahulu dengan menggunakan
rumus berikut :
1 2 2 2
2 X (Yi) 2.Xi.Yi.(XiYi) + N(XiYi)
=
2
[ Yi - ]
2 N.Xi2 (Xi)2
1 (128500 160,4528)(2 750 12,667 1283,25)+(6 2506680,5625)
= [ 26,742149 - (6128500)(562500)
]
62
= 11,76841216

3,430511938

Setelah mendapat nilai , kita akan mencari nilai b yaitu dengan rumus :

N
=
N.Xi2 (Xi)2

6
= 3,430511938 x
(6128500)(562500)

= 0,013302955
Persentase tingkat kesalahan relatif yang terjadi adalah :

0,013302955
KR = | | X 100% = | | X 100% = 195,1%
0,006800752

4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan
kawat Hotwire sebagai pengukur kecepatan angin?

Berdasarkan hasil percobaan dan pengolahan data yang telah didapatkan, kawat
Hotwire tidak dapat dijadikan sebagai pengukur kecepatan angin karena tidak adanya
hubungan antara kecepatan angin dengan tegangan pada kawat Hotwire. Berapapun besar
kecepatan angin yang terjadi, nilai tegangan pada kawat Hotwire hanya berkisar antara
2,111-2,112 volt. Bahkan untuk kecepatan angin dengan besar 110 m/s sampai 230 m/s,
tegangan pada kawat Hotwire menunjukan nilai yang sama.
Namun demikian, secara teori, kawat Hotwire sebenarnya dapat digunakan sebagai
pengukur kecepatan angin karena angin yang berhembus dan melewati kawat Hotwire akan
mempengaruhi besar hambatan (resistensi) pada kawat Hotwire. Semakin besar kecepatan
angin, semakin besar nilai resisitensi pada kawat, sehingga menyebabkan nilai tegangan serta
daya kawat Hotwire akan berkurang. Hal ini dinamakan disipasi energi kalor. Sebagai
akibatnya, energi yang dihasilkan oleh kawat Hotwire juga akan berkurang. Untuk mengetahui
hubungan antara resistansi kawat dengan suhu tertentu dapat diketahui berdasarkan persamaan
berikut.


= :

Rw : resistansi kawat pada suhu operasi saat mendapat hembusan udara
Ra : resistansi kawat pada suhu ambien atau suhu ruangan
VII. Analisis
1. Analisis Percobaan
Percobaan remote Laboratorium yang berjudul Dispasi Kalor Hot Wire ini bertujuan
untuk menentukan hubungan antara kecepatan angin yang melalui kawat hotwire dengan
tegangan yang megalir pada kawat. Karena merupakan praktikum remote Laboratorium,
percobaan ini dilakukan dengan sistem online pada situs sitrampil, di mana praktikum ini hanya
dapat dilakukan apabila terkoneksi dengan internet dari Hostpot UI, sehingga meskipun
berbasis online, praktikum ini hanya dapat dilakukan di wilayah kampus Universitas Indonesia.
Setiap praktikan dapat melakukan praktikum online ini dengan menggunakan akun
sitrampil milik masing-masing. Setelah login, praktikan dapat langsung masuk ke halaman r-
Lab untuk melakukan praktikum. Tentunya, setiap praktikan harus memahami terlebih dulu
prosedur praktikum online kali ini dengan membaca petunjuk yang tertera pada situs sitrampil
serta melihat video mengenai alat yang sebenarnya bekerja di laboratorium pada laman
praktikum, agar praktikum ini dapat dilakukan secara benar, maksimal, dan sesuai prosedur.
Prinsip dari praktikum remote Laboratorium ini adalah mengambil data dari setiap
variabel yang ada dan dapat diatur. Variabel yang diatur adalah kecepatan angin, di mana
tersedia 6 besar kecepatan angin, yakni 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s.
Setelah memilih salah satu nilai kecepatan angin, kemudian tombol hidupkan tombol power
supply diklik, dan diikuti dengan mengklik ikon ukur untuk mengukur tegangan dan arus
pada kawat Hotwire. Data yang didapat adalah data dalam rentang waktu 10 detik. Dengan data
selama 10 detik yang didapatkan, dapat dilihat perubahan nilai dari tegangan dan arus selama
jangka waktu tersebut.
Langkah yang sama dilakukan pada semua besar kecepatan angin (secara berurutan)
untuk mengukur nilai tegangan serta arus kawat Hotwire. Kemudian data tersebut, yang
terdapat di dalam tabel di laman, dapat dunduh dengan format excel sekaligus untuk data grafik
yang dihasilkan.

2. Analisis Hasil Percobaan

Data percobaan yang dihasilkan dari praktikum ini adalah nilai tegangan serta arus pada
Hotwire untuk setiap nilai kecepatan angin, yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s,
dan 230 m/s selama 10 detik. Hasil yang diperoleh ternyata tidak sesuai dengan teori, di mana
tidak terjadi perubahan nilai tegangan selama 10 detik, bahkan untuk nilai kecepatan angin 110
m/s sampai 230 m/s, nilai tegangan yang dihasilkan pun sama besar, yakni sebesar 2,111 volt.
Sementara itu, untuk kecepatan angin 0 m/s, rata-rata nilai tegangannya adalah sebesar 2,112,
dan nilai tegangan untuk kecepatan angin 70 m/s rata-rata 2,111 volt, meski ada juga nilai 2,112
volt. Kemudian, untuk nilai arus Hotwire memiliki fluktuasi yang sedikit lebih jauh (hanya
53,9 ampere sampai 54,3 ampere). Rata-rata nilai tegangan Hotwire pada percobaan ini adalah
2,111 volt.

3. Analisis Perhitungan
Dengan menggunakan nilai rata-rata tegangan selama 10 detik untuk setiap nilai
kecepatan angin, dapat dilihat pula nilai perubahan tegangan untuk setiap nilai kecepatan angin.
Namun apa yang diperoleh adalah tidak terlihat perbedaan nilai tegangan Hotwire yang
signifikan, bahkan sama besar semua, hanya terjadi sedikit penurunan tegangan dari kecepatan
angin 0 m/s ke 70 m/s. Selanjutnya dengan menggunakan metode Least Square, dapat dicari
nilai gradien serta konstanta persamaan garis linear antara hubungan perubahan nilai kecepatan
angin dan nilai tegangan kawat Hotwire. Dari hasil perhitungan, didapat nilai gradiennya
adalah sebesar 0,006800752 dan nilai konstantanya adalah 0,945804511, sehingga persamaan
garisnya adalah :
y = 0,006800752x + 0,945804511

Kesalahan relatif yang dihasilkan pada perhitungan kali ini pun terbilang cukup tinggi, yakni
sebesar 195,1 %.

4. Analisis Grafik

Secara garis besar, terdapat dua jenis grafik pada percobaan kali ini, yaitu grafik
hubungan antara Tegangan Hotwire terhadap Waktu, serta grafik hubungan antara Tegangan
Hotwire terhadap Kecepatan Angin. Terdapat 6 jenis grafik hubungan antara Tegangan
Hotwire terhadap Waktu, untuk setiap 6 kecepatan angin yang berbeda. Untuk kecepatan angin
0 m/s, grafik menunjukan naik turun (fluktuatif), namun hanya diantara dua nilai tegangan saja,
yaitu 2,111 volt dan 2,112 volt, dengan nilai tegangan 2,112 volt yang lebih dominan terjadi
dalam rentang waktu 10 detik. Untuk nilai tegangan 70 m/s, grafik juga fluktuatif sama seperti
pada kecepatan angin 0 m/s, hanya saja nilai tegangan 2,111 volt yang sangat dominan.
Sedangkan grafik untuk nilai kecepatan angin 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s
menunjukan gambar yang sama, yakni bergradien nol dan hanya berupa garis lurus mendatar
pada nilai 2,111 di sumbu y karena nilai tegangan untuk rentang waktu 10 detik dan untuk
setiap nilai kecepatan angin tersebut adalah sama, yakni sebesar 2,111 volt.
Untuk grafik hubungan antara Tegangan Hotwire terhadap Kecepatan Angin, grafik
mengalami penurunan tegangan sebesar 0,001 volt dari kecepatan angin 0 m/s ke kecepatan
angin 70 m/s. Sementara itu kembali grafik menunjukan garis lurus stabil di nilai 2,111 volt
hingga kecepatan angin 230 m/s.

5. Analisis Kesalahan

Pada percobaan remote Laboratorium ini terdapat kesalahan yang direpresentasikan oleh hasil
percobaan yang kurang sesuai dengan teori, di mana nilai tegangan yang dihasilkan dari
pengukuran untuk setiap nilai kecepatan angin yang berbeda adalah cenderung sama. Padahal
secara teori, tegangan kawat Hotwire akan menurun seiring dengan bertambahnya kecepatan
angin yang diakibatkan disipasi energi. Selain itu, kesalahan relatif yang dihasilkan pun cukup
tinggi yaitu sebesar 195,1 %. Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor utama, yakni sistem r-
Lab yang sedang error dan koneksi internet yang sering terputus-putus yang menghambat
pengambilan data.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan r-Lab yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kawat Hotwire pada percobaan ini kurang tepat dijadikan sebagai sensor kecepatan
angin, karena sangat sedikit dan cenderung sekali tidak terjadi perubahan nilai tegangan
yang dihasilkan berapapun nilai kecepatan angin yang dilakukan
2. Nilai tegangan yang dihasilkan pada kawat Hotwire berbanding terbalik dengan
kecepatan angin yang diberikan, meskipun hanya berlaku untuk perubahan kecepatan
angin dari 0 m/s menjadi 70 m/s pada percobaan kali ini.
3. Terjadi konversi energi listrik menjadi energi kalor pada Hotwire
4. Kesalahan data percobaan yang diperoleh membuat percobaan ini kurang sesuai dengan
teori

IX. Referensi
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John
Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Giancoli, D.C. (2000). Physics for Scientists & Engineers. Prentice Hall: New Jersey.
Young, Freedman. Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga, 2006

Vous aimerez peut-être aussi