Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BIDANG KEGIATAN :
PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT
Diusulkan oleh :
1. Winda Novia (NIM: 09220150011/Angk. 2015/Ketua)
2. Heny setiawaty galus (NIM: 09220150010Angk. 2015/Angg. 1)
3. Sri Hardini (NIM: 09220150015/Angk. 2015/Angg. 2)
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
RINGKASAN ................................................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN
LAMPIRAN
i
RINGKASAN
Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai
oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya
masyarakat yang menyukai es krim karena rasanya yang, lezat, manis dan
teksturnya yang lembut. Biji nangka, berbentuk lonjong dan bahannya mudah di
dapat serta melimpah menjadi acuan alternative sebagai bahan baku es krim.Bahan-
bahan yang digunakan pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa
lemak (skim), gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa. Kelebihan
biji nangka yaitu memiliki lemak yang lebih rendah dibandingkan susu sapi maupun
susu kedelai. Bahwa dalam 100 gram biji nangka mengandung 36,7 g; protein 4,2 g;
energy 165 kkal sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang potensial.
Produk ini bertujuan untuk menghasilkan es krim yang mudah didapat dan
dibuat dengan produksi rumahan dengan meningkatkan nilai potensial biji nangka
itu sendiri, dengan ini mengadakan kerjasama dengan usaha kecil milik masyarakat
(PEMBINAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA(PKK)), dengan mengenalkan
kepada ibu-ibu PKK kegunaan dari biji nangka itu sendiri selain dibuat sayur,
keripik, dan lain-lain. Dapat dibuat es krim yang enak dan memiliki nilai gizi yang
baik untuk dikonsmsi.
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai
oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya
masyarakat yang menyukai es krim karena rasanya yang, lezat, manis dan teksturnya
yang lembut. Bahan-bahan yang digunakan pembuatan es krim adalah lemak susu,
padatan susu tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan penstabil, pengemulsi, dan
pencita rasa (Kalsum, 2012).
Ditinjau dari kandugan gizi, es krim mengandung kalsium, fosfor, protein,
vitamin, dan mineral.Kandungan kalsium dan fosfor pada es krim bermanfaat untuk
menjaga kepadatan massa tulang, pencegahan osteoporosis, kanker, serta hipertensi.
Protein merupakan zat penting yang diperlukan seseorang untuk memperbaiki
jaringan otot yang digunakan. Nutrisi es krim terdapat pada kandungannya yang
berasal dari susu yaitu vitamin A,D, K dan B12. Namun, didalam es krim juga
terkandung zatgizi lain yaitu lemak dan karbohidrat, dimana kedua zat ini merupakan
factor pembatas terutama bagi penggemar es krim yang sedang diet (Hartatie, 2011).
Sebagian besar es krim yang telah diolah masyarakat baik industry berskala
besar dan industry skala kecil menggunakan bahan baku dari susu hewani yang
banyak mengandung lemak jenuh, sehingga setiap orang kadang tidak mau terlalu
sering mengkonsumsinya karena takut gemuk yang disebabkan oleh kandungan
lemak pada es krim tersebut. Oleh karena itu, perlu ada alternative lain pada
pembuatan es krim dengan bahan nabati dari tumbuhan sebagai campuran susu skim.
Alternative lain yang bias digunakan yaitu dengan membuat es krim dari biji nangka.
Biji nangka adalah biji yang berasal dari buah nangka yang berukuran besar dan
berbentuk bulat lonjong.Pada sebagian besar masyarakat biji nangka merupakan
bahan yang sering terbuang begitu saja setelah daging buah nangka
dikonsumsi.Sebagian kecil masyarakat memanfaatkan biji nangka hanya sebatas
direbus dan dibakar untuk dijadikan makanan. Jumlah biji nangka yang melimpah,
mudah didapat, dan kandungannya yang tidak kalah dengan yang lain membuat biji
nangka layak untuk dijadikan alternative pengganti yang sangat murah dibandingkan
menggunakan susu sapi dan susu kedelai.
Kelebihan biji nangka yaitu memiliki lemak yang lebih rendah dibandingkan
susu sapi maupun susu kedelai. Bahwa dalam 100 gram biji nangka mengandung
36,7 g; protein 4,2 g; energy 165 kkal sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan yang potensial. Kandungan mineral biji nangka adalah fosfor 200 mg;
kalsium 33 mg dan besi 1,0 mg (Astawan, 2008). Manfaat dari biji nangka yaitu
dapat mengurangi ketidakstabilan system pencernaan, berkhasiat menyembuhkan
mual atau sembelit, sumber protein dan kaya gizi. Dari kandungan-kandungan yang
terdapat pada biji nangka maka biji nangka dapat dijadikan susu sebagai bahan dasar
es krim. Selain kandungan susu biji nangka yang baik untuk tubuh, biji nangka
merupakan alternative pengganti yang amat murah karena belum banyak masyarakat
yang memanfaatkannya (Rohman, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas,kami berusaha untuk menyajikan cara
memanfaatkan biji nangka tersebut menjadi es krim yang lezat dan bergizi, sehingga
biji nangka yang awalnya merupakan sebuah limbah yang menyebabkan lingkungan
tidak nyaman dan kotor dapat dimanfaatkan sebagai pengganti bahan makanan yang
relative lebih murah dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Kalsium (mg) 33 45 20
4
Vitamin B1 0,20 0,07 0,07
(mg)
Vitamin C (mg) 10 9 7
Pada tabel tersebut dapat dilihat kandungan gizi pada biji nangka
lebih tinggi dibandingkan dengan daging nangka muda dan matang
namun pada biji nangka tidak terdapat vitamin A.
5
Lemak (g) 0,23 2 3,5 4,1 1,5
6
C. MANFAAT BIJI NANGKA
a) Mencegah Anemia
b) Kesehatan Rambut
c) Mencegah konstipasi
d) Melawan keriput
e) Sumber protein
f) Menyehatkan Mata
7
Kandungan protein yang ada di dalam biji nangka bisa
digunakan sebagai pengganti sel-sel yang rusak. Saat terjadi
cidera,akan ada sel yang rusak di dalam tubuh. Dengan
mengkonsumsi biji nangka bisa digunakan sebagai pengganti sel
yang rusak di dalam tubuh.
i) Menguatkan Tulang
j) Menguatkan Gigi
8
2.2 Definisi Es Krim
9
sampai patah tulang terjadi. Wanita paling sering mengalami patah
tulang di pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.Tapi
fraktur pun bisa menjadi tanda peringatan bahwa tulang lebih lemah.
Es krim yang mengandung susu bisa memberikan asupan kalsium
bagi tubuh yang nantinya bermanfaat bagi tulang kita. Bagi orang
yang tidak suka minum susu, es krim bisa menjadi pilihan tepat guna
mencukupi kebutuhan kalsium. Dengan asupan kalsium yang cukup,
tulang kita tidak akan mudah rapuh dan keropos.
10
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat
3.1.2 Bahan
11
8. Dikemas dan didinginkan.
Metode analisis yang dipakai terbagi menjadi dua yaitu analisis fisika
dan analisis kimia.
2. Analisis Kimia
c. Penetapan Protein
f. MPN Coliform
12
Aquadest
Batu Didih
Cara Kerja :
1. Ditimbang 1-2 gram contoh es krim
4. Disaring dalam keadaan panas dan dicuci dengan air panas hingga
bebas asam
7. Heksan disulingkan
Perhitungan :
% = 100%
Dasar :
Sakarosa diubah menjadi gula pereduksi dengan hidrolisis oleh asam
kuat.Dalam lingkungan netral, gula pereduksi dioksidasikan oleh
Larutan Luff yang ditambahkan secara berlebih terukur. Sisa larutan
Luff direduksi oleh KI menjadi CuI2 yang akan mengurai menjadi
Cu2I2 dan I2 yang dapat dititar oleh Na2S2O3 dengan indikator kanji
hingga diperoleh titik akhir yaitu larutan berwarna putih susu.
Reaksi :
13
HO OH HO HO OH HO
+ CuO + Cu2O
berlebih merah
O terukur HO
bata
HO OH O HO OH
Cara Kerja :
1. Ditimbang 2 gram sampel kedalam Erlenmeyer
2. Ditambahkan 25 ml HCl 30% atau H2SO4 1,25%
3. Dididihkan di water bath menggunakan pendingin tegak selama
1,5 2 jam
4. Didinginkan
5. Dimasukkan larutan kedalam labu ukur 250 ml
6. Dinetralkan dengan penambahan NaOH 3,25% (digunakan
14rlenmeye PP)
7. Diimpitkan dengan aquadest hingga tanda garis
8. Disaring larutan sampel
14
9. Dipipet 10 ml hasil saringan kedalam 15rlenmeyer asah
10. Dibubuhkan 25 ml larutan luff dan 15 ml aquadest
11. Dididihkan menggunakan waterbath dengan pendingin tegak
selama 10 menit
12. Didinginkan larutan sampel
13. Ditambahkan 10 ml KI 30% dan 25ml H2SO4 25% (penambahan
H2SO4 secara perlahan melalui dinding 15rlenmeyer)
14. Dititar dengan larutan natrium tiosulfat 0.1 N hingga berwarna
kunig muda
15. Ditambahkan indicator kanji
16. Dititar hingga titik akhir (berwarna putih)
17. Dilakukan perlakuan sama pada blanko
Perhitungan :
% = 100%
= % 0,95
15
Buret 50 ml H2SO4pekat
Hotplate Aquadest
Corong NaOH 30%
Labusemprot Indikator PP
Erlenmeyer 250ml Asamborat5%
Es Krim Biji Nangka Indicator MM
Campuranselen HCl 0,1 N
Cara Kerja :
16
14. Dicatat volume penitar, lalu dihitung kadar protein dalam contoh
Cara Kerja :
1.Dilakukan persiapan dan homogenisasi contoh. Ditimbang
sejumlah 25 g/ 10 ml cuplikan (contoh) kedalam erlenmeyer,
ditambahkan 225 ml/10 ml larutan pengencer hingga diperoleh
pengenceran 1:10. Dikocok beberapa kali hingga homogen.
2.Dpipet 1 ml dan masing- masing pengenceran kedalam cawan
petri steril.
3.Kedalam setiap cawan petri dituangkan sebanyak 12-15 ml media
PCA yang telah dicairkan yang bersuhu 45 1C dalam waktu
15 menit dan pengenceran yang pertama.
4.Dihomogenkan cawan petri dengan hati- hati ( diputar dan
digoyangkan ke depan dan ke belakang serta ke kanan dan ke
kiri) hingga contoh tercampur rata dengan pembenihan.
5.Dibiarkanhingga campuran dalam petri memadat.
6.Dimasukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik kedalam
lemari pengeram (inkubator) dan diinkubasikan pada suhu 35
1C selama 24-48 jam.
7.Dicatat pertumbuhan koloni pada setiap cawan yang
mengandung 25-250 koloni setelah 24 jam.
8.Dihitung angka lempeng total dalam 1 gram atau 1ml contoh
dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan
faktor pengenceran yang digunakan (sesuai).
17
b. Pemeriksaan Bakteri Bentuk Coli Metode APM
Dasar :
Perhitungan jumlah coliform cara APM dilakukan dengan
pengenceran contoh 10-1 s/d 10-3 kemudian dari masing-masing
pengenceran dipipet sebanyak 1 mL ke dalam tabung ulir
berdurham yang berisi media LB steril lalu diinkubasi pada suhu
37 C selama 24 jam. Adanya tabung durham terbalik pada tabung
ulir bertujuan untuk memudahkan pengamatan gas yang terbentuk.
Hitung jumlah tabung bergas pada masing-masing pengenceran
dan kemudian dihitung dengan menggunakan bantuan tabel indeks
APM.
Alat dan Bahan :
Erlenmeyer 100 mL Sampel es krim
Tabung reaksi Buffered Peptone Water
Tabung durham (BPW)
Incubator Lactose Broth (LB)
Pembakar Bunsen
Cara Kerja :
1. Lakukan persiapan dan homogenasi contoh. Ditimbang sejumlah
25 gram/10mL contoh kedalam Erlenmeyer, ditambahkan 225
mL/10 mL larutan pengencer hingga diperoleh pengenceran 1 :
10. Dikocok beberapa kali hingga homogen.
2. Pipiet 1 mL tiap pengenceran ke dalam masing-masing 3 tabung
yang berisi 5 mL Lactoe Broth yang didalamnya terdapat tabung
durham terbalik.
3. Lakukan juga dengan cara yang sama terhadap pengenceran 10-2
(1;100) pada 3 tabung kedua dan (1:1000) pada 3 tabung ketiga
(tiap pengenceran pergunakan pipet yang baru dan steril)
4. Simpan semua tabung dalam incubator pada suhu 36 10C selama
24 jam.
5. Catat jumlah tabung yang membentuk gas.
18
Alat dan Bahan :
Erlenmeyer 100 mL
Tabung reaksi
Pembakar Bunsen
Petri dish steril
Pipet ukur steril
Inkubator
Sampel es krim
Buffered Peptone
Water (BPW)
Potato Dextrose Agar
(PDA)
19
Cara Kerja :
1. Dilakukan persiapan dan dihomogenisasi contoh.
2. Ditimbang sejumlah 25 g / 10 ml cuplikan (contoh) ke dalam erlenmeyer.
3. Ditambahkan 25 ml / 90 ml larutan pengencer hingga diperoleh
pengenceran 1:10.
4. Dikocok beberapa kali hingga homogen.
5. Dipipet 1 ml dan masing-masing pengenceran ke dalam cawan petri
steril.
6. Ke dalam setiap cawan petri dituangkan sebanyak 3 ml media PDA
setelah ditambahkan asam tatrat 10% yang bersuhu 451C dalam waktu
15 menit dan pengenceran yang pertama.
7. Dihomogenkan cawan petri dengan hati-hati (putar dan goyangkan ke
depan dan kebelakang serta ke kanan dan ke kiri) hingga contoh
tercampur rata dengan perbenihan.
8. Dibiarkan hingga campuran dalam petri memadat.
9. Dimasukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik ke dalam
inkubator dan diinkubasikan pada suhu 27-30C selama 5 x 24 jam.
10. Dihitung angka kapang khamir dalam 1 gram atau 1 ml contoh dengan
mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor
pengenceran yang digunakan (sesuai).
20
BAB 4. JADWAL DAN BIAYA KEGIATAN
Uraian Kegiatan 1 2 3 4
Penelusuran Literatur
Percobaan Pendahuluan
Penelitin Inti
Pembuatan Laporan
3 Biaya Transportasi
4 Biaya Lain-Lain
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Pembuatan 3
Mixer Pembuatan 1
Penyimpanan 6
23
24