Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh
1. Diana Eka Pertiwi (152121010)
2. Nurul Imam (152121017)
1.7. Kesimpulan
Latihan kegel yang dilakukan secara rutin dan teratur oleh para lansia memberikan
manfaat yang yang sangat besar bagi kekuatan otot panggul lansia sehingga para lansia
dapat mengontrol keingin berkemih, latihan kegel yang dilaksanakan secara rutin dan
teratur menyebabkan penurunan frekwensi berkemih (inkontinensia urine). Hal ini
menunjukan bahwa ada pengaruh latihan kegel terhadap penurunan frekwensi
berkemih pada lansia di Panti Sosial Tresna Werhda. Sebaiknya latihan kegel
dilakukan secara rutin dengan disertai senam lansia laninya di senangi oleh lansia.
Keberhasilan atau kesuksesan kegiatan dipengaruhi oleh penerimaan lansia dan
keterlibatan staf dalam mengingatkan para lansia untuk tetap melaksakanan latihan
kegel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Implikasi terhadap Keperawatan
Implikasi yang dapat diberikan terhadap dunia keperawatan ialah dengan adanya
penelitian ini maka perawat dapat menambah ilmu lebih banyak tentang pananganan
inkintinensia urine yang mana kita tau bahwa kebanyakan pasien dengan gangguan
eliminasi hanya diberikan tindakan kateterisasi urine dan pengobatan dan dengan
adanya penelitian ini maka kita sebagai perawat khususnya untuk tenaga kesehatan
bahwa pentingnya peran tenaga kesehatan untuk meminimalisir dan menangani
inkontinensia urine pada lansia bahkan semua usia.
Sebagai perawat hendaknya kita menerapkan terapi dan implikasin yang baik dan
benar untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien, kareta tidak banyak pasein
menerima untuk dilakukan kateterisasi urine, dalam penelitian ini dapat memberikan
solusi bagi perawat untuk dilakukan latihan kegel yang lebih efektif jika katerisasi
tidak diterima pasien maupun tidak dapat menunjang kenyamanan pasien
Dengan adanya penelitian ini maka sebagai seorang perawat kita dapat melakukan
health education, yang mana peran perawat juga sebagai pendidik dan pemberi asuhan
keperawatan hal ini bisa di implikasikan dengan mengajarkan lansia untuk latihan
kegel yang menderita inkontinensia urin dan bisa gunakan dalam asuhan keperawatan
pada intervensi dan implikasi keperawatan. Tidak hanya pada penderita inkontinensia
unrine tetapi latihan atau senam kegel ini bisa dilakukan semua kalangan baik wanita
dan laki-laki untuk mengencangkan alat genetal dan anus maka perawat dapat
mengaplikasikan hal ini kepada seseorang yang masih sehat.
Dengan demikian, tenaga kesehatan khususnya perawat mempunyai peranan
penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sejak dini melalui pemberian
pelayanan keperawatan anak yang baik dan komprehensif untuk membentuk generasi
yang sehat.
2.2. Kelemahan
1. Dalam jurnal dijelaskan karakteristik umum responden yang meliputi umur, jenis
kelamin, lama tinggal dipanti, tetapi tidak jelaskan kenapa karakteristik tersebut bisa
menderita inkontinensia urine
2. Tidak ada penjelasan berapa kali maksimal harus dilakukan latihan kegel, dan pada
penderita seperti apa yang tidak harus dilakukan 5x senam kegel, dan harus berapa
kali pada inkontinensi unrine yang berat.
3. Tidak dijelaskannya tanggal, bulan, dan tahun pelaksaan penelitian.
4. Tidak dijelaskannya prosdur latihan kegel.
2.3. Kelebihan
a) Saat diawal penilain menggunakan instrumen observasi dengan melakukan
observasi aktif menanyakan langsung kepada Lansia keadaan kencing setiap hari.
teknik wawancara peneliti akan mendapatkan hasil lebih akurat dari pada
menggunakan sedekar menyebar angket, hal ini membuat hasil penelitiannya lebih
efektif.
b) Terdapat saran dan manfaat penelitian untuk kelanjutan dan kemajuan tenaga
kesehatan khususnya untuk perawat.
c) Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat
mengetahui hasil dari penelitian ini.
d) Peneliti menggunakan sistem tabel untuk memperjelas hasil penelitiannya yang
mudah untuk disimpulkan dan dibaca secara rinci.
e) Peneliti menjelaskan dengan jelas umur, jenis kelamin, lama tinggal dipanti, dan
status perkawinan. yang semakin menjadi penguat penelitian ini dan dapat
berperilaku seperti apa untuk melakukan pendekatan kepada responden agar
penelitian ini berhasil karena tingkat keberhasilan di tunjang dari penerimaan lansia
dan keterlibatan staf dalam mengingatkan para lansia untuk tetap melaksakanan
latihan kegel.
f) Peneliti menggunakan observasi secara langsung menggunakan Wilcoxon Signed
Rank Test (pre-post dalam kelompok).
g) Pada tahap peneliti melakukan evalasi pada hasil pengukuran gejala inkontinensia
urin pre test memiliki nilai rata-rata sebesar 2,58, sedangkan hasil pengekuran
gejala inkontinentia urine post test diperleh nilai rata-rata 2,92, nilai z sebesar -
3,742 (base on negatif rank), yang berarti ada pengaruh latihan kegel terhadap
penurunan frekwensi berkemih pada lansia di Panti Sosial Tresna Werhda Meci
Angi Bima.
2.4. Saran
a) Saran untuk penelitian selanjutnya adalah jurnal ini bagus untuk dijadikan referensi
dan lebih mengembangkan metode-metode yang dirinci dengan jelas dan
penerapatan terapi dijadwalkan secara tertulis.
b) Saran untuk perawat dalam melakukan penilaian dan menerapkan tindakan pada
lansia dengan inkontinensia urine hendaknya mencontoh instrumen dalam
penelitian ini dan menerapkan terapi latihan kegel untuk memberikan kenyamanan.
c) Saran untuk instansi Panti Sosial Tresna Werhda Meci Angi Bima. dapat
menerapkan terapi latihan kegel ini kepada penghuni panti agar dapat dilakukan
dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan D.A, M. (2014). PENGARUH LATIHAN KEGEL TERHADAP INKONTINENSIA
URINE PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA MECI ANGI BIMA.
Kesehatan Prima, 8 no 2, 12921297.