Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LOGO
STIKES
Oleh:
Kelompok ..
1. NAMA MAHSISWA
2. NAMA MAHSISWA
3. DST....
20./20..
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lanjut Usia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
(Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk, 2008). Sedangkan menurut Pasal 1
ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti Maryam, dkk,
2008: 32)
Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen (ketergantungan),
tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe pemarah/frustasi (kecewa akibat
kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri sendiri).
Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para
lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia
mandiri dengan bantuan langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara
tidak langsung, lansia dengan bantuan badan sosial, lansia dip anti werda, lansia yang
dirawat di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.
2.4 Proses Penuaan
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal.
Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada di
dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara
perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). Seiring dengan proses menua tersebut,
tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai
penyakit degeneratif.
Beberapa sifat penyakit pada lansia yang membedakannya dengan penyakit pada orang
dewasa seperti yang dijelaskan berikut ini:
1. Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit pada lansia umumnya berasal dari dalam tubuh (endogen), sedangkan
pada orang dewasa berasal dari luar tubuh (eksogen). Hal ini disebabkan karena pada
lansia telah terjadi penurunan fungsi dari berbagai organ-organ tubuh akibat kerusakan
sel-sel karena proses menua, sehingga produksi hormone, enzim, dan zat-zat yang
diperlukan untuk kekebalan tubuh menjadi berkurang. Dengan demikian, lansia akan
lebih mudah terkena infeksi. Sering pula, penyakit lebih dari satu jenis (multipatologi),
dimana satu sama lain dapat berdiri sendiri maupun saling berkaitan dan memperberat.
2. Gejala penyakit sering tidak khas/tidak jelas
Misalnya, penyakit infeksi paru (pneumonia) sering kali tidak didapati demam tinggi dan
batuk darah, gejala terlihat ringan padahal penyakit sebenarnya cukup serius, sehingga
penderita menganggap penyakitnya tidak berat dan tidak perlu berobat.
3. Memerlukan lebih banyak obat (polifarmasi)
Akibat banyaknya penyakit pada lansia, maka dalam pengobatannya memerlukan obat
yang beraneka ragam dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, perlu diketahui
bahwa fungsi organ-organ vital tubuh seperti hati dan ginjal yang berperan dalam
mengolah obat-obat yang masuk ke dalam tubuh telah berkurang. Hal ini menyebabkan
kemungkinan besar obat tersebut akan menumpuk dalam tubuh dan terjadi keracunan
obat dengan segala komplikasinya bila diberikan dengan dosis yang sama dengan orang
dewasa. Oleh karena itu, dosis obat perlu dikurangi pada lansia. Efek samping obat sering
pula terjadi pada lansia yang menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit baru akibat
pemberian obat tadi (iatrogenik), misalnya poliuri/sering BAK akibat pemakaian obat
diuretik (obat untuk meningkatkan pengeluaran air seni), dapat terjatuh akibat
penggunaan obat-obat penurun tekanan darah, penenang, antidepresi, dan lain-lain. Efek
samping obat pada lansia biasanya terjadi karena diagnosis yang tidak tepat,
ketidakpatuhan meminum obat, serta penggunaan obat yang berlebihan dan berulang-
ulang dalam waktu yang lama.
4. Sering mengalami gangguan jiwa
Pada lansia yang telah lama menderita sakit sering mengalami tekanan jiwa (depresi).
Oleh karena itu, dalam pengobatannya tidak hanya gangguan fisiknya saja yang diobati,
tetapi juga gangguan jiwanya yang justru seing tersembunyi gejalanya. Jika yang
mengobatinya tidak teliti akan mempersulit penyembuhan penyakitnya.
Pakar psikologi Dr. Parwati Soepangat, M.A. menjelaskan bahwa para lansia yang
dititipkan di panti pada dasarnya memiliki sisi negatif dan positif. Diamati dari sisi positif,
lingkungan panti dapat memberikan kesenangan bagi lansia. Sosialisasi di lingkungan
yang memiliki tingkat usia sebaya akan menjadi hiburan tersendiri, sehingga kebersamaan
ini dapat mengubur kesepian yang biasanya mereka alami.
Akan tetapi, jauh di lubuk hati mereka merasa jauh lebih nyaman berada di dekat
keluarganya. Negara Indonesia yang masih menjunjung tinggi kekeluargaan, tinggal di
panti merupakan sesuatu hal yang tidak natural lagi, apa pun alasannya. Tinggal di rumah
masih jauh lebih baik dari pada di panti.
Pada saat orang tua terpisah dari anak serta cucunya, maka muncul perasaan tidak
berguna (useless) dan kesepian. Padahal mereka yang sudah tua masih mampu
mengaktualisasikan potensinya secara optimal. Jika lansia dapat mempertahankan pola
hidup serta cara dia memandang suatu makna kehidupan, maka sampai ajal menjemput
mereka masih dapat berbuat banyak bagi kepentingan semua orang.
10 kebutuhan lansia (10 needs of the erderly) menurut Darmojo (2001) adalah sebagai
berikut:
1) Makanan cukup dan sehat (healthy food).
2) Pakaian dan kelengkapannya (cloth and common accessories).
3) Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh (home, place to stay).
4) Perawatan dan pengawasan kesehatan (health care and facilities).
5) Bantuan teknis praktis sehari-hari/bantuan hokum (technical, judicial assistance).
6) Transportasi umum (facilities for public transportations).
7) Kunjungan/teman bicara/informasi (visits, companies, informations).
8) Rekreasi dan hiburan sehat lainnya (recreational activities, picnic).
9) Rasa aman dan tentram (safety feeling).
10) Bantuan alat-alat panca indra (other assistance/aids). Kesinambungan bantuan dana
dan fasilitas (continuation of subsidies and facilities).
4. Terapi Modalitas
Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi
lansia.
a. Tujuan
1) Mengisi waktu luang bagi lansia.
2) Meningkatkan kesehatan lansia.
3) Meningkatkan produktivitas lansia.
4) Meningkatkan interaksi sosial antar lansia.
b. Jenis Kegiatan
1) Psikodrama
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih sesuai dengan
masalah lansia.
2) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi,
bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terapi ini dibutuhkan
leader, co-leader, dan fasilitator. Misalnya cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.
3) Terapi musik
Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan gairah hidup dan dapat
mengenang masa lalu.
4) Terapi berkebun
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang.
5) Terapi dengan binatang
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih saying dan mengisi hari-hari sepinya dengan
bermain bersama binatang.
6) Terapi okupasi
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas dengan
membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan.
7) Terapi kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas cermat, mengisi
TTS, dan lain-lain.
8) Life review terapi
Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan
pengalaman hidupnya.
9) Rekreasi
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan, dan
melihat pemandangan.
10) Terapi keagamaan
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa
nyaman. Seperti mengadakan pengajian, kebaktian, dan lain-lain.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Gambaran Panti Sosial Tresna Werdha
Dalam kehidupan dewasa ini jumlah lanjut usia akan semakin banyak, itu semua
disebabkan karena adanya peningkatan kualitas hidup maka dari itu para lanjut usia
wajib mendapatkan perlindungan, perawatan, kesejahteraan dan juga pendidikan yang
layak dan sesuai dengan keadaan lanjut usia, terutama bagi lansia yang terlantar. Wujud
nyata tindakan tersebut adalah dengan dibangunnya panti-panti sosial bagi lansia yang
bertujuan untuk melindungi, merawat, mensejahterakan serta mendidik usia lanjut.
Analisa data
Berdasarkan kriteria umur menurut World Health Organization (WHO), lansia terbanyak
yang menghuni wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah dari kelompok
umur 75-90 tahun yang termasuk yaitu dalam kategori lanjut usia tua (old) dengan
prosentase 47,2%.
2. Jenis kelamin
DIAGRAM
JENIS
KELAMIN
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa lansia terbanyak yang menghuni
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah perempuan dengan prosentase
72%.
3. Status perkawinan
DIAGRAM
STATUS
KAWIN
Analisa Data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa status perkawinan terbanyak di wisma
Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah janda dengan prosentase 63,8%.
4. Tingkat Pendidikan
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan terbanyak di wisma
Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah sekolah dasar dengan prosentase
52,8%.
5. Agama
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Agama yang dianut oleh lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah Islam dengan prosentase 88,8%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan pola makan pada lanjut usia di wisma
Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 3 kali/hari dengan prosentase 94,6 %.
Sebagian klien ada yang makan 1-2 kali/hari karena faktor spiritual (kepercayaan)
seperti : puasa.
2. Pola minum
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola minum pada lanjut usia di wisma
Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah >5 kali/hari dengan prosentase 38,9 %.
3. Pola mandi
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola mandi pada lanjut usia di wisma
Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 2 kali/hari dengan prosentase 66,7%.
4. Pola keramas
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola keramas pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 1 kali/minggu dengan prosentase
66,7%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola gosok gigi pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 2 kali/hari dengan prosentase
66,7%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola memotong kuku pada lanjut usia
di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 1 kali/minggu dengan
prosentase 75%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola ganti pakaian pada lanjut usia di
wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 1 dan 2 kali/hari dengan
prosentase sama yaitu 50%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola mencuci pakaian pada lanjut usia
di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah 2-3 kali/minggu dengan
prosentase 58,3%.
9. Pola berhias
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola berhias pada lanjut usia di wisma
Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah berhias dengan prosentase 83,3%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pola aktivitas (istirahat dan tidur)
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek adalah tidak
terganggu dengan prosentase 80,6%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan keagamaan pada lanjut usia
di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah tidak mengikuti
dengan prosentase 55,6%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan keterampilan dan kesenian
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah
tidak mengikuti dengan prosentase 55,6% dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu
adanya cacat fisik, kurangnya minat untuk mengikuti kegiatan dan dan tempat jauh dari
wisma.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan bimbingan sosial pada lanjut
usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah tidak
mengikuti dengan prosentase 52,8 % dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu cacat
fisik, kurangnya minat untuk mengikuti kegiatan dan tempat jauh dari wisma.
5. Kegiatan Senam Tera
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan senam Tera pada lanjut usia
di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah tidak mengikuti
dengan prosentase 61% dikarenakan kurangnya minat, kurangnya kesadaran, kurangnya
informasi tentang kesehatan dan kecacatan fisik.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertanian dan perkebunan
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah
tidak mengikuti dengan prosentase 80,6 %.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kebersihan lingkungan pada
lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah
mengikuti dengan prosentase 58,3%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan yang merugikan kesehatan
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah
tidak ada kegiatan yang merugikan kesehatan dengan prosentase 86,1%.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membersihkan rumah/kamar
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah 2
kali/hari dengan prosentase 96,8 %.
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membersihkan kamar mandi
pada lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah
tidak pernah membersihkan kamar mandi dengan prosentase 52,8 % dikarenakan
sebagian dari wisma telah membagi tugas pada masing-masing lansianya pada kegiatan
lain-lain.
11. Kegiatan membersihkan selokan
Analisa data
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membersihkan selokan pada
lanjut usia di wisma Kemuning, Cendana, Seruni, dan Anggrek terbanyak adalah tidak
pernah membersihkan selokan dengan prosentase 100 % dikarenakan banyaknya selokan
yang sudah rusak dan sebagian Wisma tidak memiliki selokan.
3.3.3 Ekonomi
Seluruh dana kegiatan yang diadakan di Panti berasal dari APBD/Dinas Sosial Provinsi
Jawa Timur.
3.3.6 Komunikasi
Panti Sosial Tresna Werdha memiliki fasilitas ruang tamu dan aula yang biasa
dimanfaatkan oleh para lansia untuk berkumpul dan melakukan aktivitas sehari-hari.
3.3.7 Pendidikan
Dalam Panti Sosial Tresna Werdha, para lansia banyak sekali difasilitasi dengan berbagai
kegiatan yang meliputi kegiatan keagamaan, ketrampilan dan kesenian, bimbingan sosial
serta senam tera yang bertujuan untuk menjaga kebugaran para lansia.
3.3.8 Rekreasi
Para lansia biasa mengisi waktunya dengan berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh
panti. Di sela-sela aktivitas biasanya mereka mengobrol, membaca koran atau sekedar
menonton TV di dalam ruangan rekreasi yang disediakan sebagai fasilitas panti. Selain itu
lansia juga bisa berjalan-jalan di kebun belakang panti dan disana terdapat kolam ikan
yang bisa digunakan untuk memancing.
3.4 Analisa Data
Dari hasil pendataan, maka data-data yang ada di analisis sebagai berikut :
DIAGNOSA
No DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF KEPERAWATAN
KOMUNITAS
3.
4.
Diagnosa Kriteria
No Jumlah Keterangan
Keperawatan A B C D E F G H I J K L
1 Kurangnya 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 55 Keterangan
kebersihan kriteria :
kesehatan kesehatan
3. E. Interest untuk
komunitas
F. Kemungkinan
diatasi
G. Relevan dengan
program
H. Tersedianya
tempat
I. Tersedianya
waktu
J. Tersedianya
dana
K. Tersedianya
fasilitas
L. Tersedianya
sumber daya
Keterangan SKOR
pembobotan :
1.sangat rendah
2.rendah
3.Cukup
4.Tinggi
5.Sangat tinggi
Evaluasi
k Proses Hasil
2.
.
3.8 POA (Planning Of Action)
No Nama Kegiatan Waktu/Tempat Penanggung Sumber Evaluasi
Jawab dr Dana proses hasil
pok sus
1 Penyuluhan tentang 1 Jumat 14 Ghora dan Dana dari 1.Ham-pir
Personal Hygiene Desember Ibu Anik Dinas Sosial semua
2012/ Aula Provinsi kegiatan
Panti Sosial Jawa Timur berja-lan
Tresna sesuai
Werdha rencana yang
telah dibuat
2. Da-lam
setiap
kegiatan
para lansia
me-nang-
gapi de-ngan
antusias.
3.Da-lam
setiap
kegiatan
terda-pat
dalam bebe-
rapa ham-
batan dari
lansia seper-
ti, penu-
runan
pendenga-
ran,
pendidikan
yang ren-dah
dan lansia
terse-but
terjadi penu-
runan daya
ingat
sehingga
informasi
yang
diberikan
ku-rang bisa
diterima oleh
para lansia
3.9 Implementasi
1. Penyuluhan
Penyuluhan tentang Personal Hygiene dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 14 Desember 2012
Tempat : Aula Panti social tresna werdha
Waktu : Pukul 09.00 WIB
Sasaran : Seluruh lansia penghuni Panti Sosial Tresna Werdha
Yang dihadiri oleh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha serta pemaparan oleh mahasiswa,
dalam penyuluhan ini terdapat beberapa fase, yaitu :
a. Fase pembukaan
Pada fase ini dimulai denagn salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan dari
penyuluhan yaitu tentang personal hygiene.
b. Fase penyampaian materi
1. Pada fase ini mahasiswa menyampaikan materi penyuluhan mulai dari pengertian dari
personal hygiene, serta faktor-faktornya kebutuhan kebersihan dan fungsi kulit,
kebutuhan kebeersihan rambut dan pemeliharaan rambut, memasang kap kutu,
kebutuhan gigi dan mulut.
2. Selama materi penyuluhan peserta sangat antusias mendengarkan dan memperhatikan.
c. Fase penutup
1. Pada fase ini terdiri dari tanya jawab antara lansia dan mahasiswa.
2. Penyuluh menjawab pertanyaan dari peserta.
3. Penyuluh menyimpulkan materi penyuluhan.
4. Penyuluh mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih.
2. Senam Tera
Kegiatan Senam Tera dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Desember 2012
Tempat : Halaman Panti social tresna werdha
Waktu : Pukul 07.00 WIB
Sasaran : Seluruh lansia penghuni Panti Sosial Tresna Werdha
Yang dikuti oleh lansia di panti sosial Tresna Werdha serta pemaparan oleh mahasiswa,
dalam penyuluhan ini terdapat beberapa fase, yaitu:
d. Fase pembukaan
Pada fase ini dimulai dengan salam , perkenalan, validasi, serta penjelasan tujuan dari
senam tera.
e. Fase penyampaian materi
1. Pada fase ini mahasiswa memperagakan senam Tera.
2. Selama senam peserta sangat antusias menggerakkan badannya.
f. Fase penutup
Mahasiswa mengucapkan salam dan terima kasih.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dan observasi, menunjukkan
bahwa lansia di wisma Kemuning, Seruni, Cendana dan Anggrek tingkat perilaku hidup
sehat pada khususnya personal hygiene atau kebersihan perorangan serta lingkungan
tempat tinggal (kamar atau wisma) masih kurang memenuhi standart kesehatan. Jumlah
klien di wisma Kemuning, Seruni, Cendana dan Anggrek sebanyak 36 lansia. Status
personal hygiene kurang memenuhi standart kesehatan sekitar 43 %, dan personal hygiene
cukup baik sebanyak 57% dari keseluruhan jumlah lansia di 4 wisma. Sedangkan,
lingkungan wisma yang kurang bersih dari ke empat wisma tersebut sebanyak 75 % dan
hanya 25 % yang kebersihan lingkungannya cukup baik. Dengan demikian, maka hal
tersebut perlu perhatian khusus karena dapat berdampak kurang baik pada lansia di
kemudian hari.
Dari hasil yang telah dicapai, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan
pengetahuan, perilaku hidup sehat, kemauan dan kesadaran diri dari para lansia maka
mahasiswa bersama petugas panti dan para ansia turut berperan aktif dalam mengatasi
masalah personal hygiene pada lansia.
4.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan, kelompok menganjurkan saran yang diharapkan dapat
menjadi pertimbangan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan para lansia khususnya di wisma Kemuning, Seruni,
Cendana dan Anggrek dan ruang isolasi Cempaka dan Flamboyan dapat terwujud :
1. Pembinaan yang berkesinambungan dari petugas kesehatan panti sangat diperlukan
untuk memotivasi lansia memelihara dan meningkatkan status kesehatan khususnya
melalui petugas yang ada dalam setiap wisma dan perlu peningkatan kesehatan
lingkungan.
2. Rencana tindak lanjut yang perlu di buat bersama lansia dan perlu di pantau dalam
pelaksanaan dan hasilnya secara terus-menerus oleh petugas Panti Sosial Tresna Werdha
Pandaan.
3. Setiap lansia di wisma diharapkan dapat memahami permasalahan kesehatan yang ada
sekaligus melalui upaya-upaya kesehatan oleh lansia maupun dengan bantuan pelayanan
yang baik.
4. Pelayanan yang ada terus-menerus untuk melakukan penyuluhan kesehatan dan
lingkungan pada lansia baik secara formal maupun secara informal untuk mengatasi
masalah-masalah yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T. dan Judith McFarlane. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori
dan Praktik, Ed. 3. Jakarta: EGC.
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ekasari, Mia Fatma, dkk. 2006. Panduan Pengalaman Belajar Lapangan: Keperawatan
Keluarga, Keperawatan Gerontik, Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
2. Minum./hari
1-2x 3-4x >5x
3. Mandi./hari
1x 2x 3x
4. Keramas./minggu
Tidak 1x 2x 3x
5. Gosok gigi./hari
Tidak 1x 2x 3/lebih
6. Memotong kuku./minggu
Tidak 1x
7. Ganti pakaian./hari
Tidak Ya Ket : 1x 2/lebih
8. Mencuci pakaian.
Tidak Ya Ket : Setiap hari
2-3 hari
1 minggu
9. Berhias.
Tidak Ya
Dll
5. Membersihkan rumah/kamar/./hari
Tidak Ya Ket : 1x 2x
Alasan :
7. Membersihkan selokan./minggu
Tidak Ya Ket : 1x 2x
Diposting oleh Enarotalis Henny di 12:56:00 PM