Vous êtes sur la page 1sur 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen
karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap
program atau pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit untuk
mengetahui sejauh mana tujuan yang direncanakan telah mencapai tujuan atau
belum. Secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses
untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan
tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah dicapai oleh
suatu program dengan tujuan yang direncanakan.
Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi ialah suatu proses
bersistem dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan didalam suatu
organisasi atau pekerjaan. Levey (1973) mengatakan, "To evaluate is to make
a value judment, it involves comparing something with another and then
making either choice or action decision".

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa pengertian evaluasi ?
2 Apa pengertian evaluasi program kesehatan ?
3 Apa tujuan evaluasi ?
4 Apa manfaat evaluasi ?
5 Apa batasan evaluasi ?
6 Apa saja sasaran dari evaluasi program?
7 Apa factor-faktor yang mempengaruhi evaluasi?
8 Apa saja langkah esensial dalam perencanaan evaluasi program?
9 Apa saja teknik pengumpulan data pada evaluasi program?
10 Bagaimana karakter evaluasi?

1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2 Untuk mengetahui pengertian evaluasi program kesehatan

1
3 Untuk mengetahui tujuan evaluasi
4 Untuk mengetahui manfaat evaluasi
5 Untuk mengetahui batasan evaluasi
6 Untuk mengetahui sasaran dari evaluasi program?
7 Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi evaluasi?
8 Untuk mengetahui langkah esensial dalam perencanaan evaluasi program?
9 Untuk mengetahui teknik pengumpulan data pada evaluasi program?
10 Untuk mengetahui karakter evaluasi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses manajemen karena
dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik (feed back) terhadap program atau
pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui
sejauh mana tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau
belum. Banyak batasan tentang evaluasi, secara umum dapat dikatakan bahwa
evaluasi adalah suatu proses untuk menilai atau menetapkan sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan tercapai. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang
telah dicapai oleh suatu program dengan tujuan yang direncanakan.
Menurut kamus istilah manajemen, evaluasi ialah suatu proses bersistem
dan objektif menganalisis sifat dan ciri pekerjaan didalam suatu organisasi atau
pekerjaan. Levey (1973) mengatakan, "To evaluate is to make a value judment, it
involves comparing something with another and then making either choice or
action decision".
Sedangkan menurut Perhimpunan Kesehatan Masyarakat Amerika,
evaluasi ialah suatu proses untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan dan
usaha pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut mencakup
kegiatan-kegiatan memformulasikan tujuan, identifikasi kriteria yang tepat untuk
digunakan mengukur keberhasilan, menentukan dan menjelaskan derajat
keberhasilan dan rekomendasi untuk kelanjutan aktivitas program.
Menurut WHO (1990) pengertian evaluasi adalah suatu cara sistematis
untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan mempergunakan pelajaran yang
dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta men
ingkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk
kegiatan masa datang.
Pengertian lain menyebutkan, bahwa evaluasi merupakan suatu proses
yang memungkinkan administrator mengetahui hasil programnya dan berdasarkan
itu mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif.
Jadi evaluasi tidak sekedar menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi juga

3
mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan itu terjadi dan apa yang bisa
dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.

2.2 Tujuan evaluasi


Menurut Supriyanto (1988) tujuan evaluasi adalah :
1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program.
Sehubungan dengan ini perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan
antara lain memeriksa kembali kesesuaian dari program dalam hal
perubahan-perubahan kecil yang terus-menerus, mengukur kemajuan
terhadap target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor di dalam
maupun di luar yang mempengaruhi pelaksanaan suatu program.
2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan
pelaksanaan program yang akan datang. Hasil evaluasi akan memberikan
pengalaman mengenai hambatan dari pelaksanaan program yang lalu dan
selanjutnya dapat dipergunakan untuk memperbaiki kebijaksanaan dan
pelaksanaan program yang akan datang.
3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya
manajemen saat ini serta di masa mendatang.
Evaluasi dilakukan dengan berbagai maksud dan tujuan, antara lain:
1. Untuk menetapkan penilaian terhadap program yang sedang berjalan dan
kecendrungannya, apakah pencapaian target seperti yang ditetapkan dalam
rencana program telah berjalan secara efektif dan efisien, hal ini adalah
perlu, untuk mencegah timbulnya pemborosan.
2. Evaluasi program diperlukan untuk identifikasi dan estimasi faktor positif
dan negatif yang berkaitan dengan kelancaran pelaksanaan program
mencakup: faktor pendukung (streght), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan tantangan (thrength) atau analisis SWOT.
3. untuk menilai manfaat program bagi masyarakat sasaran program bagi
masyarakat sasaran program. Masyarakat sasaran perlu mengetahui
dengan kesadaran penuh mengenai hasil evaluasi program yang
menyangkut dirinya! Misal : masyarakat sasaran tertentu ingin tahu
bagaimana hasil program promokes kesehatan ibu dan anak, dapat

4
menurunkan angka kesakitan atau kematian bayi atau pemberian garam
yodium dapat menurunkan penderita gondok endemik didaerahnya.
Sayangnya, hasil evaluasi seperti ini jarang disampaikan oleh penanggung
oleh penanggung jawab program kepada masyarakat sasaran dengan
berbagai alasan.
4. Untuk keperluan pengambilan keputusan apakah program perlu perbaikan
atau perubahan, dilanjutkan, atau program sebaiknya dihentikan karena
dinilai tidak bermanfaat, atau menimbulkan kerugian bagi tempat sasaran.
5. Dengan adanya evaluasi diharapkan dapat menignkatkan efektivitas
administrasi dan management program atau untuk memberikan kepuasan
sehubungan dengan akuntabilitas yang diharapkan oleh atasan,
penyandang dana program atau sponsor. Apabila evaluasi ini dikerjakan
pada proyek atau program yang sedang berjalan akan membantu
memotivasi dalam pelaksanaan program dalam meningkatkan kinerja
(performance).
6. Penting diketahui oleh masyarakat umum. Masyarakat umum dapat berarti
juaga LSM, pengamat, legislatif, aparat yudikatif yang merasa tertarik
untuk mengetahui keberhasilan atau atau kegagalan program bedasarkan
evaluasi objektif, maupun subjektif; masing-masing dengan berbagai
kepentingannya baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Suatu
program pengentasan kemiskinan dibidang sosial, pendidikan dan
kesehatan akan sangat mereka perhatikan, dan mereka tentu ingin tahu
dengan cara mereka, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukannya sendiri
langsung maupun tidak langsung.
7. Untuknmengetahui alokasi sumber daya yang diperlukan. Banyak kegiatan
dilakukan dalam pelaksanaan program. Pada umumnya sumber daya selalu
terbatas. Berdasarkan evaluasi yang benar dapat dikemukakan skala
prioritas pekerjaan mana yang lebih esensial yang perlu disesuaikan
kembali agar lebih efektif dan efisien sesuai dengan sumber daya yang
tersedia atau direncanakan.

5
Tersedianya sumber daya dalam arti luas termasuk tenaga, anggaran,
waktu pelaksanaan, metode dan bahan yang disediakan yang
dipergunakan, sesuai, cakupan memadai atau tidak?
8. Evaluasi juga memberikan kontribusi secara substantif dan metodologi
pada ilmu pengetahuan.
Evaluasi harus digunakan secara konstruktif seperti terkandung dalam maksud
dan tujuan evaluasinya, bukan untuk membenarkan tindakan yang telah lalu
atau mencari-cari kekurangan dan tidak dimaksudkan untuk mengadili
seseorang.
Sedangkan tujuan dari evaluasi program kesehatan adalah untuk
memperbaiki program-program kesehatan dan pelayanannya untuk mengantarkan
dan mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program dan pelayanan yang
sedang berjalan dan yang akan datang.
Evaluasi harus digunakan secara konstruktif dan bukan untuk
membenarkan tindakan yang telah lalu atau sekedar mencari kekurangan-
kekurangan saja.Terdapat berbagai kesulitan dalam melaksanakan evaluasi
kesehatan, antara lain bahwa kebutuhan akan pelayanan kesehatan melebihi dari
yang diterapkan. Pendekatan sistematis dalam evaluasi dapat dilakukan untuk
menilai suatu program kesehatan. Penilaian secara menyeluruh terhadap program
kesehatan dapat dilakukan dengan menilai input, proses dan output. Pendekatan
sistem pada manajemen memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang
terdiri dari bagianbagian (sumber daya, masukan, proses, keluaran, umpan balik,
dampak dan lingkungan).
Dalam prakteknya, terdapat berbagai kendala dalam pelaksanan evaluasi,
Dalam melakukan evaluasi suatu perencanaan program dan implementasinya,
terdapat beberapa kendala, antara lain: (a) Kendala psikologis, yaitu evaluasi
dapat menjadi ancaman dan orang melihat bahwa evaluasi itu merupakan sarana
untuk mengkritik orang lain; (b) Kendala ekonomis, yaitu untuk melaksanakan
evaluasi yang baik itu mahal dalam segi waktu dan uang, serta tidak selalu
sepadan antara ketersedian data dan biaya; (c) Kendala teknis, yaitu kendala yang
berupa keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia dalam pengolahan data dan
informasi yang tidak dapat disediakan tepat pada waktu dibutuhkan. Kejadian ini

6
biasanya timbul ketika informasi dan data itu belum dibutuhkan, maka biasanya
hanya akan ditumpuk begitu saja tanpa diolah; (d) Kendala politis, yaitu hasil-
hasil evaluasi mungkin bukan dirasakan sebagai ancaman oleh para administrator
saja, melainkan secara politis juga memalukan jika diungkapkan.
Berbicara tentang evaluasi sering juga dikaitkan dengan supervisi.
Supervisi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan meliputi pemantauan, pembinaan dan pemecahan masalah
serta tindak lanjut. Kegiatan ini sangat berguna untuk melihat bagaimana program
atau kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar dalam rangka menjamin
tercapaianya tujuan program.
Supervisi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berkala
dan berkesinambungan meliputi pemantauan, pembinaan dan pemecahan masalah
serta tindak lanjut. Kegiatan ini sangat berguna untuk melihat bagaimana program
atau kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar dalam rangka menjamin
tercapainya tujuan program.
Tujuan diadakannya supervisi adalah untuk meningkatkan cakupan secara
merata dan berkesinambungan serta kualitas pelaksanaan program imunisasi.
Sasaran supervisi adalah seluruh petugas yang terlibat dengan program imunisasi
disesuaikan dengan jenjang supervisi.

2.3 Manfaat evaluasi


1. menetapkan kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam program yang sedang
berjalan.
2. meramalkan kegunaan dari pengembangan usaha-usaha dan
memperbaikinya.
3. mengukur kegunaan program-program yang inovatif.
4. meningkatkan efektifitas program, manajeman dan administrasi.
5. kesesuaian tuntutan tanggung jawab

7
2.4 Batasan Evaluasi
Evaluasi pelayanan kesehatan dapat didefinisikan adalah ketetapan formal
dari efektivitas, efisiensi dan akseptibiliti dari intervensi yang direncanakan
dalam mencapai sasaran (objektif) yang ditetapkan (walter W.Holland).
Efektifitas dari intervensi adalah suatu ukuran dari outcome secara tekniik
dari segi medis, psikologi, dan sosial. Efisiensi adalah konsep ekonomi yang
merujuk pada pembiayaan intervensi relatif terhadap efektivitas.

Dan akseptabiliti merujuk pada intervensi yang secara profesional dapat


memberikan kepuasan sosial. Dengan demikin evaluasi pelayanan adalah
suatu issue kompleks yang meliputi evaluasi program, ketenangan,
perlengkapan, dan sumber daya lain dalam suatu sistem pelayanan kesehatan
yang kompleks sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.4 suatu model
program pelayanan kesehatan. (Rowitz Louis. 2008)

Gambar. 2.1 Evaluasi Proses Pembangunan Kesehatan

2.5 Proses Evaluasi

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses atau


kegiatan dan dalam kegiataan evaluasi itu mencakup langkah-langkah :
a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa
yang akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.

8
b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan
keberhasilan program yang akan dievaluasi.
c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil
pelaksanaan evaluasi tersebut.
e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap
program berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya
jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif
dilakukan untuk mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk
pengembangan atau perbaikan program.
Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses program (program
masih berjalan). Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan
untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini
dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian
pada praktek evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.
Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal,
yakni evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil
program dan evaluasi terhadap dampak program.
a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program yang
menyangkut penggunaan sumber daya, seperti tenaga, dana, dan fasilitas
lain.
b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program
tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
tercapai. Misalnya meningkatnya cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-
ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan sebagainya.
c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program
itu mempunyai
Dampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program-
program kesehatan ini tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-

9
indikator kesehatan masyarakat. Misalnya menurunnya angka kematian bayi
(IMR), meningkatnya status gizi anak balita, menurunnya angka kematian ibu,
dan sebagainya.
Dalam program kesehatan masyarakat, disamping evaluasi juga dilakukan
monitoring atau pemantauan program. Monitoring dilakukan sejalan dengan
evaluasi, dengan tujuan agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan, baik
waktunya maupun jenis kegiatannya.
Dalam monitoring tidak dilakukan penilaian seperti pada evaluasi tetapi
hanya mengamati dan mencatat. Apabila terjadi ketidaksesuaian antara kegiatan
dengan yang direncanakan, dilakukan koreksi. Demikian pula apabila terjadi
ketidakcocokan antara penggunaan sumber daya (biaya, tenaga, dan sarana)
dengan yang direncanakan, dilakukan pembetulan.
Oleh sebab itu, dalam prakteknya monitoring atau pemantauan ini
kadang-kadang diidentikkan dengan evaluasi proses dari suatu program.Jenis-
jenis evaluasi
1. Evaluasi formative, adalah evaluasi yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
program dengan tujuan untuk mengubah atau memperbaki program.
Evaluasi ini dilakukan untuk memperbaiki program yang sedang berjalan
dan didasarkan atas kegiatan sehari-hari, minggu, bulan bahkan tahun, atau
waktu yang relatif pendek. Manfaat evaluasi formative terutama untuk
memberikan umpan balik kepada manajer program tentang hasil yang
dicapai beserta hambatan-hambatan yang dihadapi. Evaluasi formative
sering disebut sebagai evaluasi proses atau monitoring.
2. Evaluasi summative, adalah evaluasi yang dilakukan untuk melihat hasil
keseluruhan dari suatu program yang telah selesai dilaksanakan. Evaluasi ini
dilakukan pada akhir kegiatan atau beberapa kurun waktu setelah program,
guna menilai keberhasilan program.

10
Sedangkan menurut Azwar (1996), jenis evaluasi antara lain :
1. Evaluasi formatif (Formative Evaluation) yaitu suatu bentuk evaluasi yang
yang dilaksanakan pada tahap pengembangan program dan sebelum
program dimulai. Evaluasi formatif ini menghasilkan informasi yang akan
dipergunakan untuk mengembangkan program, agar program bisa lebih
sesuai dengan situasi dan kondisi sasaran.
2. Evaluasi proses (Process Evaluation) adalah suatu proses yang
memberikan gambaran tentang apa yang sedang berlangsung dalam suatu
program dan memastikan ada dan terjangkaunya elemenelemen fisik dan
struktural dari pada program.
3. Evaluasi sumatif (Summative Evaluation) adalah suatu evaluasi yang
memberikan pernyataan efektifitas suatu program selama kurun waktu
tertentu dan evaluasi ini menilai sesudah program tersebut berjalan.
4. Evaluasi dampak program adalah suatu evaluasi yang menilai keseluruhan
efektifitas program dalam menghasilkan target sasaran.
5. Evaluasi hasil adalah suatu evaluasi yang menilai perubahan-perubahan
atau perbaikan dalam hal morbiditas, mortalitas atau indikator status
kesehatan lainnya untuk sekelompok penduduk tertentu.
Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai dari
informasi tentang
penggunaan pengaruh (evaluasi hasil), tentang penampilan kegiatankegiatan
(evaluasi proses) atau tentang fasilitas-fasilitas dan penataan-penataan (evaluasi
struktur). Evaluasi harus dipandang sebagai suatu cara untuk perbaikan
pembuatan keputusan untuk tindakan-tindakan di masa yang akan datang.

2.6 Sasaran Evaluasi Program

Manajer yang berkepentingan terhadap keberhasilan program, seharusnya


membuat evaluasi secara keseluruhan. Evaluasi terhadap sumber daya (input)
yang disediakan untuk pelaksanaannya dan evaluasi tentang pelaksanaan
pekerjaannya, apa yang telah dikerjakan dan yang belum dikerjakan kegiatan-
kegiatan utama, alokasi anggaran yang optimal, sarana dan prasana yang
tersedia, serta koreksi yang akan dating yang memerlukan data dan dokumen,

11
dan berbagai keahlian dan ketrampilan yang berbeda-beda yang
diperlukan,dan bagaimana merubah, membuat pertimbangan keputusan,
dalam suatu kondisi yang sangat bervariasi luas. Evaluasi program adalah, a
science or an art yang menggambarkan betapa perlunya ilmu dan seni dalam
kegiatan program dan sekaligus menjawab keluhan dan frustasi para manajer
yang menyatakan perlunya evaluasi dilengkapi dengan ilmu pengetahuan
yang memadai (methodology).

Evaluasi program adalah suatu bentuk khusus dari evaluasi. Sesuai namanya
evaluasi ini dilakukan terhadap program. Sebagaimana diketahui, program
adalah suatu rencana yang telah nyata konkret; suatu rencana yang telah
mencantumkan tujuan, sasaran targetnya, penyediaan anggaran, sdm, sarana
prasarana lainnya dan waktu yang dijadwalkan. Masing-masing elemen
program tersebut telah ditetapkan atau telah dibuat standar sebelumnya yang
dapat diukur dalam perkembangan pelaksanaannya.
Seiring dengan penjelasan tentang program seperti tersebut, evaluasi program
mencangkup:
1. Evaluasi terhadap tujuan program yang telah ditentukan
2. Evaluasi terhadap sasaran program yang dituju
3. Evaluasi terhadap target (hasil) program yang ditetapkan
4. Evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memcapai
tujuan, sasaran dan target
5. Evaluasi terhadap sumber daya yang digunakan
6. Evaluasi terhadap waktu yang diperlukan dalam pelaksanaan.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan,bahwa:
1. Evaluasi program bukanlah suatu keputusan (dictum), namun suatu
penetapan penilaian, yang dikendalikan oleh aturan-aturan. Berdasarkan
evaluasi yang dilakukan barulah dibuat suatu keputusan, seperti sukses
atau tidak sukses, gagal atau berhasil.
2. Evaluasi program difokuskan pada penilaian terhadap kinerja
(performance) program bukan terhadap orangnya.
3. Evaluasi berdasarkan standard an perbandingan yaitu perbandinganantara
hasil yang direncanakan atau dikerjakan dengan hasil yang dicapai. Untuk

12
itu diperlukan indicator-indikator, yang sejak awal perencanaan (atau
sebelum pelaksanaan) program telah ditetapkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi merujuk pada tiga hal:
1. Suatu nilai harga
2. Apakah program dilaksanakan sebagaimana direncanakan, dan
3. Penetapan penilaian.

2.7 Pertanggung Jawaban Evaluasi Program


Pertanggung jawaban evaluasi program mencakup empat area luas.
1. Semua sasaran program kesehatan yang dimaksud harus dicantumkan
dalam istilah kesehatan dan medis yang valid
2. Evaluasi harus didasarkan pada kompetensi atau kinerja
3. Evaluasi dibatasi dimana bias diobservasi dan diukur
4. Teknik-teknik control dipakai untuk mengetahui adanya perubahan-
perubahan sasaran-sasaran.
2.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi evaluasi
Problem dan pelaksanaan evaluasi programyang seharusnya berdasarkan
data dan informasi yang objektif, namun dipengaruhi oleh berbagai factor
lingkungan atau subjektivitas yang akan mengurangi nilai objektivitasnya,
berkaitan dengan:
1. Suatu evaluasi dalam organisasi
2. Pemanfaatan organisasi
3. Kekuatan veto
4. Sponsorship
5. Integritas evaluator
6. Keterbukaan (transparansi)
2.9 Langkah Esensial dalam Perencanaan Evaluasi program
Langkah 1: Deskripsi Program, tujuan dan sasaran spesifik
Langkah pertama dalam melaksanakan evaluasi program adalah menghasilkan
detail deskripsi program yang dimaksud, termasuk tujuan dan sasaran program.
Langkah 2: penetapan kriteria untuk evaluasi
Kriteria evaluasi dapat ditetapkan berdasarkan 1. Kriteria yang melekat pada
rencana program yang telah dibuat sebelumnya, disini evaluasi akan lebih mudah;
2. Jika sasaran untuk program berdasarkan kriteria dari referensi ilmiah atau

13
professional tertentu, kriteria evaluasi perlu disesuaikan; 3. Jika sasaran tidak
tertulis dengan kriteria implisit untuk evaluasi, kriteria harus dikembangkan.
Langkah 3: pemilihan desain evaluasi
Desain evaluasi menyesuaikan program yang bersangkutan. Berbagai desain bias
diterapkan untuk evaluasi program. Seleksi desain evaluasi dimaksudkan untuk
meramal banyak tugas yang berhubungan dengan prosedur yang digunakan.
Langkah 4: pengumpulan data untuk penilaian
Langkah keempat dalam evaluasi program adalah mengumpulkan data untuk
menilai perkembangan program, yang berkaitan dengan kriteria evaluasi dan
desain evaluasi yang telah ditetapkan.
Langkah 5: analisis data
Analisis terhadap data yang dikumpulkan dibandingkan dengan kriteria evaluasi.
Dapat dilakukan analisis deskriptif atau analisis inferensial sesuai maksud dan
tujuan serta desain evaluasinya.
Langkah 6: Laporan hasil evaluasi
Laporan evaluasi program harus dibuat untuk menjelaskan bagaimana program
dievaluasi, apakah pertanyaan yang ditujukan, apakah hasil akhir, apa SWOTnya.
Langkah perencanaan evaluasi Produk

1. Deskripsi tujuan dan sasaran 1. Target untuk evaluasi


program 2. Standart untuk perbandingan
2. Menetapkan kriteria evaluasi 3. Pendekatan yang digunakan untuk
3. Membuat desain evaluasi yang evaluasi
sesuai 4. Produser dan teknik pengumpulan
4. Merencanakan untuk data
pengumpulan data 5. Statistic deskriptif, inferensial atau
5. Analisis data angka-angka epidemiologis
6. Membuat laporan hasil evaluasi 6. Laporan hasil evaluasi: laporan
komperhensif, monograf, laporan
ringkasan, laporan eksekutif

Tabel. 2. 1 Perencanaan Evaluasi: Langkah dan Produk

2.10 Teknik Pengumpulan Data Pada Evaluasi Program


1. Survey : pengertian survey adlah luas, menurut waktu dapat berupa survey
dasar awal, survey lanjutan. Survey sample dapat dengan cara random
sampling; dengan metode perbandingan dengan kelompok masyarakat yang

14
tidak dilakukan program (Control group) atau dibandingkan dengan daerah
lain, regional maupun nasional.
2. Pengamatan Partisipasi (participant Observation)
Suatu metode yang biasa digunakan oleh ahli sosiologi dan antropologi,
termasuk waktu yang dihemat, sebagai bagian dari masyarakat, mengamati
perilaku, hubungan- hubungan interaksi.

3. Interview
Dapat dilakukan terhadap individu maupun kelompok . interview dapat berupa
pertanyaan close-ended question atau open ended interview untuk
menyampaikan gagasan. Interview adalah suatu kegiatan mengumpulkan
informasi yang memerlukan ketrampilan yang disusun secara hati-hati dalam
perencanaannya dan dapat disesuaikan secara luwes dalam prakteknya (penuh
seni tersendiri, agar jelas mana fakta mana opini), untuk itu beberapa yang
perlu diperhatikan dalam interview:
a. Menyusun pertanyaan- pertanyaan secara hati-hati berkaitan dengan maksud
dan tujuan evaluasi program.
b. Memulai dengan kunjungan perwakilan, jangan tergesa- tergesa langsung
menuju pertanyaan- pertanyaan.
c. Pertanyaan yang diajukan sedemikian rupa sehingga dapat mendorong agar
seseorang bersedia mengeluarkan pendapat atau pengetahuannya, serta
penilaiannya; menghindari pertanyaan yang memperlihatkan kepintaran diri
sendiri.
d. Waktu wawancara yang cukup, jangan tergesa-gesa.
e. Memberi semangat kelompok pada apa yang sedang terjadi (wawancara)
f. Jangan hanya mendengar suara pemimpin kelompok, namun juga
anggotanya.
g. Membuat susunan bebas bertanya dan bebas menjawab.
4. Kuesioner (daftar isian, Questionnaire), dapat berupa kuesioner terbuka atau
tertutup

15
5. Pertemuan kelompok kecil (Small group meeting)
Termasuk pertemuan khusus yang diadakan dengan sekelompok kecil bagian
dari masyarakat populasi, untuk memberikan sasaran yang kondusif untuk
mendengarkan pendapat yang tidak dapat dikemukakan pada pertemuan umum
yang besar.
6. Analis catatan dan laporan
Data dan informasi yang diperoleh dari catatan dan laporan sesungguhnya
besar manfaatnya apabila catatan dan laporan dapat dijamin valid, reliabel dan
jujur.
7. Catatan harian
Catatan harian yang disimpan oleh pelaksana program atau partisipan akan
dapat membantu memberikan informasi tentang apa yang terjadi dari waktu ke
waktu.
8. Studi kasus
Studi kasus dapat memberikan penjelasan tenteng pengalaman khusus yang dapat
dipelajari.
9. Tes
Pre test dan post test dapat mengetahui perkembangan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap seseorang, baik masyarakat/sasaran populasi atau bagi petugas atau
staff program
10. Gambar atau foto-foto dan sejenisnya
Gambar, video, photo dan sejenisnya adalah salah satu teknik yang mudah. Suatu
gambar dapat dikatakan sebagai kalimat yang terdiri dari ribuan kata. Gambar,
kata atau foto tentu banyak membantu dalam suatu evaluasi, baik sebelum atau
sesudah program selesai, dalam proses pelaksanaan pekerjaannya menyangkut
gambar tentang hasilnya, proses pelaksanaan, bukti- bukti dan sebagainya.
11. Tape Recorder: dari pada tulisan lebih bebas berekspresi; emosi apa
adanya
12. Pemetaan (Mapping)
Pemetaan dapat menarik perhatian seseorang. Mereka meminta membuat
penyajian grafik dari beberapa aspek dalam masyarakat. Dapat diwarnai sesuai
target keberhasilannya, dengan diagram, ganbar, peta, garis, dll.

16
13. Inspeksi atau visite
Suatu kunjungan intim atau mendadak perlu untuk mengetahui perjalanan
melakukan program atau proyek untuk menyakinkan atau memantau.
2.11 Karakter Evaluasi
Beberapa karakter yang diperlukan dalam evaluasi progrm antara lain mencakup
bberaa hal:
1. Kriteria dan indikator keberhasilan dan cara mengukurnya
Sebagian program sosial masyarakat keberhasilannya diukur secara
kualitatif (kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, pekerjaan atau tenaga
kerja, lingkungan hidup, pemukiman). Tanpa kecuali, penilaian secar
kualitatif tersebut dalam dikuantitatifkan dalam angka-angka atau data
dasar yang dpat dapat dipertanggungjawabkan dengan benar termasuk
efektivitas dan efisiensi program.
2. Cost Benefit Analisis
Cost Benefit Analisis saat ini merupakan alat evaluasi yang diperhatikan,
dimana seorang manager harus memperhitungkan cost dan benefitnya
dalam progra-programnya.Demikian pula dalam menentukan atau memilih
program alternatife atau program baru.
3. Model Organisasi dan Kepemimpinan
Seorang evaluator sebelum melakukan kegiatannya diharapkan memahami
berbagai model struktur organisasi dan kepemimpinan dalam organisasi
yang hendak dilakukan evaluasi. Pengetahuan evaluator tentang organisasi
dapat berdasarkan:
Pengalaman empiris mungkin sangat diperlukan atau mungkin tidak
demikian diperlukan.
Study tentang teori organisasi suatu organisasi berdasarkan model atau
pendekatan struktural dan pendekatan hubungan antar manusia (human
relationtip) model.
Teori sistem umum (general system teory): suatu organisasi memiliki
sistem sendiri, berhubungan dengan sistem lain diluar dirinya, menyusun
supra sistem dan ordinat yang mempunyai tata kerja dan tata hubungan
masing-masing dalam mencapai tujuannya.

17
4. Control groups
Control dalam evaluasi adalah suatu hal yang vital. Outcome suatu
pelayanan mungkin tidak bisa diukur, tetapi menetapkan suatu keputusan
penilaiaan, dengan membandingkannya dengan model alternatife yang lain
atau pelayanan lain tidak selalu mungkin. Control groups dalam pelayanan
publik sulit diwujudkan karena mahal, dianggap tidak etis dan
keterbatasan waktu.
5. Study Epidemiologi dibidang kesehatan
Evaluasi program kesehatan sering berkaitan dengan estimasi tentang
frekuensi dan distribusi suatu penyakit disuatu wilayah dalam suatu waktu.
Estimasi kebutuhan pelayanan kesehatan yang diperlukan berdasarkan
data dan informasi tentang masalah-masalah kesehatan yang berkaitan,
seperti: berapa persen kejadian prevalensi sakit, berkaitan dengan umur,
seks, pekerjaan, penghasilan daerah, suku bangsa.

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Evaluasi merupakan suatu proses yang memungkinkan
administrator mengetahui hasil programnya dan berdasarkan itu
mengadakan penyesuaian-penyesuaian untuk mencapai tujuan secara
efektif. Jadi evaluasi tidak sekedar menentukan keberhasilan atau
kegagalan, tetapi juga mengetahui mengapa keberhasilan atau kegagalan
itu terjadi dan apa yang bisa dilakukan terhadap hasil-hasil tersebut.
Tujuan dari evaluasi program kesehatan adalah untuk memperbaiki
program-program kesehatan dan pelayanannya untuk mengantarkan dan
mengarahkan alokasi tenaga dan dana untuk program dan pelayanan yang
sedang berjalan dan yang akan datang.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta.


Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Cetakan.Ke2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
Rowitz Louis. 2008. Kepemimpinan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Penerbit Buku
kedokteran EGC.
Supriyanto, S. (1988). Evaluasi Bidang Kesehatan, Brata Jaya, Surabaya.
W.H.O. (1990). Evaluasi Program Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Depkes RI.
Wijono D., (1997)., Manajemen Kepemimpinan dan Organisasi Kesehatan.,
UNAIR., Surabaya.
Wijono D.2000. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya: UNAIR
Wijono D.2007. Mnajemen Program dan Kepemimpinan Kesehatan. Surabaya:
CV.DUTA PRIMA AIRLANGGA

20

Vous aimerez peut-être aussi