Vous êtes sur la page 1sur 10

1.

Teori Akuntansi Keperilakuan

1.1 Akuntansi Konvensional


Menurut Siegel dan Marconi (1989), Akuntansi merupakan :
... suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan
tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu
pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
Sedangkan Accounting Principles Board (APB) System Statement No.4
mendefinisikan sebagai berikut:
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa fungsinya adalah memberikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu
entitas ekonomi yang dimaksudakan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi, sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa
alternatif.

Terlepas dari sesuai tidaknya definisi-definisi diatas, perspektif yang lebih luas
ditawarkan oleh American Accounting Association (AAA) mendefinisikan akuntansi
sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengomunikasian informasi
ekonomi yang memungkinkan pertimbangan dan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada informasi terkini oleh pemakai informasi.
Pemakai internal dari informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki
garis dan staf personil yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang
melibatkan pendanaan, penginvestasian, dan pengambilan keputusan operasional.
Pemakai eksternal meliputi sejumlah kelompok pemegang saham, kreditor, serikat
buruh, analis keuangan, dan pemerintah. Dengan demikan laporan keuangan sebagai
hasil dari sitem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya
adalah :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal
dari kekayaan tersebut.

1
3. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan yang dapat
menunjukan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan kemampuan
perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukan sumber-sumber
pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.

1.2 Akuntansi Sebagai Suatu Sistem Informasi


Akuntansi berperan penting dalam menjalankan ekonomi dan sistem sosial,
tujuan utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses
pencatatan, pelaporan, dan interpretasi atas data data ekonomi yang digunakan
sebagai dasar pengambilan pengambilan keputusan, sedangkan sistem dapat diartikan
sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan dibentuk dari berbagai komponen yang
saling berkaitan serta harus memiliki sasaran, input - output, dan lingkungan untuk
mencapai target yang telah ditetapkan.

1.3 Akuntansi adalah Sistem


Manajemen, pengguna dan personel sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem. Umumnya kelompok perancang atau tim proyek pengembangan sistem
meliputi para pemakai, analis, dan wakil manajemen untuk mengidentifikasikan
kebutuhan pemakai sistem, mengembangkan spesifikasi teknis dan
mengimplementasikan sistem baru. Keterlibatan karyawan perlu di lakukan secara
terus menerus setelah sistem tersebut diimplementasikan. Filosofi dari perancangan
sistem berorientasi pada pemakai membantu untuk membentuk perilaku dan
pendekatan yang baik dalam pengembangan sistem dalam konteks organisasional.
Disamping itu, dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting
yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi. Jackson
(1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa keterlibatan manajemen puncak
dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu:
1. Pengembangan sistem merupakan bagian perencanaan perusahaan
2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem
3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perusahaan dari pada teknisnya
4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan
manfaat yang diperoleh

2
5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan
keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sistem.

Keterlibatan Manajemen Puncak dalam Pengembangan Sistem


Perencanaan Strategis Perencanaan Sistem Implementasi
a)Kandungan proses a)Pengendalian rencana
a)Integrasi Sistem
perencanaan strategis implementasi
b)Tingkat rincian rencana b)Keterbatasan sumber
b)Kegunaan rencana
proyek daya
c)Keterpaduan dalam c)Pencapaian tujuan
c)Integrasi hardware
rencana perencanaan
d)Pengkoordinasian
d)Perencanaan proyek
tindakan perencanaan

Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah bagian


integral dari kesuksesan suatu sistem informasi yang dimana seharusnya ada pada
semua tahap siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah
perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan pasca implementasi. Untuk
mengukur keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson (1984) mengemukakan enam
tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, yaitu:
1. Tidak ada keterlibatan (no-involvement).
2. Keterlibatan simbolis (symbolic involvemen).
3. Keterlibatan atas saran orang lain (involvement by advice).
4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah (involvement by weak control).
5. Keterlibatan dengan melakukan (involvement by doing).
6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat (involvement by stong control).

1.4 Akuntansi adalah Informasi


Akuntansi juga dapat dipandang sebagai suatu informasi, suatu fenomena
menjadi menarik dengan adanya jargon yang menyatakan bahwa menguasai informasi
berarti akan menguasai dunia dan siapa yang menguasai informasi akan
memenangkan persaingan. Penguasaan informasi menjadi sangat dominan, bahkan
informasi telah diakui sebagai salah satu sumber daya, oleh karena itu perusahaaan
harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuan.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem tersebut seperti di utarakan oleh
Bodnar dan Hopwood (1995) yang terdiri atas:

3
1. Perencanaan dan analisis sistem yang meliputi formulasi dan evaluasi solusi-
solusi masalah sistem dan penekanannya pada tujuan keseluruhan sistem.
2. Perencanaan sistem, yaitu proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih
oleh proses analisis sistem.
3. Implementasi sistem, yaitu proses menempatkan rancangan prosedur-prosedur dan
metode baru atau revisi ke dalam operasi.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut "bahasa bisnis" yang
dapat menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi.
Dikatakan seperti itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang
mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi
di suatu organisasi bisnis.

2. Perkembangan Akuntansi Keperilakuan

2.1 Ilmu Keperilakuan


Ilmu keperilakuan adalah penemuan yang relatif baru. Ilmu keperilakuan
mencakup bidang riset apapun yang mempelajari, baik melalui metode eksperimentasi
maupun observasi, perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan
ilmu keperilakuan adalah memahami, menjelaskan, dan memprediksikan perilaku
manusia sampai pada generalisasi yang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang
didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan secara impersonal oleh ilmuwan
lainnnya yang tertarik.

2.2 Perspektif Berdasarkan Perilaku Manusia : Psikologi, Sosiologi dan Psikologi


Sosial
Menurut Robbins (2003) psikologi, sosiologi dan psikologi sosial menjadi
kontribusi utama dari ilmu keperilakuan. Ketiganya melakukan pencarian untuk
menguraikan dan menjelaskan perilaku manusia, walaupun secara keseluruhan
mereka memiliki perspektif yang berbeda mengenai kondisi manusia.
Seseorang dapat disebut sebagai sosiolog adalah orang yang mempelajari
manusia dalam hubungannya dengan sesama manusia. Fokusnya didasarkan pada
tindakan orang-orang ketika mereka bereaksi terhadap lingkungan mereka, dan
perilaku manusia dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu.
Keutamaan psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi. Psikologi,
merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan dan kadang

4
mengubah perilaku manusia. Para psikolog memperhatikan studi dan upaya
memahami perilaku individual. Mereka yang telah menyumbangkan dan terus
menambah pengetahuan tentang perilaku organisasional teoritikus pembelajaran,
teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri dan organisasi.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian
pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara
orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam
hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti
dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola
komunikasi, cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan
proses pengambilan keputusan kelompok.

2.3 Kontribusi Berbagai Disiplin Ilmu


Ilmu akuntansi keperilakuan dibangun berdasarkan kontribusi sejumlah disiplin ilmu
keperilakuan seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi dan ilmu
politik.
1) Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, mejelaskan
dan terkadang mengubah perilaku manusia.
2) Sosiologi, ilmu pengetahuan tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat,
dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang
mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
3) Psikologi Sosial, dunia psikologi merupakan dunia yang berkaitan dengan
persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan sejenisnya yang berkaitan
dengan individu. Sementara, sosiologi secara umum cenderung berkaitan
dengan persoalan kemasyarakatan. Kajian utama psikologi adalah persoalan
kepribadian, mental, perilaku, dan dimensi dimensi lain yang ada dalam diri
manusia sebagai individu.
4) Antropologi, mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus
makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik yang meneliti manusia
pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaan
5) Ilmu Politik, cabang ilmu sosial yang membahas teori dan praktik serta
deksripsi dan analisis terhadap sistem politik dan perilaku politik. Ilmu ini
berorientasi akademis, teori dan riset.
2.4 Akuntansi Keperilakuan

5
Ilmu akuntansi merupakan ilmu yang selalu berkembang. Pada
perkembangannya, akuntansi berperan dalam menghasilkan informasi keuangan
maupun non-keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan bisnis. Pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis juga
melibatkan aspek aspek keperilakuan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat
dilepas dari aspek keperilakuan manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi
yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Oleh karena itu dapat disimpulkan akuntansi keperilakuan adalah subdisiplin
ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan
proses pengambilan keputusan ekonomi.
Penjelasan diatas menunjukkan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi,
baik dari pihak pelaksana/penyusun informasi maupun pihak pemakai informasi
akuntansi. Pihak pelaksana/penyusun informasi akuntansi memainkan peran penting
dalam menopang kegiatan organisasi karena dapat memberikan manfaat bagi
kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui peningkatan motivasi
kerja yang diwujudkan dengan penetapan ukuran kerja.
Di sisi lain, pihak pemakai laporan keuangan oleh pihak internal dimaksudkan
untuk melakukan serangkaian evaluasi kinerja. Sedangkan pihak eksternal,
menggunakan laporan keuangan dengan cara yang sama seperti pihak internal, tetapi
mereka lebih fokus pada jumlah investasi yang mereka tanamkan dalam organisasi
tersebut. Pencatatan akuntansi dapat dijalankan hanya secara minimal atau bahkan
tidak sama sekali ketika pihak eksternal tidak memeroleh manfaat yang berarti dari
akuntansi. Disinilah letak perilaku pihak eksternal yang dapat memaksa para akuntan
untuk memperhatikan dan memperbaiki akuntansi agar dapat digunakan secara
maksimal oleh pihak eksternal.

2.5 Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan


Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan
dalam lima aliran yaitu pengendalian manajemen (management control), pemrosesan
informasi akuntansi (accounting information processing), desain sistem informasi
(information system design), riset audit (audit research), dan sosiologi organisasional
(organizational sociology).
Informasi akuntansi dirancang untuk berfungsi sebagai suatu dasar bagi
pengambilan banyak keputusan penting di dalam maupun di luar perusahaan. Sistem

6
informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan,
pengkoordinasian dan penegendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling
berhubungan untuk memotivasi semua tingkatan di dalam perusahaan, peningkatan
ekonomi yang berkelanjutan dari suatu organisasi digunakan sebagai dasar untuk
memilih informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan.
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan pada
aspek akuntansi manajemen, khususnya budgeting. Namun, cakupannya terus
berkembang dan bergeser kearah akuntansi keuangan , sistem informasi akuntansi,
dan audit. Riset akuntansi keperilakuan telah berkembang sedemikian rupa sehingga
tinjauan literatur telah menjadi terspesialisasi dengan lebih memfokuskan diri pada
atribut keperilakuan yang spesifik seperti proses kognitif atau riset keperilakuan pada
satu topik khusus seperti audit sebagai tinjauan analitis (analytical review).
Perkembangan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan lebih disebabkan
akuntansi secara simultan dihadapkan dengan ilmu-ilmu sosial yang lain secara
menyeluruh. Pada gilirannya akuntansi keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu
terobosan yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan
para direktur (Chief Executive Officer-CEO), direktur keuangan (Chief Financisl
Officer-CFO) dan penyusun rencana strategis lainnya untuk mengoptimalkan
keputusan yang diambil. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang
disusun berdasarkan teknik berikut :

1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja perusahaan
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta prndapat yang relevan terhadap
perencanaan strategis
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi kebijakan perusahaan.

2.6 Peran Riset terhadap Akuntansi Keperilakuan


Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama
yang berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Studi terhadap

7
perilaku akuntan atau perilaku dari non akuntan telah banyak dipengaruhi oleh fungsi
akuntan dan laporan keuangan (Hofstede dan Kinerd, 1970).
Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan:
1) Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
2) Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran,
karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan,
manajer, investor, maupun Wajib Pajak.
3) Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan pengunaan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan
Pada bulan Juni 1951, Controllership Foundation of America mensponsori
suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Sejumlah
penjelasan dan kesimpulan dari hasil riset mengenai perangkap keperilakuan pada
anggaran dan pembuatan anggaran dalam banyak pemikiran masih bersifat sementara,
dan oleh karena itu masih perlu disempurnakan.
Paradigma riset perilaku yang dilakukan oleh Steadry (1960) dalam
disertasinya telah menggali pengaruh anggaran motivasional dengan menggunakan
suatu eksperimen analog. Selanjutnya disusul oleh karya Benston (1963) serta Churcil
dan Cooper (1965) yang memfokuskan pada akuntansi manajerial dan pengaruh
fungsi akuntansi pada perilaku. Riset-riset ini berlanjut pada tahun 1970-an dengan
satu rangkaian studi oleh Mock (1969-1973), Barefield (1972), Magee dan Dickhout
(1978), Benbasat dan Dexter (1979). Fokus dari studi-studi tersebut adalah pada
akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh
fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informasi oleh pembuat keputusan.
Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975),
yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas
internal untuk pertimbangan riset yang diikuti.
Mulai dari tahun 1960 sampai 1980-an, jumlah artikel mengenai akuntansi
keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambarkan mengenai
akuntansi keperilakuan, sementara artikel selanjutnya membahas mengenai teori dan
konsep ilmu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta
implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Pertumbuhan studi
akuntansi keperilakuan mulai muncul dan berkembang, terutama diprakarsai oleh
akademisi profesi akuntan. Penggabungan aspek-aspek perilaku pada akuntansi
menunjukkan adanya pertumbuhan minat akan bidang riset ini.

8
3. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
Hidayati (2002) menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan
(behavior science), teori-teori akuntansi keperilakuan dikembangkan dari riset empiris
atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam
pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi.

3.1 Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif


Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen
masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah
perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi,
permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan
anggaran, akuntansi pertanggungjawaban, dan masalah harga transfer. Meskipun
demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif.
Pada tahun 1952 C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain
riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan
dimulainya usaha untuk menghubungkan desain sistem pengendalian manajemen
suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat
deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi
oleh para pelaku organisasi.

3.2 Dari Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi


Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan universal
(universalistic approach), seperti riset Argyris (1952), Hopwood (1972), dan Otley
(1978). Tetapi, karena pendekatan ini memiliki banyak kelemahan, maka segera
muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang
riset, yaitu pendekatan kontinjensi (contingency approach).
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontinjensi dilakukan dengan
tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi
perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas,
berbagai variabel kontinjensi yang mempengaruhi desain sistem pengendalian
manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
a) Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor
eksternal lainnya.

9
b) Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependence)
seperti proses produksi, produk masal, dan lainnya.
c) Industri, perusahaan, dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam
industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
d) Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah
atau keunikan.
e) Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi,
sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya

Kompleksitas desain riset yang menggunakan pendekatan kontinjesi bisa


dibagi dalam empat tingkatan. Pertama, desain riset yang menghubungkan satu
variabel kontinjensi dengan satu variabel pengendalian. Kedua, desain riset yang
menguji interaksi antara satu variabel kontinjensi dan satu variabel pengendalian
terhadap varabel dependen tertentu (variabel konsekuensi), seperti kinerja atau
kepuasan kerja. Ketiga, desain riset yang menguji antara satu variabel kontijensi
dengan lebih dari satu variabel sistem pengendalian manajemen terhadap variabel
konsekuensi. Keempat, desain riset yang memasukkan berbagai variabel kontinjensi
untuk menentukan desain pengendalian yang optimal.
Sejak tahun 1970-an, banyak peneliti mengangkat masalah tentang aspek-
aspek motivasional dalam desain akuntansi manajemen. Teori perilaku manusian yang
banyak digunakan dalam desain riset adalah teori motivasi kerja. (work motivation).

Daftar Rujukan

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. Edisi 2. Salemba Empat: Jakarta.

Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan. ANDI: Yogyakarta.

10

Vous aimerez peut-être aussi

  • Sap 1
    Sap 1
    Document10 pages
    Sap 1
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • FAKTOR MANUSIA DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN MODAL
    FAKTOR MANUSIA DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN MODAL
    Document6 pages
    FAKTOR MANUSIA DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN MODAL
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document3 pages
    Bab I
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Analisis Laporan Sril 2015
    Analisis Laporan Sril 2015
    Document6 pages
    Analisis Laporan Sril 2015
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Lembaga Pemyimpanan
    Lembaga Pemyimpanan
    Document6 pages
    Lembaga Pemyimpanan
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 13
    Sap 13
    Document11 pages
    Sap 13
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 9
    Sap 9
    Document6 pages
    Sap 9
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • WPPE-HE-4-Perilaku Dan Etika WPPE
    WPPE-HE-4-Perilaku Dan Etika WPPE
    Document18 pages
    WPPE-HE-4-Perilaku Dan Etika WPPE
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • EKONOMI PASAR
    EKONOMI PASAR
    Document3 pages
    EKONOMI PASAR
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • MENGELOLA KONFLIK
    MENGELOLA KONFLIK
    Document13 pages
    MENGELOLA KONFLIK
    wahyunimiftah
    100% (1)
  • Umkm Sap 5
    Umkm Sap 5
    Document5 pages
    Umkm Sap 5
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 3
    Sap 3
    Document4 pages
    Sap 3
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Akpri Sap 1
    Akpri Sap 1
    Document10 pages
    Akpri Sap 1
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Lembaga Kliring Dan Penjaminan
    Lembaga Kliring Dan Penjaminan
    Document4 pages
    Lembaga Kliring Dan Penjaminan
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 5 Fix
    Sap 5 Fix
    Document6 pages
    Sap 5 Fix
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 4 Fix
    Sap 4 Fix
    Document8 pages
    Sap 4 Fix
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Kurva Permintaan Agregat
    Kurva Permintaan Agregat
    Document16 pages
    Kurva Permintaan Agregat
    Achintya Wibawa
    100% (1)
  • Sap 3
    Sap 3
    Document4 pages
    Sap 3
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Pere Kin
    Pere Kin
    Document4 pages
    Pere Kin
    Rakhmat Ryan
    Pas encore d'évaluation
  • RMK Sap 1
    RMK Sap 1
    Document13 pages
    RMK Sap 1
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 3
    Sap 3
    Document4 pages
    Sap 3
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation
  • RMK Sap 1
    RMK Sap 1
    Document13 pages
    RMK Sap 1
    Achintya Wibawa
    Pas encore d'évaluation