Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh
T.A 2016/2017
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Meningkatnya dunia pariwisata saat ini di Indonesia menunjukkan arti pentingnya sebuah hotel. Semakin
banyaknya hotel yang berdiri menunjukkan bahwa dunia industri perhotelan semakin strategis untuk
kemiskinan. Di samping itu, arti pentingnya industri perhotelan dapat juga dilihat dari sisi pendapatan
Industri perhotelan merupakan bagian dari indusrti pariwisata yang memiliki arti penting, terutama
bila dikaji dari aspek ekonomi. Perkembangan industri perhotelan dapat dikatakan dimulai pada tahun
1962 pada saat Hotel Indonesia di Jakarta disiapkan untuk menerima duta bangsa-bangsa mancanegara
dalam rangka pesta olah raga bangsa-bangsa yang berkembang (Games of the New Emerging Forces
atau Ganefo). Hotel Indonesia saat itu dikelola oleh jaringan Hotel Intercontinental. Sebelumnya
memang telah ada beberapa hotel kecil dengan sebutan losmen atau penginapan. Hotel Indonesia dengan
demikian merupakan hotel bertaraf internasional yang pertama di Indonesia. Setelah itu, dibangun pula
Hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta, dan The Grand Bali
Beach di Bali. Keberadaaan suatu hotel memberikan dampak ekonomis yang berarti bagi masyarakat di
sekitarnya. Dengan adanya hotel tersebut, penduduk dapat bekerja langsung sebagai karyawan hotel
yang bersangkutan, dapat pula sebagai penunjang operasional hotel dengan berperan sebagai rekanan
hotel. Dampak sosial juga meningkat karena keberadaan hotel tersebut. Hal ini terjadi karena
peningkatan penghasilan penduduk meningkatkan taraf hidup sehingga sekaligus meningkatkan kondisi
sosial mereka. Sebelum hotel tersebut dibangun, penduduk setempat dapat berpartisipasi dalam kegiatan
proyek hotel. Dari sisi penerimaan pemerintah, hotel memberikan pemasukan bagi pemerintah terutama
untuk pajak pembangunan I, pajak bumi dan bangunan, dan pajak penghasilan. Dapat disimpulkan
bahwa secara ekonomi dan sosial kontribusi hotel pada suatu kawasan cukup berarti. Di sisi lain, harus
3
dicermati pula bahwa hotel berpotensi untuk memberikan tekanan fisik dan nonfisik pada lingkungan
sekitarnya. Tekanan pada lingkungan fisik diakibatkan antara lain oleh limbah cair dan padat yang
dihasilkan oleh hotel dari kegiatan operasionalnya. Untuk itu, manajemen hotel hendaknya sadar
lingkungan sehingga tekanan yang diberikan oleh hotel dapat dikendalikan sampai pada tingkat yang
paling minimal.
Berdasarkan uraian tersebut, kelompok kami tertarik untuk mengangkat bahasan mengenai
perhotelan yang dihubungan dengan sisi akuntansi, sehingga judul dari makalah kami adalah
Akuntansi Perhotelan .
Perhotelan, yaitu:
1. Apa saja karakteristik hotel dan produknya?
2. Departemen apa saja yang terkait dengan Laporan Keuangan Hotel?
3. Bagaimana Laporan Keuangan sebuah hotel?
Manfaat dari makalah ini, yaitu diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis, para pembaca dan
4
BAB II
PERHOTELAN
memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya
yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.
Hotel merupakan bangunan yang menyediakan jasa kamar untuk jangka pendek, makanan,
minuman, dan jasa lain yang diperlukan dengan imbalan pembayaran dari para tamu. (Wikipedia,
mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, manajemen hotel akan berupaya
sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir suatu periode dapat tercapai. Berbagai aktivitas dilakukan
oleh manajemen hotel untuk mencapai sasaran laba yang direncanakan, diantaranya mengadakan
pelatihan bagi dan staf sehingga dapat memenuhi tingkat layanan yan diharapkan oleh tamu,
panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta layanan yang diberikan oleh hotel pada klasifikasi
tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis pada satu klasifikasi hotel,
dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan hotel pada klasifikasi tertentu.
Mengacu kepada keputusan Menparpostel nomor KM 94/HK.103/MPPT-87 tentang Ketentuan
Usaha dan Penggolongangan Hotel, hotel diklasifikasikan dalam 5 (lima) golongan kelas, yaitu satu
bintang, dua bintang, tiga bintang, empat bintang, dan lima bintang. Peringkat bintang tersebut
memberikan petunjuk untuk kelas layanan yang diberikan. Makin tinggi peringkat bintang suatu hotel,
makin tinggi mutu layanan serta makin lengkap fasilitas yang diberikan kepada tamunya.
5
Selain klasifikasi menurut bintang, terdapat pula kasifikasi menurut melati, menurut kamar yang
dimiliki, menurut lokasi hotel, menurut jenis tamu, menurut lama tinggal tamu, menurut operasi hotel,
dan berdasarkan jenis layanan yang diberikan, dan penjelasan dari masing-masing karakteristik tersebut
klasifikasi bintang dan melati adalah tingkat layanan dan fasilitas hotel dan administrasi. Hotel
Melati adalah losmen yang telah beroperasi sebelum klasifikasi hotel diterapkan oleh pemerintah.
Agar mutu layanan hotel melati meningkat, klasifikasi diperlukan pula. Fasilitas dan layanan hotel
luks hotel tercermin dari harga kamar, fasilitas yang ditawarkan, dan kemampuan serta
kompetensi karyawan hotel yang tinggi dalam memberikan layanan untuk para tamunya.
2. Ekonomi Hotel: memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya untuk layanan kamar;
demikian [ulas, harga kamar yang ditawarkan lebih murah serta fasilitas yang ditawarkan ole
berikut:
1. Tamu terlibat dalam proses produksi, misal ketika tamu menikmati makanan di restoran,
makanan pesanan tamu diolah di hadapan tamu, prodk minuman campuran diproduksi di depan
penjualan pada hari berikutnya. Jadi, kamar yang tidak dapat terjual hari ini, tidak dapat
dikompensasikan dengan penjualan hari berikutnya; kesempatan penjualan hari ini hilang.
Kesempatan penjualan jasa kamar yang telah hilang pada malam sebelumnya tidak dapat
akan menghasilkan mutu yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi mutu, selalu
diadakan inspeksi mutu produk sebelum dijual kepada tamu. Misalnya, sebelum kamar siap
ditawarkan kepada tamu, diadakan inspeksi atau pengendalian mutu oleh penyelia bagian Tata
Graha.
6. Citra hotel tidak kasat mata. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk membuat citra hotel
menjadi kasat mata. Memberikan seragam kepada karyawan merupakan salah satu upaya agar
pool dan spa, maka hotel lain dengan mudah memberikan produk yang sama. Produk yang
7
ditawarkan oleh suatu hotel dengan mudah ditiru oleh pesaing karena tidak ada hak paten untuk
minuman serta departemen lain yang lazim disebut minor operated department, seperti binatu, dry
cleaning, spa, dan lainnya. Departemen yang menghasilkan pendapatan dapat juga disebut operated
department. Departemen-departemen ini secara langsung melayani tamu (guest direct contact) atau
akuntansi dan cost control, dan lainnya. Departemen-departemen tersebut tidak secara langsung
melayani tamu hotel (guest non-direct contact), tetapi mendukung layanan yang diberikan oleh
departemen yang menghasilkan pendapatan. Departemen-departemen ini juga lazim disebut non-
operated department. Meskipun mengadakan kontak tidak secara langsung dengan tamu hotel,
departemen ini melayani departemen yang mengadakan kontak langsung dengan tamu. Tamu akan
menyampaikan keluhannya untuk fasilitas kamar yang tidak berfungsi dengan baik kepada kantor
depan hotel, selanjutnya oleh kantor depan disampaikan ke bagian pemeliharaan, kemudian bagian
pemeliharaan akan memberikan layanan perbaikan fasilitas yang dikeluhkan oleh tamu agar
disebut minor operated department sales seperti telepon, cucian, dry cleaning, kolem renang, dan
sebagainya). Adapun biaya-biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan habis pakai di setiap
bagian hotel, harga pokok makan dan minuman, biaya administrasi dan umum, biaya pemasaran, biaya
8
bunga, biaya deprsiasi dan amortisasi, biaya sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik
hotel, biaya energi dan laba/rugi yang dihasilkan. Dibawah ini merupakan proporsi pendapatan dan
biaya serta harga pokok yang terjadi di hotel yang diadaptasi dari Laventhol & Horwath 1984.
9
BAB III
AKUNTANSI PERHOTELAN
Akuntansi bertujuan memberikan informasi mengenai operasional hotel. Dengan informasi keuangan
ini, manajemen akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat. Manajemen memerlukan informasi
keuangan dengan tujuan perencanaan, analisis dan pengendalian. Dengan informasi keuangan yang
sekarang, manajemen dapat merencanakan kegiatan periode yang akan datang, berupa anggaran periode
yang akan datang. Selain itu, manajemen juga dapat melakukan analisis dan pengendalian yang lebih baik
untuk aktivitas operasional hotel. Informasi keuangan untuk keputusan ekonomis hotel bersumber dari:
Sistem akuntansi yang lazim diterapkan di industri perhotelan adalah Uniform System of Accounts
for Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat oleh perhimpunan pengusaha hotel
di New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya industri perhotelan bersistem jaringan (Chain Hotel)
di Indonesia, hotel-hotel dengan jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System
of Accounts for Hotel ini, USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadi Uniform
System of Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI. Sistem ini memberikan beberapa manfaat
diantaranya keseragaman pemahaman untuk istilah yang lazim diterapkan di bisnis perhotelan. Misalnya,
istilah gross operating profit (GOP) yang merupakan laba seluruh departemen minus biaya-biaya
departemen yang bersangkutan minus undistributed operating expenses. Dalam USALI, terminologi yang
diterapkan untuk gross operating profit adalah income after undistributed operating expenses. Manfaat
lainnya adalah data keuangan untuk hotel dengan kelas yang sama dapat dibandingkan. Manfaat selanjutnya
terutama dirasakan oleh pihak ketiga, yaitu membuat data runut waktu dengan tujuan kompilasi dan
Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi departemental. Artinya, setiap departemen hotel
melaporkan hasil operasinya pada periode tertentu. Misalnya, kantor depan hotel melaporkan aktivitasnya
setiap bulan. Penjualan kamar yang terjadi dalam sebulan dilaporkan bersamaan dengan biaya-biaya yang
10
diserap untuk menghasilkan penjualan kamar seperti biaya gaji dan upah, biaya alat tulis kantor, biaya yang
dipakai habis di kamar tamu, dan lain seagainya. Kantor depan juga melaporkan laba departemen yang di
satu laporan keuangan hotel yang penting adalah laporan rugi-laba. Dalam laporan rugi-laba, yang
dilaporkan adalah penjualan, harga pokok penjualan, biaya-biaya yang terjadi pada departemen yang
bersangkutan, biaya-biaya operasional hotel yang tidak didistribusikan ke masing-masing departemen hotel
(undistributed operating expenses), biaya-biaya tetap seperti depresiasi, sewa, bunga, pajak penghasilan, dan
laba bersih. Jadi, laporan rugi-laba merupakan laporan yang sistematis mengenai penjualan, harga pokok,
dan biaya serta laba (rugi) untuk periode tertentu. Periode tertentu dapat dalam satu bulan, tiga bulan atau
satu tahun. Secara teknis, operasional laporan rugi-laba hotel disiapkan setiap bulan sebagai laporan antara
(interim report) untuk kepentingan internal manajemen hotel yang bersangkutan. Laporan rugi-laba yang
disiapkan setiap bulan memberikan gambaran kepada manajemen hotel pencapaian sasaran yang dicapai
3.2 Neraca
Neraca merupakan salah satu laporan keuangan hotel yang penting. Dalam neraca dilaporkan posisi
kekayaan hotel seperti kas, piutang, persediaan, aktiva lancar lain-lain, gedung dan perlengkapan gedung,
aktiva tetap lain-lain, dan tanah. Disamping kekayaan hotel, neraca juga melaporkan kewajiban hotel yang
terdiri dari utang dagang, utang pajak, utang gaji, utag jangka pendek, utang jangka panjang serta modal.
dalam jangka waktu operasi setahun tersebut hotel menghasilkan laba (penjualan lebih besar daripada
seluruh biaya yang terjadi) maka laba yang dihasilkan pada periode tertentu, misalnya pada 2011, akan
dilaporkan pada neraca 2011, per 31 Desember 2011 dibawah judul rekening modal, pada rekening laba
yang ditahan. Laba periode ini dicantumkan pada rekening laba yang ditahan karena laba ini pada saat
11
pencatatan belum didistribusikan kepada pemilik hotel berupa dividen. Berikut ini adalah gambaran
departemen hotel melaporkan aktivitasnya selama periode tertentu. Departemen kamar akan melaporkan
aktivitasnya setiap periode (setiap bulan misalnya), demikian pula halnya dengan departemen makanan dan
minuman, dan departemen-departemen hotel lainnya. Laporan aktivitas setiap departemen ini (penjualan
dan biaya-biaya departemental yang diserap untuk periode tertentu) pada laporan keuangan merupakan
periode tertentu (sebulan, tiga bulan, atau setahun). Sumber-sumber penjualan jasa kamar dari
transient regular, transient group, permanent, dan penjualan kamar tambahan (extraroom
revenues).
b. Allowance
Allowance merupakan penyesuaian harga kamar untuk yang melampaui perjanjian sebelumnya.
Kesalahan pembebanan harga kamar yang terjadi pada saat tamu check-in dan diperbaiki beberapa
hari kemudian, atau pada saat check-out, disebut allowance. Jadi, allowance adalah istilah teknis
untuk memperbaiki kesalahan pembebanan harga kamar yang terjadi pada waktu yang lampau
seperti gaji dan upah, employee benefits, biaya tembikar (chinaware), bahan habis pakai (guest
supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan (training), dan biaya
resevasi.
12
Laba departemen kamar didapat dengan mengurangkan penjualan dengan seluruh biaya yang
penjualan. Harga pokok makanan di industri perhotelan dihitung hanya untuk bahan makanan
yang digunakan untuk memproduksi makanan. Biaya-biaya lain seperti tenaga kerja dan
penyusutan tidak dibebankan ke hara pokok karena biaya tenaga kerja dibebankan ke departemen
Pendekatan yang sama diterapan untuk menentukan harga pokok minuman. Harga pokok
dibebankan menjadi harga pokok makanan dan minumanhang dikonsumsi dan harga pokok
makanan yang dijual. Harga pokok makanan yang dikonsumsi adalah harga pokok makanan yang
digunakan untuk memproduksi makanan yang ditawarkan. Harga pokok makanan yang
dibebankan sesuai dengan jumlah harga pokok makanan yang keluar dari gudang makanan.
Adapun harga pokok makanan yang dijual didapat dari harga pokok makanan yang dikonsumsi
minus harga pokok makanan untuk karyawan dan harga pokok makanan untuk karyawan dan
harga pokok untuk tujuan promosi dan tujuan lain seperti pertemuan dengan dewan
direksi/pemilik hotel. Hotel lazimnya memberikan makanan dan minuman satu kali selama
karyawan hotel bertugas. Harga pokok untuk makanan dan minuman pada akhirnya dibebankan
pada rekening employee benefits, pendekatan yang sama diterapkan untuk menentukan harga
ini. Biaya-biaya dimaksud adalah gaji dan upah, employee benefits, biaya tembikar, bahan habis
13
pakai (guest supplies, cleaning supplies, paper supplies), komisi, seragam, pelatihan (training),
pokok dan seluruh biaya yang diserap oleh departemen makanan dan minuman.
dikelompokkan ke dalam minor operated departments) juga membuat laporan rugi-laba dengan
pendekatan sama dengan departemen kamar dan departemen makanan dan minuman.
administrasi dan umum, pengolahan data, human resources, transportasi, pemasaran, pemeliharaan dan
biaya energi) hanya melaporkan semua biaya yang terjadi di departemen tersebut untuk periode
tertentu. Dengan laporan ini, aktivitas tetap separtemen hotel dapat diketahui dan dikendalikan.
Aktiva Pasiva
Aktiva Lancar Utang Lancar
Kas xxx.xxx.xxx Utang dagang xxx.xxx.xxx
Investasi jangka pendek xxx.xxx.xxx Utang yang diperhitungkan xxx.xxx.xxx
Piutang xxx.xxx.xxx Uang muka pemesanan kamar xxx.xxx.xxx
Penyisihan piutang ragu-ragu (xxx.xxx.xxx) Porsi utang jangka panjang xxx.xxx.xxx
Persediaan xxx.xxx.xxx Utang pajak penghasilan xxx.xxx.xxx
Pembayaran di muka xxx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva Lancar xxx.xxx.xxx Jumlah utang lancar xxx.xxx.xxx
14
Jumlah Aktiva xxx.xxx.xxx Jumlah Pasiva xxx.xxx.xxx
RUGI/LABA
HOTEL KONTEMPORER
LAPORAN RUGI-LABA
PERIODE SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20XX
(dalam rupiah)
Jumlah
Pendapatan Departemen
Kamar xxx.xxx.xxx
Makanan dan minuman xxx.xxx.xxx
Telekomunikasi xxx.xxx.xxx
Binatu xxx.xxx.xxx
Lainnya xxx.xxx.xxx
Jumlah xxx.xxx.xxx
Biaya dan Harga Pokok
Kamar (xxx.xxx.xxx)
Makanan dan minuman (xxx.xxx.xxx)
Telekomunikasi (xxx.xxx.xxx)
Binatu (xxx.xxx.xxx)
Lainnya (xxx.xxx.xxx)
Laba Departemen xxx.xxx.xxx
Biaya Tidak Didistribusikan
Administrasi dan umum (xxx.xxx.xxx)
Pemasaran (xxx.xxx.xxx)
POMEC (xxx.xxx.xxx)
Laba Setelah Biaya Tidak Didistribusikan xxx.xxx.xxx
Asuransi (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Biaya Bunga, Depresiasi, Amortisasi, dan
xxx.xxx.xxx
Pajak
Biaya Bunga (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Depresiasi, Amortisasi, dan Pajak xxx.xxx.xxx
Depresiasi dan amortisasi (xxx.xxx.xxx)
Laba Sebelum Pajak xxx.xxx.xxx
Pajak (xxx.xxx.xxx)
Laba Bersih xxx.xxx.xxx
15
BAB IV
KESIMPULAN
Hotel merupakan usaha yang mencari laba sebagai hasil akhir aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu,
manajemen hotel akan berupaya sedemikian rupa agar tujuan ini pada akhir suatu periode dapat tercapai.
Berbagai aktivitas dilakukan oleh manajemen hotel untuk mencapai sasaran laba yang direncanakan,
diantaranya mengadakan pelatihan bagi dan staf sehingga dapat memenuhi tingkat layanan yan diharapkan
oleh tamu, mengadakan kegiatan promosi dan pemasaran, pengendalian biaya operasional, pengendalian
bisnis yang sehat, memberikan panduan bagi tamu tentang harga dan fasilitas serta layanan yang diberikan
oleh hotel pada klasifikasi tertentu, memberikan panduan bagi para pemilik modal jika hendak berbisnis
pada satu klasifikasi hotel, dan secara nasional memudahkan saat ingin mengetahui kebutuhan akan hotel
menghasilkan Pendapatan (Revenue Generating), dimana departemen ini merupakan departemen yang
menghasilkan pendapatan diantaranya kantor depan, departemen makanan dan minuman serta departemen
lain yang lazim disebut minor operated department, seperti binatu, dry cleaning, spa, dan lainnya. Yang
berikutnya adalah departemen yang tidak menghasilkan Pendapatan (Non-Revenue Generating), yaitu antara
lain pemasaran, personalia, pemeliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi dan umum,
Hotel (USAH). Sistem ini awalnya dikembangkan di Amerika Serikat oleh perhimpunan pengusaha hotel di
New York pada tahun 1925. Dengan berkembangnya industri perhotelan bersistem jaringan (Chain Hotel) di
Indonesia, hotel-hotel dengan jaringan tertentu yang beroperasi di Indonesia mengadopsi Uniform System of
Accounts for Hotel ini, USAH pun terus dikembangkan. Kini USAH berkembang menjadi Uniform System
16
of Accounts for The Lodging Industry disingkat USALI. Akuntansi keuangan hotel merupakan akuntansi
departemental. Artinya, setiap departemen hotel melaporkan hasil operasinya pada periode tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi perhotelan merupakan pelaporan keuangan yang merupakan
penggabungan dari beberapa laporan dari setiap departemennya dalam suatu periode
DAFTAR PUSTAKA
Pengantar perhotelan,defenisi hotel, karakteristik, jenis dan klasifikasi
hotel.jurnal- sdm.blogspot.com.
Scribd ml,Scribd. ComPengantar perhotelan : defenisi hotel, karakteristik, jenis dan klasifikasi
hotel.jurnalsdm.blogspot.comPostedin Pendidikan Tagged contoh makalah, contoh makalah
akuntansi, Makalah AkuntansiMar16Blog di WordPress.com.
17