Vous êtes sur la page 1sur 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

MODUL 1
MESIN ATWOOD (PULLEY)

NAMA : ALWINDI RABIATUL FATIMAH

NPM : 16020119

GROUP : K4

DOSEN : ARIEL H, S.T, M.I.L

ASISTEN : HILMAN I.U. S.Pd, M.Si

PARTNER : 1. EVANGELISTA FELICIA

2. GHEASANI SHOPIA ADRIATIE

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesawat Atwood merupakan alat eksperimen yang sering digunakan untuk
mengamati hukum mekanika pada gerak yang dipercepat secara
beraturan.Sederhananya pesawat atwood tersusun atas 2 benda yang terhubung
dengan seutas kawat/tali.Bila kedua benda massanya sama, keduanya akan diam. Tapi
bila salah satu lebih besar. Maka kedua benda akan bergerak kearah m1 dengan
dipercepat.Gaya penariknya sesungguhnya adalah berat benda 1. Namun karena
benda 2 juga ditarik ke bawah (olehgravitasi), maka gaya penarik resultannya adalah
berat benda 1 dikurangi berat benda 2. Kegunaan mesin atwood ini sangatlah banyak
dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya untuk menimba air dalam sumur serta
konsep pembuatan lift/elevator. Dalam Praktikum kali ini, praktikan akan mencoba
mengukur nilai medan gravitasi menggunakan mesin arwood.

Mekanika Newton atau sering disebut


sebagai mekanika klasik, karena perintis
sebagai prinsip dasar dalam mempeajari
mekanika, khususnya dinamika, kinematika
hingga prinsip usaha, energy dan momentum kesemuanya
menggunakan prinsip Hukum Newton (Vidia,2011).

Mekanika Newton atau klasik adalah teri tentang gerak yang


didasarkan pada konsep massa dan gaya dan hukum-hukum yang menghubungkan
konsep-konsep fisis ini dengan besaran kinematika dan dinamika. Semua gejala dalam
mekanika klasik dapat digambarkan secara sederhana dengan menerapkan hukum
Newton tentang gerak. Mekanika klasik menghasilkan hasil yang sangat akurat dalam
kehidupan sehari-hari. Pada bab ini akan diperlihatkan bahwa konsep mekanika
Newton dapat digunakan untuk menentukan percepatan suatu system dan persamaan
geraknya dengan menggunakan mesin atwood.

1.2 Tujuan
1. Menggunakan teori ralat dalam eksperimen.
2. Mengerti cara penulisan ilmiah
3. Menentukan percepatan grafitasi dan percepatan system.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hukum-hukum Newton
Pada mulanya orang berpendapat bahwa sifat alamiah benda adalah diam, dan baru
bergerak apabila diberi gaya dari luar baik berupa tarikan atau dorongan secara terus
menerus. Namun setelah Galileo melakukan percobaan, pendapat ini baru berubah dan
terkenallah prinsip yang dikenal dengan Hukum I Newton.
Bunyi hukum Newton I :

Jika benda dibiarkan pada keadaan dirinya sendiri (tidak ada gaya-gaya yang bekerja
atau resultan gaya-gay yang bekerja pada benda itu adalah nol) maka benda tersebut tetap
dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan.
Dengan kata lain pernyataan di atas dapat pula berbunyi :

Setiap benda yang berada dalam keadaan diam akan tetap diam, dan setiap benda
yang bergerak akan tetap bergerak lurus beraturan kecuali ada gaya yang tidak seimbang
bekerja pada benda tersebut.

Jika resultan yang bekerja adalah nol, vector kecepatan benda tidak akan berubah.
Benda yang berada dalam keadaan diam, dan benda yang bergerak dengan kecepatan
konstan.

Pernyataan-pernyataan di atas atau hukum Newton I disebut juga hukum kelembaman


atau hukum inersia. Dengan ketentuan makin besar massa benda makin besar kelembaman
benda. Lembam atau inert artinya sifat benda dalam mempertahankan keadaannya. Misalnya
pada saat kita naik mobil dan tiba-tiba mobil direm maka kita akan cenderung
mempertahankan keadaan kita.
F = 0 diam atau bergerak lurus beraturan
Hukum Newton ini menunjukan bahwa benda mempunyai sifat inersia, namun tidak
terdefinisi secara kwantitatif. Berdasarkan eksperimen dan dorongan intutif dari Hukum
Newton pertama, telah dirumuskan Hukum II Newton, yang mendefisinikan massa secara
kuantataif, serta memperlihatkan hubungan benda gaya secara kuantatif pula. Dengan salah
satu kesimpulan bahwa jika gayanya tetap pula, karena dapat diturunkan persamaan gerak
dalam bentuk lainnya.

Hukum Newton II berbunyi:

Bila gaya resultan F yang bekerja pada suatu benda dengan massa m tidak sama
dengan nol, maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan gaya.
Hukum Newton II memberikan pengertian bahwa :
1. Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda.
2. Besarnya percepatan berbanding lurus dengan gayanya.

3. Bila gaya bekerja pada benda maka benda mengalami percepatan dan sebaliknya bila
benda mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.
Pesawat Atwood bekerja dengan memanfaatkan hukum II Newton, yaitu

percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan
berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang
bekerja padanya.
Hukum Newton III:

Setiap gaya yang diadakan pada suatu benda, menimbulkan gaya lain yang sama besarnya
dengan gaya tadi, namun berlawanan arah.

Gaya reaksi ini dilakukan benda pertama pada benda yang menyebabkan gaya. Hukum ini
dikenal dengan Hukum Aksi Reaksi. Faksi = -Freaksi untuk percepatan yang konstan maka
berlaku persamaan Gerak yang disebut Gerak Lurus Berubah Beraturan

Mesin atwood adalah suatu system mekanis paling sederhana yang dapat digunakan
dalam berbagai bidang. Dalam menganalisa mesin atwood, dapat digunakan rumusan sebagai
berikut dibawah (Vidia,2014), seperti gambar dibawah

Mesin Atwood

Ditinjau pergerakan pada massa dan 1

= ( + ) = (1)

1 = (2)

Tinjau pergerakan massa 2


= 2 (3)

2 2 = 2 (4)

Tinjau pergerakan massa katrol dengan jejari = dan massa = (70,0 0,5) gram
dengan massa 1 dan 2 masing-masing adalah (79,0 0,5) gram

= (5)


2 1 = (6)
2

Subtitusi persamaan (6),(4) ke persamaan (2), maka didapatkan bahwa



= (7)

1 + + 2 +
2
Untuk menentukan momen inersia silinder pejal, maka dapat digunakan rumusan berikut
1
= 2 = 2 = 2 (8)
2
Untuk menentukan percepatan secara eksperimen dapat digunakan persamaan gerak jatuh
bebas, yaitu
1 2
= (9)
2
2
= (10)
2
Dengan ralat percepatan adalah
2 4
= | | + | | = | 2 | + | 3 | (11)

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

1. Seperangkat mesin atwood


2. Massa beban
3. Stopwatch
4. Alat tulis

3.2 Prosedur

1. Ditentukan percepatan grafitasi.


2. Ditentukan ketinggian awal ho sebelum diberikan massa m.
3. Ditentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h (pengukuran tunggal).
4. Untuk pengukuran menggnakan metode grafik, maka ditentukan ketinggian awal ho
sebelum diberikan massa m.
5. Ditentukan waktu dengan stopwatch saat ketinggian h dan ketinggian divariasi dan
ditentukan waktu.
6. Diplot grafik ketinggian terhadap waku t.
7. Diukur massa m, Mkatrol dan juga M1, M2.
8. Dicobakan untuk jenis batang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Valentinus Galih V.P,M.Sc dan Endah Punomosari, S.T. 2015.Getaran (konstanta Pegas).
Yogyakarta.C.V Mulia Jaya

Vous aimerez peut-être aussi