Vous êtes sur la page 1sur 14

PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL

BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER


DI SEKOLAH DASAR PROVINSI BENGKULU

Abdul Muktadir dan Agustrianto


FKIP Universitas Bengkulu
e-mail: abdulmuktadir755@yahoo.co.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan menghasilkan model bahan ajar mata pelajaran muatan lokal ber-
basis kearifan lokal di provinsi Bengkulu. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model Borg
dan Gall dikombinasikan dengan pengajaran bahasa dari Jolly & Balito dan Richards. Secara garis
besar penyusunan bahan ajar terdiri dari empat langkah, yakni: (1) identifikasi kebutuhan; (2) pe-
ngembangan silabus; (3) produksi bahan ajar; dan (4) evaluasi bahan ajar. Hasil penelitian menunjuk-
kan bahwa cerita rakyat Bengkulu masih ada yang belum dibukukan dan tersebar di wilayah provin-
si Bengkulu. Dari analisis karakter ditemukan karakter baik lebih dominan, misalnya: religius, peker-
ja keras, demokratis, toleransi, hormat, peduli, cinta damai, dan bertanggung jawab. Karakter buruk
contohnya: pemalas, licik, kikir, dan kejam. Mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan adalah ba-
hasa Inggris, bahasa Rejang, lagu daerah, keterampilan anyaman, dan pertanian. Pemanfaatan cerita
rakyat dalam bahan ajar adalah muatan lokal bahasa Rejang yang dituliskan ke bahasa daerah (ka, ga,
nga). Akan tetapi, pemanfaatan tersebut belum sampai pada tahap analisis karakter tokoh cerita.
Dengan demikian, cerita rakyat belum dimanfaatkan dalam bahan ajar muatan lokal secara optimal.

Kata Kunci: bahan ajar, muatan lokal, cerita rakyat, dan karakter

MODEL DEVELOPMENT OF LOCAL SUBJECT CONTENT BASED ON LOCAL WISDOM


TO IMPROVE CHARACTERS IN PRIMARY SCHOOL IN THE PROVINCE BENGKULU

Abstract: This study aims to produce a model of instructional materials Local Content subjects, based on
local wisdom in the province of Bengkulu. This research is the development, models of Borg and Gall
combined with the teaching of the language of Jolly & Balito and Richards. Broadly speaking, the
preparation of teaching materials consists of four steps: (1) identification of needs; (2) the development of
the syllabus; (3) production of teaching materials; and (4) evaluation of instructional materials. The results
showed that, some folklore Bengkulu is not yet recorded, and spread in the province of Bengkulu. From
the analysis of character, good character is more dominant discovered, for example: religious, hard-
working, democracy, tolerance, respect, caring, peace-loving and responsible. Bad character for example:
lazy, sly, greedy, and cruel. Local Content subjects taught are English, Rejang, folk songs, woven skills,
and agriculture. Utilization of folklore in teaching materials with Local Content Rejang language that
write to the local language (ka, ga, nga). However, the utilization has not reached the stage of analysis of
the character of the story. Thus, folklore untapped resource in the Local Content optimally.

Keywords: teaching materials, local content, folklore, and character

PENDAHULUAN didikan. Mapel mulok harus memuat ka-


Permendiknas No. 22 Tahun 2006 rakteristik budaya lokal, keterampilan, ni-
tentang Standar Isi menyatakan bahwa lai-nilai luhur budaya setempat, dan meng-
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan angkat permasalahan sosial dan lingkung-
(KTSP) selain memuat beberapa mata pe- an (Depdiknas, 2004, 2006, 2007).
lajaran pokok, juga terdapat mata pelajaran Mapel mulok bertujuan memberikan
(mapel) muatan lokal (mulok) yang wajib bekal pengetahuan, keterampilan, dan pe-
diberikan pada semua tingkat satuan pen- rilaku kepada peserta didik agar mereka

318
319

memiliki wawasan yang mantap tentang berbagai hal yang terkait dengan kehidup-
keadaan lingkungan dan kebutuhan ma- an sosial budaya masyarakat yang bersang-
syarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan kutan kepada masyarakat kini.
yang berlaku di daerahnya dan mendu- Adapun alasan lain pemilihan cerita
kung kelangsungan pembangunan daerah rakyat perlu sebagai bahan ajar mapel
serta pembangunan nasional. mulok dapat dikaitkan dengan pendapat
Karakteristik dan tujuan mapel mu- Nurgiyantoro (2005:2) yang menyatakan
lok jika dihubungkan dengan pengertian bahwa pada hakikatnya semua orang se-
konsep kearifan lokal, yakni semua bentuk nang dan butuh cerita, terlebih anak yang
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau memang sedang berada dalam masa peka
wawasan serta adat kebiasaan atau etika untuk memperoleh, memupuk, dan me-
yang menuntun perilaku manusia dalam ngembangkan berbagai aspek kehidupan.
kehidupan di dalam komunitas ekologis. Cerita juga dapat memberikan kesenangan
Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dan untuk memperoleh berbagai informasi
dipraktekkan, diajarkan, dan diwariskan yang diperlukan dalam kehidupan
dari generasi ke generasi sekaligus mem- Pentingnya cerita rakyat dapat di-
bentuk pola perilaku manusia terhadap kaitkan dengan pendapat Goleman (1999:
sesama manusia, alam maupun gaib. 132) yang menyatakan bahwa cerita me-
Mulok harus diajarkan di setiap dae- rupakan bagian dalam meningkatkan ke-
rah dan di setiap satuan pendidikan. Setiap cerdasan emosional (emotional intelligence).
daerah memiliki keragaman budaya khas Bercerita merupakan upaya membekali
lokal, antara lain: bahasa daerah, lagu dae- nilai-nilai budi pekerti kepada anak. So-
rah, musik daerah, kerajinan daerah, adat sialisasi ini pun merupakan wujud stimu-
istiadat, dan cerita rakyat. Budaya tersebut lasi bentuk stimulasi verbal, nonverbal,
adalah aset yang perlu dilestarikan supaya intelektual, dan taktil.
tetap eksis sebagai karakteristik daerah. Kepunahan cerita rakyat dapat ter-
Cerita rakyat atau dongeng menurut jadi di daerah manapun kalau tidak di-
Sarumpaet (2010:19) sangat berperan da- dukung upaya masyarakat, seperti men-
lam menolong beradaptasi dengan ling- jadikannya sebagai sumber belajar. Pem-
kungan yang seringkali tidak ramah. Se- belajaran di Bengkulu tampaknya belum
gala harapan, berbagai kesulitan hidup, menjadikan cerita rakyat sebagai sumber
duka nestapa para tokoh dalam cerita di- belajar. Ketidakoptimalan penyertaan bu-
percaya dapat membantu masyarakat pe- daya, khususnya cerita rakyat tampak dari
miliknya dan pembacanya untuk melanjut- mapel mulok, karena pada umumnya SD
kan hidupnya dengan memahami dan di Kota Bengkulu mapel mulok diisi pe-
mengelola alam dan lingkungannya. Dari lajaran bahasa Inggris.
semua kisah tradisional yang ada, cerita Cerita rakyat sebagai sumber belajar
rakyatlah yang paling disukai anak-anak dapat dilakukan melalui bacaan yang ada
dan masyarakat. Nurgiyantoro (2005:116) dalam mapel bahasa Indonesia, tetapi ce-
menyatakan bahwa sastra termasuk cerita rita rakyat tidak disertakan dalam buku
rakyat dapat merangkum, menampung, bahasa Indonesia. Buku bahasa Indonesia
menyimpan, dan kemudian mewariskan- yang tidak menyertakan cerita rakyat Beng-
nya kepada generasi yang berisi tentang kulu sebagai bahan bacaan termasuk buku
tradisi, pandangan hidup, nilai-nilai, dan bahasa Indonesia yang digunakan di SDN

Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter
320

5, SDN 8, dan SDN 20. Sekolah tersebut dinyatakan pendidikan berbasis karakter
adalah SD mitra PGSD FKIP UNIB dan ada sembilan pilar yang diajarkan, antara
SDN pilihan warga Bengkulu. Artinya, se- lain: (1) cinta Tuhan dan segenap ciptaan-
bagai SD yang banyak diminati warga sa- Nya, (2) hormat dan santun, (3) baik dan
ngat strategis berperan dalam menjadikan rendah hati, dan lain-lain.
cerita rakyat sebagai sumber belajar agar Cerita rakyat Bengkulu menggam-
tetap eksis, khususnya bagi masyarakat barkan karakter tokoh luar biasa, patuh,
Bengkulu. tabah, pemberani, dan santun. Karakter-
Pembelajaran cerita rakyat merupa- karakter tokoh ini oleh pembaca biasanya
kan pembelajaran budi pekerti kepada akan diidolakan atau dijadikan figur yang
peserta didik yang dapat meningkakan ke- diwujudkan dalam berperilaku. Pengidola-
cerdasan emosi anak, internalisasi nilai- an tokoh oleh pembaca dapat dikaitkan de-
nilai, dan pada gilirannya dapat memben- ngan pendapat Sugihastuti (1996:35) yang
tuk karakter anak. Nurgiyantoro (2005:26) menyatakan bahwa melalui tokoh-tokoh
menyatakan bahwa pembelajaran sastra tertentu, para pembaca mengidentifikasi
adalah pembelajaran moral dan nilai-nilai. dirinya dan mengaktualisasikan emosi-
Berbagai teks kesastraan diyakini mengan- emosinya.
dung unsur moral dan nilai-nilai yang da- Karya sastra memenuhi berbagai ke-
pat dijadikan bahan baku pendidikan dan butuhan rohani dan menanamkan berbagai
pembentukan karakter. Selanjutnya, cerita nilai yang tidak dapat terlihat secara lang-
menurut Q-Aness (2008:121) dapat dijadi- sung. Karya sastra mungkin tidak sehebat
kan sebagai media pendidikan atau pe- permainan (game) dalam komputer atau
ngembangan karakter. program televisi, tetapi memberikan se-
Berkaitan dengan nilai-nilai dalam suatu yang berbeda. Sastra termasuk di
masyarakat, saat ini telah dikembangkan dalamnya cerita rakyat menyenangkan dan
proses indiginasi, yakni pemanfaatan kebu- bermanfaat bagi kehidupan.
dayaan daerah untuk pembelajaran mata Cerita rakyat oleh Nurgiyantoro
pelajaran lain dengan tujuan untuk men- (2005:23) disebut dongeng rakyat yang ber-
dekatkan pelajaran itu dengan lingkungan fungsi untuk mengajarkan moral. Tokoh-
sekitar siswa agar hasil belajar lebih ber- nya bisa manusia, binatang, dan makhluk
makna sebagai wahana pengembangan wa- halus. Selanjutnya, Nurgiyantoro (2005:
tak individu sebagai warga negara (Mus- 187) mengatakan bahwa cerita rakyat se-
lich, 2007:50). Pemanfaatan kebudayaan bagai bagian sastra berfungsi untuk men-
untuk mapel mulok salah satunya adalah dukung perkembangan kedirian anak, baik
cerita rakyat. yang menyangkut perkembangan aspek
Cerita rakyat mengemas nilai-nilai emosional, afektif, kognitif, imajinatif, pe-
yang berkaitan dengan etika, moral, dan rasan estetis, maupun perkembangan ke-
agama. Nilai-nilai yang dikemas dalam ce- bahasaan dan memberikan hiburan yang
rita rakyat sejalan dengan hakikat pendi- menyenangkan. Danandjaya (1997:4) me-
dikan berbasis karakter. Menurut Hasan ngatakan bahwa fungsi cerita rakyat
(2010:25), pendidikan karakter mencakup sebagai alat pendidik, pelipur lara, proses
delapan belas nilai, antara lain: (1) religius, sosial, dan proyeksi keinginan terpendam.
(2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja Cerita rakyat tersebar di seluruh wi-
keras. Sementara itu, dalam Megawangi layah Bengkulu. Di Provinsi Bengkulu ter-

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


321

dapat sembilan suku atau kelompok etnis an terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan
asli. Kesembilan suku tersebut adalah: (1) norma, seperti: jujur, berani bertindak, da-
suku Rejang, (2) suku Serawai, (3) suku pat dipercaya, dan hormat kepada orang
Muko-Muko, (4) suku Lembak, (5) suku lain. Zuriah (2011:283) menyatakan bahwa
Pekal, (6) suku Melayu Bengkulu, (7) suku seseorang dapat dikatakan berkarakter
Pasemah, (8) suku Enggano dan (9) suku atau berwatak jika dapat menyerap nilai
Kaur. dan keyakinan yang dikehendaki masya-
Cerita rakyat, khusunya cerita prosa rakat sebagai kekuatan moral dalam hi-
rakyat menurut Bascom (Danandjaya, 1997: dupnya.
50) terdiri atas mite, legenda, dan dongeng. Tujuan pendidikan karakter pada da-
Cerita rakyat oleh Nurgiyantoro (2005:171) sarnya adalah terbentuknya nilai-nilai ke-
disebut sastra tradisional yang mencakup: hidupan sosial budaya bangsa Indonesia
mitos, legenda, cerita binatang, dongeng, pada peserta didik yang bersumber dari
cerita wayang, dan nyanyian rakyat. nilai-nilai luhur kearifan lokal yang masih
Sastra menurut Sugihastuti (1996:12) dijunjung tinggi oleh masyarakat. Konsep
berarti mengarahkan, mengajar, memberi pendidikan berbasis karakter menurut
petunjuk atau instruksi. Menurut Semi Hasan, dkk. (2010:25) mencakup delapan
(1988:33), sastra mengekspresikan nilai- belas nilai, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3)
nilai kemanusiaan dan dapat digunakan toleransi, (4) disiplin, (5) kreatif, (6) man-
untuk kepentingan didaktis dan hiburan. diri, (7) demokratis, (8) rasa ingin tahu, (9)
Cerita rakyat adalah bagian budaya semangat kebangsaan, (10) cinta tanah air,
yang dapat dijadikan sebagai bahan ajar (11) menghargai prestasi, (12) bersahabat/
mulok. Pemanfaatan budaya sebagai bahan komunikatif, (13) cinta damai, (14) gemar
ajar dapat dikaitkan dengan pendapat Bu- membaca, (15) peduli lingkungan, (16) pe-
dimansyah (2011:50) yang mengatakan se- duli sosial, (17) tanggung jawab dan (18)
hubungan dengan penanaman nilai-nilai kerja keras
dan untuk mendekatkan pelajaran dengan Karakter dalam cerita berkaitan de-
lingkungan siswa agar pembelajaran lebih ngan tokoh pelaku cerita. Berkenaan de-
bermakna dapat dimanfaatkan kebudaya- ngan tokoh dalam cerita, menurut Nurgi-
an daerah dalam mata pelajaran. Jadi, ma- yantoro (2005:75) dapat berupa manusia,
pel mulok dapat menggunakan cerita rak- binatang, atau mahkluk, dan objek lain,
yat sebagai bahan ajar dalam pendidikan seperti makhluk halus (peri, hantu), dan
karakter. tetumbuhan. Tokoh-tokoh tersebut me-
Karakter menurut Borba (2008:viii) rupakan personifikasi karakter manusia.
adalah kecerdasan yang meliputi tujuh Tokoh dalam cerita rakyat ada berkarakter
kebajikan utama, yaitu: empati, hati nurani, baik atau berkarakter jahat.
kontrol diri, rasa hormat, kebaikan hati, Menurut Somantri (2011:286), salah
toleransi, dan keadilan. Karakter menurut satu model pembelajaran pendidikan ka-
Hasan (2010:3) adalah watak, tabiat, akh- rakter yang dimaksud adalah dengan pen-
lak, atau kepribadian seseorang yang ter- dekatan penanaman nilai (inculcation
bentuk dari hasil internalisasi berbagai ke- approach), yaitu suatu pendekatan yang
bajikan (virtues) yang diyakini dan diguna- memberi penekanan pada penanaman ni-
kan sebagai landasan untuk cara pandang, lai-nilai sosial. Tujuan pendidikan nilai me-
berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajik- nurut pendekatan ini adalah (1) diterima-

Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter
322

nya nilai-nilai sosial tertentu; dan (2) ber- keterbacaan; dan (7) data uji keterbacaan
ubahnya nilai-nilai yang tidak sesuai de- teks.
ngan nilai-nilai sosial yang tidak diingin- Data (1) dan (3) dikumpulkan dengan
kan. Ada pun metode yang digunakan an- kuesioner yang kemudian dianalisis secara
tara lain: keteladanan, penguatan positif deskriptif. Data (2), (3), dan (7) dikelom-
dan negatif, simulasi, permainan peran. pokan ke dalam tabel klasifikasi. Data (5)
Kaitan strategi penanaman nilai de- dan (6) dianalisis dengan uji-t. Teknik ana-
ngan cerita rakyat yang dimaksud dalam lisis data (2), (3), dan (7) adalah analisis isi.
penelitian ini adalah dengan meneladani
karakter baik dari tokoh-tokoh cerita rak- HASIL DAN PEMBAHASAN
yat. Tokoh-tokoh cerita rakyat pada dasar- Cerita Rakyat di Provinsi Bengkulu
nya digambarkan dalam karakter baik dan Keberadaan Cerita Rakyat Bengkulu
karakter jahat. (CRB) secara garis besar dikelompokkan
Anak adalah insan pra remaja yang menjadi dua, yakni: (1) dibukukan dan di-
dalam perkembangan dan kepribadiannya publikasikan; dan (2) belum dibukukan.
memerlukan berbagai kompetensi, seperti: CRB yang belum didokumentasi terdapat
kognitif, afektif, dan psikomotor. Perkem- di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu di
bangan kompetensi afektif menurut Nur- sembilan kabupaten dan kota, yakni: (1)
giyantoro (2005:167) dapat dilakukan me- Kaur, (2) Bengkulu Selatan, (3) Seluma, (4)
lalui pembelajaran cerita rakyat. Lebong, (5) Rejang Lebong, (6) Kepahyang,
Berdasarkan uraian di atas, perma- (7) Muko-Muko, (8) Bengkulu Utara, (9)
salahan yang diajukan dalam program pe- Bengkulu Tengah, dan (10) Kota Bengkulu.
nelitian hibah ini adalah (1) bagaimana ce- CRB yang belum didokumentasi di-
rita rakyat di Provinsi Bengkulu; (2) karak- peroleh dari warga yang masih mengingat
ter apa saja yang terdapat dalam cerita rak- cerita. Pencerita paling muda berusia 40 ta-
yat Bengkulu; dan (3) bagaimana model hun dan paling tua berusia 75 tahun. Pen-
bahan ajar mapel mulok yang ada? cerita adalah pria dan wanita. CRB diper-
oleh dari berbagai profesi. CRB juga diper-
METODE oleh melalui internet. Cerita yang belum
Penelitian ini adalah penelitian pe- dibukukan ini tampaknya jumlahnya mele-
ngembangan dari Borg dan Gall (1981) bihi jumlah cerita yang dibukukan.
yang dikombinasikan dengan langkah pe- CRB mengisahkan berbagai persoal-
ngajaran bahasa yang mengacu kepada an hidup dan kehidupan manusia yang
Jolly & Balito dan Richards. Secara garis bersifat universal, persoalan yang dihadapi
besar, penyusunan bahan ajar terdiri dari manusia kapanpun dan di mana pun. Per-
empat langkah yakni: (1) identifikasi kebu- soalan hidup yang dimaksud berkaitan de-
tuhan; (2) pengembangan silabus; (3) pro- ngan religius, kebahagiaan, penderitaan,
duksi bahan ajar; dan (4) evaluasi bahan kekejaman, kasih sayang, tanggung jawab,
ajar. Data dalam penelitian ini berupa: 1) kekuasaan, cinta, maut, dan ketakutan. Me-
data identifikasi kebutuhan (guru); (2) data lalui persoalan hidup ini, penulis mengajak
analisis bahan ajar yang tersedia; (3) data pendengar atau pembaca untuk mema-
evaluasi dan masukan bahan ajar; (4) data hami, menghayati, dan merasakan apa
uji kesesuaian bahan ajar; (5) data uji ke- yang dirasakan tokoh-tokoh cerita.
efektifan bahan ajar; (6) data kuesioner uji

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


323

CRB yang didokumentasi dari nara- ngisahkan manusia yang memiliki kemam-
sumber dan tempat yang berbeda terdapat puan luar biasa. Selain tokoh manusia, ada
tokoh cerita yang sama. Tokoh cerita yang juga tokoh yang mempersonnifikasikan bi-
dimaksud misalyanya Sipahit Lidah dari natang. Dengan demikian, variasi isi dan
Lebong dalam cerita Asal Mula Danau Tes tokoh cerita CRB setelah dianalisis dapat
dan Sipahit Lidah dalam cerita Sipahit dikelompokkan menjadi: (1) fabel, (2) do-
Lidah dari Seluma, namun isi ceritanya ber- ngeng rakyat, dan (3) legenda.
beda. Sipahit Lidah dari Lebong mencerita- Persoalan kehidupan keagamaan di-
kan keuletan petani membuka sawah baru, kisahkan dalam cerita Alim Murtad yang
sedangkan Sipahit Lidah dari Seluma men- berkenaan dengan kehidupan anak muda
ceritakan tentang pesta perkawinan. miskin di pengajian yang menjadi ejekan
Selain kesamaan tokoh cerita, ter- kawannya dan mendapat julukan Kulhu
dapat juga kesamaan judul cerita. Cerita allahhuahad karena hanya mampu meng-
rakyat yang termasuk CRB pada dasarnya hapal Kulhu saja, sedangkan kawan-ka-
adalah cerita yang dilisankan secara turun- wannya hampir tamat. Ejekan dan julukan
temurun. Hal inilah antara lain yang me- tersebut menjadi pemicu baginya agar be-
nyebabkan terjadi variasi isi cerita dari ju- lajar lebih ulet. Ia mendengarkan semua
dul cerita yang sama. Contoh, Batu Am- pertanyaan-pertanyaan dari setiap orang
paran Gading dan Batu Menangis. Perbedaan yang bertemu dengannya untuk ditanya-
tampak dari jumlah isi cerita yang berbeda. kan kepada Munakirun. Secara tidak lang-
Ada pula judul cerita berbeda, tetapi sung pertanyaan-pertanyaan itu telah mem-
tema cerita sama. Cerita yang dimaksud perkaya wawasan agamanya dan pada
adalah Legau Serdem dan Legenda Terjadinya akhirnya ia menjadi ulama terbesar dan
Kawah Gunung Kaba. Jumlah isi kedua terpandang di kampungnya dan mendapat
cerita ini juga berbeda, artinya cerita yang jodoh anak ulama. Cerita ini sangat kental
satu lebih panjang dari cerita yang lainnya. dengan nuansa kehidupan religius.
CRB juga terdapat judul yang sama, Cerita lain yang berkenaan persoalan
tetapi isi cerita berbeda. Cerita Sang Piatu keagamaan tokoh adalah Sang Piatu. Cerita
menceritakan tentang keluguan seorang ini juga mengisahkan keingian kuat tokoh
cucu, juga Sang Piatu yang lain yang men- untuk belajar mengaji. Tokoh ini adalah
ceritakan keinginan kuat seorang untuk orang miskin dan hanya boleh belajar
belajar mengaji. tersendiri. Karena keuletan dan keyakin-
CRB dari tempat berbeda berdasar- annya, tokoh inimenjelma jadi orang kaya.
kan hasil dokumentasi juga ditemukan ce- CRB juga mengisahkan tokoh manu-
rita yang berbeda judul tapi inti cerita sia yang mempunyai kamapuan luar biasa
sama. Cerita yang dimaksud adalah Puteri atau memiliki kesaktian. Kemampuan dan
Sedaro Putih dari Mukomuko, dan Asal kesaktian yang tidak dapat dijangkau lo-
Mula Pohon Enau dari Rejang serta cerita gika, seperti cerita Raden Alit. Raden Alit
Asal Mula Gula Merah dari Rejang Lebong. dikisahkan sebagai pemuda rendah hati,
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa ramah serta halus budi adalah tiga ber-
CRB mengisahkan berbagai kehidupan saudara yang hidup rukun dan damai serta
dari berbagai tokoh cerita, umpamanya kompak dalam persaudaraan. Kesaktian
mengisahkan tokoh manusia dengan ke- Raden Alit dapat menjelma menjadi bayi
mampuan manusia pada umumnya, me- dalam cerita Raden Alit. Raden Burniat

Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter
324

yang gigih melawan penjajah Belanda da- perilaku manusia antara lain mengisahkan
lam cerita Raden Burniat. Ia masih hidup perilaku manusia yang memuji diri sendiri.
dan tersenyum ketika Belanda membuka Tema cerita berkenaan dengan sifat yang
peti kurungannya setelah dipenggal. Ia memuji diri sendiri terdapat dalam cerita
bisa menghilang dan tidak saat bertempur. Siput Memuji Buntut. Ungkapan ini terkait
Diceritakan Raden Burniat tidak mening- dengan tindakan siput memuji kelebihan-
gal, tetapi menghilang tidak diketahui. nya karena dengan taktiknya telah berhasil
Selain persoalan kehidupan keaga- mengalahkan Si Kancil dalam lomba lari.
maan, CRB menarasikan tentang kesedih- Ungkapan klise ini dianalogikan kepada
an dalam cerita Batu Amparan Gading, ke- kebiasaan orang yang selalu memuji diri-
gembiraan dalam cerita Puteri Sulita, ke- nya atau kelebihannya.
lucuan dalam cerita Pak Beluk, kebencian Kasih ibu sepanjang jalan kasih anak
dalam cerita Ular NDaung ataupun sifat sepanjang galah terdapat dalam cerita Ga-
patriotisme dalam cerita Raden Burniat. dis Lubuk Sanai. Ungkapan tersebut terkait
Pada zaman dahulu identik dengan dengan isi cerita yang mengemas topik
peperangan. Peperangan melawan penja- tentang kasih sayang seorang ibu kepada
jah dalam memperebutkan kekuasaan atau anaknya yang hilang karena hanyut akibat
peperangan karena perebutan putri oleh melanggar perintah ibunya. Si Ibu terus
dua kerajaan. Peperangan melawan pen- melakukan pencarian hingga akhirnya ber-
jajah terdapat dalam cerita Raden Burniat. temu dan sudah menjadi mayat.
Dalam cerita tersebut dikemas ketangguh- Kekejaman ibu tiri ungkapan yang
an Raden Burniat yang tidak dapat dikalah- sesuai untuk cerita Batu Amparan Gading
kan Belanda, walaupun badan dengan ke- Kekejaman identik atau sering melekat
palanya sudah terpisah karena dipenggal pada sifat ibu tiri juga menjadi topik cerita.
oleh Kapung yang lebih memilih hadiah Cerita ini menggambarkan penyiksaan ibu
dari Belanda daripada nyawa bangsanya. tiri terhadap anaknya sampai si anak me-
Selain penggambaran kekuasaan, ke- larikan diri.
akraban hubungan juga tampak dalam ke- Pada dasarnya, setiap daerah memi-
kompakan antarsaudara dalam keluarga. liki aset budaya berupa cerita daerah. Ke-
Kekompakan antarsaudara yang telah di- beradaan cerita di setiap daerah ada yang
tinggal oleh kedua oangtuanya karena te- sudah didokumentasi dan dipublikasikan
lah wafat digambarkan dalam cerita Asal dan ada pula yang masih tersebar dan di-
Mula Pohon Enau dari Rejang Lebong. publikasikan hanya secara lisan. Cerita
Hubungan antarmanusia yang selalu daerah di Bengkulu selain sudah dibuku-
meremehkan yang lain karena miskin juga kan dan yang masih tersebar di seluruh
ada dikemas dalam cerita yang berjudul wilayah provinsi. Keberadaan cerita daerah
Anok Lumang. Cerita ini menggambarkan Bengkulu tampaknya tidak seberuntung
pemuda miskin, namun menjelma menjadi cerita dari daerah lain dalam pendokumen-
pemuda kaya karena keuletan dan kesabar- tasiannya.
annya. Walaupun dia sudah kaya, tetapi Berkenaan dengan persoalan pendo-
tidak pernah menjadi sombong. kumentasian cerita rakyat antara lain dapat
Karakteristik cerita rakyat sering dikemukakan bahwa cerita dari beberapa
mengangkat binatang sebagai tokoh cerita. daerah lain sangat mudah didapatkan di
Tokoh binatang yang mempersonifikasikan perpustakaan, toko buku, maupun melalui

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


325

internet karena sudah didokumentasi de- yang universal. Persoalan hidup yang me-
ngan baik, tetapi tidak untuk CRB. Doku- nyangkut keagamaan, perjuangan hidup,
mentasi CRB hanya terdapat dalam tiga percintaan, kekuasaan, dan tanggung ja-
buku. Kesulitan mendapatkan cerita rakyat wab.
Bengkulu bukan berarti karena Bengkulu Cerita rakyat identik dengan kisah
tidak memiliki aset cerita rakyat. Jumlah yang luar biasa yang tidak mungkin dapat
cerita rakyat Bengkulu yang didapat dari dijangkau logika. Artinya, manusia mem-
penutur lebih banyak dari yang sudah di- punyai kemampuan luar biasa dari ke-
bukukan. mampuan manusia biasa ataupun kesak-
Kondisi pendokumentasian dan pu- tian. Pengisahan atau karakter cerita ini
blikasi cerita rakyat Bengkulu yang belum ditemukan dalam CRB. Cerita rakyat juga
optimal akan membatasi pengetahuan ter- kerap menokohkan binatang dalam pe-
hadap cerita. Publikasi cerita rakyat dalam ngemasan cerita-cerita, demikian juga da-
bahan ajar yang digunakan secara nasional lam CRB.
tidak ada yang mencantumkan cerita rak- Karakteristik yang melekat pada
yat Bengkulu. Kondisi ini akan mengkha- cerita rakyat berkenaan dengan mitos-
watirkan keberadaan cerita rakyat, teruta- mitos. Kepercayaan dengan mitos-mitos
ma yang masih dilisankan. Pencerita pada ini dikisahkan dalam cerita Benuang Sakti
dasarnya adalah orang yang sudah tua. dan Beruk Raksasa. Dalam ceirta dikisahkan
Secara alami pencerita ini kehidupan akan tentang mewabahnya penyakit yang me-
berakhir. Regenerasi pencerita belum ada, nimpa penduduk yang diakibatkan oleh
para guru yang dianggap sebagai agen beruk raksasa putih. Oleh sebab itu, harus
strategis dalam mempublikasikan cerita diatasi dengan mengorbankan tujuh gadis
kepada siswa ternyata tidak memiliki per- perawan. Warga pun melakukan pengor-
bendaharaan cerita yang memadai dan banan ini dengan sesembahan yang diper-
jarang melakukan aktivitas bercerita di ke- cayai tersebut. Tetapi warga bermusya-
las. warah agar sesembahan itu tidak merugi-
CRB menarasikan berbagai persoal- kan kepentingan bersama.
an hidup dan kehidupan yang tampak dari Karakteristik lain mempercayai mim-
pengisahan tokoh-tokoh cerita. Tokoh ceri- pi-mimpi. Kepercayaan ini dikisahkan da-
ta diungkapkan dengan karakter bervaria- lam cerita Legau Serdem. Pembuatan ser-
si yang akan memberikan berbagai perasa- dem berawal dari petunjuk mimpi Sutan
an emosi bagi pembaca atau pendengar Indah. Cerita yang berkenaan dengan
dan pada gilirannnya dapat memperkaya mimpi juga dikisahkan dalam cerita Asal
wawasan dalam menyikapi kehidupan. Mula Pohon Aren. Dalam cerita dikisahkan
Berbagai persoalan hidup tokoh-tokoh mimpi Putri Sedoro Putih segera mening-
yang dikisahkan dalam cerita, dan bagai- gal. Apabila telah dikuburkan, di atas pu-
mana para tokoh mengatasi berbagai per- saranya akan tumbuh pohon yang dapat
soalan tersebut akan menjadi cermin bagi memberi manfaat bagi semua orang.
pembaca atau pendengar dalam meng-
hadapi persoalan hidupnya. Karakter dalam Cerita Rakyat Bengkulu
Berbagai persoalan hidup dan kehi- Berdasarkan hasil analisis CRB dapat
dupan yang terdapat dalam CRB adalah dikemukakan berbagai karakter tokoh
persoalan hidup dan kehidupan manusia yang dikemas dalam berbagai cerita. Ka-

Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter
326

rakter tokoh yang dimunculkan adalah ka- ngat cerdik dibandingkan dengan binatang
rakter baik, seperti: religius, pekerja keras, lain. Kecerdikan kancil yang dikisahkan ha-
demoktis, toleransi, dan bertanggung ja- nya untuk mengganggu pihak lain. Pengi-
wab; dan karakter jahat, seperti: penguasa sahan cerita menjelaskan bahwa setiap per-
ambisi kekuasan, raja lalim, raja yang ke- buatan yang dilakukan ada balasan yang
jam, dan kikir. setimpal. Perbuatan baik akan dibalas de-
CRB tampaknya cederung mengisah- ngan kebaikan dan perbuatan jahat akan
kan karakter-karakter baik. Karakter-karak- mendapat balasan buruk pula.
ter baik dapat dikemukakan dari cerita Berdasarkan analisis cerita rakyat
Alim Murtad dan Sang Piatu yang berkena- yang dilakukan diperoleh informasi bahwa
an dengan karakter religius. Karakter krea- pada umumnya CRB cenderung mengemas
tif digambarkan pada tokoh Sutan Indah. karakter-karakter positif, seperti: religius,
Sutan Indah yang pemalas ke sawah ter- kreatif, cerdas, rajin, santun. CRB jika di-
nyata di bidang lain kemampuannya sa- sosialisasikan secara intensif akan dapat
ngat menonjol. Ia mampu membunyikan memotivasi atau menjadi inspirasi bagi
serdam dengan bermaca-macam lagu hing- pembaca dan pendengar untuk mengidola-
ga membuat siapapun yang mendengarnya kan tokoh. Pengidolaan biasanya akan ber-
berhenti bekerja, mabuk dalam asmara, lanjut pada pengimitasian perilaku tokoh
dan terpukau, sampai bayi dalam gen- idola.
dongan peri pun jatuh. Ada pun perilaku-perilaku tokoh
Simbol anak muda pekerja keras, yang dikisahkan dalam CRB yang berpo-
tanggung jawab, tekun, dan pemberani tensi menjadi nilai karakter antara lain:
dikisahkan dalam CRB Aswanda. Aswanda religius, tanggug jawab, rajin, ulet, berani.
budak raja sangat rajin bekerja, tekun be- Karakter-karakter ini perlu diinternalisasi-
lajar sehingga ia pandai bersilat membela kan kepada anak agar menjadi acuan atau
diri dan ilmu berperang. Ia bertanggung norma dalam berperilaku dalam kehidup-
jawab mengawal Putri Ayu dan berani an sosial. Karakter ini sangat diperlukan,
mengejar buaya putih yang melarikan teruma menghadapi kondisi bangsa saat
Putri Ayu ke dalam gua di dasar air. Peri- ini yang dihadapkan pada situasi krisis
laku Aswanda menyebakan raja mengubah karakter.
status dari budak menjadi anggota keluar- Karakter religius merupakan karak-
ga istana, bahkan akan dijadikan menantu ter utama dalam kehidupan sosial. Karak-
seandainya Putri Ayu tidak meninggal. ter ini akan membawa keteraturan dalam
Selain karakter baik, ditemukan juga menjalani kehidupan. Memiliki karakter ini
karakter jahat dalam cerita Puyuh yang akan memberikan pemahaman kepada
Cerdik. Cerita ini mengisahkan kekikiran individu bagaimana seharusnya bertingkah
Pak Sugaek. Akibat kekikirannnya, dia di- laku. Sebagaimana dijelaskan bahwa ka-
benci tetangga, bahkan hewan di seke- rakter ini ditemukan dalam cerita Alim
lilingnya. Kekikirannya itu menyebabkan Murtad dan Sang Piatu. Kereligiusan tokoh
lingkungannya mencari siasat untuk men- yang dikisahkan dalam cerita berhasil men-
celakainya. capai kesuksesan.
Senada dengan karakter jahat diki- Karakter kreatif juga dapat terinspi-
sahkan juga dalam cerita Si Kancil Jahil. rasi dari pengisahan CRB. Karakter ini di-
Cerita mengisahkan tokoh kancil yang sa- deskripsikan dalam cerita Legau Serdem.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


327

Dalam cerita dikisahkan Sutan Indah yang Tabel 1. Pembelajaran Mulok di Provin-
fokus pada kebiasaannya membunyikan si Bengkulu
serdem yang ternyata dapat membuat
No. Kabupaten/Kota Mulok
orang terpukau. Sutan Indah sangat me-
nyukai memainkan serdemnya sehingga ia 1. Kota Bengkulu 1. Bahasa Inggris
mampu mengalunkan berbagai lagu yang 2. Nyanyi Daerah
membuat pendengarnya berhenti bekerja 2. Lebong 1. Bahas Inggris
karena terpukau. Ini dapat menginspirasi 2. Bahasa Rejang (ka,
ga, nga)
pembaca ataupun pendengar bahwa apa-
3. Rejang Lebong 1. Bahasa Rejang (ka,
pun yang dikerjakan harus sesuai dengan
ga, nga)
panggilan hati supaya mendatangkan ke-
2. Nyanyi daerah
berhasilan. 4. Kepahyang 1. Bahasa Inggris
Masih ditemukan lagi berbagai ka- 2. Bahasa Rejang (ka,
rakter yang dapat menjadi inspirasi bagi ga, nga)
pembaca atau pun pendengar CRB. Kisah- 5. Benteng 1. Bahasa Inggris
kisah dalam CRB selain menimbulkan ke- 2. Pertanian
haruan juga dapat menumbuhkan sikap 6. Bengkulu Utara 1. Bahasa Rejang (ka,
tangung jawab, patriotisme ataupun setia. ga, nga)
2. Nyanyi daerah
Semua kisah ini dimungkinkan memberi
7. Muko-Muko 1. Bahasa Inggris
pengaruh pada emosi pembaca yang pada
2. Pertanian
gilirannya menjadi inspirasi dalam pem-
3. Anyaman
bentukan karakter. 8. Seluma 1. Bahasa Inggris
Selain karakter baik, dalam CRB di- 2. Anyaman
temukan juga perilaku yang mengisahkan 9. Bengkulu 1. Bahasa Inggris
sifat kikir. Sifat ini dikisahkan dalam cerita Selatan 2. Anyaman
Puyuh yang Cerdik. Dalam cerita dikisah- 10. Kaur 1. Bahasa Inggris
kan Pak Sugaek yang kaya raya, tetapi sa- 2. Nyanyi Daerah
ngat kikir. Akibatnya, ia dibenci oleh te-
tangga, bahkan hewan di sekitarnya. Cerita Berdasarkan Tabel 1, dapat disim-
in akan dapat menginspirasi pembaca atau pulkan bahwa mapel mulok yang diajar-
pendengar supaya menjauhkan sifat kikir kan bervarisi. Namun, dari semua mapel
dari dirinya karena akan dimusuhi ling- yang diajarkan bahan ajar belum meman-
kungannya. faatkan cerita rakyat kekayaan budaya
yang ada. Adapun cerita rakyat yang di-
Bahan Ajar Mapel Mulok gunakan sebagai bahan ajar hanya untuk
Berdasarkan hasil wawancara dan diadopsi dalam bahasa daerah (ka, ga, nga),
jawaban dari angket dapat dikemukakan belum pada tahap analisis cerita, khusus-
bahwa mapel mulok diajarkan di sekolah nya analisis karakter tokoh CRB.
dasar di sembilan kabupaten dan Kota Selanjutnya, berdasarkan data yang
Bengkulu. Mapel mulok yang diajarkan didapat melalui wawancara dan daftar
seperti yang tertulis dalam Tabel 1. petanyaan yang diajukan tampaknya para
pelaksana pendidikan belum sepenuhnya
memaknai dan melaksanakan yang terda-
pat dalam Standar Isi tersebut. Hal terse-

Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter
328

but tampak dari pemaknaan pelaksanaan kat, seperti: korupsi, kekerasan, kejahatan
yang belum sesuai dengan Satandar Isi se- seksual, perusakan, perkelahian massa, ta-
hingga pembelajaran yang dilaksanakan wuran, anak yang membunuh orang tua,
melalui mapel mulok pun bervariasi. Ma- siswa yang melawan guru, kehidupan eko-
pel mulok yang diajarkan cenderung tidak nomi yang konsumtif, kehidupan politik
menekankan pada karakteristik budaya sis- yang tidak produktif menjadi topik pem-
wa. bahasan hangat di media massa, seminar,
Setiap daerah memiliki keragaman dan di berbagai kesempatan (Hasan, 2010:
budaya khas lokal, antara lain: bahasa dae- 1). Sarumpaet (2010:19) mengutip penda-
rah, lagu daerah, musik daerah, kerajinan pat Zipes yang menyatakan cerita rakyat
daerah, adat istiadat, dan cerita rakyat. Bu- atau dongeng sangat berperan dalam me-
daya tersebut adalah aset yang perlu diles- nolong kita beradaptasi dengan lingkung-
tarikan supaya tetap eksis sebagai karakte- an yang sering kali tidak ramah.
ristik daerah. Alternatif yang sering dikemukakan
Cerita rakyat sebagai aset budaya untuk mengatasi, paling tidak mengurangi,
tampaknya belum disertakan dalam bahan masalah budaya dan karakter bangsa yang
ajar secara optimal dalam mata pelajaran dibicarakan itu adalah pendidikan karakter
mulok. Bahan ajar mulok sudah meman- (Hasan, 2010:2). Dalam usaha pembentuk-
faatkan cerita rakyat. Namun, cerita rakyat an karakter dapat disertakan dalam ber-
yang dimanfaatkan hanya sebagai materi bagai pelajaran, seperti dalam bahan ajar
untuk bahasa daerah tulisan (ka, ga, nga), satra. Nurgiyantoro (2010:38) menyatakan
belum menganalisis isi cerita dalam pem- bahwa cerita rakyat berfungsi untuk mem-
belajaran. bentuk sikap, karakter, watak, kepribadian,
Cerita rakyat sebagai salah satu hasil karakter yang menempatkan nilai-nilai
budaya dikhawatirkan akan mengalami ke- luhur dalam posisi penting dan diutama-
punahan. Supaya cerita rakyat tidak meng- kan dalam diri pribadinya.
alami kepunahan, perlu disosialisasikan Cerita rakyat merupakan salah satu
dengan menjadikannya sebagai bahan ajar. warisan yang dimiliki setiap daerah di In-
Sosialisasi cerita rakyat melalui pembela- donesia. Bengkulu juga memiliki warisan
jaran selain untuk pelestarian warisan bu- budaya cerita rakyat. Budaya tersebut ada-
daya juga karena cerita rakyat mengemas lah warisan daerah yang perlu dilestarikan
berbagai nilai. Nilai-nilai tersebut diung- supaya tetap eksis dan menjadi karakteris-
kapkan melalui karakter tokoh yang ditam- tik daerah. Pelestarian aset daerah dapat
pilkan dalam cerita. Nilai-nilai tersebut di- dilakukan melalui pembelajaran dengan
harapkan dapat menjadi pembentuk karak- menjadikannya sebagai bahan ajar, seperti
ter pembaca dan pada gilirannya dapat di- bahan ajar cerita rakyat yang berasal dari
jadikan sebagai acuan untuk berperilaku Bengkulu untuk mapel mulok. Buku cerita
dalam kehidupan sosial. rakyat, dongeng, mitos, legenda yang ber-
Persoalan budaya dan karakter kini asal dari segenap pelosok tanah air akan
menjadi sorotan tajam di masyarakat. So- membuat anak mampu menghargai kebu-
rotan itu mengenai berbagai aspek kehi- dayaan bangsanya. Bahan pengajaran
dupan, tertuang dalam berbagai tulisan di hendaknya menggunakan prinsip meng-
media cetak dan gelar wicara di media elek- utamakan karya sastra yang latar ceritanya
tronik. Persoalan yang muncul di masyara- dikenal anak. Herfanda (2010) menyatakan

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


329

bahwa sastra memiliki potensi yang besar bangan sosial, dan perkembangan moral.
untuk membawa perubahan, termasuk per- Melalui pembelajaran sastra yang menca-
ubahan karakter. Sastra menjadi penguat kup cerita rakyat, anak akan memperoleh
rasa cinta tanah air. Sastra memberikan pengetahuan intektual, pengalaman sosial,
pencerahan mental dan intelektual. Cerita dan pengalaman emosional (Sarumpaet,
rakyat (Sugihastuti, 1996:3) sebagai bahan 2010:5).
bacaan akan memberikan pengalaman ba- Pembentukan karakter kepada anak
tin yang dapat membahagiakan. Selanjut- (siswa) bagian dari tujuan Permendiknas
nya, Zuriah (2008:18) menyatakan bahwa No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi un-
setiap sistem pendidikan perlu disertai tuk satuan pendidikan dasar dan mene-
usaha untuk menanamkan budaya bagi se- ngah, yakni membentuk watak yang ber-
tiap anak didik. Pemahaman budaya dapat akhlak mulia. Sastra dapat berfungsi seba-
menumbuhkan rasa bangga, rasa percaya gai media pemahaman budaya suatu bang-
diri, dan rasa ikut memiliki. Oleh sebab itu, sa yang di dalamnya terkandung pendidik-
sastra yang mencakup cerita rakyat harus an karakter. Sugihastuti (1996:30) juga me-
diperkenalkan kepada anak sejak usia dini nyatakan efek cerita akan memfasilitasi
agar kemampuan literasi tumbuh sehingga anak dalam proses belajar untuk mengenal
budaya membaca berkembang. dan menghayati kebudayaan masyarakat
Pembelajaran sastra yang di dalam- lingkungannya. Sementara itu, menurut
nya mencakup cerita rakyat menurut Nur- Zuriah (2008:24) nilai-nilai sosial tertentu
giyantoro (2010:26) adalah pembelajaran dipengaruhi oleh budaya masyarakatnya
moral dan nilai-nilai. Berbagai teks sastra dan bangsanya. Selanjutnya, dipertegas
diyakini mengandung unsur moral dan ni- Sanjaya (2006: 23) yang menyatakan bahwa
lai-nilai yang dapat dijadikan bahan baku bahan bacaan akan lebih baik jika didasari
pendidikan karakter. pada kesamaan budaya sehingga cerita
Pendidikan karakter dapat dilakukan akan mudah dipahami anak dan akan me-
melalui mapel mulok. Mapel mulok men- nentukan kedalaman kesan dan makna
cakup pembelajaran cerita, jenis cerita men- yang bisa didapat anak.
cakup cerita-cerita rakyat. Cerita rakyat me- Beberapa karakter tokoh yang dike-
ngemas kehidupan tokoh dengan berbagai mas dalam cerita rakyat sejalan dengan ha-
karakter yang dapat dibekalkan kepada kikat pendidikan berbasis karakter. Pendi-
siswa sebagai pendidikan karakter. Oleh dikan yang sangat dibutuhkan saat ini ada-
sebab itu, peranan guru sangat diharapkan lah pendidikan yang dapat mengintegrasi-
agar dapat mengembangkan bahan ajar kan pendidikan karakter dengan pendidik-
yang berbasis cerita rakyat sebagai pendi- an yang dapat mengoptimalkan perkem-
dikan karakter. Pentingnya pembelajaran bangan seluruh dimensi anak (kognitif, fi-
cerita rakyat bagian sastra sebagai pendi- sik, sosial-emosi, kreativitas, dan spritual).
dikan karakter dapat dikaitkan dengan Hasan (2010:5) menyatakan bahwa pendi-
pendapat Nurgiyantoro (2010:31) yang me- dikan berbasis karakter yang dapat diajar-
nyatakan bahwa manfaat pembelajaran kan, antara lain: (1) religius, (2) jujur, (3)
sastra adalah pembentukan karakter peser- toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, dan
ta didik. (6) kreatif. Karakter-karakter ini termasuk
Anak dalam perkembangannya mem- bagian dari karakter-karakter tokoh dalam
butuhkan perkembangan kognitif, perkem- cerita rakyat.

Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter
330

PENUTUP Danandjaya, James. 1997. Folklor Indonesia.


Simpulan Jakarta: Grafiti.
Kesimpulan yang dapat dikemuka-
kan dari hasil penelitian ini adalah: (1) ce- Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pem-
rita rakyat Bengkulu masih ada yang be- belajaran. Jakarta: Depdiknas.
lum didokumentasikan atau belum dibu-
kukan dan sudah didokumentasikan atau Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
dibukukan dengan judul; (2) cerita rakyat Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Bengkulu mengemas berbagai karakter
yang dapat dijadikan sebagai bahan pen- Depdiknas.2007. Model Pengembangan Mata
didikan karakter; dan (3) bahan ajar mapel Pelajaran Muatan Lokal. Jakarta: Dep-
mulok belum menganalisis karakter-karak- diknas.
ter tokoh cerita yang dapat dijadikan se-
bagai pendidikan karakter. Goleman, Daniel. 1999. Kita Membesarkan
Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosi.
Saran Jakarta: Gramedia.
Saran yang dapat dikemukakan dari
penelitian in adalah: (1) cerita rakyat Beng- Hasan, Said Hamid, dkk. 2010. Bahan Pe-
kulu yang masih tersebar hendaknya di- latihan Penguatan Metodologi Pembela-
dokumentasikan; (2) cerita rakyat Beng- jaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya
kulu hendaknya lebih dioptimalkan dalam untuk Membentuk Daya Saing Karakter
pendidikan karakter; dan (3) bahan ajar Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.
untuk mulok sebaiknya dilengkapi dengan
analisis karakter tokoh cerita rakyat. Hidayatullah, Furkon M. 2010. Pendidikan
Karakter:Membangun Bangsa. Suraba-
UCAPAN TERIMA KASIH ya: Yuma Pustaka.
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Redaktur Ahli Jurnal Pendidikan Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran
Karakter yang telah memberikan masukan, Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
catatan penting, dan pembenahan aspek Jakarta: Bumi Aksara
kebahasaan untuk penyempurnaan artikel
ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak.
upaya pemanfaatan dan pengembangan Yogyakarta: Gajah Mada.
kearfian lokal dalam mata kuliah muatan
lokal sebagai media pendidikan karakter Q-Anees, Bambang. 2008. Pendidikan Karak-
bagi anak. ter Berbasis Al-Quran. Bandung: Sim-
biosa Reka Tama Media.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
Borba, Michele. 2008. Membangun Kecerdas- Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
an Moral. Jakarta: Gramedia. Jakarta: Prenada Media Group.

Borg, Walter R., Meredith D. Gall. 1981. Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang:
Educational Research: An Introduction. Angkasa Raya.
New York & London: Longman.

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 3, Oktober 2014


331

Sarumpaet, Riris K. Toha. 2010. Pedoman Sugihastuti. 1996. Serba-serbi Cerita Anak-
Penelitian Sastra Anak. Jakarta: Yayas- Anak. Yogyakarta: Penerbit Pustaka
an Obor. Pelajar

Somantri, Endang, dkk. 2011. Pendidikan Zuriah, Nurul. 2008. Pendidikan Moral &
Karakter: Nilai Inti bagi Upaya Pembi- Budi Pekerti dalam Perspektif Perubah-
naan Kepribadian Bangsa. Bandung: an. Jakarta: Bumi Aksara.
Widiya Aksara.

Pengembangan Model Mata Pelajaran Muatan Lokal Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Karakter

Vous aimerez peut-être aussi