Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
NIM : 4153240004
PRODI : FISIKA
JURUSAN : FISIKA
2017
PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP
MARAKNYA KASUS ABORSI DI KALANGAN REMAJA
dewifitri.df98@gmail.com
ABSTRACT
Abortion case is a social phenomenon yahy ever solve its solution. Factors
causing abortion are economy,career/school,postponement of marriage
age,knowledge,attitude,incest,menarche, and rape. Until now, abortion remains a
controversial issue in Indonesian society, especially for adolescents. In Southeast
Asia, the WHO estimates that 4.2 million abortions performed each year, of which
2,500 of which ended in death. Abortion rate in Indonesia is estimated at 2.3
million per year. Around 750,000 of them committed by juveniles. Of that
number, 70,000 carried by unmarried girls. The lack of knowledge about
reproduction and the dangers often age abortion known, can lead teens try to do
things that have not been previously known. Where their activity is often a risk
activity, such as sexual activity in aadolescentsrelationship that causing pregnant
can lead to acts of abortion.
The purpose of this research is to know the influence of promiscuity to the
rise of abortion that occurs especially among teenagers. This rsearch is done by
doing literature review through other journals. The result obtained are so many
free associations bring negative among teenagers, one form of promiscuity
became the main causee of the abortion is pregnant out of wedlock, mostly caused
by dating.
Keywords: Free assosoations, abortion, teenage
ABSTRAK
Kasus aborsi adalah fenomena sosial yang tak kunjung ada solusi
pemecahan masalahnya. Faktor penyebab terjadinya aborsi adalah ekonomi,
karir/Sekolah, penundaan usia perkawinan, pengetahuan, sikap, incest, menarche,
dan pemerkosaan. Sampai saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial
di masyarakat Indonesia, terutama bagi para remaja puteri. Diwilayah Asia
Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun, dimana
2.500 di antaranya berakhir dengan kematian. Angka aborsi di Indonesia
diperkirakan mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan
oleh remaja. Dari jumlah itu, 70.000 dilakukan oleh remaja putri yang belum
menikah. Kurangnya kontrol orangtua, pengaruh lingkungan,dan minimnya
pengetahuan remaja tentang reproduksi dan bahaya dari aborsi, dapat
mengakibatkan remaja mencoba-coba untuk melakukan hal-hal yang belum
diketahui sebelumnya. Dimana aktivitas mereka seringkali merupakan aktivitas
yang beresiko, misalnya aktivitas seksual dalam berpacaran yang dilakukan
remaja dapat menyebabkan terjadinya hamil sampai melakukan tindakan aborsi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pergaulan bebas
terhadap maraknya tindakan aborsi yang terjadi khususnya di kalangan remaja.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan tinjauan pustaka melalui jurnal
jurnal dan sumber lainnya. Hasil yang diperoleh adalah pergaulan bebas sangat
banyak membawa pengaruh negatif dikalangan remaja, salah satu bentuk
pergaulan bebas yang menjadi penyebab utama terjadinya aborsi adalah hamil
diluar nikah yang kebanyakan disebabkan oleh pacaran.
Kata kunci : Pergaulan bebas, aborsi, remaja
PENDAHULUAN
Remaja adalah masa dimana pencarian jati diri merupakan hal yang
penting sehingga menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi, ingin tampil
menonjol, dan diakui eksistensinya. Namun disisi lain, remaja mengalami
ketidakstabilan emosi sehingga mudah untuk dipengaruhi dan lebih
mengutamakan solidaritas kelompoknya. Banyak remaja yang terjebak dalam
pergaulan bebas dan seks pranikah karena ajakan teman-temannya dan pengaruh
lingkungan secara umum. Bahkan remaja yang mulanya tidak tergoda dengan
pergaulan bebas apabila terus menerus dipengaruhi oleh lingkungannya, maka
suatu saat akan tergoda untuk ikut ke dalam pergaulan bebas juga.
Pergaulan bebas dan seks bebas yang dilakukan oleh para remaja
membawa dampak-dampak yang merugikan bagi pelakunya, baik dari segi
jasmani maupun rohani. Sehubungan dengan itu, maka perlu diciptakan batasan,
agar seks dapat diintegrasikan secara harmonis dalam sosialitas kehidupan yang
sehat. Dampak pergaulan bebas menyebabkan kegiatan menyimpang seperti seks
pranikah, aborsi, tindak kriminal, narkoba, dan berkembangnya penyakit menular
seksual (PMS). Ada beberapa hal yang membuat remaja mudah terpengaruh ke
dalam perilaku seks pranikah, antara lain pengaruh lingkungan pergaulan,
pornografi, sulit membedakan antara cinta dan nafsu, dan lain sebagainya.
Meningkatnya perilaku seksual di luar nikah tidak hanya terjadi di negara-
negara maju dan berkembang, bahkan di Indonesia hal ini bukanlah sesuatu yang
harus di rahasiakan lagi, karena seringkali remaja berpacaran di tempat-tempat
umum seperti pusat perbelanjaan, gedung film, dan kafe-kafe yang menjadi
tempat nongkrong bagi para mahasiswa serta di tempat-tempat khusus seperti
rumah kos-kosan. Lingkungan dan tempat yang nyaman merupakan faktor
pendukung terjadinya seksual pranikah (Suryoputro, 2006).
Pergaulan bebas yang pada akhirnya mengarah kepada perilaku seks
pranikah sudah banyak dijumpai di kota-kota besar, hal tersebut menimbulkan
adanya kehamilan di luar nikah. Remaja yang belum siap untuk menerima
kehamilan tersebut akhirnya memilih jalan pintas agar kehamilannya tersebut
tidak menimbulkan aib dan tidak menimbulkan rasa malu terhadap dirinya. Jalan
pintas yang banyak diambil oleh para remaja adalah aborsi ilegal. Aborsi ilegal
yang dilakukan dapat berupa bermacam-macam cara mulai dari bantuan medis,
jamu, obat-obatan, dukun, dan lain sebagainya.
Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang
pengaruh pergaulan bebas terhadap maraknya kasus aborsi yang terjadi khususnya
dikalangan remaja. Masalah aborsi pada remaja perlu mendapatkan penanganan
serius, karena masalah tersebut paling banyak muncul di negara-negara
berkembang seperti Indonesia karena kurang tersedianya akses untuk mendapat
informasi mengenai aborsi. Hal itu terbukti dari banyaknya penelitian yang
menyatakan tingginya angka aborsi yang tidak aman sehingga menyebabkan
kematian oleh karena pergaulan bebas yang terjadi di kalangan remaja.
PEMBAHASAN
A. Pergaulan Bebas
Pergaulan adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab
manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus
dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan,
apalagi dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi
pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum,
norma agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis
kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-
norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan akses-akses seperti saat
ini. Pergaulan bebas didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang dari
pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk dari
pergaulan diluar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya
suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pegaruh negatif
tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang dimaksud disini adalah bebas
bisa berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda bedakan satu sama lain.
Misalnya orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam,orang Indonesia
berteman dengan orang Malaysia, dan lain lain. Dikategorikan negatif jika
pergaulan bebas tersebut telah menjerumus menjadi salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas
norma yang ada.
Salah satu contoh negatif dari pergaulan bebas adalah seksual pranikah
(seks bebas). Pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang,
yang mana bebas yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.
Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan, masalah keluarga,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul
bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam
kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang
diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan
bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat
tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya.
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahlii
pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun
sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang
tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa
sudah bisa dikatakan cukup dewasa. Pada umumnya remaja dan mahasiswa
terjerat dengan kasus seksual pranikah melalui hubungan pacaran, karna
kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang
berhak mendapatkan segalanya.
Pacaran adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah
menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon
pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan dimulai dengan
pacaran. Bila ditimjau kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya,
pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita
dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai
dengan budaya Indonesia. Selain disebabkan oleh pacaran, seksual pranikah juga
didominani oleh para remaja dan mahasiswa yang ingin mencari uang tambahan.
Padahal untuk mencari uang masih banyak lagi jalan halal yang dapat dilakukan,
pada dasarnya meraka melakukan seksual pranikah dengan alasan mencari uang
adalah alasan sampingan, itu semua karena merekapun menyukai hal tersebut
tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka tanggung. Pengertian pacaran dalam
era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran
jaman dulu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena
hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu
menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan
masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan
adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak milik selamanya maka seorang
remaja akan lebih berfikir ulang untuk melakukan pergaulan bebas.
B. Aborsi
Namun lain halnya dengan aborsi ilegal yang dilakukan apabila dalam
keadaan janin yang sehat dan bukan karena perilaku perkosaan melainkan karena
hubungan seksual yang dilakukan oleh remaja. Hal tersebut termasuk perilaku
pembunuhan karena aborsi adalah upaya unuk menghilangkan nyawa bayi. Aborsi
yang disengaja dilakukan secara paksa dengan mencabut janin dari rahim ibu.
Dalam bebrapa kasus, aborsi ini dilakukan dengan cara menyedot dan cara lainnya
dengan menggunakan tang. Rahim direntangkan dan embrio dikeluarkan melalui
vagina sesudah dinding uterine dihancurkan dengan pisau yang disebut kuret
(Djiwandono, 2008). Untuk memutuskan perilaku aborsi tentu tidak semudah
membalikkan telapak tangan, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi perilaku
aborsi ilegal tersebut. Diantaranya adalah perasaan malu dengan lingkungan
sekitarnya karena mengandung bayi di luar hubungan pernikahan.
Faktor penyebab aborsi buatan menurut Tirthahusada (1993) antara lain yaitu:
D. Akibat aborsi
PENUTUP
Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa pergaulan bebas banyak
membawa dampak negatif khususnya dikalangan remaja. Salah satu bentuk
pergaulan bebas yang paling marak terjadi adalah pacaran. Pacaran yang saat ini
dianggap biasa telah merusak generasi muda baik dari sisi moral, akhlak,
pergaulan, bahkan agama. Memang tidak semua pacaran berakhir dengan
perzinaan ,namun sebagian besar perzinaan dimulai dengan pacaran. Salah satu
akibat negatif yang timbul dari pacaran adalah terjadinya hamil diluar nikah. Hal
ini menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang lainnya yaitu aborsi. Adanya
rasa malu pada diri pelaku karena hamil diluar nikah menyebabkan pelaku
mengambil jalan pintas agar aib yang ada tidak tersebar tanpa memikirkan
dampak dari tindakannya tersebut. Perilaku aborsi di kalangan remaja ini
senantiasa terus meningkat dan bervariasi untuk persebaran usianya. Hal ini tentu
menjadi suatu keprihatinan yang ujung-ujungnya menjadi sebuah momok yang
mengerikan bagi rupa generasi muda penerus bangsa Indonesia di kemudian
hari. Jika kondisi para pemuda-pemudi di Indonesia hidup bebas tanpa kontrol
yang signifikan dari berbagai pihak dan selanjutnya maka masa depan Indonesia
tidak dapat dijamin yang terjadi adalah penjajahan yang terus menerus abadi di
bumi Indonesia dalam bentuk bukan penjajahan fisik melainkan penjajahan di
bidang mode, ekonomi, pendidikan, keilmuan, hingga akhlak dan
moralitas.
DAFTAR PUSTAKA