Vous êtes sur la page 1sur 13

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA CEKAK


DONGENGE PAKDHE BAB LENDHUT LAPINDO

JURNAL

HARYO SUNDARU

0906641730

\
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA
SASTRA DAERAH UNTUK SASTRA JAWA
DEPOK
JULI 2013

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013
Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013
Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013
ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA CEKAK
DONGENGE PAKDHE BAB LENDHUT LAPINDO

Haryo Sundaru
Nanny Sri Lestari, M.Hum

1. Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI
Depok, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

2. Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus UI
Depok, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

Email:
haryo.sundaru@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini mengangkat cerita cekak Dongenge Pakdhe Bab Lendhut Lapindo karya Koes Indarto yang dimuat
dalam majalah mingguan berbahasa Jawa Panjebar Semangat edisi 1-3 Januari 2009. Analisis dilakukan terhadap
unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita cekak tersebut. Unsur-unsur intrinsik meliputi tokoh, alur, latar,
serta mencakup tema, dan amanat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan pendekatan intrinsik
yang dikemukakan oleh Teeuw dalam buku Membaca dan Menilai Sastra. Hasil akhir dari penelitian ini adalah
menjelaskan unsur-unsur intrinsik dalam cerita cekak tersebut sehingga saling berkaitan untuk membangun cerita
tersebut.

Kata kunci:
Intrinsik, cerita cekak, keprihatinan sosial.

Abstrack

This research raised the short story Dongenge Pakdhe Bab Lendhut Lapindo by Koes Indarto that published in
Javanese language weekly magazine Panjebar Semangat edition January 1 st 3rd 2009. The analysis conducted on
the intrinsic elements contained in the short story. Intrinsic elements include characters, plot, setting and included a
theme, and a mandate. This research used a descriptive method of analysis and the intrinsic approach proposed by
Teew in his book Membaca dan Menilai Sastra. The end of result of this research is to explain the intrinsic elements
in the short story so interrelated to build the story.

Keywords:
Intrinsic, short story, social concerns.

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sastra adalah bentuk imajinasi, gagasan, dan argumentasi seseorang yang direfleksikan
dalam bentuk tulisan dan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra juga merupakan
cabang seni yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan maupun ilmu pengetahuan. Sastra
menggambarkan nuansa-nuansa perasaan dan pikiran yang tidak bisa diwakili oleh angka atau
statistik. Karya sastra dibagi menjadi tiga genre yaitu puisi, prosa, dan drama.

Sastra Jawa adalah sastra yang diciptakan oleh masyarakat Jawa dan menggunakan media
bahasa Jawa sebagai bahan dasarnya. Dalam kesusastraan Jawa juga dikenal bentuk-bentuk
sastra seperti halnya bentuk sastra universal yaitu prosa, drama, dan puisi. Dalam penelitian ini
akan membahas mengenai salah satu karya sastra Jawa yang termasuk dalam jenis prosa, yaitu
Cerita Cekak (cerkak).

Menurut Luxemburg dalam buku Pengantar Ilmu Sastra (1984) prosa narasi adalah
semua teks yang tidak bersifat dialog yang isinya merupakan suatu kisah sejarah, sebuah deretan
peristiwa. Ada tiga aspek dalam teks-teks naratif, yaitu 1) situasi bahasa yang tidak homogen
dengan adanya penutur primer dan sekunder, 2) bagaimana cerita dalam teks tersebut
disampaikan melalui sudut pandang pengarang, dan 3) bagaimana hubungan antar pelaku dengan
peristiwa-peristiwa yang dialami (1984: 119). Contoh prosa menurut pengertian tersebut adalah
novel, cerita pendek, dongeng, catatan harian, anekdot, epistoler, warta berita, dan editorial.

Masa kejayaan karya sastra Jawa modern adalah pada tahun 60-an, kemajuan sastra
majalah atau koran (Hutomo, 1975: 57). Hal ini terlihat dari munculnya majalah berbahasa Jawa
pada masa itu, yaitu Panjebar Semangat dan Jayabaya. Kedua majalah berbahasa Jawa tersebut,
khususnya Penjebar Semangat (selanjutnya disebut PS) merupakan sebuah lembaga penerbitan
swasta yang juga turut serta membantu tumbuh kembangnya kesusastraan Jawa.

Dalam penelitian ini penulis memilih sebuah teks prosa berbahasa Jawa yang berjenis
cerkak sebagai objek penelitian. Cerkak tersebut berjudul Dongenge Pakdhe Bab Lendhut
Lapindo (selanjutnya disebut DPBLL) karya Koes Indarto. Alasan pemilihan majalah PS sebagai
sumber data adalah perannya dalam pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan sastra Jawa
modern. Adapun alasan pemilihan cerkak DPBLL sebagai objek penelitian adalah dalam cerita

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


DPBLL pengarang menyampaikan kepada pembaca tentang sejarah masa lampau yang berkaitan
dengan adanya lumpur Lapindo. Dalam cerita tersebut juga sarat mengandung amanat atau pesan
moral.

Berdasarkan hal tersebut penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang


berhubungan dengan unsur-unsur intrinsik atau pembangun dalam cerita seperti tokoh, alur, dan
latar serta menemukan tema dan amanat apa yang akan disampaikan oleh pengarang melalui
cerkak DPBLL.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, muncul suatu permasalahan dalam
cerkak DPBLL sebagai pokok pembahasan, yaitu 1) bagaimana unsur-unsur intrinsik dalam
cerkak DPBLL meliputi tokoh, alur, dan latar? 2) apa tema dan amanat yang terdapat dalam
cerkak DPBLL?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan terhadap cerkak DPBLL adalah menguraikan unsur-
unsur intrinsik dalam cerkak DPBLL dan mengungkapkan tema serta amanat dalam cerkak
DPBLL. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dalam kesusastraan Jawa
modern, khususnya cerkak.

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya akan membahas mengenai unsur-unsur intrinsik meliputi
tokoh, alur, dan latar serta tema dan amanat yang terdapat dalam cerkak Dongenge Pakdhe Bab
Lendhut Lapindo.

1.5 Sumber Data

Objek penelitian dalam penulisan jurnal ini adalah sebuah teks prosa berbahasa Jawa
yang berjenis cerkak sebagai objek penelitian. Cerkak tersebut berjudul Dongenge Pakdhe Bab
Lendhut Lapindo (selanjutnya disebut DPBLL) karya Koes Indarto yang dimuat dalam majalah
PS edisi 1-3 Januari 2009.

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


1.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Eko Maryanto dalam skripsi berjudul Analisis
Struktur Novel Dhuwit Asuransi di FIB Universitas Indonesia tahun 2009. Dalam skripsi ini
lebih ditekankan pada analisis struktural dengan objek novel berbahasa Jawa dari majalah
Panjebar Semangat. Sedangkan dalam penelitian penulis, menggunakan objek cerita cekak
dengan analisis unsur intrinsik.

1.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu
metode yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang ada kemudian
menganalisisnya (Ratna, 2004: 53). Dalam penelitian ini akan menggambarkan data yang ada
dalam karya sastra dan menganalisis data dalam karya sastra tersebut. Penulis juga melakukan
studi pustaka yang digunakan sebagai sumber data maupun rujukan.
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan intrinsik. Hal ini berdasarkan
pada pendapat Teeuw dalam bukunya Membaca dan Menilai Sastra (1983: 60) yang
menyatakan:
Karya sastra dipandang sebagai struktur yang otonom, lepas dari latar belakang sejarahnya,
lepas pula dari diri dan niat si penulis, lepas dari latar belakang sosial dari efeknya
pembaca.

Dengan demikian pendekatan ini merupakan suatu pendekatan terhadap karya sastra itu sendiri
untuk mencapai makna menyeluruh melalui unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra itu
sendiri.

2. Pembahasan dan Analisis

2.1 Ringkasan Cerita Cerkak Dongenge Pakdhe Bab Lendhut Lapindo

Pada sabtu sore, Moko berkunjung ke rumah pamannya yang ada di daerah Krembong. Ia
berkunjung disela-sela pekerjaanya sebagai pengirim pasir untuk tanggul lumpur Lapindo.
Awalnya Moko hanya ingin mengetahui kabar pamannya, tetapi kedatangannya justru sekaligus
menimba ilmu dari Pamannya mengenai cerita orang-orang jaman dahulu tentang lumpur

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


Lapindo. Mereka berbincang di teras rumah dengan hidangan sederhana thiwul dan gathot yang
disiapkan oleh Bibi.

Moko menanyakan kepada Paman tentang cerita orang-orang dahulu soal lumpur
Lapindo. Paman menjelaskan bahwa pada dasarnya hal tersebut dikarenakan adanya sikap saling
ingin memiliki secara berlebihan terhadap sumber alam yang ada di daerah tersebut. Memang
daerah itu menyimpan banyak potensi alam yaitu minyak dan gas bumi, sehingga banyak orang
yang berebut ingin menambangnya untuk keuntungan pribadi.

Menurut paman, sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa segala
kekayaan alam yang terkandung dalam tanah dikuasai oleh negara dan digunakan untuk
kemakmuran rakyat. Moko kembali menanyakan tentang cara orang-orang untuk dapat menggali
sumber alam tersebut. Paman kembali menjelaskan bahwa dalam pertambangan membutuhan
lahan yang luas, maka orang-orang berusaha melakukan pengeboran. Cara pengeborannya
dilakukan secara sembarangan yang justru menimbulkan banjir lumpur yang tidak segera diatasi.
Maksudnya agar dapat membebaskan lahan, tapi justru menimbulkan bencana.

Perbincangan berujung pada bagaimana cara yang arif dan bijak dalam menyelesaikan
lumpur Lapindo. Paman berpendapat bahwa sebaiknya hal tersebut dikembalikan kepada alam.
Pada awalnya bencana tersebut terjadi karena keserakahan manusia yang sangat berlebihan
sehingga menimbulkan kemarahan alam. Sehingga manusialah yang seharusnya mengalah dan
pasrah dikembalikan kepada alam. Selain itu juga harus memperhatikan nasib para korban
lumpur Lapindo serta menata kembali sarana dan prasarana umum sehingga dapat digunakan
oleh masyarakat. Perbincangan pun berakhir.

2.2 Analisis Tokoh

Tokoh merupakan salah satu unsur utama dalam cerita. Menurut Sudjiman (1988: 16-18)
tokoh dalam cerita adalah individu yang mengalami peristiwa atau berkelakuan dalam berbagai
peristiwa dalam cerita. Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita dapat dibedakan tokoh sentral dan
tokoh bawahan. Tokoh yang memegang peran pemimpin disebut tokoh utama atau protagonis.
Protagonis selalu menjadi tokoh yang sentral dalam cerita, ia bahkan menjadi pusat sorotan
dalam kisahan. Kedua kategori tokoh tersebut saling melengkapi dalam kesatuan cerita dan

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


kehadiran setiap tokoh dalam cerita pada dasrnya memiliki posisi yang tepat untuk mendukung
sebuah keutuhan cerita (Maryanto, 2009: 11).

Dalam tokoh tentu ada penokohan yang merupakan penyajian watak tokoh dan
penciptaan citra tokoh (1988: 19). Penyajian watak dalam sebuah cerita dapat dilihat dari
pengarang yang melukiskan jalan pikiran tokoh dan reaksi pelaku terhadap kejadian di
sekitarnya. Berdasarkan rumusan tersebut, maka penokohan dalam cerkak DPBLL adalah
sebagai berikut,

a. Tokoh utama : Paman Pakdhe (Pribadi yang sederhana, arif, dan bijak)

b. Tokoh bawahan : Moko (Santun, kritis, dan pendengar yang baik).

2.3 Analisis Alur

Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi (2002:113) menjelaskan bahwa alur
adalah struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan
penyajian berbagai peristiwa tersebbut untuk mencapai efek artistik tertentu. Peristiwa-peristiwa
cerita (alur) dimanifestasikan lewat perbuatan, tingkah laku dan sikap tokoh-tokoh utama cerita.
Peristiwa dan alur dalam cerkak DPBLL adalah sebagai berikut,

Peristiwa Alur

Datangnya Moko ke rumah Pakdhe Maju

Perbincangan sejarah lumpur Lapindo Mundur

Akhir perbincangan (Solusi lumpur Maju


Lapindo)

Dengan demikian dalam cerkak DPBLL terdapat dua alur, yaitu alur maju dan mundur.

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


2.4 Analisis Latar
Latar adalah segala keterangan mengenai waktu, ruang, dan suasana terjadinya lakuan
dalam suatu karya sastra (Sudjiman, 1988: 44). Unsur latar dibedakan menjadi tiga yaitu fisik
atau tempat, latar waktu, dan latar sosial.
Penjelasan mengenai latar berdasarkan pendapat Sudjiman (1988: 44-45) adalah sebagai
berikut, 1) latar tempat adalah tempat di dalam wujud fisiknya yaitu bangunan, daerah dan
sebagainya. 2) latar waktu merupakan keterangan kapan suatu peristiwa dalam cerita
berlangsung. 3) latar sosial merupakan penggambaran keadaan masyarakat, kelompok-kelompok
sosial, sikap dan adat kebiasaan. Cara hidup, bahasa dan lain-lain yang pada dasarnya melatari
peristiwa.
Analisis latar dalam cerkak DPBLL adalah sebagai berikut,
Latar Keterangan

Tempat Teras rumah Pakdhe di daerah Krembong

Waktu Sabtu sore

Sosial Masyarakat Jawa di lingkungan pedesaan

2.5 Tema dan Amanat


Tema dalam cerita merupakan gagasan, ide, atau pikiran utama. Sedangkan amanat dalam
karya sastra merupakan suatu permasalahan yang diajukan dalam cerita juga diberi jalan
keluarnya oleh pengarang, maka jalan keluar tersebut disebut amanat (Sudjiman, 1988: 50).
Tema dalam cerkak DPBLL adalah Keprihatinan Sosial. Tema tersebut menggambarkan
tentang keprihatinan terhadap bencana lumpur Lapindo yang diakibatkan oleh ulah manusia
terhadap alam. Bencana tersebut berakibat pada rusaknya kondisi sosial masyarakat sekitar.
Adapun amanat dalam cerkak DPBLL adalah sebagai berikut,
a. Manusia hendaknya hidup selaras dengan alam, menjaga keseimbangan ekosistem
demi keharmonisan alam.
b. Manusia jangan serakah.
c. Hidup sederhana
d. Sebagai warga negara, hendaknya memahami dan menaati Undang-Undang Dasar.

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


e. Merenungkan setiap bencana yang terjadi untuk diambil pelajaran dan hikmahnya.

3. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan analisis di atas maka dalam cerkak DPBLL mengandung unsur-
unsur intrinsik yang lengkap mulai dari tokoh, alur, latar, tema dan amanat. Unsur-unsur tersebut
membangun cerita menjadi satu kesatuan yang utuh. Sehingga sebuah cerita tidak hanya
mengandung unsur kesastraan saja, tetapi juga unsur lain yang dapat digali.
Selain unsur-unsur intrinsik tersebut, cerkak DPBLL juga mengandung makna yang sangat
dalam. Hal ini berkaitan dengan perilaku manusia dalam menjaga keseimbangan alam. Selain
itu, juga mengenai perilaku manusia dalam mengontrol nafsu keserakahan agar tidak
menimbulkan bencana. Dengan demikian melalui cerkak DPBLL ini menunjukkan bahwa sastra
merupakan media hiburan, ilmu pengetahuan dan ekspresi.

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013


Daftar Referensi
Sumber Data
Koes Indarto. (2009). Dongenge Pakdhe Bab Lendhut Lapindo dalam majalah Panjebar
Semangat. Edisi 1-3 Januari 2009. Surabaya

Acuan Kamus
Lukman Ali dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
W.J.S. Poerwadarminta.(1939). Baoesastra Djawa. Batavia, Groningen: J.B. Wolters.
S. Prawiroatmodjo. (1994). Bausastra Jawa Indonesia. Jakarta: CV Masagung
Sutrisno Sastro Utomo. (2009). Kamus Lengkap Jawa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius

Acuan Buku
Burhan Nurgiyantoro. (2002) Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Eko Maryanto. (2009). Analisis Struktur Novel Dhuwit Asuransi. Skripsi. Depok: FIB UI
Luxemburg, Jan Van. (1984). Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia
Nyoman Kutha Ratna. (2004). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Panuti Sudjiman. (1988). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya
Suripan Sadi Hutomo. (1975). Telaah Kesusasteraan Jawa Modern. Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Teeuw, A. (1983). Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Analisis unsur-unsur ..., Haryo Sundaru, FIB UI, 2013

Vous aimerez peut-être aussi