Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
Duma Yanti
NIM : 028114173
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berjudul Optimasi Komposisi Asam sitrat dan Asam Tartrat dalam Tablet
syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi
sarana, ataupun fasilitas dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
1. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan Dosen
Penguji atas segala bimbingan, saran, pengarahan, dan kesempatan yang telah
2. Ibu Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. selaku Dosen Penguji atas segala masukan
3. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji atas segala
4. Ibu Dewi Setyaningsih, M.Si., Apt. atas segala bimbingan, saran, pengarahan,
5. Bapak Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.Si., Apt. atas bantuan yang telah
6. Bapak Jefry Julianus M.Si. atas bantuan yang diberikan dalam penelitian ini.
7. Pak Bambang, Mas Surajio, dan Ibu Aminem selaku laboran teknologi sediaan
padat fakultas farmasi Universitas Gadjah Mada atas segala bantuan dan
9. Kedua orangtuaku tercinta untuk doa, semangat dan dukungan baik moril
10. Iton untuk doa, dorongan, semangat dan kebersamaan dalam susah dan
senang.
12. Thanks a lot to mb dewi, mas ade, fredy, mb merry, riasa, anto, adit, robby,
fitri, ovie, nana, tori yang banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
masih terdapat banyak kekurangan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSEMBAHAN iv
PRAKATA.................................................vi
DAFTAR GAMBAR xi
INTISARI xiv
ABSTRACT xv
B. Rumusan Masalah .4
C. Keaslian Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian .4
A. Vitamin C...6
B. Tablet............................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Tablet Effervescent.9
J. Landasan Teori .. 32
K. Hipotesa ....33
2. Alat Penelitian. 37
3. Pencampuran serbuk.................................41
A. Kesimpulan ...74
B. Keterbatasan Penelitian .74
C. Saran ..75
DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN ...81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 11a Hubungan antara asam sitrat (g) dan kekerasan tablet ...................58
Gambar 11b Hubungan antara asam tartrat(g) dan kekerasan tablet ..58
Gambar 12a. Hubungan antara asam sitrat (g) dan kerapuhan tablet ......61
Gambar 12b. Hubungan antara asam tartrat (g) dan kerapuhan tablet.................61
Gambar 13a. Hubungan antara asam sitrat (g) dan waktu larut ..........64
Gambar 13b. Hubungan antara asam tartrat (g) dan waktu larut.........................64
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV. Hasil uji sifat alir dan kandungan lembab ....53
Tabel VI. Hasil uji sifat fisis tablet effervescent vitamin C .........56
Tabel VII. Efek asam sitrat, efek asam tartrat dan ineraksinya....................................57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
INTISARI
Telah dilakukan penelitian dengan judul optimasi komposisi asam sitrat
dan asam tartrat dalam tablet effervescent vitamin C: aplikasi metode desain
faktorial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek asam sitrat, asam
tartrat, dan interaksinya yang dominan dalam menentukan sifat fisik tablet
effervescent vitamin C dan mendapatkan komposisi asam sitrat dan asam tartrat
yang optimum.
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni menggunakan
desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Pembuatan tablet effervescent
dilakukan secara kempa langsung. Kategori respon yang diharapkan, yaitu
kekerasan, kerapuhan, dan waktu larut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam sitrat dominan dalam
menentukan kekerasan dan waktu larut tablet effervescent, sedangkan asam tartrat
dominan dalam menentukan kerapuhan tablet effervescent. Dari contour plot
super imposed diperoleh area optimum untuk kekerasan, kerapuhan, dan waktu
larut. Area tersebut diprediksi sebagai formula optimum tablet effervescent pada
level yang diteliti.
Kata kunci: asam sitrat, asam tartrat, tablet effervescent, desain faktorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The research about compositions optimization of citric acid tartaric acid
of vitamin C effervescent tablets: factorial design method application has been
done. The aim 0f the research were to observe the dominant effect among citric
acid, tartaric acid, and the interaction on determining the effervescent tablets
properties, and to obtain the optimum composition of formulation area.
This research was a pure experimental study based on factorial design
with two factor and two level. The preparation tablet effervescent with direct
compression. The respond category includes hardness, friability, and
disintegration time of effervescent tablet
The result shown that ctric acid dominant in determining the hardness and
disintegration time, wheares tartaric acid dominant in friability effervescent
tablets. From the counter plot superimposed, there was found the optimum area
for the hardness, friability, and disintegration time effervescent tablets.
characteristic effervescent tablets. That area was supposed as the formula of the
optimum citric acid and tartaric acid in the tested level.
Key word : citric acid, tartaric acid, effervescent tablet, factorial design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melawan bakteri, virus, dan penyakit jamur. Dalam jumlah besar vitamin C dapat
(Buringer, 2005).
penyimpanan karena itu diperlukan asupan dari luar dalam bentuk tablet, pil,
tablet effervescent, tablet hisap dan cairan injeksi untuk memenuhi kebutuhan
efisien untuk absorbsi yang efektif. Vitamin yang diberikan dalam bentuk
effervescent akan terlarut dengan lengkap dalam air sehingga lebih mudah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diabsorbsi dibandingkan bentuk sediaan tablet atau pil dan adanya karbonat
langsung karena sifat vitamin C yang mudah rusak oleh adanya lembab. Kempa
langsung dinilai sangat memuaskan karena kebutuhan kerja rendah sehingga lebih
yang mudah mengalir, tidak memisah dan kompak (Lindberg et al., 1992).
sangat penting, dimana asam akan bereaksi dengan bahan karbonat sehingga
terbentuklah gas CO2 (Banker and Anderson, 1986). Gas karbondioksida inilah
sumber asam saja, yaitu asam sitrat. Pada penelitian ini, peneliti mencoba
mengkombinasikan asam sitrat dengan bahan asam lain, yaitu asam tartrat karena
campuran serbuk effervescent akan lebih baik jika diolah dari suatu kombinasi
asam sitrat dan asam tartrat daripada hanya satu macam asam saja. Penggunaan
digunakan sebagai asam tunggal maka campuran serbuk yang dihasilkan akan
sitrat saja akan menghasilkan campuran yang lengket (Ansel, 1989). Asam sitrat
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air dan mudah diperoleh dalam bentuk
granulat. Alasan inilah yang menyebabkan mengapa asam sitrat lebih sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2003). Asam tartrat digunakan sebagai sumber asam dikarenakan asam tartrat
memiliki kelarutan yang sangat baik dalam air (Ansel, 1989). Asam tartrat juga
Kelarutan merupakan salah satu syarat bagi bahan yang akan digunakan dalam
effervescent hendaknya memiliki kelarutan yang baik dalam air sehingga reaksi
effervescent dapat terjadi dengan cepat (Mohrle, 1989). Sumber asam akan
menghasilkan reaksi effervescent yang baik bila digunakan pada range konsentrasi
Asam sitrat dan asam tartrat memiliki sifat masing-masing yang apabila
dicampur akan berpengaruh terhadap sifat fisis tablet effervescent vitamin C yang
dihasilkan, meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu larut. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian tentang campuran asam sitrat dan asam tartrat yang optimum
asam sitrat dan asam tartrat dioptimasi berdasarkan metode desain faktorial.
memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas (Bolton, 1997). Metode ini dapat mengidentifikasi efek masing-
masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Metode desain faktorial juga
respon. Dengan persamaan dari masing-masing respon dapat dibuat contour plot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk masing-masing parameter sifat fisis dan contour plot superimposed untuk
B. Rumusan Masalah
1. Diantara asam sitrat, asam tartrat, dan interaksinya mana yang lebih dominan
2. Apakah dapat ditemukan area komposisi optimum dari asam sitrat dan asam
tartrat dengan sifat fisis tablet yang dikehendaki dalam contour plot super
imposed?
C. Keaslian Penelitian
sitrat dan asam tartrat untuk menentukan formula optimum tablet effervesent
sebelumnya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Mengetahui efek mana yang dominan dalam menentukan sifat fisis tablet
effervescent vitamin C antara asam sitrat, asam tartrat, dan interaksinya serta
komposisi asam sitrat dan asam tartrat yang optimum berdasarkan contour plot
super imposed.
3. Manfaat Metodologis
E. Tujuan Penelitian
2. Mengetahui efek mana yang dominan dalam menentukan sifat fisis tablet
interaksinya.
3. Mengetahui ada atau tidaknya area komposisi optimum dari asam sitrat dan
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Vitamin C
antioksidan yang dapat mencegah dan mengobati infeksi dan penyakit lain.
produksi limposit, sel darah putih yang berperan dalam memproduksi antibodi.
Vitamin C membantu melawan bakteri, virus, dan penyakit jamur. Vitamin C juga
Salah satu fungsi penting vitamin C adalah dalam pembentukan dan pemeliharaan
kolagen, dengan bekerja sebagai koenzim yang merubah prolin dan lisin menjadi
dapat menguatkan otot dan pembuluh darah. Beberapa studi menerangkan bahwa
adalah skorbut. Penyakit ini ditandai dengan kelelahan abnormal, kelelahan otot,
perdarahan, gigi menjadi goyah dan mudah tanggal dan mudah terkena penyakit
akan menghasilkan pembuluh darah yang rapuh. Kelelahan dan kelemahan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga sifat bahan aktif obat akan berubah. Oleh karena itu, vitamin C tidak
kempa langsung merupakan pilihan yang terbaik (Bolhuis and Chowhan, 1996).
berikut
O C OH
HO
HO
O O C
O O
HO O
HO
O C
H C OH
HO OH
O O
HO C H
(a) (b) CH 2 OH
(c)
O C OH O C OH
O C OH H C OH
(d) HO C H
CH 2 OH
(e)
bersifat reversible baik secara in vitro maupun in vivo (Connors et al., 1986).
ini tidak memiliki keaktifan vitamin C. Reaksi ini bersifat irreversible. Karena
tidak stabil, asam L-diketogulonat dapat teroksidasi menjadi asam oksalat dan
ini dapat terlihat selama proses pengempaan dimana tablet akan terfragmentasi.
Adanya bahan pengikat akan menyebabkan adanya ikatan antar partikel dalam
B. Tablet
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan, tablet dapat digolongkan menjadi tablet cetak dan tablet kempa
(Anonim, 1995).
ketebalan dan hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara
pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penambahan zat warna, zat pemberi rasa, dan lapisan-lapisan dalam berbagai jenis
(Ansel, 1989).
keuntungan. Tablet memberikan dosis pengobatan yang tepat dan dapat diberikan
secara mudah. Mudah dalam pengangkutan dan mudah dibawa oleh pasien.
Produk akhirnya seragam dalam bobot dan penampilan, dan biasanya lebih stabil
dari bentuk cairan. Dapat diproduksi dalam jumlah besar dengan mudah dan cepat
serta biaya produksi yang dikeluarkan sangat rendah jika dibandingkan dengan
keamanan dalam pemberian obat karena diberikan dengan rute oral (Alderborn,
2002).
C. Tablet Effervescent
karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat pada penambahan air
dalam air sebelum diberikan kepada pasien (Lindberg et al., 1992). Tablet
berupa sumber asam dan sumber karbonat. Bila tablet effervescent dimasukkan
kedalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara sumber asam dan sumber
mengandung dosis obat yang tepat sehingga zat aktif sudah berada dalam bentuk
partikelnya (tidak perlu waktu untuk desintegrasi) sehingga dapat dengan cepat
diabsorbsi dan cepat mencapai onsetnya (Lee, 2005). Tablet effervescent dapat
diberikan pada pasien yang sulit menelan kapsul atau tablet (Lindberg et al.,
memperbaiki rasa beberapa obat tertentu (Banker and Anderson, 1986). Gas
karbondioksida yang terbentuk memberikan efek sparkle (rasa seperti soda) dan
manual dengan syarat semua komponen bersifat sangat mudah larut air
(Kusnadhi, 2003).
sehingga dapat mengadsorbsi lembab yang cukup untuk memulai degradasi jika
tidak disimpan dalam kemasan yang sesuai (Lindberg et al., 1992). Bahkan
dalam dua tahap, yaitu proses pencampuran dan proses pembuatan tablet.
(Rohdiana, 2003).
1. Proses pencampuran
(Rohdiana, 2003). Proses ini harus dilakukan pada kelembaban yang rendah,
1) Pencampuran Konvektif
tempat ke tempat lain (Schwartz and Lantz, 1990). Tergantung dari tipe
suatu massa yang relatif besar dari suatu bidang serbuk ke bidang serbuk
2) Pencampuran Shear
3) Pencampuran Difusiv
granulasi, baik granulasi basah atau granulasi kering. Untuk menentukan metode
tergantung pada dosis dan sifat zat aktifnya. Dibandingkan dengan metode
(Rohdiana, 2003).
Proses pembuatan tablet harus dilakukan pada ruang khusus sehingga bisa
relatifnya lebih dari 25% maka akan mengalami kesulitan pada proses pembuatan
tablet dan sukar tercapai tablet effervescent yang stabilitasnya bagus (Mohrle,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
air dalam atmosfer dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur tertentu
(Anonim, 2007 b). Kelembaban relatif dinyatakan sebagai persentase dan dihitung
(Moechtar, 1990)
effervescent meliputi :
a. Sumber Asam
dari tiga sumber utama, yaitu asam makanan (asam sitrat, asam tartrat, asam
malat, asam fumarat, asam adiptat dan asam suksinat), asam anhidrat ( asam
suksinat anhidrat dan asam sitrat anhidrat) dan asam garam ( natrium
natrium asam sulfit). Asam makanan adalah yang biasa digunakan (Mohrle,
1989). Asam sangat penting pada pembuatan tablet effervescent. Sumber asam
jika direaksikan dengan air maka bahan tersebut akan terhidrolisa kemudian
akan melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan
bahan karbonat sehingga terbentuklah gas CO2 (Banker and Anderson, 1986).
Asam sitrat bersifat sangat mudah larut air dan mudah larut etanol
(Lindberg et al., 1992). Sifat asam sitrat yang higroskopis dan mudah larut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam air merupakan alasan yang menyebabkan asam sitrat lebih sering
(Ansel, 1989). Asam tartrat lebih larut dalam air dan lebih higroskopis
dalam kurang dari 1 bagian air, hal ini berarti 1 bagian asam larut dalam
kurang dari 1 bagian air dan larut dalam 2,5 bagian alkohol (Lindberg et al.,
1992). Sumber asam akan menghasilkan reaksi effervescent yang baik bila
digunakan pada range konsentrasi 25-40% dari berat tablet (Wehling and
Fred, 2004).
b. Sumber Karbonat
natrium karbonat sangat larut dalam air (Lindberg et al., 1992). Natrium
(Mohrle, 1989).
c. Bahan Pengikat
Bahan pengikat adalah bahan yang membantu untuk mengikat bahan lain
tablet akan dipengaruhi, baik oleh tekanan pencetakan maupun bahan pengikat
(Voigt, 1995).
yaitu :
(Alderborn, 2002)
tidak dibutuhkan tetapi karena aksi dua arah bahan pengikat tersebut.
Hortz, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vinylpyrrolidone. PVP bersifat larut dalam air dan pelarut polar lainnya
(Anonim, 2007 c). Sifat ikatan PVP meningkat dengan semakin meningkatnya
berat molekul. Ikatan antar partikel yang paling kuat dibentuk oleh PVP
H H
C C
H N
O
Gambar 3. N- vinylpyrrolidone
H H H H H H
C C C C C C
H N HO N H O N O
Gambar 4. poli(N-vinylpyrrolidone)
f. Bahan Pengisi
diperoleh ukuran yang sesuai. Bahan pengisi yang ideal memiliki sifat inert,
diterima, dan murah (Alderborn, 2002). Bahan pengisi yang umum digunakan
adalah jenis pati dan laktosa (Voigt, 1995). Laktosa memiliki sifat bahan
pengisi yang baik, antara lain dapat larut dalam air, rasanya enak, non-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Alderborn, 2002).
g. Bahan Pelicin
Bahan pelicin merupakan salah satu komponen yang penting karena tanpa
dan pengeluaran tablet dapat terjadi dengan gesekan yang rendah antara
padatan dan dinding die. Gesekan yang tinggi selama proses penabletan dapat
vertikal pada bagian tepi tablet) (Alderborn, 2002). Bahan pelicin umumnya
juga dapat ditambahkan dalam granulasi sebagai larutan alkoholik dan sebagai
Garam magnesium, kalsium, dan seng dari asam stearat adalah bahan
pelicin yang paling efisien yang umum digunakan. Konsentrasi efektif yang
tersebut tidak larut air sehingga dapat menghalangi hancurnya tablet dan
proses pembuatan tablet dan lebih efisien karena dengan jumlah yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sedikit sudah cukup untuk memperbaiki waktu alir serbuk/granul (Sheth et al.,
1989).
bahan perasa, pewarna dan pemanis (Mohrle, 1989). Bahan pemanis buatan
yang disarankan dalam tablet effervescent adalah sakarin atau bentuk garam
(Allen, 2002).
O O
S
N Na
Tablet effervescent dapat dibuat dengan dua cara, yaitu kempa langsung
1. Kempa Langsung
bahan obat atau pencampuran bahan obat-bahan pembantu berbentuk serbuk tanpa
bahan obat dengan bahan tambahan. Campuran serbuk kemudian dikempa secara
langsung pada mesin tablet (Rubinstein, 1988). Tekanan yang dibutuhkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
basah dan granulasi kering (Anonim, 1995). Kempa langsung dinilai sangat
memuaskan karena kebutuhan kerja yang rendah sehingga lebih ekonomis dari
pencetakan granulat. Keuntungan utama dari kempa langsung adalah bahan obat
yang peka terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat proses
granulasi dapat dibuat menjadi tablet (Voigt, 1995). Keuntungan lain yang sedikit
diakui dalam kempa langsung adalah waktu hancur tablet dapat dioptimalkan,
dimana partikel obat dibebaskan dari tablet dan tersedia dalam bentuk larutan
(Shangraw, 1989).
Dalam kempa langsung perlu diperhatikan bahan dasar yang digunakan untuk
(Lindberg et al., 1992). Zat pembawa yang digunakan harus dapat mengalir
dengan baik, inert, tidak berasa, tidak berwarna dan memberikan rasa nyaman
2. Granulasi Kering
tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk baik, kemudian
digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
kelembapan pada proses granulasi (Anonim, 1995). Dengan metode ini, bahan
aktif maupun pengisi harus memiliki sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya
besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat
diolah dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau
1989). Ada dua metode dalam granulasi kering : slugging dan roller compaction (
Miller, 1997).
1) Slugging
atau dikempa menjadi lempengan tablet yang besar atau pelet dengan diameter
kurang lebih 1 inci. Kemudian slugs dihancurkan dengan tangan atau digiling
dan diayak sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Bahan pelicin ditambahkan
dengan cara biasa dan tablet dibuat dengan kompresi (Ansel et al., 2005).
2) Roller Compaction
menekan serbuk diantara mesin penggilas dengan tekanan 1-6 ton. Bahan
kering, hanya formula yang memiliki daya ikat cukup dan mengalir dengan
3. Granulasi Basah
effervescent pada metode ini secara dasar sama dengan tablet konvensional.
Dimana pada metode ini melibatkan pencampuran bahan bahan kering dengan
suatu bahan pengikat untuk menghasilkan massa granul. Granulasi basah pada
effervescent dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu dengan penggunaan panas,
dengan cairan non reaktif, dan dengan cairan reaktif (Mohrle, 1989).
1. Penggunaan panas
Metode ini membutuhkan pembebasan air dari bahan hidrat pada temperatur
rendah untuk membentuk masa granul yang liat. Proses ini sulit dikontrol
untuk mendapatkan hasil yang sama karena tergantung pada pelepasan air
Metode ini merupakan metode yang umum digunakan dan sama dengan
dan granul basa dapat dipisah untuk menghindari reaksi effervescent dini.
Salah satu cairan penggranul yang efektif adalah air. Kenyataannya reaksi
effervescent terjadi dengan adanya air, oleh karena itu diperlukan kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
selama proses. Masa granul yang telah terbentuk harus segera dikeringkan
serbuk halus yang dibuat menjadi granul akan memberikan sifat alir yang baik,
sehingga pengisian ke dalam ruang cetak menjadi konstan dan akan dihasilkan
peralatan dan penanganan khusus serta tenaga yang cukup besar (Parrot, 1990).
Uji sifat fisis campuran serbuk sebelum dikempa perlu dilakukan karena
sangat mempengaruhi kualitas tablet yang dihasilkan. Uji sifat fisis campuran
a. Sifat Alir
Sifat alir campuran serbuk sangat penting tidak hanya karena efek
tetapi juga peranannya dalam homogenitas campuran atau serbuk. Oleh karena
secara keseluruhan ukuran partikel yang kecil dijumpai dalam campuran kempa
granulasi (Shangraw, 1989). Jika obat memiliki sifat alir yang jelek maka dapat
dipilih bahan tambahan yang dapat memperbaiki sifat alirnya (Wedke et al.,
1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sifat alir zat padat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran partikel,
Pengukuran sifat alir dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode
tidak langsung dan metode langsung. Metode tidak langsung terdiri dari
penentuan sudut istirahat, penentuan shear cell, dan pengukuran densitas bulk.
Metode langsung terdiri dari kecepatan aliran hopper dan recording flowmeter
(Staniforth, 2002).
mengukur sifat alir (Rosanske et al., 1990). Metode ini merupakan metode
kecepatan serbuk yang keluar dari hopper. Penutup sederhana diletakkan diatas
saluran keluar hopper dan hopper diisi dengan serbuk. Penutup kemudian
digerakkan dan dicatat waktu yang diperlukan seluruh serbuk untuk keluar
(Staniforth, 2002). Menurut Guyot dalam Fudholi (1983), apabila waktu yang
diperlukan oleh 100 gram serbuk untuk mengalir lebih lama dari 10 detik (T >10)
b. Kompaktibilitas
hancurnya tablet dan larutnya bahan obat (Shangraw, 1989). Kedalaman ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kompresi mesin tablet diatur 10 mm. Kemudian mesin diatur sedemikian rupa
sehingga bila digunakan untuk menablet serbuk, akan dihasilkan tablet dengan
kekerasan nol Kg, dan ditandai dengan harga F. Apabila harga F suatu zat lebih
besar dari 40% (400 perseribu centimeter), maka akan dijumpai kesulitan dalam
c. Kandungan Lembab
(Mohrle, 1989). Kandungan lembab yang terlalu banyak dalam tablet effervescent
Kandungan lembab pada sediaan effervescent berkisar antara 0,4% - 0,7% (Dash
et al., 2000).
a. Keseragaman Bobot
mengandung jumlah obat yang sesuai, bobot tablet yang dibuat harus secara rutin
sifat alir, distribusi ukuran partikel dan variasi punch (Rosanske et al.,1990).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tablet tidak bersalut dengan bobot rata-ratanya lebih dari 300 mg, syarat
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5%, dan tidak satu
tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10%
(Anonim, 1979).
b. Kekerasan
Tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas , dikirim
dengan kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga tablet ini akan cukup
lunak untuk melarut dan hancur sempurna begitu digunakan orang atau dapat
dipatahkan diantara jari-jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk
sebuah tablet dalam alat logam kecil, dan tekanannya diatur sedemikian rupa,
sehingga tablet stabil ditempatnya dan jarum penunjuk berada pada skala 0.
dengan memutar ulirnya, tablet akan terjepit semakin kuat dengan menaiknya
tekanan tablet secara lambat, yang ditransfer melalui sebuah per, sedemikian
lama, sampai akhirnya tablet tersebut pecah. Besarnya tekanan dibaca langsung
pada skala ( Voigt, 1995). Kekerasan tablet effervescent yang baik menurut
c. Kerapuhan
yang dilepaskan dari tablet akibat adanya beban penguji mekanis. Besaran yang
digunakan adalah persen, yang mengacu pada massa tablet awal sebelum
pengujian. Alat uji kerapuhan Erweka berupa drum pleksiglas (garis tengah 20
lain (Voigt, 1995) Kerapuhan di atas 1% menunjukkan tablet yang rapuh dan
d. Waktu Larut
oleh tablet effervescent supaya pecah menjadi bagian yang terlarut (Mohrle,
1989). Residu atau bahan obat yang tidak larut harus minimal (Lindberg et al.,
1992). Waktu larut tablet effervescent dapat terhalangi oleh jumlah bahan yang
tidak larut air dan bahan pengikat yang terlalu banyak serta kekerasan tablet yang
berlebihan. Tablet effervescent yang baik akan larut dan terlarut dengan cepat
1. Vitamin C
Hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh cahaya lambat
laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190C. Mudah larut
air , agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan
2. Asam Sitrat
Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus,
putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat
mekar dalam udara kering. Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
3. Asam Tartrat
Hablur, tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai
granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam dan stabil di udara. Sangat mudah
4. Natrium Karbonat
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih. Mudah larut dalam air,
5. Laktosa
Serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan
rasa sedikit manis. Mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah
larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut daam
6. Polivinilpirolidon (PVP)
Serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau,
higroskopik. Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Magnesium Stearat
Serbuk halus, putih, dan voluminus, bau lemah khas, mudah melekat
dikulit, bebas dari butiran. Tidak larut dalam air, dalam etamol, dan dalam eter
(Anonim, 1995).
8. Natrium Sakarin
Natrium sakarin adalah bahan pemanis yang kuat, berwarna putih, tidak
berbau atau aromatik lemah, tidak berfluoresensi, serbuk kristal dengan rasa
manis yang kuat dan pahit setelah dirasa. Natrium sakarin terdekomposisi
2002).
I. Desain Faktorial
memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa persamaan
matematika. Metode ini meliputi level penelitian dari level rendah dan tinggi (low
and high level) dimana respon dari sampel harus dapat diukur secara kuantitatif
sehingga signifikan tidaknya pengaruh faktor dan interaksi antar faktor dapat
1. Faktor
temperature, bahan pelicin, perawatan obat, atau diet. Faktor dapat bersifat
2. Level
Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Pada percobaan dengan
desain faktorial perlu ditetapkan level yang diteliti yang meliputi level rendah
3. Efek
Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor
(Bolton, 1990).
4. Respon
1997).
faktor yang dominan yang berpengaruh secara signifikan terhadap respon. Juga
interaksi juga dapat dilihat dari grafik hubungan respon dan level dari faktor. Jika
kurva menunjukkan garis sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada interaksi
antar eksipien dalam menentukan respon. Jika kurva menunjukkan garis yang
tidak sejajar, maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien dalam
dua faktor dan dua level (Amstrong and James, 1996). Desain faktorial dua level
berarti ada dua faktor (misal A dan B) yang masing-masing faktor diuji pada level
berbeda, yaitu level rendah dan tinggi. Jumlah percobaan untuk penelitian desain
Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level:
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua level dan dua faktor
Formula Faktor A Faktor B Interaksi
1 - - +
a + - -
b - + -
ab + + +
Keterangan:
- = level rendah
+ = level tinggi
Formula 1 = faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah
Formula a = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah
Formula b = faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi
Formula ab = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi
Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan desain
Y = b0 + b1X1 + b2 X2 + b12X1X2........................................(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan
Dari rumus (1) dapat dibuat contour plot suatu respon tertentu yang sangat
berguna dalam memilih campuran yang optimum. Besarnya efek dapat dicari
dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level tinggi dan rata-rata
respon pada level rendah (Bolton, 1997). Perhitungan efek menurut Bolton (1997)
sebagai berikut:
dari masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor. Dengan desain
J. Landasan Teori
menggunakan vitamin C atau asam askorbat sebagai zat aktif. Vitamin C dalam
bentuk sediaan tablet effervescent akan diabsorbsi dengan lebih baik dibandingkan
sediaan tablet atau pil. Mengingat sifat vitamin C yang mudah teroksidasi oleh
adanya lembab maka merupakan pilihan yang tepat jika tablet effervescent
penting. Bahan asam inilah yang akan bereaksi dengan bahan karbonat untuk
membentuk gas CO2 sehingga tablet dapat hancur ketika dimasukkan ke dalam
air. Asam yang digunakan pada penelitian ini merupakan kombinasi antara asam
sitrat dan asam tartrat karena penggunaan bahan asam tunggal akan menimbulkan
lengket akan dihasilkan ketika asam sitrat tunggal digunakan. Selain itu, kedua
asam tersebut memiliki kelarutan yang tinggi dalam air sehingga tablet dapat larut
dengan cepat.
sifat fisis tablet effervescent yang memenuhi persyaratan pada komposisi tertentu.
sitrat dan asam tartrat yang optimum. Metode ini memungkinkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan metode ini juga dapat diperkirkan efek yang dominan dalam menentukan
K. Hipotesa
Diduga antara asam sitrat dan asam tartrat ada yang merupakan faktor
kemungkinan adanya interaksi antara asam sitrat dan asam tartrat dalam
campuran asam sitrat dan asam tartrat dapat menghasilkan tablet dengan sifat fisik
yang dikehendaki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian metode desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula
tablet effervescent.
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
b. Variabel tergantung
waktu larut.
Homogenitas tiap campuran formula, kadar zat aktif tiap formula, dan
serbuk.
2. Definisi Operasional
b. Vitamin C berupa hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh
kering stabil di udara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu
lebih kurang 190C. Mudah larut air , agak sukar larut dalam etanol, tidak
larut.
d. Faktor adaah variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu asam sitrat dan
asam tartat.
f. Level rendah asam sitrat adalah 93,75 gram, yaitu jumlah asam sitrat
g. Level tinggi asam sitrat adalah 150 gram, yaitu jumlah asam sitrat untuk
h. Level rendah asam tartrat adalah 93,75 gram, yaitu jumlah total asam yang
digunakan pada level rendah untuk 250 tablet dengan berat masing-masing
tablet 3 gram sebesar 187,5 gram dikurangi level rendah asam sitrat.
i. Level tinggi asam tartrat adalah 150 gram, yaitu jumlah total asam yang
digunakan pada level tinggi untuk 250 tablet dengan berat masing-masing
tablet 3 gram sebesar 300 gram dikurangi level tinggi asam sitrat.
j. Efek adalah hasil pengaruh suatu faktor terhadap respon yang nilainya
rata-rata atau dapat diamati dengan terjadinya dua garis yang tidak sejajar
atau perpotongan garis pada grafik hubungan asam sitrat-respon dan asam
tartrat-respon.
m. Tanda positif atau negatif menunjukkan arah perubahan respon (naik atau
turun). Efek dominan tidak ditentukan oleh tanda positif atau negatif
tersebut, tetapi oleh besaran nilai didalamnya atau merupakan nilai mutlak.
n. Contour plot adalah garis-garis respon dari sifat fisis tablet effervescent
fisis tablet effervescent vitamin C pada daerah optimum yang telah dipilih
1. Bahan Penelitian
farmasetis).
2. Alat Penelitian
f. Alat untuk menguji sifat fisis campuran serbuk dan tablet : seperangkat
alat uji waktu alir (Lab. Teknologi Farmasi Sediaan Padat Universitas
Gadjah Mada), alat uji kerapuhan (Erweka TA 20), alat uji kekerasan
analyser).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F1 Fa Fb Fab
Tablet effervescent
Analisa data
1. Penentuan Level Rendah dan Level Tinggi Asam Sitrat dan Asam Tartrat
Level rendah dan level tinggi asam sitrat dan asam tartrat ditentukan
berdasarkan pada metode desain faktorial. Penelitian ini menggunakan dua faktor
yaitu asam sitrat dan asam tartrat, dan dua level yaitu level rendah dan level
tinggi. Untuk kedua asam level rendah ditetapkan 25%, sedangkan level tinggi
40% (Wehling and Fred, 2004). Jumlah asam sitrat dan asam tartrat yang
digunakan pada level rendah dan level tinggi didapatkan dengan mengalikan
bobot rata-rata tablet yang mampu dicetak pada mesin tablet yang ada di
laboratorium yaitu sebesar 3000 mg. Dari hasil perhitungan untuk 250 tablet (1
formula), maka level rendah yang digunakan adalah 93,75 g dan level tinggi yang
Komposisi formula per tablet pada formula (1), a, b, dan ab terlihat pada
Formula (mg) 1 a b ab
Vitamin C 500 500 500 500
Asam sitrat 375 600 375 600
Asam tartrat 375 375 600 600
Na karbonat 975 975 975 975
Laktosa 278,5 278,5 278,5 278,5
Na sakarin 46,5 46,5 46,5 46,5
PVP 1% 25,5 27,75 27,75 30
Mg stearat 0,1% 2,576 2,803 2,803 3,03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel III. Level rendah dan level tinggi formula tablet effervescent
vitamin C (250 tablet)
Formula Asam sitrat (g) Asam tartrat (g)
1 93,75 93,75
a 150 93,75
b 93,75 150
ab 150 150
Keterangan :
Formula 1 = asam sitrat level rendah, asam tartrat level rendah
Formula a = asam sitrat level tinggi, asam tartrat level rendah
Formula b = asam sitrat level rendah, asam tartrat level tinggi
Formula ab = asam sitrat level tinggi, asam tartrat level tinggi
pencampuran.
3. Pencampuran serbuk
a. Sifat alir
pengukur melalui tepi corong. Setelah itu penutup corong dibuka dan serbuk
1994).
b. Kandungan Lembab
relatif konstan. Prosen kadar air merupakan hasil bagi selisih bobot sebelum
dikalikan 100%. Kadar air pada campuran serbuk effervescent berkisar antara
c. Kompaktibilitas
dimasukkan ke ruang cetakan sampai terisi penuh dan rata, kemudian dikempa
pada kedalaman punch atas 0 mm. Ketinggian punch atas dicatat, dicatat pula
kekerasan tablet yang dihasilkan. Setelah itu, punch atas diturunkan skalanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kekerasan nol kg, dan ditandai dengan harga F. Apabila harga F suatu zat
lebih besar dari 40% (400 perseribu centimeter), maka akan dijumpai
mesin tablet single punch. Proses pentabletan dilakukan dalam ruangan dengan
effervescent sebaiknya kurang dari 25% (Mohrle, 1989). Dalam penelitian ini
syarat karena kondisi ruangan yang digunakan masih dapat ditembus udara yang
masuk dari luar dan kapasitas dehumidifier yang digunakan untuk menurunkan
45%.. Selain itu, tidak semua proses pembuatan tablet effervescent vitamin C
dapat dilakukan pada ruangan dengan RH 45% karena fasilitas ruangan yang
belum memadai
a. Keseragaman bobot
elektrik. Dihitung purata () dan koefisien variasi (CV). Untuk tablet yang
besarnya lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari 5% dan tidak ada 1 tablet
pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari 10% (Anonim, 1979).
b. Kekerasan
ditempatnya dan jarum penunjuk berada pada skala 0 lalu sekrup diputar
hingga tablet pecah. Besarnya tekanan dibaca langsung pada skala ( Voigt,
1995).
c. Kerapuhan
Dua puluh tablet dibebas-debukan dari partikel halus yang menempel, lalu
(%) kehilangan berat tablet dari berat keseluruhan tablet semula (Kottke and
Rudnic, 2002).
d. Waktu larut
tablet supaya pecah menjadi bagian yang terlarut atau partikel. Uji waktu larut
volume 120-180 ml. Tablet effervescent yang baik akan hancur dan terlarut
berdasarkan area komposisi optimum asam sitrat dan asam tartrat pada contour
Data yang terkumpul dari sifat fisis tablet effervescent dianalisis dengan
dilakukan perhitungan desain faktorial untuk melihat besarnya efek asam sitrat,
asam tartrat, dan efek interaksi keduanya, sehingga dapat diketahui efek yang
yang dilakukan dan untuk selanjutnya contour plot ini digabungkan sehingga
didapatkan contour plot super imposed. Dari contour plot super imposed ini akan
diperoleh area optimum asam sitrat dan asam tartrat yang menghasilkan sediaan
BAB IV
lainnya (Mohrle, 1989). Sediaan effervescent dapat berupa serbuk atau tablet.
Salah satu keuntungan tablet effervescent dapat diberikan pada pasien yang sulit
menelan kapsul atau tablet (Lindberg et al., 1992). Selain itu, adanya pelepasan
efek sparkle (seperti soda) dan mempermudah proses pelarutan zat aktif
akan memberikan absorbsi yang baik daripada bentuk tablet atau pil.
pemilihan bahan aktif, bahan tambahan, bentuk sediaan obat, proses produksi,
pemilihan alat produksi, lingkungan, dan pengemasan. Bahan aktif yang berbeda
Keberhasilan suatu sediaan padat yang efektif dan stabil sangat ditentukan
sekali pada ketelitian dan ketepatan dalam memilih eksipien yang dipakai untuk
dasarnya bahan pembantu tabet harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa
dan sedapat mungkin tidak berwarna (Voigt, 1995). Selain ketepatan dalam
memilih eksipien, proses dan alat pembuatan juga mempengaruhi kualitas sediaan
yang dihasilkan.
Dengan metode ini akan ditentukan kombinasi campuran yang optimum antara
dua faktor, yaitu asam sitrat dan asam tartrat. Komposisi formula campuran asam
sitrat dan asam tartrat yang digunakan untuk optimasi dapat dilihat pada tabel III.
jika direaksikan dengan air maka bahan tersebut akan terhidrolisa kemudian akan
melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan bahan
karbonat sehingga terbentuklah gas CO2 (Banker and Anderson, 1986). Jumlah
asam sitrat dan asam tartrat yang digunakan dalam formula tablet effervescent
vitamin C sebesar 25% dari berat tablet untuk level rendah dan 40% dari berat
tablet untuk level tinggi. Pemilihan presentase ini berdasarkan pada jurnal
(Wehling and Fred, 2004) bahwa pada range konsentrasi 25-40% dari berat tablet
karbonat. Natrium karbonat dipilih karena memiliki sifat alir yang baik sehingga
menjadi bentuk hidrat yang stabil (Mohrle, 1989). Melalui reaksi sebagai berikut:
Reaksi yang terjadi antara asam sitrat dengan natrium karbonat dan asam
Bahan pengikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah PVP (polivinil
pirolidon). Menurut Mohrle (1980), PVP adalah bahan pengikat yang efektif
bahan pengikat berkisar antara 0,5-5% (Khankari and Hortz, 1997). Berdasarkan
hasil orientasi maka konsentrasi PVP yang digunakan adalah 1%. Pada
lebih dari 1% tablet yang dihasilkan akan mengalami sticking karena sifat
campuran serbuk yang lengket, dimana diketahui bahwa PVP bersifat sangat
higroskopis. Selain itu, tablet yang dihasilkan sangat keras sehingga waktu
larutnya menjadi semakin lama meskipun PVP bersifat hidrofilik (larut air).
Polaritas dari PVP dapat dilihat dari strukturnya (gambar 5) dimana terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atom-atom yang elektronegatif, yaitu O dan N sehingga PVP dapat larut dalam
air. Aksi dua arah dari PVP (dapat memperlama desintegrasi tablet sekalipun larut
air) dapat dijelaskan melalui mekanisme ikatan yang terjadi antara PVP dengan
bahan-bahan lain (vitamin C, asam sitrat, asam tartrat, dan laktosa) dalam tablet,
yaitu ikatan hidrogen yang cukup kuat sehingga apabila konsentarsi PVP yang
digunakan semakin tinggi maka ikatan yang terbentuk akan semakin banyak jadi
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk memutuskan ikatan tersebut. Dilihat dari
strukturnya, ikatan hidrogen antara PVP dengan natrium karbonat dan sakarin
yang kuat, yaitu fluorin, oksigen dan nitrogen (F, O, N). Atom O dari sakarin akan
berikatan dengan atom H dari bahan lain, yaitu vitamin C, asam sitrat, asam
tartrat, dan laktosa baru kemudian bahan-bahan yang telah berikatan dengan
sakarin akan berikatan dengan PVP. Natrium karbonat berikatan dengan PVP
melalui mekanisme ion-dipole. Ion natrium akan berikatan dengan atom H dari
PVP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
H C H
N C H
H C H
CH2OH O
N C H
H C OH
H C H
O O
N C H
H C H
OH OH O
N C H
H H H H H H H H
C C C C C C C C
H N HO N HO N HO N O
H
COOH
H
HOOC
C
C
C
COOH
H
HO
H
H H H H H H H H
C C C C C C C C
H N HO N HO N HO N O
OH H
HOOC C C COOH
H OH
H H H H H H H H H H H H H H H H
C C C C C C C C C C C C C C C C
H N HO N HO N HO N HO N HO N HO N HO N O
CH2OH
O
CH2OH OH
OH O O OH
OH OH
OH
dari bobot tablet. Idealnya bahan pelicin untuk sediaan effervescent memenuhi
persyaratan tidak toksik, tidak berasa, dan larut air (Lindberg et al., 1992). Tapi
pada kenyataannya bahan pelicin yang efisien adalah bahan pelicin yang bersifat
tidak larut air, seperti Mg stearat (Mohrle, 1989). Oleh karena itu, Mg stearat
dipilih sebagai bahan pelicin meskipun tidak larut air. Selain itu Mg stearat
Beberapa bahan pelicin yang larut air, yaitu natrium klorida, natrium asetat, dan
leusin (Lindberg et al., 1992). Menurut Wehling and Fred (2004), konsentrasi
bahan pelicin yang baik digunakan adalah kurang dari 3% dari bobot tablet dan
paling baik digunakan pada konsentrasi 0,1% dari bobot tablet, karena itu bahan
pelicin yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,1%. Selain itu juga dilakukan
stearat yang digunakan mengingat sifat Mg stearat yang tidak larut dalam air
lain sehingga dapat menghalangi air untuk masuk ke dalam tablet jadi dibutuhkan
waktu yang lebih lama bagi tablet effervescent untuk larut dengan demikian
dibutuhkan waktu yang lebih lama pula bagi zat aktif untuk terlarut. Selain
konsentrasi, faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah lama pencampuran,
yaitu 2-5 menit. Pada penelitian ini Mg stearat dicampur selama 5 menit. Pada
menghalangi air untuk masuk ke dalam tablet, yang artinya zat aktif akan terlarut
semakin lama.
yang diinginkan. Laktosa memiliki sifat bahan pengisi yang baik, antara lain dapat
larut dalam air, rasanya enak, non-higroskopis, tidak reaktif, dan menunjukkan
vitamin C memiliki rasa yang sangat asam. Pemanis yang digunakan adalah
salah satu pemanis buatan yang diijinkan untuk digunakan dengan batasan
pemanis yang umum digunakan adalah 0,075-0,6% (Allen, 2002). Pada penelitian
langsung. Kempa langsung dipilih karena sifat vitamin C tidak tahan terhadap
1. Sifat alir
sifat alir yang baik akan mudah mengalir dan mudah dikempa pada saat
pentabletan (Fassihi and Kanfer, 1986). Sifat alir campuran juga berperan dalam
homogenitas campuran atau serbuk (Shangraw, 1989). Dengan sifat alir yang
Uji sifat alir dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan
mengukur waktu alir sejumlah campuran serbuk. Waktu alir menunjukkan mudah
tidaknya campuran serbuk mengalir dalam mesin pencetak tablet. Menurut Guyot
dalam Fudholi (1983), waktu alir untuk 100 g serbuk sebaiknya tidak melebihi 10
detik karena akan mengalami kesulitan dalam pentabletan. Dari tabel IV terlihat
2. Kandungan lembab
(Mohrle, 1989). Vitamin C sebagai zat aktif juga akan rusak karena sifatnya yang
tidak tahan terhadap lembab. Menurut Fausett, Gayser & Dash (2000), kandungan
lembab campuran serbuk pada sediaan effervescent berkisar antara 0,4% - 0,7%.
analyzer. Pemanasan dilakukan sampai bobot konstan (15 menit) pada suhu
105C. Hasil pengukuran kandungan lembab campuran serbuk pada penelitian ini
(tabel IV) tidak memenuhi persyaratan. Hal ini dikarenakan kelembaban ruangan
yang digunakan pada proses pembuatan tablet masih cukup tinggi (45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelembaban ruangan yang masih tinggi ini dikarenakan kondisi ruangan yang
digunakan masih dapat ditembus udara yang masuk dari luar dan kapasitas
sehingga hanya mampu menurunkan sampai batasan 45%. Selain itu, proses
1989).
3. Kompaktibilitas
tekanan jadi tanpa pengaruh ikatan antar partikel (Wadke et al., 1989).
dari uji kompaktibilitas campuran serbuk (Guyot dalam Fudholi, 1983). Uji
tablet yang dibuat pada beberapa tekanan kompresi. Pengukuran dimulai dari
kedalaman punch atas nol mm. Kompaktibilitas campuran serbuk dikatakan baik
jika pada kedalaman punch atas 4 mm dengan kedalaman ruang kompresi 10 mm,
dalam Fudholi (1983), apabila harga F suatu zat lebih besar dari 40% (400
Dari hasil penelitian, saat kedalaman punch atas 4 mm, campuran serbuk
punch atas 6 mm. Pada kedalaman punch atas 6 mm campuran serbuk dari
kp ~ 5,999-7,999 kg.
Hasil uji sifat fisis tablet effervescent dari 4 formula untuk optimasi dapat
Dengan metode desain faktorial dapat dihitung besarnya efek dari asam
sitrat, asam tartrat, maupun interaksinya. Hasil perhitungan efek dengan metode
Tabel VII. Efek asam sitrat, efek asam tartrat, dan efek hasil interaksi keduanya
dalam menentukan kualitas tablet effervescent (terbatas pada level yang diteliti)
Efek Kekerasan Kerapuhan Waktu larut
(Kg) (%) (detik)
Asam sitrat 1,65 [-0,15] 16,12
Asam tartrat 1,15 0,44 14,55
Interaksi 0,65 0,32 10,27
1. Kekerasan
Tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu dikemas , dikirim
dengan kapal dan waktu ditangani secara normal, tapi juga tablet ini akan cukup
lunak untuk melarut dan hancur sempurna begitu digunakan orang atau dapat
dipatahkan diantara jari-jari bila memang tablet ini perlu dibagi untuk
adalah tekanan kompresi yang digunakan saat pentabletan, sifat bahan yang
tekanan kompresi yang sama yaitu pada skala 6 mm. Menurut Wehling and Fred
5,999-7,999 kg. Dari hasil penelitian (tabel VI) hanya formula (ab) yang
terhadap kekerasan tablet effervescent, dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 10
Respon kekerasan (kg)
8 8
7 7
6 6
5 5
90 100 110 120 130 140 150 90 100 110 120 130 140 150
Asam sitrat (g) Asam tartrat (g)
Gambar 11. Grafik hubungan antara asam sitrat (g) dan kekerasan (Kg) (11a);
grafik hubungan antara asam tartrat (g) dan kekerasan (Kg) (11b)
rendah maupun level tinggi dengan peningkatan jumlah asam sitrat terjadi
effervescent karena penggunaan asam tartrat level tinggi lebih besar dibandingkan
Pada penggunaan asam sitrat level rendah maupun level tinggi dengan
effervescent karena penggunaan asam sitrat level tinggi lebih besar dibandingkan
tartrat. Peningkatan level asam sitrat dari level rendah ke level tinggi (Gambar
11a), menyebabkan perubahan nilai kekerasan yang lebih besar jika dibandingkan
dengan perubahan kekerasan tablet karenan perubahan level asam tartrat dari level
rendah ke level tinggi (Gambar 11b). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 11a,
dimana grafik yang dihasilkan lebih curam dibandingkan dengan grafik pada
gambar 11b. Hasil perhitungan desain faktorial kekerasan tablet (Tabel VII) juga
menunjukkan nilai efek asam sitrat yang lebih besar dibandingkan nilai efek asam
interaksi antara asam sitrat dan asam tartrat dalam menentukan respon kekerasan.
Adanya interaksi ditunjukkan oleh garis yang tidak sejajar pada masing-masing
Hasil perhitungan nilai efek dari asam sitrat, asam tartrat, maupun
kekerasan tablet effervescent. Karena nilai efek asam sitrat lebih besar daripada
asam tartrat dan interaksi asam sitrat dan asam tartrat, maka diprediksi bahwa
asam sitrat lebih dominan dalam meningkatkan respon kekerasan (Tabel IX).
Asam sitrat dan asam tartrat keduanya merupakan bahan yang mengalami
deformasi elastis (Lindberg et al, 1992). Tetapi karena asam sitrat yang digunakan
merupakan asam tartrat anhidrat maka sifat ikatan asam sitrat dengan adanya satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
molekul air akan lebih kuat dibandingkan asam tartrat karena itu asam sitrat akan
memberikan kekerasan yang lebih baik daripada asam tartrat. Bahan yang
mengalami deformasi elastis ketika diberi tekanan akan berubah bentuknya untuk
sementara waktu kemudian ketika tekanan tidak ada lagi maka bahan tersebut
2. Kerapuhan
bentuk pada uji kerapuhan, yang berperan dalam uji ini adalah bagian tepi tablet
atau luar permukaan tablet. Uji kerapuhan tablet penting dilakukan untuk
kerapuhan tablet memenuhi persyaratan bila % kerapuhan lebih kecil dari 1%.
Dari hasil penelitian (tabel VI) terlihat bahwa tidak semua formula memenuhi
syarat kerapuhan, hanya formula (1) dan formula (a) yang memenuhi syarat
kerapuhan.
Hubungan antara pengaruh peningkatan level asam sitrat dan asam tartrat
terhadap kerapuhan tablet effervescent, dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 1
0.8 0.8
0.6 0.6
0.4 0.4
90 100 110 120 130 140 150 90 100 110 120 130 140 150
Asam sitrat (g) Asam tartrat (g)
Gambar 12. Grafik hubungan antara asam sitrat (g) dan kerapuhan (%) (12a);
grafik hubungan antara asam tartrat (g) dan kerapuhan (%) (12b)
tartrat level rendah dengan peningkatan jumlah asam sitrat , sedangkan pada
penggunaan asam tartrat level tinggi dengan peningkatan jumlah asam sitrat
kerapuhan tablet effervescent karena penggunaan asam tartrat level rendah lebih
asam tartrat level tinggi. Penurunan kerapuhan tablet effervescent juga terjadi
pada penggunaan asam sitrat level tinggi dengan peningkatan jumlah asam tartrat,
penggunaan asam sitrat level tinggi dengan peningkatan jumlah asam tartrat lebih
Peningkatan level asam tartrat dari level rendah ke level tinggi (Gambar 12b),
dengan perubahan kerapuhan tablet karena perubahan level asam sitrat dari level
rendah ke level tinggi (Gambar 12a). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 12b
grafik lebih curam dibandingkan dengan grafik pada gambar 12a. Hasil
perhitungan desain faktorial kerapuhan tablet (Tabel VII) juga menunjukkan nilai
efek asam tartrat yang lebih besar dibandingkan nilai efek asam sitrat maupun
sitrat, pada penggunaan level rendah asam tartrat memberikan respon penurunan
antara asam sitrat dan asam tartrat dalam menentukan respon kerapuhan yang
Hasil perhitungan nilai efek dari asam sitrat bernilai negatif yang berarti
dan interaksi asam sitrat dan asam tartrat bernilai positif yang berarti keduanya
tartrat memiliki nilai efek yang lebih besar dari interaksi asam sitrat dan asam
tartrat, maka efek asam tartrat diprediksi lebih dominan dalam meningkatkan
respon kerapuhan (Tabel VII). Asam sitrat dan asam tartrat keduanya merupakan
bahan yang mengalami deformasi elastis (Lindberg et al, 1992). Tetapi karena
asam sitrat yang digunakan merupakan asam sitrat monohidrat, sedangkan asam
tartrat yang digunakan merupakan asam tartrat anhidrat maka sifat ikatan asam
sitrat dengan adanya satu molekul air akan lebih kuat dibandingkan asam tartrat
karena itu asam sitrat akan memberikan kekerasan yang lebih baik daripada asam
tartrat. Bahan yang mengalami deformasi elastis ketika diberi tekanan akan
berubah bentuknya untuk sementara waktu kemudian ketika tekanan tidak ada lagi
3. Waktu Larut
tablet larut dalam air. Proses larutnya tablet diawali oleh penetrasi air ke dalam
tablet. Dengan adanya sifat hidrofilik dari bahan pengikat yang digunakan (PVP)
maka akan mempermudah penetrasi air kedalam tablet. Penetrasi air ini
menyebabkan terjadinya reaksi asam dan karbonat yang akan melepaskan CO2,
kelarutan 1-2 menit dan memiliki residu dari bahan yang tidak terlarut seminimal
mungkin. Keempat formula dalam penelitian ini memenuhi syarat waktu larut
yang ditetapkan, yaitu 1-2 menit. Larutan yang terbentuk dari tablet effervescent
vitamin C ini tidak mutlak jernih, tetapi masih ada sedikit residu yang tidak larut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hidrofob (tidak larut air). Dari hasil penelitian (tabel VI) keempat formula
memenuhi syarat eaktu larut yang ditetapkan, yaitu kurang dari 2 menit.
Hubungan antara pengaruh peningkatan level asam sitrat dan asam tartrat
terhadap waktu larut effervescent, dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
120 120
Respon waktu larut
Respon waktu larut
100 100
90 90
80 80
90 100 110 120 130 140 150 90 100 110 120 130 140 150
Gambar 13. Grafik hubungan antara asam sitrat (g) dan waktu larut (detik) (13a);
grafik hubungan antara asam tartrat (g) dan waktu larut (detik) (13b)
Pada penggunaan asam tartrat level rendah maupun level tinggi dengan
peningkatan jumlah asam sitrat terjadi peningkatan waktu larut tablet effervescent
asam tartrat level tinggi lebih besar dibandingkan penggunaan asam tartrat level
rendah. Peningkatan waktu larut tablet effervescent juga terjadi pada penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
asam sitrat level rendah maupun level tinggi dengan peningkatan jumlah asam
penggunaan asam sitrat level tinggi lebih besar dibandingkan penggunaan asam
tartrat ataupun interaksi antara asam sitrat dan asam tartrat. Peningkatan level
asam sitrat dari level rendah ke level tinggi (Gambar 13a), menyebabkan
perubahan nilai waktu larut yang lebih besar jika dibandingkan dengan perubahan
waktu larut tablet karena perubahan level asam tartrat dari level rendah ke level
tinggi (Gambar 13b). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 13a, dimana grafik
yang dihasilkan lebih curam dibandingkan dengan grafik pada gambar 13b. Hasil
perhitungan desain faktorial kekerasan tablet (Tabel VII) juga menunjukkan nilai
efek asam sitrat yang lebih besar dibandingkan nilai efek asam tartrat maupun
interaksi keduanya.
antara asam sitrat dan asam tartrat dalam menentukan respon waktu larut yang
Hasil perhitungan nilai efek dari asam sitrat, asam tartrat, maupun
waktu larut tablet effervescent. Karena nilai efek asam sitrat lebih besar daripada
asam tartrat dan interaksi asam sitrat dan asam tartrat, maka asam sitrat diprediksi
lebih dominan dalam meningkatkan respon waktu larut (Tabel VII). Kondisi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dimengerti mengingat asam sitrat memiliki kelarutan yang lebih rendah jika
dengan zat aktif yang seragam. Keseragaman bobot suatu tablet ditunjukkan atas
mempunyai bobot rata-rata lebih dari 300 mg, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
tidak boleh satu pun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya
lebih dari 10%. Dari hasil perhitungan (lampiran 3), disimpulkan keempat formula
memenuhi syarat keseragaman bobot. Hal ini ditunjukkan dengan tidak ada satu
semakin kecilnya harga CV maka berat tablet formula tersebut akan semakin
seragam. Menurut Wells (1996), tablet yang baik mempunyai CV kurang dari 6%.
Dari hasil perhitungan (Lampiran 3), dapat disimpulkan bahwa keempat formula
memenuhi syarat keseragaman bobot terlihat dari nilai CV yang kurang dari 6%,.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keseragaman bobot adalah sifat alir.
Apabila campuran serbuk memiliki sifat alir yang baik maka volume campuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
serbuk yang mengisi ruang kompresi akan seragam sehingga variansi berat tablet
yang dihasilkan tidak terlalu besar. Tetapi jika sifat alir campuran serbuk jelek
maka akan menghasilkan variansi bobot yang besar. Penambahan bahan pelicin
dapat meningkatkan sifat alir dari campuran serbuk. Selain sifat alir, keseragaman
bobot juga ditentukan oleh bentuk dan ukuran partikel serta faktor mekanis dari
mesin pengempa.
D. Optimasi Formula
sifat fisis tablet effervescent yang baik seperti yang dikehendaki. Uji sifat fisis
kekerasan, kerapuhan dan waktu larut dibuat contour plot untuk memilih area
optimum untuk memperoleh respon yang dikehendaki. Dari contour plot masing-
masing uji sifat fisis tersebut ditentukan area optimum untuk memperoleh respon
plot super imposed sifat fisis tablet effervescent, kemudian ditentukan area
komposisi optimum dari eksipien yang diperoleh sebagai formula optimum tablet
1. Kekerasan
adalah kekerasan tablet effervescent (Kg), X1 adalah level asam sitrat, dan X2
adalah level asam tartrat. Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot sebagai
berikut
terbatas pada level yang diteliti. Menurut Wehling and Fred (2004), kekerasan
tablet yang baik untuk tablet effervescent adalah 6 8 kp ~ 5,999 7,999 kg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demikian diperoleh area yang cukup luas yang memenuhi persyaratan kekerasan
tablet effervescent.
2. Kerapuhan
adalah kerapuhan tablet effervescent (%), X1 adalah level asam sitrat dan X2
adalah level asam tartrat. Melalui persamaan ini dapat dibuat contour plot sebagai
berikut:
area optimum komposisi campuran asam sitrat dan asam tartrat untuk memperoleh
respon kerapuhan tablet effervescent seperti yang dikehendaki., terbatas pada level
yang diteliti. Menurut Banker and Anderson (1986), kerapuhan tablet memenuhi
persyaratan bila kerapuhan lebih kecil atau sama dengan 1%. Oleh karena itu
dipilih kurva 1% dan area di bawah kurva tersebut (dengan kerapuhan kurang
dari 1%) sebagai area optimum untuk menghasilkan kerapuhan yang memenuhi
persyaratan. Dengan demikian diperoleh area yang cukup luas yang memenuhi
3. Waktu larut
Y adalah waktu larut tablet effervescent (detik), X1 adalah level asam sitrat, dan
dikehendaki, terbatas pada level yang diteliti. Waktu larut tablet effervescent
dikehendaki kurang atau sama dengan 120 detik (2 menit). Kurva waktu larut 120
detik dan area dibawah kurva tersebut (dengan waktu larut kurang dari 120 detik)
dipilih sebagai area optimum untuk menghasilkan waktu larut seperti yang
dikehendaki. Dengan demikian diperoleh area yang cukup luas yang memenuhi
syarat waktu larut tablet effervescent pada level yang diteliti (gambar 16).
kerapuhan, dan waktu larut) yang telah dipilih digabungkan menjadi satu dalam
effervescent vitamin C. Dari contour plot super imposed (Gambar 17), dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diketahui area kerja optimum antara asam sitrat dan asam tartrat yang berfungsi
Gambar 17. Contour plot super imposed sifat fisis tablet effervescent vitamin C
Formula tablet effervescent dengan karakteristik sifat fisis yang dikehendaki akan
diperoleh dengan komposisi yang optimum dari asam sitrat dan asam tartrat Area
contour plot super imposed diatas tidak memenuhi syarat sehingga dapat
stabilitas, tapi pada penelitian ini uji stabilitas tidak dilakukan. Pada penelitian ini
proses pentabletan tidak dapat diatasi, yaitu kelembaban yang masih cukup tinggi
(45%) serta tidak semua proses pembuatan dapat dikerjakan pada RH 45%
BAB V
A. Kesimpulan
1. Asam sitrat dominan dalam menentukan kekerasan dan waktu larut tablet
2. Diperoleh area komposisi optimum dari asam sitrat dan asam tartrat pada
B. Keterbatasan Penelitian
1. Kelembaban relatif ruangan yang digunakan tidak dibawah 25% tetapi 45%
2. Tidak dilakukan penetapan kadar zat aktif, yaitu vitamin C untuk menentukan
yang seragam. Keseragaman zat aktif pada penelitian ini ditentukan dengan
keseragaman bobot tablet, dengan asumsi bahwa jika bobot tablet yang
digunakan dalam pembuatan tablet masih cukup tinggi (45%) serta tidak
C. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan level asam sitrat dan asam tartrat
2. Perlu dilakukan penetapan kadar zat aktif, yaitu vitamin C untuk menentukan
yang seragam.
effervescent.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 6-7, 400, 510, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 4-5, 7, 39,48, 53, 488-489, 515-
516, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C., Popovich, N.G., and Allen, J.R., 2005, Pharmaceutical Dosage
Form and Delivery System, Ed VIII, 233-244, Lippincott Williams and
Wilkins, United Stated Of America.
Allen, Jr., PhD., 2002, The Art, Science and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd Ed., 99-102, American Pharmaceutical Association,
Washington D.C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed., 326-353; 591-601, Marcel Dekker Inc., New York
Banker, G.S., and Anderson, N.R., 1980, Tablet, in Lachman, L., Lieberman,
H.A., Kanig, J.L ,The Theory and Practice of Industrial Pharmacy,
diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, Edisi ke-3, UI Press, Jakarta.
Connors, K.A., Amidon, G.L., and Stela, V.J., 1986, Chemical Stability of
Pharmaceutical, Edisi II, 208-218, John Willey & Sons. Inc., New York.
Fauset, H., Gayser, C., and Dash, A.K., 2000, Evaluation of Quick Disintegrating
Calcium Carbonate Tablets,
http://www.pharmascitech.com
Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi Dalam Kompresi Direk, 590, 591,
Medika No.7.
Fassihi, A.R., and kanfer, I., 1986, Effect of Compressibility and Powder Flow
Properties on tablet Weight Variation in Drug Development and
Industrial Pharmacy, 22, 1947-1968, Marcell Dekker Inc., New York
Halliwel, B., and Gutteridge, J.M.C., 1999, Free Radicals in Biology and
Medicine, Third Edition, 201, Oxford University Press, New York.
Khankari, R.K., and Hontz, J., 1997, Binders and Solvents in Parikh, D.M.,
Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, hal 64, Marcel
Dekker Inc : New York
Kottke, M.K., and Rudnic E.M., 2002, Tablet dosage Form, In Banker, G.S., and
Rhodes, C.T., (eds), Modern Pharmaceutics, 4th ed, 287-330, marcell
dekker Inc., New York
Lindberg, N., Engfors, H., and Ericson, T., 1992, Effervescent Pharmaceuticals in
Swarbricck, J., Boylan, J.C., (eds), Encyclopedia of Pharmaceutical
Technology, Vol.5, 45-71, Marcell Dekker Inc., New York
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1989, Teori dan Praktek Industri
Farmasi, edisi III, diterjemahkan oleh Siti suyatmi dan Iis Aisyah, 644-
645, 681-683, 685, Univesitas Indonesia Press, Jakarta.
Lai, J.W., and Howard, S.A., 1992, Flow Properties of Solid in Swarbricck, J.,
Boylan, J.C., (eds), Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Vol.6,
45-71, Marcell Dekker Inc., New York
Lantz, R.J., and Schwartz, J.B., 1989, Mixing in Lieberman, H.A., Lachman, L.,
(eds), Pharmaceutical Dossage form : Tablet, Vol. I, 1-7, Marcell
Dekker Inc., New York.
Mohrle, R., 1989, Effervescent tablets in Lieberman, H.A., Lachman, L., (eds),
Pharmaceutical Dossage form : Tablet, Vol. I, 225-228, Marcell
Dekker Inc., New York
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik Bagian Struktur Atom dan Molekul Zat Padat dan
Mikromeretika, hal 157, Fakultas Farmasi, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Peck, E.G., Baley, G.J., McCurdy, V.E., and Banker, G.S., 1989, Tablet
Formulation and Design in in Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwartz,
J.B., Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet, Vol. I, 93-114, Marcel
Dekker, Inc., New York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rosanske, T.W., Gordon, R.E., Fonner, D.E., Anderson, N.R., and Banker, G.S.,
1990, Granulation Technology and Tablet Characterization in
Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwartz, J.B., (eds), Pharmaceutical
Dossage form : Tablet, Vol. II, 299-330, Marcell Dekker Inc., New
York.
Rippie, E.G., 1989, Pencampuran dalam Lachman, L., Lieberman, H.A., dan
Kanig, J.L., Teori dan Praktek Industri Farmasi, diterjemahkan oleh Siti
Suyatmi dan Iis Aisyah, 27-33, Univesitas Indonesia Press, Jakarta.
Staniforth, J., 2002, Powder Flow in Aulton, M.E., (eds), Pharmaceutic The
Science of Dosage Form, Second Edition, 204-209, Churchill Living
Stone, New York.
Winarno, F.G., 1997, Kimia Pangan dan Gizi, hal 131, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
DATA PENIMBANGAN DAN NOTASI
Notasi
Level tinggi : +
Level rendah : -
LAMPIRAN 2
DATA SIFAT FISIS CAMPURAN SERBUK EFFERVESCENT
Data kompaktibilitas
Skala * Kekerasan tablet (Kg)
(mm) Formula 1 Formula a Formula b Formula ab
4 0,5 1,1 1,0 1,5
5 2,1 3,7 2,2 5,8
6 5,8 6,8 6,6 7,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
DATA SIFAT FISIS TABLET EFFERVESCENT
Syarat farmakope Indonesia : tidak boleh ada 2 tablet melebihi range 5% dan
tidak boleh ada 1 tablet pun yang melewati range 10%
tidak ada 2 tablet yang melewati range 5% = 2588,7 129,435 mg
= 2459,265 - 2718,135 mg
tidak ada 1 tablet yang melewati range 10% = 2588,7 258,87 mg
= 2329,83 2847,57 mg
formula 1 memenuhi syarat.
1 117,16
2 118,07
ab 3 104,68
4 116,19 113,7317 5,7153
5 117,84
6 108,45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
PERHITUNGAN EFEK SIFAT FISIS TABLET EFFERVESCENT
Notasi
Level tinggi = +
Level rendah = -
1. Kekerasan
Formula Asam sitrat Asam tartrat Interaksi Respon
(1) - - + 6,1
a + - - 7,1
b - + - 6,6
ab + + + 8,9
Interaksi =
(6,1 7,1 6,6 + 8,9) = 0,65
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kerapuhan
Interaksi =
(0,985 0,510 1,096 + 1,269) = 0,324
2
3. Waktu Larut
Formula Asam sitrat Asam tartrat Interaksi Respon
1 - - + 83,07
a + - - 88,92
b - + - 87,35
ab + + + 113,73
Interaksi =
(83,07 87,35 88,92 + 113,73) = 10,265
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
PERSAMAAN REGRESI
Persamaan Umum
Keterangan:
y = respon hasil
X1, X2 = level bagian X1, bagian X2
b0, b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan
1. Kekerasan
Formula (1)
6,1 = b0 + 93,75b1 + 93,75b2 + (93,75 x 93,75)b12
6,1 = b0 + 93,75b1 + 93,75b2 + 8789,0625b12
Formula a
7,1 = b0 + 150b1 + 93,75b2 + (150 x 93,75)b12
7,1 = b0 + 150b1 + 93,75b2 + 14062,5b12
Formula b
6,6 = b0 + 93,75b1 + 150b2 + (93,75 x 150)b12
6,6 = b0 + 93,75b1 + 150b2 + 14062,5b12
Formula ab
8,9 = b0 + 150b1 + 150b2 + (150 x 150)b12
8,9 = b0 + 150b1 + 150b2 + 22500b12
Eliminasi ( 1 ) dan ( a )
6,1 = b0 + 93,75b1 + 93,75b2 + 8789,0625b12
7,1 = b0 + 150b1 + 93,75b2 + 14062,5b12 -
Eliminasi ( b ) dan ( ab )
6,6 = b0 + 93,75b1 + 150b2 + 14062,5b12
8,9 = b0 + 150b1 + 150b2 + 22500b12 -
Eliminasi ( I ) dan ( II )
-1 = -56,25b1 - 5273,4375b12
-2,3 = -56,25b1 - 8437,5b12 -
1,3 = 3164,0625b12
b12 = 4,1086 x 10-4
1,6667 = -56,25b2
b2 = -0,0296
Jadi b0 = 7,2045
b1 = -0,0207
b2 = -0,0296
b12 = 4,1086 x 10-4
2. Kerapuhan
Formula 1
Formula a
Formula ab
Eliminasi ( 1 ) dan ( a )
0,985 = b0 + 93,75b1 + 93,75b2 + 8789,0625b12
0,510 = b0 + 150b1 + 93,75b2 + 14062,5b12 -
Eliminasi ( b ) dan ( ab )
1,096 = b0 + 93,75b1 + 150b2 + 14062,5b12
1,269 = b0 + 150b1 + 150b2 + 22500b12 -
Eliminasi ( I ) dan ( II )
0,475 = -56,25b1 - 5273,4375b12
-0,713 = -56,25b1 - 8437,5b12 -
1,188 = 3164,0625b12
b12 = 3,7547x 10-4
2,45502 = -56,25b2
b2 = -0,0436
Jadi b0 = 5,8918
b1 = -0,0439
b2 = -0,0436
b12 = 3,7547 x 10-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Waktu Larut
Formula 1
83,07 = b0 + 93,75b1 + 93,75b2 + (93,75 x 93,75)b12
83,07 = b0 + 93,75b1 + 93,75b2 + 8789,0625b12
Formula a
88,92 = b0 + 150b1 + 93,75b2 + (150 x 93,75)b12
88,92 = b0 + 150b1 + 93,75b2 + 14062,5b12
Formula b
87,35 = b0 + 93,75b1 + 150b2 + (93,75 x 150)b12
87,35 = b0 + 93,75b1 + 150b2 + 14062,5b12
Formula ab
113,73 = b0 + 150b1 + 150b2 + (150 x 150)b12
113,75 = b0 + 150b1 + 150b2 + 22500b12
Eliminasi ( 1 ) dan ( a )
83,07 = b0 + 93,75b1 + 93,75b2 + 8789,0625b12
88,92 = b0 + 150b1 + 93,75b2 + 14062,5b12 -
Eliminasi ( b ) dan ( ab )
87,35 = b0 + 93,75b1 + 150b2 + 14062,5b12
113,73 = b0 + 150b1 + 150b2 + 22500b12 -
Eliminasi ( I ) dan ( II )
-5,85 = -56,25b1 - 5273,4375b12
-26,38 = -56,25b1 - 8437,5b12 -
20,53 = 3164,0625b12
b12 = 6,4885 x 10-3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29,9367 = -56,25b2
b2 = -0,5322
Jadi b0 = 123,2141
b1 = -0,5043
b2 = -0,5322
b12 = 6,488 x 10-3
LAMPIRAN 6
FOTO CAMPURAN SERBUK
LAMPIRAN 7
FOTO TABLET EFFERVESCENT
LAMPIRAN 8
FOTO LARUTAN EFFERVESCENT