Vous êtes sur la page 1sur 2

METODE PENELITIAN

Alat
- Gelas
- Power supply DC
- Multimeter
- Selang
- Alat penghitung waktu ( timer )
- Kabel dan penjepit buaya
- Kertas saring
- Indicator pH
- Alat ketebalan (matic micrometer mitutoyo)
- Alat analisis kadar ( spektrofotometer UV-Vis

Bahan
- Limbah cair industry
- HCl 0,1 M
- NaOH 0,1 M
- Plat alumunium
- Aquades

Cara kerja
Sistem Batch
- Dua elektroda aluminium dengan ukuran yang sama
dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi limbah industri
penyamakan kulit.
- Kemudian dilakukan reaksi elektrokoagulasi dengan variasi
tegangan 2 V sampai 20 V. Tegangan optimum yang diperoleh,
digunakan untuk menentukan waktu optimum pada variasi
waktu operasi 4; 6; 8 dan 10 menit.
- Tegangan dan waktu operasi optimum digunakan untuk
menentukan kondisi optimum pH dengan variasi pH 3; 4; 5 dan
7.
- Teganagan, waktu operasi, dan pH optimum selanjutnya
digunakan untuk menentukan kondisi optimum jarak elektroda
dengan variasi 2; 4; 6 dan 8 cm.
- Penentuan kondisi optimum dari setiap variasi parameter
ditentukan melalui pengukuran limbah sebelum dan setelah
proses elektrokoagulasi, dengan bantuan instrumen spektrofoto-
meter UV-Vis.
- Limbah yang memiliki absorbansi terendah menunjukkan
bahwa kadar polutannya juga rendah. Kadar polutan yang
rendah membuk- tikan bahwa kadar kromium di dalam- nya
juga rendah.

Sistem Flow

- Sistem flow digunakan pada bak elek- trokoagulasi dengan


mengaplikasi kondisi opt imum yang diperoleh dari sistem
batch.
- Reaksi elek- trokoagulasi dilakukan pada selang waktu optimum
yang diperoleh. Selan- jutnya limbah dialirkan secara vertikal ke
dalam sistem flow melalui selang.
- Cairan yang keluar dari sistem flow ditampung setiap menitnya
hingga menit ke-7.
- Aliran limbah ini dilaku- kan dengan variasi laju alir 100; 6,2
dan 4 ml/detik. Laju alir optimum ber- gantung pada kandungan
kromium da- lam limbah. Kadar polutan diukur de- ngan
instrumen spektrofotometer UV- Vis.

Vous aimerez peut-être aussi