Vous êtes sur la page 1sur 5

LAPORAN FARMAKOTERAPI

DIABETES MELLITUS

Kelas : B
Kelompok : 2
Disusun oleh :
1. Adi Priyansah (22171001)
2. Frandy Putra P.T (22171012)
3. Ginanjar Cahya Gumilang (22171013)
4. Hendy sahputra (22171015)
5. Ita Karmelia (22171018)
6. Meika Desti J (22171021)
7. Meriani Simangunsong (22171022)
8. Mohamad Yunus (22171023)
9. Nor Azizah Helawati (22171025)
10. Nurul Fauziah (22171028)
11. Riza Fahlevi (22171031)
12. Saptaji Haiprawira (22171034)
13. Vilania Audina Sitorus (22171038)
14. Yusuf Dirantika (22171042)
15. Tri Faoziah Purnamasari (22171046)

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
2017
I. DEFINISI
Diabetes mellitus (DM) adalah kelompok kelainan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia dan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein.

II. ETIOLOGI
1. DM Tipe 1
(5% -10% kasus) ditandai dengan penghancuran sel pankreas yang
dipicu autoimun, yang mengakibatkan defisiensi insulin absolut.
Proses autoimun dimediasi oleh makrofag dan limfosit T dengan
autoantibodi terhadap antigen sel (misalnya antibodi sel islet,
antibodi insulin).
2. DM Tipe 2
(90% kasus) ditandai dengan kombinasi beberapa tingkat resistensi
insulin dan defisiensi insulin relatif. Resistensi insulin
dimanifestasikan dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam
lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan
serapan otot skeletal glukosa.
3. DM Tipe 2
(90% kasus) ditandai dengan kombinasi beberapa tingkat resistensi
insulin dan defisiensi insulin relatif. Resistensi insulin
dimanifestasikan dengan peningkatan lipolisis dan produksi asam
lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan
serapan otot skeletal glukosa.

III. FAKTOR RISIKO


1. Obesitas
lingkar pinggang pria> 102 cm (40 inci)
lingkar pinggang wanita> 88 cm (35 inci)
2. Trigliserida
150 mg / dL (1,70 mmol / L)
Kolesterol HDL
Pria <40 mg / dL (1,03 mmol / L)
Wanita <50 mg / dL (1,29 mmol / L)
3. Gaya Hidup & Pola Makan
4. Keturunan & Usia
5. Tekanan Darah
130/85 mmHg

IV. GEJALA ATAU MANIFESTASI KLINIK


a. Poliuria
b. Polidipsia
c. Polifagia
d. Cepat lelah
e. BB menurun
f. Gatal-gatal
g. Kesemutan
h. Penglihatan kabur
i. Luka sukar sembuh

V. DIAGNOSIS
1. DM :
Kadar glukosa puasa 126 mg/dL
Kadar glukosa 2 jam setelah makan (2 jam pp) 200 mg/dL
Kadar HbA1c 8%
2. GTG/IGT :
Kadar glukosa 2 jam pp 140-200 mg/dL

VI. PATOFISIOLOGI

VII. TERAPI
1. Terapi Non-Farmakologi
a. Pengaturan pola makan
b. Penurunan berat badan
c. Perbaikan gaya hidup
d. Peningkatan aktivitas fisik
2. Terapi Farmakologi

Semua pasien DM tipe I membutuhkan insulin, tapi tipe dan cara


pemberiannya berbeda antar individu.
Lama kerja untuk tiap tipe insulin bervariasi pada tiap individu
sehingga perlu dinilai secara individual.
Insulin regular mempunyai mula kerja yang relatif lambat ketika
diberikan secara subkutan, memerlukan injeksi 30 menit sebelum
makan untuk mendapatkan kontrol glukosa post prandial yang
optimal dan mencegah hipoglisemi setelah makan yang tertunda.
Insulin lispro, glulisine dan aspart adalah analog insulin yang
diproduksi dengan modifikasi pada molekul insulin manusia. Insulin
ini lebih cepat diserap dengan durasi efek lebih singkat dari insulin
normal.
NPH durasinya intermediet/kerja sedang. Variasi pada absorpsi,
penggunaan oleh pasien, dan perbedaaan pada farmakokinetik bisa
menyebabkan respon gluksoa yang labil, nocturnal (malam hari)
hipoglisemia, dan hiperglisemia sewaktu puasa.
Insulin glargine dan detemir adalah analog insulin manusia durasi
panjang yang tanpa puncak, dikembangkan untuk menghilangkan
kerugian insulin durasi intermediet atau panjang lainnya. Insulin ini
lebih sedikit menyebabkan nocturnal hipoglisemia daripada insulin
NPH ketika diberikan sebelum tidur pada pasien DM tipe I.
Pada DM tipe I, rata-rata kebutuhan harian insulin adalah 0,5-0,6
unit/kg. Ini bisa turun sampai 0,1-0,4 unit/kg pada fase bulan madu.
Dosis lebih tinggi (0,5-1 unit/kg) diperlukan ketika terjadi serangan
akut atau ketosis.

Sumber : J.DIPIRO 9TH, PRINCIPLE 2016


STUDI KASUS
Anak laki-laki 10 tahun dibawa ke UGD oleh orang tuanya dengan gejala lemah, letih, mual,
muntah dan pandangan kabur. Sebelumnya pasien mengeluh sering terbangun malam hari
untuk urinasi, pasien sering makan dengan porsi lebih banyak karena mudah lapar namun bobot
badannya tidak bertambah bahkan menurun. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu
500 mg/dL.

Penyelesaian Kasus

Melihat gejala lemah, letih, mual, muntah, pandangan kabur. urinasi, pasien sering makan
dengan porsi lebih banyak karena mudah lapar namun bobot badannya tidak bertambah bahkan
menurun, kemungkinan besar pasien menderita DM

Hasil pemeriksaan Glukosa puasa sewaktu : 500 mg/dL

Pasien Menderita : DM tipe 1


Pasien DM tipe 1 disarankan olahraga teratur, menerapkan pola hidup sehat, mengatur
pola makan yang baik, rutin memeriksa kadar gula darah dan disarankan diobati dengan
insulin.

Vous aimerez peut-être aussi