Vous êtes sur la page 1sur 120

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK II

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK II

OLEH:
KHOLIK PRASOJO
1124040057
KELOMPOK II

MAKASSAR
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM INSTALASI LISTRIK II
(Kelompok Pagi)

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan praktikum Instalasi Listrik II
yang disusun oleh :

Nama : KHOLIK PRASOJO


Nim : 1124040057
Prodi : S1
Kelompok : XI

Telah diperiksa dan disahkan oleh dosen pembimbing Mata Kuliah Praktikum Instalasi Listrik
II pada tanggal 15 Januari 2013.

Makassar, 15 Januari 2013

Asisten Dosen, Praktikan,

Hermansyah, S.Pd. KHOLIK PRASOJO


NIM. 1124040057

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Hasrul Bakri, S.Pd., M.T.


NIP. 19770724 200501 1 003

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Instalasi Listrik II ini. Tak
lupa salawat dan salam saya haturkan atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah diutus oleh Allah SWT untuk membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderan.
Laporan ini saya susun berdasarkan hasil praktikum dari mata kuliah Praktikum
Instalasai Listrik II. Laporan ini merupakan kumpulan dari laporan mingguan dari masing-
masing judul praktikum yang telah saya lakukan, yang terdiri dari 17 judul percobaan.
Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa laporan yang saya buat ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya,
dan demi penyempurnaan laporan ini saya mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen dan asistennya yang
telah membimbing dan mengarahkan saya, serta rekan-rekan dan semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Makassar, 15 Januari 2013

Penyusun.

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

iii
A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1
B. TEORI UMUM ...................................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................. 6
D. MANFAAT ............................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 8
JOB 1 PENGENALAN ALAT DAN BAHAN ................................................ 9
JOB 2 KONTROL MOTOR INDUKSI 3 SISTEM DOL ............................ 12
JOB 3 KONTROL MOTOR INDUKSI 3 SECARA BERURUTAN ............ 20
JOB 4 KONTROL MOTOR INDUKSI 3 BEKERJA BERURUTAN SECARA OTOMATIS
......................................................................................................... 27
JOB 5 KONTROL MOTOR INDUKSI 3 BEKERJA SECARA BERGANTIAN 34
JOB 6 KONTROL MOTOR INDUKSI 3 BEKERJA BERGANTIAN SECARA OTOMATIS
......................................................................................................... 42
JOB 7 KONTROL PENGASUTAN BINTANG DELTA MOTOR INDUKSI 3 50
JOB 8 KONTROL PENGASUTAN BINTANG DELTA MOTOR INDUKSI 3 SECARA
OTOMATIS ...................................................................................... 59
JOB 9 KONTROL START MOTOR LISTRIK DENGAN TAHANAN PRIMER 68
JOB 10 KONTROL START MOTOR LISTRIK TAHANAN SEKUNDER 76
JOB 11 KONTROL PENGEREMAN PLUGGING MOTOR ................... 83
JOB 12 KONTROL PENGEREMAN DINAMIK MOTOR 3 ................ 89
JOB 13 KONTROL PEMBALIKAN ARAH PUTARAN ........................ 95
JOB 14 KONTROL MOTOR DUA KECPATAN ..................................... 101
JOB 15 KONTROL PROTEKSI MOTOR LISTRIK 3 ............................ 107
JOB 16 KONTROL PEMBALIKAN ARAH PUTARAN MOTOR KAPASITOR
....................................................................................................... 113
JOB 17 KONTROL TRAFFIC LIGHT ...................................................... 119
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 125

A. KESIMPULAN ........................................................................................... 125


B. SARAN ....................................................................................................... 125
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 126
KARTU KONTROL

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Latar belakang yang mendasari penyusunan laporan lengkap Praktikum Insatalas
Listrik II ini adalah sebagai laporan akhir dari hasil praktikum selama mata kuliah Praktikum
Intalasi Listrik II berlangsung. Laporan lengkap ini merupakan kumpulan dari laporan setiap
judul percobaan yang telah penyususn laksanakan yang terdiri dari 17 judul percobaan.
Laporan lengkap ini dibuat sesuai dengan hasil percobaan dari masing-masing
percobaan untuk selanjutnya diperiksa oleh Dosen Pembimbing/Asisten Dosen dan dijadikan
sebagai bahan penilaian dari hasil praktikum.

B. TEORI UMUM
Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sekarang ini, masih
banyak industri-industri yang tidak mengguanakan pengontrolan untuk mesin produksinya
sehingga semakin hari mereka semakin tertingal. Hal ini disebabkan masih kurangnya
kemampuan untuk merangkai alat pengontrolan sesuai kebutuhan industri. Padahal
pengontrolan untuk mesin sangat penting guna untuk memudahkan dan mengifisienkan
pekerjaan dalam industri.
Instalasi listrik II adalah mata kuliah yang mengarah kepada instalasi pengontrolan
motor-motor listrik. Insatalasi listrik II merupakan instalasi bagaimana menjalankan motor
listrik secara otomatis, secara bergantian, secara berurutan dan sebagainya.
Sistem pengontrolan pada motor umumya menggunakan peralatan sebagai berikut:
1. Kontaktor
Kontaktor (sakelar magnet) adalah sakelar yang bekerja secara elektro-magnetik
di dalam pengontrolan motor listrik atau instalasi listrik lainnya. Kontaktor memiliki
kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama bisa digunakan untuk menghubungkan
motor 3 fasa dengan sumber tegangan 3 fasa. Kontak bantu tediri dari NO (normally
open) dan NC (normally close). Kontak bantu NO biasa digunakan sebagai pengunci
sedangkan kontak bantu NC digunakan sebagai pemutus.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 1


A1
1 3 5 13 23 21 41
K
2 4 6 14 24 22 42
A2

Kontaktor memiliki pengkodean berupa angka setiap terminalnya. Untuk koil


kontaktor diberi symbol A1 dan A2 yang disambungkan pada rangkaian control.
Untuk kontak utama diberi kode 1, 3, dan 5 (masukan) yang disambungkan ke sumber
jaringan 3 fasa dan kode 2, 4, dan 6 (keluaran) yang disambungkan ke beban (motor).
Untuk kontak bantu NO biasanya diberi kode 13 dan 23 untuk terminal inputnya, 14
dan 24 untuk terminal outputnya. Sedangkan untuk kontak bantu NC biasanya diberi
kode 21 dan 41 untuk terminal input, 22 dan 42 untuk terminal outputnya.
Cara kerja kontaktor magnet yaitu apabila kumparan diberi aliran listrik, maka
akan timbul medan magnet yang mengakibatkan kedua belah besi saling tarik-
menarik. Kontak-kontak NO akan ikut tertarik dan menghubungkan terminal-
terminalnya sedangkan kontak-kontak NC akan membuka hubungan terminal. Apabila
kumparan tidak dialiri listrik, maka pegas mendorong / menekan sakelar kembali ke
posisi semula.
Sistem pengontrolan motor dengan menggunakan kontaktor magnet diperlukan
tombol-tombol tekan untuk mengendalikan sistem rangkaian kontrolnya. Menurut
kedudukan kontak-kontaknya, tombol tekan dibagi menjadi dua, yaitu :
2. Tombol Tekan (Push Button)
Push Button atau dalam bahasa Indonesianya yaitu saklar tekan yang artinya alat
ini akan bekerja dengan cara ditekan, alat ini sangat umum, banyak digunakan
diberbagai mesin industry. Pada bagian atasnya terdapat knop yang berfungsi sebagai
area penekan , lalu disamping kiri dan kanan terdapat terminal, kontak normally open
(NO) dan normally close (NC) berfungsi sebagai terminal wiring yang dihubungkan
dengan alat listrik lainnya, mempunyai kapasitas beban sekitar 5 A.
Kontak NO adalah kontak yang dalam keadaan normal terbuka sebelum ditekan
atau dioperasikan. Sedangkan kontak NC adalah kontak yang dalam keadaan normal
tertutup sebelum ditekan atau dioperasikan. Kontak NO digunakan untuk
menghubungkan rangkaian pada saat tombol ditekan, sedangkan kontak NC digunakan
untuk memutuskan rangkaian pada saat tombol ditekan.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 2


NC

NO

Cara kerjanya adalah ketika/selama bagian knopnya ditekan maka alat ini akan
bekerja sehingga kontak NO-nya akan terhubung dan kontak NC-nya akan terlepas,
dan sebaliknya ketika knopnya dilepas kembali maka kebalikan dari sebelumnya.

3. Thermal Overload Relay (TOR)


Thermal overload relay adalah salah satu pengaman motor dari panas akibat
beban yang berlebih. Bila arus yang melewati motor terlalu besar maka motor akan
mengalami panas yang berlebih, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian
apabila ada arrus yang melebihi batas beban.
Thermal overload relay dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4
dan 6 sebelum ke baban (motor). Gunanya untuk mengamankan motor atau member
perlindungan kepada motor dari kerusakan akibat beban lebih.

95 97

96 98

Pada thermal overload relay terdapat dua pasang titik kontak. Masing-masing
adalah kontak terbuka (NO) yaitu kontak 97-98 dan titik kontak tertutup (NC) yaitu
kontak 95-96.
Prinsip kerja thermal overload relay berdasarkan panas (temperature) yang
ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dan
sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal akan

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 3


menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus rangkaian listrik (kontak 95-96
membuka).

4. Time Delay relay / Timer


TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda
batas waktu, banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang
membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis. Peralatan kontrol ini dapat
dikombinasikan dengan peralatan kontrol lain, contohnya dengan MC (Magnetic
Contactor), Thermal Over Load Relay, dan lain-lain.
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan
yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati
dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu
tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja
menggunakan induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang
bekerja dengan prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC
sehingga memutar gigi mekanis dan memarik serta menutup kontak secara mekanis
dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri dari rangkaian R
dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah mengisi penuh
kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur berdasarkan
besarnya pengisisan kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian
outputnya sebagai kontak NO atau NC. Kumparan pada timer akan bekerja selama
mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka
secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC
menjadi NO.
Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki
coil sebagai contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu
kaki 2 dan 7 adalah kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC,
kaki 1 akan NC dengan kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC
dengan kaki 5 dan NO dengan kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari
jenis relay timernya.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 4


5. Lampu Indikator
Pilot lamp (Lampu indicator) adalah lampu tanda On / Off dari suatu rangkaian
kontral, lampu yang digunakan adalah lampu pijar dengan daya 2 W sampai dengan 5
W. Lampu tanda ini dirancang parallel dengan peralatan control, hingga peralatan
dapat beroperasi apabila lampu putus.

Standar lampu indicator diberi warna merah, hijau dan putih berdasarkan tanda
warna international electrotechnical commission). Merah berarti bahaya dan perlu
tindakan untuk mengamankan mesin dari kerusakan, Hujau berarti mesin siap untuk
dijalankan (dalam proses). Putih artinya mesin bekerja dalam keadaan normal.

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai setelah melakukan praktikum instalasi listrik II
adalah mahasiswa diharapkan mampu:

1. Mampu membuat gambar rangkaian control instalasi pengontrolan motor-motor


induksi 3 fasa.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya instalasi pengontrolan motor-motor induksi
3 fasa.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan instalasi pengontrolan motor-motor
induksi 3 fasa.
4. Mampu membangun rangkaian instalasi pengontrolan motor-motor induksi 3 fasa.
5. Mampu menjalankan rangkaian instalasi pengontrolan motor-motor induksi 3 fasa.
6. Mampu menganalisis rangkaian instalasi pengontrolan motor-motor induksi 3 fasa.

D. MANFAAT

Praktikum ini memberikan mamfaat bagi mahasiswa sebagai berikut:


PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 5
1. Memberikan pengetahuan lebih lanjut bagi mahasiswa mengenai rangkaian instalasi
pengontrolan motor induksi 3 fasa.
2. Memberikan pengetahuan bagi mahasiswa tentang beberapa jenis rangkaian pada
instalasi pengontrolan motor induksi 3 fasa.
3. Memberikan pengetahuuan bagi mahasiswa mengenai alat-alat yang digunakan dalam
pemasangan instalasi pengontrolan motor induksi 3 fasa.
4. Dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam penyusunan sebuah laporan
serta sistematika penulisannya.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 6


BAB II
PEMBAHASAN

Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang,
baik di dalam maupun di luar bangunan yang digunakan menyalurkan arus listrik. Instalasi
listrik terdiri dari berbagai peralatan yang saling terhubung dan saling menunjang satu sama
lain. Oleh karena itu instalasi listrik dapat dikatakan sebagai system.
Pada mata kuliah praktikum instalasi listrik II ini, mengajarkan tentang rangkaian
instalasi pengontrolan, seperti bagaimana menjalankan motor secara otomatis, menjalankan
motor secara bergantian, menjalankan motor secara berurutan dan sebagainya, sebagaimana
yang telah tersusun dalam buku penuntun (jobsheet) insatalasi listrik II.
Berikut ini akan dipaparkan satu persatu dari masing-masing lamporan mingguan dari
setiap percobaan yang dihimpun dalam laporan lengkap ini. Setiap judul percobaan
delengkapai dengan gambar percobaan yang terdiri dari rangkaian kontrol, rangkaian daya,
dan rangkaian pengawatan.
Selain itu, setiap percobaan juga delangkapi dengan tujuan, langkah kerja, analisis
rangkaian dan kesimpulan dari masing-masing judul percobaan.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 7


LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JOB 1 1124040057
PENGENALAN ALAT DAN
FAKULTAS TEKNIK KELOMPOK : XI
BAHAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 25- 09-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam sistem pengontrolan motor listrik.
2. Mengetahui symbol setiap bahan yang akan digunakan dalam sistem pengontrolan
motor listrik.
3. Mengetahui fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam sistem pengontrolan motor
listrik.
4. Memahami prinsip kerja alat dan bahan.

B. TEORI DASAR
Dalam melakukan pengontrolan motor listrik haruslah ada alat dan bahan yang harus
disiapkan dan nantinya dirangkai antara satu dengan yang lain. Alat atau bahan ini merupakan
unsur penunjang berjalannya suatu motor, dan keamanan dari motor yang dijalankan tersebut.
Sebagai contoh kontaktor yang merupakan saklar magnet yang nantinya akan
menghubungkan sirkit utama dengan motor. Dalam segi keamanan ditempatkan suatu MCB
dan TOR pada rangkaian. Pada rangkaian susunan atau urutan pemasangan bahan haruslah
tepat, dan tiidak boleh terbalik, karena ini member dampak berjalan atau tidaknya motor
tersebut, dan bahkan menimbulkan bahaya pada diri kita dan lingkungan sekitar.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 8


C. HASIL PENGAMATAN
NAMA SIMBOL/
NO FUNGSI PRINSIP KERJA
ALAT LAMBANG
1. Kontaktor Sebagai saklar Apabila kumparan
yang bekerja diberi aliran listrik,
secara maka akan timbul
elektromagnetik medan magnet
didalam yang
pengontrolan mengakibatkan
motor listrik kedua belah besi
saling tarik
menarik dan juga
akan
mengakibatkan
kontak NO dan NC
tertarik
2. Tombol Tekan Untuk memutus Apabila tombol
NO dan tekan ini ditekan,
menghubungkan maka lidahnya
arus listrik akan menutup (dari
NO menjadi NC),
tetapi apabila
tombol tekan
dilepas kembali,
maka lidah kontak
akan menjadi NO
lagi
3. Tombol Tekan Untuk memutus Apabila tombol
NC dan tekan ini ditekan,
menghubungkan maka lidahnya
arus listrik akan membuka,
jika tekanannya
dilepas, maka lidah
kontaknya akan
menutup kembali
4. Thermal Untuk Ketika terjadi
Overload melindungi atau pemanasan atau
Relay mengamankan beban yang
motor dari berlebih, secara
panas yang otomatis TOR ini
berlebihan atau akan memutus
beban yang
lebih.

5. Lampu Untuk menandai Biasanya lampu


Indikator sudah bekerja indicator terdiri
atau tidaknya dari 2 atau 3
dari suatu mesin lampu. Ketika arus
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 9
sudah masuk pada
rangkaian atau
mesin maka lampu
indicator yang satu
menyala. Jika
mesin dijalankan,
maka lampu yang
satunya lagi akan
menyala dan
lampu yang
sebelumnya
padam.
6. MCB/NFB Sebagai Ketika terjadi arus
pengaman pendek misalnya,
rangkain dari maka secara
hubungan arus otomatis
pendek atau MCB/NFB akan
dengan kata lain trip.
arus/tegangan
lebih.

Adapun alat alat yang digunakan, yakni

1. Tang Kombinasi
2. Tang Lancip
3. Tang Potong
4. Obeng Plus (+)
5. Obeng Minus (-)
6. TestPen
7. Multimeter

D. KESIMPULAN
Semua bahan bahan dalam pengoperasiannya pada rangkaian pengendali motor
listrik saling terkait/terhubung satu sama lain.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO


JOB 2
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 1124040057
KONTROL MOTOR
FAKULTAS TEKNIK INDUKSI 3 SISTEM KELOMPOK : XI
DOL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 25-09-2012

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 10


A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol DOL motor Induksi 3 fase.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya DOL motor Induksi 3 fase.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan DOL motor Induksi 3 fase.
4. Mampu membangun rangkaian motor induksi 3 fase yang dijalankan dengan sistem
DOL.
5. Mampu menjalankan motor induksi yang dijalankan dengan sistem DOL.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol motor sistem DOL.

B. TEORI DASAR
Pada kontrol motor induksi 3 fase system DOL, motor dikontrol dengan cara
menjalankan motor dengan menekan tombol dan memetikan motor dengan mengunakan
tombol secara manual.
System pengontrolan pada umumya menggunakan peralatan sebagai berikut:
1. Kontaktor
Kontaktor (sakelar magnet) adalah sakelar yang bekerja secara elektromagnetik di
dalam pengontrolan motor listrik atau instalasi listrik lainnya. Cara kerja kontaktor
magnet yaitu apabila kumparan diberi aliran listrik, maka akan timbul medan magnet
yang mengakibatkan kedua belah besi saling tarik-menarik. Kontak-kontak NO
(Normally Open) akan ikut tertarik dan menghubungkan terminal-terminalnya
sedangkan kontak-kontak NC (Normally Close) akan membuka hubungan terminal.
Apabila kumparan tidak dialiri listrik, maka pegas mendorong / menekan sakelar
kembali ke posisi semula.

2. Tombol Tekan (Push Button)


Tombol tekan (Push Button) adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan
dan memutuskan rangkaian dalam pengontrolam motor-motor listrik. Push button
memiliki dua kontak-kontak, yaitu NO (Normally Open) dan NC (Normally Close).
Kontak NO digunakan untuk menghubungkan rangkaian atau digunakan sebagai
tombol start. Sedangkan kontak NC digunakan untuk memutuskan rangkaian atau
digunakan sebagai tombol stop.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 11


3. Thermal Overload Relay
Pada motor listrik dapat terjadi panas yang berlebihan akibat arus yang
mengalir melebihi arus nominalnya. Oleh karena itu untuk melindungi atau
mengamankan motor dari panas yang berlebihan, maka dipasangkan relay suhu
beban lebih. Dalam perdagangan, dikenal dengan nama Thermal Overload Relay
(TOR). Sehingga dapat disimpulkan bahwa TOR berfungsi untuk melindungi
motor listrik dari beban lebih.

4. Lampu Indikator
Pilot lamp (Lampu indicator) adalah lampu tanda On / Off dari suatu
rangkaian kontral, lampu yang digunakan adalah lampu pijar dengan daya 2 5
W. Lampu tanda ini dirancang parallel dengan peralatan kontrol, sehingga
peralatan dapat beroperasi apabila lampu putus. Standar lampu indicator diberi
warna merah, hijau dan putih berdasarkan tanda warna IEC (International
Electrotechnical Commission). Merah berarti bahaya dan perlu tindakan untuk
mengamankan mesin dari kerusakan, Hujau berarti mesin siap untuk dijalankan
(dalam proses). Putih artinya mesin bekerja dalam keadaan normal.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

L
TOR 2
96

Stop

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 12


13 21
Start K K
14 22

A1

K
L1 L2
A2

2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1
1 3 5 13 21
K
2 4 6 14 22
A2

TOR
95

96

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 13


Motor
3

3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1
1 3 5 13 21
K
2 4 6 14 22
A2

95
TOR
96

Stop

L1 L2
Motor
Start
3
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 14
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan

No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah


1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 1 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah


6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 2 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 15


9. Kabel NYA 1,5 mm2 2 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor sehingga kontaktor akan berpenguatan dan kontak-kontaknya akan
bekerja. Kontak NO akan menutup dan NC akan membuka. Pada saat itu lampu on akan
menyala dan motor akan berputar, sebaliknya lampu off akan padam selama motor bekerja.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.
Dari hasil percobaan diperoleh:
Is = 5 A
In = 3 A
Sehingga dapat ditentukan
1. Kapasitas pemutus = 115% x In
= 115% x 3
= 3,45 4 A

2. Kapasitas pengaman hubung singkat = 250% x In


= 250% x 3
= 7,5 A 10 A
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 16
3. KHA = 125 % x In
= 125 % x 3
= 3,75
G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kontrol motor induksi 3 fasa sistem DOL pengontrolan yang dilakukan secara menual,
yaitu menjalankan dan mematikan motor dengan menggunakan tombol tekan.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 17


LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO
JOB 3
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 1124040057
KONTROL MOTOR
FAKULTAS TEKNIK INDUKSI 3 KELOMPOK : XI
SECARA BERURUTAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 01-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol motor Induksi 3 fase secara berurutan.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya motor Induksi 3 fase secara berurutan.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan motor Induksi 3 fase secara
berurutan.
4. Mampu membangun rangkaian motor induksi 3 fase secara berurutan.
5. Mampu menjalankan motor induksi 3 fase yang dijalankan secara berurutan.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol motor induksi 3 fase secara berurutan.

B. TEORI DASAR
Kontrol motor induksi 3 fasa secara berurutan merupakan pengontrolan yang
menjalankan 2 buah atau lebih motor induksi 3 fasa secara berurutan. Komponen komponen
yang digunakan antara lain:
1. Kontaktor magnet
2. MCB 1 fasa
3. MCB 3 fasa
4. Thermal Overload Relay
5. Push Button
6. Lampu Indikator

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 18


95
TOR
96

95
TOR
96

Stop

13 21 13
Start 1 K1 K1 K2
14 22 14
Start 2

A1 A1

K1 L1 L2 K2 L3

A2 A2

2. Rangkaian daya

R S T

MCB

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 19


A1 A1
1 3 5 1 3 5
K1 K2
2 4 6 2 4 6
A2 A2

TOR 1 TOR 2
95 95

96 96

Motor Motor
3 3

3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 20
95
TOR
96

L1
Stop
Motor Motor
3 L2 3

Start 1 Start 2
L3

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 21


No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 2 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 2 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 2 buah

6. Push Button 6 A/250 V 3 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik maka lampu 1 akan menyala dan jika tombol start 1
ditekan maka arus akan mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan dan
kontak-kontaknya akan bekerja. Kontak NO dari kontaktor 1 akan menutup dan NC akan
membuka. Pada saat itu lampu 1 akan padam dan lampu 2 akan menyala dan motor 1 akan
berputar. Jika tombol start 2 ditekan maka kontaktor 2 jiga akan berpenguatan sehingga

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 22


kontak-kontaknya akan bekerja, NO tertutup dan NC terbuka. Pada saat itu lampu 3 akan
menyala dan motor 2 akan berputar.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga semua motor akan berhenti bekerja.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada saat percobaan pada setiap motor
diperoleh:
Is = 5 A
In = 3 A
Sehingga dapat ditentukan:
1. Kapasitas pemutus = 115% x In
= 115% x 3
= 3,45 4 A

2. Kapasitas pengaman hubung singkat = 250% x In


= 250% x 3
= 7,5 A 10 A
3. KHA = 125 % x In
= 125 % x 3
= 3,75

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kontrol motor induksi 3 fasa secara berurutan pada prinsipnya sama dengan kontrol
motor induksi 3 fasa system DOL, yang membedakan adalah motor yang dikontrol lebih
dikontrol lebih dari satu dan pengoperasiannya dilakukan secara berurutan.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 23


KHOLIK
LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2
PRASOJO
JOB 4
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL MOTOR 1124040057
INDUKSI 3 BEKERJA
KELOMPOK :
FAKULTAS TEKNIK BERURUTAN SECARA
OTOMATIS XI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 01-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja
berurutan secara otomatis
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja
berurutan secara otomatis
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja
berurutan secara otomatis
4. Mampu membangun rangkaian 2 buah motor induksi 3 fase yang dijalankan secara
berurutan secara otomatis
5. Mampu mengoperasikan kontrol 2 motor induksi yang dijalankan secara berurutan
secara otomatis
6. Mampu menganalisis rangkaian 2 buah motor yang dijalankan secara berurutan secara
otomatis

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 24


B. TEORI DASAR
Sistem kontrol motor tiga fasa dengan rangkaian kontrol kerja motor yang bekerja
berurutan secara otomatis adalah sistem kontrol kerja dua buah motor yang tidak memerlukan
campur tangan manusia dalam pengoperasiannya dan dalam hal pergantian kerja motor
tersebut. Sistem kerja motor yang dikontrol dan bekerja berurutan secara otomatis merupakan
salah satu cara dalam hal mempermudah pekerjaan dan lebih menghemat waktu dan tenaga.
Penggunaan dan pengaplikasian sistem kontrol motor yang bekerja berurutan secara
otomatis yaitu dapat ditemukan pada dunia industri terutama dalam pengontrolan roda atau
ban berjalan (Belt Conveyor).
Sistem kontrol motor yang bekerja berurutan secara otomatis dibantu oleh adanya time
relay yang biasa disebut dengan timer yang memungkinkan kerja motor dapat berurutan
secara otomatis. Timer adalah sebuat alat yang bekerja sebagai penunda waktu dalam sebuah
rangkaian kontrol di mana kontak-kontaknya terdiri dari Delay Open (DO) dan Delay Close
(DC). Timer ini diset berdasarkan waktu yang dikehendaki berdasarkan fungsi dan
penggunaan tombol kontaknya.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
OL
96

95
OL
96

Stop

13 21 1 13
Start K1 K1 DO K2
PRAKTEK INSTALASI14LISTRIK II 22 14
25
3

A1 2 A1
N
2. Rangkaian daya

R S T

MCB

A1 A1
1 3 5 1 3 5
K1 K2
2 4 6 2 4 6
A2 A2

TOR 1 TOR 2
95 95

96 96

Motor Motor
3 3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 26


3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2

95 95
TOR TOR
96 96

L1
Stop
Motor Motor Timer
2
3 L2 3
1

7 3
Start 1
L3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 27


D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 2 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 2 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 2 buah


6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Timer 220-500 VAC/5A 1 buah

10. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 28
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 dan timer akan berpenguatan sehingga kontak-
kontak dari kontaktor1 akan bekerja. Kontak NO akan menutup dan NC akan membuka. Pada
saat itu motor berputar dan timer bekerja. Selang waktu yang telah diatur pada timer maka
kontak TDO dari timer akan menutup dan pada saat itu juga kontaktor 2 akan berpenguatan
yang menyebabkan kontak-kontaknya bekerja sehingga motor 2 juga akan berputar.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada saat percobaan pada setiap motor
diperoleh:
Untuk motor 1
Is = 5 A
In = 3 A
Untuk motor 2
Is = 8 A
In = 6 A
Sehingga dapat ditentukan:
1. Kapasitas pemutus
M1 = 115% x In
= 115% x 5
= 5,57 A 6 A
M2 = 115% x In
= 115% x 6
= 6,9 A 10 A

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 29


2. Kapasitas pengaman hubung singkat
M1 = 250 % x In
= 250 % x 3
= 7,5 A 10 A
M2 = 250 % x In
= 250 % x 6
= 15 A 16 A

3. KHA
M1 = 125 % In
= 125% x 3
= 3,75 A
M2 =125 % 6
= 125% x 6
= 7,5 A

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Motor 1 akan bekerja jika tombol start ditekan
2. Motor 2 akan bekerja secara otomatis sesuai waktu yang telah diatur pada timer
3. Urutan motor selalu dari motor 1 kemudian motor 2
LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO
JOB 5
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL MOTOR 1124040057
INDUKSI 3
FAKULTAS TEKNIK KELOMPOK : XI
BEKERJA SECARA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR BERGANTIAN 01-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 30


1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja secara
bergantian.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja secara
bergantian.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja
secara bergantian.
4. Mampu membangun rangkaian 2 buah motor induksi 3 fase yang bekerja secara
bergantian.
5. Mampu mengoperasikan kontrol 2 motor induksi yang bekerja secara bergantian.
6. Mampu menganalisis rangkaian 2 buah motor yang bekerja secara bergantian.

B. TEORI DASAR
Motor-motor yang bekerja secara bergantian banyak digunakan pada system ban
berjalan (conveyer). Mesin conveyeradalah mesin yang digunakan untuk memindahkan
barang-barang produksi dari suatu tempat ke tempat lain. Penggunaanya bisa berupa 2 buah
motor listrik dua buah conveyer atau dua buah motor listrik dengan sebuah conveyer, di mana
motor itu dipekerjakan secara bergantian.
Ada dua jenis pengntrolan yang berdungsi mempekerjakan dua buah motor secara
bergantian, yaitu:
1. Pengontrolan secara langsung, yaitu untk mengganti motor satu yang sedang bekerja
dengan motor dua maka dapat dilakukan dengan langsung menekan tombol start untuk
motor 2 dan motor 1 langsung berhenti bekerja kemudian motor 2 akan menggantikan
motor 1. Begitupun sebaliknya.
2. Pengontrolan secara tak langsung, yaitu untuk menggatikan motor yang sedang
bekerja dengan motor lain maka harus dengan menekan tombol stop untuk
menghentikan kerja motor 1 kemudian menekan start untuk mempekerjakan motor
2.Sistem kontrol motor yang bekerja berurutan secara otomatis dibantu oleh adanya
time relay yang biasa disebut dengan timer yang memungkinkan kerja motor dapat
berurutan secara otomatis. Timer adalah sebuat alat yang bekerja sebagai penunda
waktu dalam sebuah rangkaian kontrol di mana kontak-kontaknya terdiri dari Delay
Open (DO) dan Delay Close (DC). Timer ini diset berdasarkan waktu yang
dikehendaki berdasarkan fungsi dan penggunaan tombol kontaknya.,
Adapun komponen komponen yang yang digunakan adalah:

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 31


1. Magnetic Kontaktor
2. Thermal Overload Relay
3. No Fuse Breaker
4. Tombol tekan
5. Lampu indicator

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
OL
96

95
OL
96

Stop

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 32


13 13 21
Start 1 K1 K2 K1
14 Start 2 14 22

21
K2 21
22 K2
22

A1 A1

K1 L1 K2 L2 L3

A2 A2
N

2. Rangkaian daya

R S T

MCB

A1 A1
1 3 5 1 3 5
K1 K2
2 4 6 2 4 6
A2 A2

TOR 1 TOR 2
95 95

96 96
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 33
3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2

95 95
TOR TOR
96 96
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 34
L1
Stop
Motor Motor
3 L2 3

Start 1 Start 2
L3

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 2 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 2 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 2 buah


6. Push Button 6 A/250 V 3 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 35


8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start 1 ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan sehingga kontak-kontaknya
akan bekerja. Kontak NO akan menutup dan NC akan membuka. Pada saat itu motor 1 akan
berputar. Kemudian jika tombol start 2 ditekan maka arus akan mengalir ke kontaktor 2
sehingga kontak-kontaknya bekerja. Kontak NC dari kontaktor 2 akan memutuskan arus yang
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 tidak berpenguatan lagi sehingga motor 1 akan
berhenti berputar sedangkan motor kedua akan berputar.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada saat percobaan pada setiap motor
diperoleh:
Untuk motor 1
Is = 5 A
In = 3 A
Untuk motor 2
Is = 8 A

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 36


In = 6 A
Sehingga dapat ditentukan:
1. Kapasitas pemutus
M1 = 115% x In
= 115% x 5
= 5,57 A 6 A
M2 = 115% x In
= 115% x 6
= 6,9 A 10 A

2. Kapasitas pengaman hubung singkat


M1 = 250 % x In
= 250 % x 3
= 7,5 A 10 A
M2 = 250 % x In
= 250 % x 6
= 15 A 16 A

3. KHA
M1 = 125 % In
= 125% x 3
= 3,75 A
M2 =125 % 6
= 125% x 6
= 7,5 A

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Motor 1 akan bekerja jika tombol start 1 ditekan.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 37


2. Motor 2 akan bekerja jika tombol start 2 ditekan.
3. Jika motor 2 berputar maka motor 1 akan berhenti berputar.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 JOB 6 KHOLIK PRASOJO


KONTROL MOTOR
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 1124040057
INDUKSI 3
FAKULTAS TEKNIK BEKERJA KELOMPOK : XI
BERGANTIAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR SECARA OTOMATIS 9-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja
bergantian secara otomatis
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja
bergantian secara otomatis
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan 2 buah motor Induksi 3 fase bekerja
bergantian secara otomatis
4. Mampu membangun rangkaian 2 buah motor induksi 3 fase yang dijalankan bergantian
secara otomatis
5. Mampu mengoperasikan kontrol 2 motor induksi yang dijalankan bergantian secara
otomatis
6. Mampu menganalisis rangkaian 2 buah motor yang dijalankan bergantian secara
otomatis

B. TEORI DASAR
Dua buah motor yang bekerja bergantian secara otomatis pada dasarnya
mempunyai prinsip kerja yang sama dengan dua buah motor yang bekerja bergantian
secara manual. Perbedaannya hanya terletak pada perubahan pergantian kerja motor
M1 menjadi motor M2, tidak dilakukan secara manual melainkan dilakukan secara
otomatis dengan menggunakan timer atau time delay relay (TDR). Timer akan mengganti
motor yang bekerja dengan motor lain sesuai dengan waktu yang telah di-set pada timer.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 38


C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
OL
96

95
OL
96

Stop

13 21 1 13
Start K1 K1 DO K2
14 22 3 14

21
5 K2
DC 22
8

A1 2 A1

K1 L1 TR L2 K2 L3

A2 7 A2
N

2. Rangkaian daya

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 39


R S T

MCB

A1 A1
1 3 5 1 3 5
K1 K2
2 4 6 2 4 6
A2 A2

TOR 1 TOR 2
95 95

96 96

Motor Motor
3 3

3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 40
N

MCB 3

MCB

A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2

95 95
TOR TOR
96 96

L1
Stop
Motor Motor Timer
2
3 L2 3
1 5

7 3 8
Start
L3

D. ALAT DAN BAHAN


3. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 41


4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

4. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 2 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 2 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 2 buah

6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Timer 220-500 VAC/5A 1 buah

10. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 42
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 dan timer akan berpenguatan sehingga kontak-
kontak dari kontaktor 1 akan bekerja. Kontak NO akan menutup dan NC akan membuka.
Pada saat itu motor pertama berputar dan timer bekerja. Selang waktu yang telah diatur pada
timer maka kontak TDO dari timer akan menutup dan pada saat itu juga kontaktor 2 akan
berpenguatan sehingga motor 2 akan berputar. Sementara itu TDC dari timer terbuka sehingga
arus yang mengalir ke kontaktor 1 terputus menyebabkan kontaktor 1 tidak berpenguatan
sehingga motor pertama berhenti berputar.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada saat percobaan pada setiap motor
diperoleh:
Untuk motor 1
Is = 5 A
In = 3 A
Untuk motor 2
Is = 8 A
In = 6 A

Sehingga dapat ditentukan:


1. Kapasitas pemutus
M1 = 115% x In
= 115% x 5
= 5,57 A 6 A
M2 = 115% x In
= 115% x 6
= 6,9 A 10 A

2. Kapasitas pengaman hubung singkat


M1 = 250 % x In
= 250 % x 3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 43


= 7,5 A 10 A
M2 = 250 % x In
= 250 % x 6
= 15 A 16 A

3. KHA
M1 = 125 % In
= 125% x 3
= 3,75 A
M2 =125 % 6
= 125% x 6
= 7,5 A

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa motor 1 akan berputar jika tombol start ditekan dan motor 2 akan bekerja otomatis
sesuai waktu yang telah di-set pada timer dan saat itu juga motor 1 berhenti berputar.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 44


LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO
JOB 7
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL 1124040057
PENGASUTAN
FAKULTAS TEKNIK BINTANG DELTA KELOMPOK : XI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MOTOR INDUKSI 3 09-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol pengasutan bintang delta motor induksi
3 fase bekerja berurutan secara otomatis.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya pengasutan bintang delta motor induksi 3
fase bekerja berurutan secara otomatis.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan pengasutan bintang delta motor
induksi 3 fase bekerja berurutan secara otomatis.
4. Mampu membangun rangkaian pengasutan bintang delta motor induksi 3 fase bekerja
berurutan secara otomatis.
5. Mampu mengoperasikan kontrol pengasutan bintang delta motor induksi 3 fase
bekerja berurutan secara otomatis.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 45


6. Mampu menganalisis rangkaian pengasutan bintang delta motor induksi 3 fase
bekerja berurutan secara otomatis.

B. TEORI DASAR
Sistem kontrol start bintang-delta motor induksi tiga fasa merupakan salah satu
sistem kontrol dari sekian banyak sistem kontrol yang telah ada. Pada prinsipnya,
sistem kontrol start bintang-delta motor tiga fasa adalah salah satu sistem kontrol dalam
hal start awal motor, karena seperti yang telah diketahui bahwa arus start pada motor
sangatlah besar dan dapat menyebabkan kerusakan pada motor itu sendiri ataupun
peralatan lain yang ada pada motor dan terhubung dengan motor tersebut.
Arus start motor pada saat dihubung bintang jauh lebih lebih kecil
dibandingkan dengan arus start pada saat motor dihubung dalam rangkaian delta. Oleh
karena itu pertama motor dijalankan dalam hubungan bintang, hal ini dimaksudkan
karena arus start pada hubungan bintang jauh lebih kecil dibandingkan dengan arus
start pada hubungan delta, sehingga motor dapat bekerja dari putaran yang rendah
dengan arus start yang relatif kecil sebelum motor mencapai putaran dan arus
nominalnya.

Arus jala-jala motor 3 fasa dalam bintang besarnya sama dengan 1 kali arus
3
jala-jala motor dalam hubungan segitiga. Arus yang kecil dalam hubungan bintang dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan atau mengurangi arus start motor yang besar.
Oleh karena itu, motor yang diasut dengan hubungan bintang segitiga pada
waktu motor dijalankan selalu dalam hubungan bintang dahulu, baru kemudian setelah
motor berputar normal dihubungkan dalam segitiga. Selain itu, adanya arus yang kecil
maka penentuan besarnya pengaman rangkaian motor cukup dipasang sesuai dengan
arus nominalnya.
Motor 3 fasa dalam hubungan bintang segitiga yang dijalankan dengan
menggunakan 3 buah kontaktor.
1. Kontaktor utama main contactor (K1) adalah kontaktor yang menguhubungkan
motor dengan jala-jala.
2. Kontaktor bintang (K2) adalah kontaktor yang menguhubungkan singkat ujung-
ujung lilitan motor X,Y,Z dan U,V,W dalam sambungan bintang.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 46


3. Kontaktor segitiga (K3) adalah kontaktor yang menghubungkan lilitan motor
dalam sambungan segitiga

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
TOR
96

95
TOR
96

Stop

13 13
Start K1 K3
14 14

21
K3
22
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 47
Start/Stop
A1 A1

K1 K3

A2 A2

2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1 A1 A1
1 3 5 1 3 5 1 3 5
KU K KY
2 4 6 2 4 6 2 4 6
A2 A2 A2

TOR 1 TOR 2
95 95

96 96

Motor
3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 48


3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

95
TOR
96

Stop

Motor
3
Start
Stop/Start

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 49


D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah

6. Push Button 6 A/250 V 3 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 50


3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start 1 ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan sehingga kontak-kontak
dari kontaktor 1 akan bekerja. Kontak NO akan menutup dan NC akan membuka. Pada saat
itu juga arus dari NO kontaktor 1 yang tertutup mengalir ke koil kontaktor 2 sehingga
kontaktor 2 juga akan berpenguatan. Pada saat itu motor berputar dalam hubungan bintang.
Jika tombol start 2 ditekan maka NC dari start 2 akan memutuskan arus yang mengalir ke
kontaktor 2, dan NO dari start 2 akan menutup dan mengalirkan arus ke koil kontaktor 3
sehingga kontak-kontaknya bekerja.
Karena kotak bantu NC dari kontaktor 3 terhubung dengan kontaktor 2 maka pada
saat kontaktor 3 berpenguatan maka NC-nya akan memutuskan arus yang mengalir ke
kontaktor 2 sehingga kontaktor 2 tetap tidak bekerja meskipun tombol start 2 kembali pada
posisi semula, dan yang bekerja hanya kontaktor 1 dan kontaktor 3. Pada saat itu motor
berputar dalam hubungan delta.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada saat percobaan pada setiap motor
diperoleh:
Untuk motor 1
IsMY = 6,8 A
IsM = 11,7 A

Sehingga dapat ditentukan:


1. Kapasitas pemutus

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 51


MY = 115% x In
= 115% x 6,8
= 7,8 A 10 A
M = 115% x In
= 115% x 11,7
= 13,4 A 16 A
2. Kapasitas pengaman hubung singkat
MY = Is + (Is x 50%)
= 6,8 + {6,8 x (50/100)}
= 6,8 + 3,4 = 1,2 A 16 A
M = 11,7 + (11,7 x 50%)
= 11,7 + {11,7 x (50/100)}
= 11,7 + 5,85
= 17,55 A 20 A
3. KHA
MY = Is + (Is x 25%)
= 6,8 + {6,8 x (25/100)}
= 6,8 + 1,7
= 8,5 A
M = Is + (Is x 25 %)
= 11,7 + {11,7 x (25/100)}
= 11,7 + 2,9
= 14,6 A

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami menemukan adanya gangguan, yaitu kontaktor 1 dan
kontaktor 2 langsung mengunci sebelum tombol start ditekan. Penyebabnya dalah kontaktor 1
terhubung dengan NC dari tombol start sehingga arus mengalir ke kontaktor 1 tanpa menekan
tombol start.
Adapun penanganannya adalah memindahkan hubungan koil kontaktor 1 pada NO
dari tombol start.

H. KESIMPULAN

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 52


Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kontaktor 1 selalu berpenguatan selama rangkaian bekerja.
2. Kontaktor 2 dan kontaktor 3 tidak boleh bekrja bersamaan.
3. Jika yang bekerja adalah kontaktor 1 dan kontaktor 2 maka motor berputar dengan
rangkaian bintang.
4. Jika yang bekerja adalah kontaktor 1 dan kontaktor 3 maka motor berputar dengan
rangkaian delta.
5. Arus start pada motor pada rangkaian bintang lebih kecil dibandingkan arus start
motor pada rangkaian delta.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 JOB 8 KHOLIK PRASOJO


KONTROL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 1124040057
PENGASUTAN
FAKULTAS TEKNIK BINTANG DELTA KELOMPOK : XI
MOTOR INDUKSI 3
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR SECARA OTOMATIS 23-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 53


Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol pengasutan bintang delat motor induksi 3
fasa secara otomatis.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya pengasutan bintang delat motor induksi 3
fasa secara otomatis.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan pengasutan bintang delat motor
induksi 3 fasa secara otomatis.
4. Mampu membangun rangkaian pengasutan bintang delat motor induksi 3 fasa secara
otomatis.
5. Mampu mengoperasikan kontrol pengasutan bintang delat motor induksi 3 fasa secara
otomatis.
6. Mampu menganalisis rangkaian pengasutan bintang delat motor induksi 3 fasa secara
otomatis.

B. TEORI DASAR
Arus jala-jala motor 3 fase dalam hubungan bintang besarnya sama dengan 1/ 3 x
arus jala-jala motor dalam hubungan segitiga. Arus yang kecil dalam hubungan bintang dapat
dimanfaatkan untuk menurunkan atau mengurangi arus start motor yang besar.
Oleh karena itu, motor yang diasut dengan hubungan star delta pada waktu motor
dijalankan selalu dalam hubungan bintang dahulu, baru kemudian setelah motor berputar
normal dihubungkan dalam segitiga. Selain itu, adanya arus yang kecil maka penentuan
besarnya pengaman rangkaian motor cukup dipasang sesuai dengan arus nominalnya.
Motor 3 fasa dalam hubungan bintang segitiga yang dijalankan dengan
menggunakan saklar magnet, umumnya memakai 3 buah saklar magnet (3 buah kontaktor).
Fungsi dari masing-masing kontaktor adalah sebagai berikut :
Kontaktor utama main contactor (K1) adalah kontaktor yang menguhubungkan motor
dengan jala-jala.
Kontaktor bintang (K2) adalah kontaktor yang menguhubungkan singkat ujung-ujung
lilitan motor X,Y,Z dan U,V,W dalam sambungan bintang.
Kontaktor segitiga (K3) adalah kontaktor yang menghubungkan lilitan motor dalam
sambungan segitiga.
Untuk melakukan perubahan dari hubungan bintang ke delta (segitiga) secara
otomatis, dipergunakan relay penunda waktu atau timer. Dalam mengendalikan motor secara

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 54


otomatis, maka diperlukan Relay Penunda waktu (Timer Delay Relay). Relay penunda waktu
fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol dalam waktu tertentu dan
bekerja secara otomatis.
Hubungan bintang pada motor induksi mempunyai tujuan untuk mendapatkan
harga tegangan jala-jala yang kecil (normal) sedangkan hubungan delta bertujuan untuk
memperoleh arus jala-jala yang besar, sehingga pada saat motor berputar, putaran motor yang
terhubung delta akan lebih cepat dibandingkan dengan putaran motor pada saat terhubung
bintang.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
TOR
96

95
TOR
96

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 55


Stop

13 1 13
Start K1 DO K3
14 3 14

5
DC
8

A1 A1 2 A1

TR L
K1 K2 K3

A2 A2 7 A2

2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1 A1 A1
1 3 5 1 3 5 1 3 5
KU K KY
2 4 6 2 4 6 2 4 6
A2 A2 A2

TOR 1 TOR 2
95 95

96 96

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 56


3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 57


2
1 5
Timer
7 3 8

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 2 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 58


6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Timer 220-500 VAC/5A 1 buah

10. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpengauatan sehngga kontak-kontaknya
akan bekerja. Kontak NO akan menutup dan NC akan membuka. Ketika kontak bantu NO
menutup maka kontaktor 2 dan timer akan berpenguatan sehingga kontak-kontak dari
kontaktor akan bekerja. Pada saat itu motor berputar dengan rangkaian bintang. Selang waktu
yang telah diatur pada timer maka kontak TDO dari timer akan menutup dan kontak TDC-
nya akan memutuskan arus yang mengalir ke kontaktor 2 sehingga kontaktor 2 berhenti
berpenguatan. Sebaliknya kontaktor 3 yang terhubung dengan kontak TDO dari timer akan
berpenguatan. Pada saat motor akan berputar dengan rangkaian delta.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada saat percobaan pada setiap motor
diperoleh:
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 59
Untuk motor 1
IsMY = 6,8 A
IsM = 11,7 A
Sehingga dapat ditentukan:
1. Kapasitas pemutus
MY = 115% x In
= 115% x 6,8
= 7,8 A 10 A
M = 115% x In
= 115% x 11,7
= 13,4 A 16 A
2. Kapasitas pengaman hubung singkat
MY = Is + (Is x 50%)
= 6,8 + {6,8 x (50/100)}
= 6,8 + 3,4 = 1,2 A 16 A
M = 11,7 + (11,7 x 50%)
= 11,7 + {11,7 x (50/100)}
= 11,7 + 5,85
= 17,55 A 20 A
3. KHA
MY = Is + (Is x 25%)
= 6,8 + {6,8 x (25/100)}
= 6,8 + 1,7
= 8,5 A
M = Is + (Is x 25 %)
= 11,7 + {11,7 x (25/100)}
= 11,7 + 2,9
= 14,6 A

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 60


Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa prinsip kerja kontrol pengasutan bintang-delta motor induksi 3 fasa secara otomatis
sama dengan prinsip kerja kontrol pengasutan bintang-delta motor induksi 3 fasa secara
manual. Yang membedakan adalah pada kontrol pengasutan bintang-delta motor induksi 3
fasa secara manual, untuk mengubah rangkaian dari bintang ke delta digunakan tombol tekan
secara manual. Sedangkan kontrol pengasutan bintang-delta motor induksi 3 fasa secara
otomatis, untuk mengubah rangkaian dari bintang ke delta digunakan relay penunda waktu
(timer).

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 61


LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO
JOB 9
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL START 1124040057
MOTOR LISTRIK
FAKULTAS TEKNIK KELOMPOK : XI
DENGAN TAHANAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR PRIMER 23-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol start motor listrik dengan tahanan primer.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya kontrol start motor listrik dengan tahanan
primer.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol start motor listrik dengan
tahanan primer.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol start motor listrik dengan tahanan primer.
5. Mampu mengoperasikan kontrol start motor listrik dengan tahanan primer.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol start motor listrik dengan tahanan primer.

B. TEORI DASAR
Motor yang bekerja dengan diberikan tahanan pada sisi primernya. Motor arus
bolak-balik diklasifikasikan dengan dasar prinsip pengoperasian sebagai motor induksi atau
motor sinkron. Motor induksi AC adalah motor yang paling sering digunakan karena motor
ini relative sederhana dan dapat dibuat dengan lebih mudah dibandingkan dengan yang lain.
Kecepatan motor induksi tergantung pada kecepatan sinkron dan beban yang harus
digerakkan. Motor induksi pada dasarnya adalah transformator dimana stator adalah primer
dan rotor yang dihubung singkat adalah sekunder. Arus tanpa beban sama dengan arus
penguatan pada transformator. Jadi, motor induksi tersusun atas komponen kemagnetan yang
menimbulkan gaya tolak dan sedikit komponen aktif yang mensuplay kerugian angin dan
gesekan pada rotor, ditambah kerugian pada stator. Pada saat induksi sebelum berputar antara
kumparan rotor dengan kumparan stator akan terjadi suatu aksi transformasi. Jadi bila
statornya disambung dengan jala-jala, arus akan berputar pada kumparan rotor dan akan
dibangkitkan dengan kumparan induksi.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 62


Untuk jenis motor sangkar yang kumparannya dihubung singkat. Sehingga pada
saat disambung dengan jala-jala akan terjadi seperti yang terjadi pada transformator yang
sekundernya terhubung singkat (pada waktu motor belum berputar) sehingga arus jala-jala
menjadi besar.
Dengan besarnya arus mula jalan (arus start) akan menjadi masalah bagi alat
pengaman motor. Agar pengamannya dapat dipasang sesuai dengan arus nominal motor,
maka dapat dilakukan dengan mengatur tegangan yang dihubungkan dengan statornya. Salah
satu cara untuk menahan arus mula jalan (arus start) adalah dengan menggunakan saklar start
delta. Selain itu pada beberapa cara untuk mengurasi arus mula jalan yaitu dengan sistem
menggunakan tahanan (resistor) atau menggunakan auto trafo atau dengan menggunakan
tahanan motor untuk motor rotor lilit.
Untuk menggunakan resistor sering disebut dengan sistem tahanan stator karena
tahanannya terhubung seri dengan stator motor. Untuk mengoperasikannya dengan
menggunakan kontaktor magnetic dengan timer switch (penunda waktu).
Motor induksi 3 fasa sering digunakan di industri sebagai tenaga penggerak. Untuk
membalik arah putaran motor jenis ini hanya dengan menukar 2 fasanya saja. Misalnya fasa
R dan fasa S sedangkan fasa T tetap. Arah putaran motor dapat dilihat menghadap puli
porosnya, akan berputar ke kanan jika terminal U dihubungkan dengan R, terminal V
dihubung dengan S dan terminal W dihubungkan dengan T.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
OL
96
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 63
Stop

13 1 13 1 13
Start K1 T1 K2 T2 K3
14 3 14 3 14

21 21
K2 K3
22 22

A1 2 A1 2 A1

TR1 TR2
K1 K2 L1 K3 L2

A2 7 A2 7 A2

2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1 A1 A1
1 3 5 1 3 5 1 3 5
K1 K2 K3
2 4 6 2 4 6 2 4 6
A2 A2 A2

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 64


Motor
3

3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 65


2 Timer 2
1 5 1 5 L1

7 3 8 7 3 8
Timer2
L2

D. ALAT DAN BAHAN


3. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

4. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 66


3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 2 buah

6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Timer 220-500 VAC/5A 2 buah

10. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpengauatan. Pada saat kontak bantu
NO dari kontaktor 1 tertutup maka arus akan mengalir ke koil timer 1 sehingga timer 1 juga
akan berpenguatan. Pada saat itu motor berputar berputar dengan dibebani 2 buah tahanan
primer. Selang waktu yang telah di-set pada timer 1, kontak TDO dari timer 1 akan menutup
sehingga arus akan mengalir ke kontaktor 2 dan juga ke timer 2 sehingga kontaktor 2 dan
timer 2 juga akan berpenguatan. Pada saat itu motor akan berputar dengan 1 buah beban
primer. Selang waktu yang telah di-set pada timer 2, maka kontak TDO dari timer 2 akan
menutup sehngga arus akan mengalir ke kontaktor 3. Kontaktor 3 berpenguatan sehingga

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 67


kontak-kontaknya akan bekerja. Kontak bantu NC dari kontaktor 3 akan memutuskan arus
yang mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berhenti berpenguatan, begitupun
dengan kontaktor 2 sehingga yang bekerja hanya kontaktor 3. Pada saat itu motor berputar
tanpa beban primer.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini terdapat gangguan, yaitu kontaktor 3 tidak dapat bekerja.
Penyebabnya dalah timer 2 tidak berfungsi dengan baik karena rusak. Adapun penanganannya
adalah dengan mengganti timer yang rusak dengan timer yang baik.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa semakin besar tahanan primer yang diberikan pada motor maka putaran motor juga
akan semakin lambat. Sebaliknya semakin kecil tahanan primer yang diberikan pada motor
maka putaran motor akan semakin cepat.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 68


LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 JOB 10 KHOLIK PRASOJO
KONTROL
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 1124040057
PENGASUTAN
FAKULTAS TEKNIK MOTOR LISTRIK KELOMPOK : XI
DENGAN TAHANAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR SEKUNDER 30-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol pengasutan motor induksi 3 fasa dengan
tahanan sekunder.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya kontrol pengasutan motor induksi 3 fasa
dengan tahanan sekunder.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol pengasutan motor induksi 3
fasa dengan tahanan sekunder.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol pengasutan motor induksi 3 fasa dengan
tahanan sekunder.
5. Mampu mengoperasikan kontrol pengasutan motor induksi 3 fasa dengan tahanan
sekunder.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol pengasutan motor induksi 3 fasa dengan
tahanan sekunder.

B. TEORI DASAR
Menjalankan motor 3 fasa dengan menggunakan rotor belitan mempunyai arus start
yang besar. Untuk itu menjalankan kumparan rotornya (lebih-lebih pada waktu berbeban)

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 69


tidak boleh dihubung singkatkan secara langsung. Hal ini dapat mengakibatkan semua alat
pengaman akan mengalami kerusakan karena arus startnya yang besar.
Untuk mengatasi hal tersebut, pada saat start tahanan rotornya harus diperbesar
dengan menambah tahanan pengasut yang dihubungkan seri dengan kumparan rotor. Dengan
demikian arus-arus asut akan rendah dengan cos phi tetap naik. Kopel asut akan berbanding
dengan cos phi dan arus walaupun arus asut kecil kopel asutnya tetap naik. Keuntungan lain
dari cara ini, energi slip akan disalurkan di luar motor sehingga motor tidak panas.
Adapun dalam pengoperasiannya sama halnya dengan menggunakan primary resistor
yaitu menggunakan kontaktor magnet dan penunda waktu (timer). Fungsi dari masing-masing
kontaktor dan timer adalah :
1. Kontaktor utama (K1) adalah kontaktor yang menghubungkan motor dengan jala-jala
yang dibebani oleh 2 buah tahanan pada masing-masing fasa.
2. Kontaktor (K2) adalah kontaktor yang menghubungkan motor dengan jala-jala yang
dibebani oleh 1 buah tahanan pada masing-masing fasa.
3. Kontaktor (K3) adalah kontaktor yang menghubungkan motor dengan jala-jala tanpa
tahanan sekunder.
4. Timer berfungsi sebagai alat penunda waktu.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
OL
96

Stop

13 1 1 13
Start K1 T1 T2 K3
14 21 3 3 14
K3
22

A1 2 A1 2 A1

TR1 TR2
K1 L1 K2 L2 K3 L3
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 70
A2 7 A2 7 A2
N

2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1 A1 A1
1 3 5 1 3 5 1 3 5
KU K KY
2 4 6 2 4 6 2 4 6
A2 A2 A2

TOR
95

96

Motor
3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 71


3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

2 Timer 2
1 1 5

7 3 L1
7 3 8
Timer2

95
TOR L1
96

Stop

Motor
L2
3
Start

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 72


No. Nama alat Spesifikasi Jumlah
1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 2 buah

6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Timer 220-500 VAC/5A 2 buah

10. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 73
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan. Pada saat kontaktor 1
berpenguatan kontak bantu NO dari kontaktor 1 akan menutup sehingga arus akan mengalir
ke koil timer 1 sehingga timer 1 juga akan berpenguatan. Pada saat itu motor akan berputar
dengan dibebani oleh 2 buah tahanan sekunder yang terhubung seri pada masing-masing
fasanya. Selang waktu yang telah di-set pada timer 1 maka kontak TDO dari timer 1 akan
menutup sehingga arus akan mengalir ke kontaktor 2 sehingga kontaktor 2 dan timer 2 akan
berpenguatan. Pada saat itu motor akan berputar dengan 1 buah beban sekunder pada setiap
fasanya. Selang waktu yang telah di-set pada timer 2, maka kontak TDO dari timer 2 akan
menutup sehingga arus akan mengalir ke kontaktor 3 sehingga kontaktor 3 akan
berpenguatan. Kontak bantu NC dari kontaktor 3 akan memutuskan arus yang mengalir ke
kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berhenti berpenguatan, begitupun dengan kontaktor 2
dan yang bekerja hanya kontaktor 3. Pada say itu motor berputar dengan tanpa dibebani oleh
tahanan sekunder.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa semakin besar tahanan sekunder yang diberikan pada motor maka putaran motor pada
saat start begitu cepat sehingga arus startnya tidak terlalu tinggi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar tahanan motor maka arus start motor akan semakin kecil.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 74


LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO
JOB 11
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL 1124040057
PENGEREMAN
FAKULTAS TEKNIK PLUGGING MOTOR KELOMPOK : XI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR INDUKSI 3 30-10-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol pengereman plugging motor induks 3
fasa.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya kontrol pengereman plugging motor induks
3 fasa.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol pengereman plugging motor
induks 3 fasa.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 75


4. Mampu membangun rangkaian kontrol pengereman plugging motor induks 3 fasa.
5. Mampu mengoperasikan kontrol pengereman plugging motor induks 3 fasa.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol pengereman plugging motor induks 3 fasa.

B. TEORI DASAR
Pengereman secara mendadak (plugging) adalah pengereman yang memanfaatkan
pebalikan arah putaran motor.Motor yang sedang berputar akan direm dengan cara membalik
salah satu hubungan fasanya sehingga menimbulkan arah putaran motor yang berlawanan
dengan arah putaran sebelumnya, akibatnya motor akan berhenti. Kekurangan pengereman ini
apabila salah satu sekering putus maka motor tiga fasa masih tetap berputar sebagai motor
satu fasa sehingga motor tidak dapat direm.
Prinsip kerja pengereman secara plugging adalah apabila tombol start ditekan,
kemudian kontaktor1 bekerja maka motor akan bekerja dengan arah putaran yang sesuai
dengan arah putaran jarum jam. Untuk pengeramannya maka harus menekan tombol rem yang
dengannya akan memutuskan sumber tegangan dengan kontaktor1 dan menghubungkannya
dengan kontaktor2, dimana salah satu fasa yang dihubungkan dari kontaktor2 kemotor dibalik
sehingga mengakibatkan motor akan merubah arah putarannya. Apabila tombol rem
dilepaskan maka proses pengereman dihentikan dan motorpun akan berhenti bekerja.
Agar pengereman secara plugging dapat bekerja otomatis disertai dengan ketelitian
waktu pengereman yang tepat maka dapat digunakan relay penunda waktu (timer). Relay
adalah sakelar yang bekerja berdasarkan elektromagnet. Prinsip kerja pengereman secara
plugging otomatis hampir sama dengan pengereman secara plugging manual hanya saja pada
pengereman secara plugging otomatis ini waktu pengereman ditentukan dengan timer.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol
R

MCB

95
OL
96

Start/Stop

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 76


13 21 41
Start K1 K1 K1
14 22 42

21
K2 41
22
K2
42
A1 A1

K1 L1 L2 K2 L3

A2 A2

2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1 A1
1 3 5 1 3 5
K1 K2
2 4 6 2 4 6
A2 A2

TOR
95

96

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 77


Motor
3

3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2

95
TOR
96
L1

L2
Motor 3
fasa Start/Stop
Start L3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 78


D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 2 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah

6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 79


2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan sehingga kontak-kontaknya
akan bekerja. Pada saat itu motor akan berputar. Jika tombol stop ditekan, kontak NO dari
tombol stop akan mengalirkan arus ke kontaktor 2 sementara kontak NC-nya akan
memutuskan arus yang mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 tidak berpenguatan lagi.
Pada saat tombol stop ditekan, kontak NO akan mengalirkan arus ke kontaktor 2 selama
tombol masih ditekan. Akan tetapi kontaktor 2 menghubungkan motor dengan arus jala-jala
dengan salah satu fasanya terbalik sehingga pada saat kontaktor 2 berpenguatan maka motor
akan berbalik arah putaran secara tiba-tiba kemudian pada saat tombol stop dilepas maka arus
akan berhenti mengalir ke rangkaian sehingga motor akan berhenti berputar.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pengereman secara plugging dilakukan dengan cara membalik arah putaran motor
secara tiba-tiba yang dilakukan dengan membalik salah satu fasa dari rangkaian.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 JOB 12 KHOLIK PRASOJO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL 1124040057
PENGEREMAN
FAKULTAS TEKNIK DINAMIK (DC) KELOMPOK : XI

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 80


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MOTOR INDUKSI 3 06-11-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol pengereman dinamik (DC) motor induksi
3 fasa.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya kontrol pengereman dinamik (DC) motor
induksi 3 fasa.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol pengereman dinamik (DC)
motor induksi 3 fasa.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol pengereman dinamik (DC) motor induksi 3
fasa.
5. Mampu mengoperasikan kontrol pengereman dinamik (DC) motor induksi 3 fasa.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol pengereman dinamik (DC) motor induksi 3
fasa.

B. TEORI DASAR
Pengereman dinamik 3 fasa dilakukan dengan jalan memberikan penguatan pada
statornya dengan arus searah. Apabila hubungan motor 3 fasa dengan jala-jala dibuka maka
motor 3 fasa dihubungkan dengan sumber arus searah (DC).
Proses pengeremannya adalah pada saat tobol rem ditekan maka kontaktor1 yang
menghubungkan motor 3 fasa dengan jala-jala kehilangan penguatannya dan kontaktor 2 yang
juga terhubung dengan motor 3 fasa dengan sumber DC berpenguatan sehingga kontak-
kontaknya bekerja akibatnya motor 3 fasa terhubung dengan sumber DC dan terjadilah
pengereman.
Sumber arus searah didapat dari pengereman setengah gelombang yang diisikan
melalui sebuah kapasitor pada saat motor 3 fase itu dihubungkan. Apabila hubungan motor 3
fase dengan jala-jala dibuka (OFF) maka kapasitor itu akan mengeluarkan arus searah pada
kumparan stator sehingga berpenguatan. Walaupun tahanan stator kecil dan arus permulaan
yang dikeluarkan oleh kapasitor besar, tetapi waktu pemberian arus hanya berlangsung
beberapa detik, sehingga tidak akan timbul panas pada lilitan statornya dengan kata lain stator
tetap aman. Perlu diingat bahwa waktu pengisian dan pengosongan kapasitor itu hanya 5 kali
time Constant (5t).

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 81


C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol
R

MCB

95
OL
96

Start/Stop

13 21
Start K1 K1
14 22

21
K2
22

A1 A1

K1 L1 K2 L2

A2 A2
R

2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB
PS 24 VDC
+ -

A1 A1
1 3 5 1 3 5
K1 K2
2 4 6 2 4 6
PRAKTEK INSTALASI
A2
LISTRIK II A2
82
Motor
3

3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

MCB 3

+ -
MCB

A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 83


D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 84


2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 2 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah


6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 2 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

10 Power Suply DC 24 V 1 buah

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan. Pada saat itu motor akan
berputar. Jika tombol stop ditekan maka kontak NC dari-nya akan memutuskan arus yang
mengalir ke kontaktor 1 sedangkan kontak NO-nya akan mengalirkan arus ke kontaktor 2.
Kontaktor 2 berpenguatan dan rangkaian akan terhubung dengan power supply DC. Pada saat
itu motor akan berhenti berputar dan sisa-sisa putaran motor akan ditahan oleh supply
tegangan DC dari power supply DC.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 85


G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa semakin besar tegangan yang diberikan pada kontaktor 2 maka pengereman motor
akan semakin kuat.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO


JOB 13
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL 1124040057
PEMBALIKAN ARAH
FAKULTAS TEKNIK KELOMPOK : XI
PUTARAN MOTOR
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR INDUKSI 3 FASA 06-11-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol pembalikan arah putaran motor induksi 3
fasa.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya kontrol pembalikan arah putaran motor
induksi 3 fasa.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol pembalikan arah putaran
motor induksi 3 fasa.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol pembalikan arah putaran motor induksi 3 fasa.
5. Mampu mengoperasikan kontrol pembalikan arah putaran motor induksi 3 fasa.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol pembalikan arah putaran motor induksi 3 fasa.

B. TEORI DASAR
Pengaplikasian pembalikan arah putaran motor 3 fasa sangat banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam dunia industri sekarang ini. Adapun contoh

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 86


penggunaan pembalikan arah putaran motor 3 fasa pada dunia industri yaitu dapat ditemukan
pada mesin-mesin conveyor, fork lift, belt elevator, dan mesin crain.
Kontrol pembalikan arah putaran motor 3 fasa adalah sistem kontrol yang pada
prinsipnya hanya membalikkan sumber fasa. Pembalikan arah putaran motor 3 fasa dapat
dilakukan secara manual maupun secara otomatis. Pembalikan arah putaran motor 3 fasa
secara manual biasanya menggunakan tombol tekan (push button), sedangkan dalam
pengontrolan pembalikan arah putaran motor 3 fasa yang dijalankan secara otomatis dapat
dilakukan dengan menggunakan relay penunda waktu (time relay).

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
OL
96

Stop

13 13 41
Start 1 K1 K2 K1
14 14 42

21 21
Start 2 K1 K2
22 22

A1 A1

K1 L1 K2 L2 L3

A2 A2
PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 87
N
2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1 A1
1 3 5 1 3 5
K1 K2
2 4 6 2 4 6
A2 A2

TOR
95

96

Motor
3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 88


3. Rangkaian pengawatan
R
S
T
N

MCB 3

MCB

A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2

95
TOR
96

Stop
Motor 3
fasa
Start Start/Stop L1

L2

L3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 89


D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 2 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah

6. Push Button 6 A/250 V 3 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 90


6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start 1 ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan sehingga kontak-kontaknya
akan bekerja. Pada saat itu motor akan berputar kea rah tertentu. Jika tombol start 2 ditekan
maka kontak NC-nya akan memutuskan arus yang mengalir ke kontaktor 1 sehingga
kontaktor 1 akan berhenti berpenguatan. Sementara itu kontak NO dari tombol start 2 akan
mengalirkan arus ke kontaktor 2 yang menghubungkan motor dengan arus jala-jala dengan
salah satu fasanya ditukar. Pada saat itu motor akan berputar dengan arah putaran yang
berlawanan dengan arah putaran sebelumnya.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa untuk membalik arah putaran motor dapat dilakukan dengan membalik salah satu fasa
pada rangkaian motor.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO


JOB 14
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL 1124040057
PEMBALIKAN ARAH
FAKULTAS TEKNIK PUTARAN MOTOR KELOMPOK : XI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR KAPASITOR 13-11-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 91


Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol pembalikan arah putaran motor kapasitor.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya ian kontrol pembalikan arah putaran motor
kapasitor.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan ian kontrol pembalikan arah putaran
motor kapasitor.
4. Mampu membangun rangkaian ian kontrol pembalikan arah putaran motor kapasitor.
5. Mampu mengoperasikan ian kontrol pembalikan arah putaran motor kapasitor.
6. Mampu menganalisis rangkaian ian kontrol pembalikan arah putaran motor kapasitor.

B. TEORI DASAR
Motor 1 fasa adalah motor yang hanya menggunakan satu sumber fasa dan satu
sumber netral. Adapun jenis motor yang digunakan salah satunya dapat dibedakan dari jenis
penggunaan arus listriknya. Motor 1 fasa ada yang menggunakan arus searah (DC) dan ada
pula yang menggunakan arus bolak-balik (AC). Untuk jenis motor 1 fasa yang menggunakan
suplay arus DC, untuk pembalikan arah putarannya hanya dengan cara membalikkan sumber
suplaynya saja.

Lain halnya dengan motor 1 fasa yang menggunakan suplay arus AC, tidak semua
motor 1 fasa dengan suplay AC dapat dibalikkan arah putarannya, akan tetapi untuk jenis
motor kapasitor hal tersebut dapat dimungkinkan, oleh karena motor kapasitor menggunakan
kapasitansi (kapasitor). Adapun pengaplikasian penggunaan pembalikan arah putaran motor
kapasitor yaitu dapat ditemukan pada kontrol pintu pagar otomatis, garasi dan pada dunia
industri.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol

MCB

95
TOR
96

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 92

Stop
2. Rangkaian daya

F N

MCB/NFB

A1
1 3
K1
2 4
A2

TOR
95

PRAKTEK INSTALASI
96 LISTRIK II 93

- K3
3. Rangkaian pengawatan

F
N

MCB

MCB

A1 A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 94


Start/stop
95
TOR
96

Stop
Start

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah
3. MCB 1 6 A/240 V 2 buah

4. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah

5. Push Button 6 A/250 V 3 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 95


6. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 dan kontaktor 2 akan berpenguatan dan motor
akan berputar dengan arah putar searah jarum jam (forward). Untuk mengubah arah putaran
motor berlawanan dengan arah putaran jarum jam (reverse), maka tombol Start 2 ditekan
sehingga kontaktor 1 dan kontaktor 3 akan berpenguatan, sedangkan kontaktor 2 akan
terputus sehingga kontaktro 2 tidak berpenguatan.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 96


Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pembalikan arah putaran motor kapasitor dapat dilakukan dengan membalik urutan
pemasangan fasanya.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO


JOB 15
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 1124040057
KONTROL MOTOR
FAKULTAS TEKNIK INDUKSI 3 DUA KELOMPOK :II
KECEPATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 13-11-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol motor Induksi 3 fase dua kecepatan.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya kontrol motor Induksi 3 fase dua kecepatan.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol motor Induksi 3 fase dua
kecepatan.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol motor Induksi 3 fase dua kecepatan.
5. Mampu mengoperasikan kontrol motor Induksi 3 fase dua kecepatan.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol motor Induksi 3 fase dua kecepatan.

B. TEORI DASAR
Mesin induksi 3 fase sangat kuat dan cirinya yang bebas kerusakan karena
kesederhanaan ; merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan untuk pemakaian
industri. Di sini hanya terdapat 3 bagian penting yaitu : gulungan stator dan rotor sangkar
hubung singkat (squirrel cage). Dalam hal pengontrolan motor dengan dua kecepatan, motor
yang digunakan adalah motor dahlander.

Motor dahlander adalah motor dengan 2 putaran atau lebih. Adanya 2 macam lilitan
yang terpisah menyebabkan motor 3 fasa untuk 2 macam putaran mempunyai ukuran yang

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 97


jauh lebih besar. Hal ini akan terlihat apabila dibandingkan dengan motor 3 fasa yang hanya
mempunyai 1 putaran dengan daya yang sama.

Pada motor dahlander kecepatan rendah hubungan yang digunakan adalah


hubungan segitiga (delta). Dengan hubungan ini jumlah kutub yang dihasilkan lebih banyak,
yang berarti putarannya akan rendah sedangkan pada motor dahlander kecepatan tinggi
hubungan yang digunakan adalah hubungan bintang (Y). Hubungan ini akan menghasilkan
pembentukan kutub yang lebih sedikit, sehingga akan diperoleh putaran motor yang lebih
tinggi

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol
R

MCB

95
OL
96

Stop

13 13 41
Start 1 K1 K2 K1
14 14 42

21 41
Start 2/Stop K1 K2
22 42

21
K2
22

A1 A1 A1

K1 L1 K2 K3 L2 L3

A2 A2 A2
R

2. Rangkaian daya

R S T

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 98


MCB/NFB

A1 A1 A1
1 3 5 1 3 5 1 3 5
K1 K2 K3
2 4 6 2 4 6 2 4 6
A2 A2 A2

TOR
95

96

Motor
3

3. Rangkaian pengawatan

R
S
T
N

PRAKTEK INSTALASI
MCB 3LISTRIK II 99

MCB
A1 A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

95
TOR
96
Start1
L1

Stop Start2 L2

L3

Motor 3
fasa

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 100


5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 1 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah


6. Push Button 6 A/250 V 3 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan dan motor akan berputar

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 101


dengan putaran rendah. Setelah tombol Start 2 ditekan, maka arus pada kontaktor 1 akan
terputus dan menyebabkan kontaktor 1 kehilangan penguatannya karena adanya tombol NC
jogging pada kontaktor 1 dan sebaliknya arus listrik akan mengalir pada kontaktor 2 dan
menyebabkan kontaktor 2 berpenguatan. Pada saat yang bersamaan kontaktor 3 akan dialiri
arus listrik dan menyebabkan kontaktor 3 berpenguatan juga sehingga motor akan berputar
dengan kecepatan tinggi.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kontrol motor induksi 2 kecepatan dapat dilakkukan pada motor dahlander.

LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO


JOB 16
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO KONTROL PROTEKSI 1124040057
INDUKSI 3
FAKULTAS TEKNIK KELOMPOK : XI
TERHADAP
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR KEGAGALAN FASA 13-11-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol proteksi motor Induksi 3 fase terhadap
kegagalan fasa.
2. Mampu membuat gambar rangkaian daya kontrol proteksi motor Induksi 3 fase
terhadap kegagalan fasa.
3. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol proteksi motor Induksi 3 fase
terhadap kegagalan fasa.
4. Mampu membangun rangkaian kontrol proteksi motor Induksi 3 fase terhadap
kegagalan fasa.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 102


5. Mampu mengoperasikan kontrol proteksi motor Induksi 3 fase terhadap kegagalan fasa.
6. Mampu menganalisis rangkaian kontrol proteksi motor Induksi 3 fase terhadap
kegagalan fasa.

B. TEORI DASAR
Pada prinsipnya kontrol motor kegagalan fasa merupakan cara menjalankan
dengan start langsung yaitu motor secara langsung dihubungkan ke jaringan distribusi
tegangan rendah tanpa menurunkan tegangan awalnya terlebih dahulu, oleh karena itu
cara ini dikenal pula dengan cara start dengan tegangan penuh (Full Voltage Starting).
Kontrol motor dengan kegagalan fasa merupakan motor yang mempunyai sistem
kontrol DOL namun motor tidak dapat bekerja ketika salah satu dari fasanya terlepas
dan ketika salah satu fasanya hilang maka motor langsung berhenti bekerja.

C. GAMBAR KERJA
1. Rangkaian kontrol
R
S
T

MCB

95
OL
96

Stop

13
Start K1 MCB MCB
14

13
K2
14

13
K3
14

A1 A1 A1

K1 L1 K2 L2 K3 L3

A2 A2 A2

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 103


2. Rangkaian daya

R S T

MCB/NFB

A1
1 3 5 13 21
K
2 4 6 14 22
A2

TOR
95

96

Motor
3

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 104


3. Rangkaian pengawatan
R
S
T
N

MCB 3

MCB MCB
MCB

A1 A1 A1
1 3 5 13 21 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

95
TOR
96

L1 L2 L3

Stop Start

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 105


Motor 3
fasa

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah
5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Motor 3 1 Hp 1380 rpm 380/220 V 1 buah
2. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah
3. MCB 3 50 A/440 V 1 buah

4. MCB 1 6 A/240 V 3 buah

5. Thermal Overload Relay 19 A 1 buah


6. Push Button 6 A/250 V 2 buah

7. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

8. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

9. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 106


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat rangkaian daya.
6. Memasang motor pada rangkaian.
7. Menghubungkan rangkaian dengan sumber 3 fasa.
8. Menjalankan rangkaian.
9. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan sehingga kontak-kontaknya
akan bekerja. Pada saat itu motor akan berputar. Jika salah satu fasa terputus maka araus yang
mengalir ke kontaktor 1 akan terputus sehingga kontaktor 1 tidak berpenguatan dan motor
akan berhenti berputar. Dengan demikian motor akan aman dari kegagalan fasa.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga motor akan berhenti bekerja.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kontrol proteksi motor induksi terhadap kegagalan fasa dapat dilakukan dengan
menghubungkan motor dengan kontak bantu kontakator yang terhubung langsung dengan
arus jala-jala.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 107


LABORATORIUM INSTALASI LISTRIK 2 KHOLIK PRASOJO
JOB 17
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO 1124040057
KONTROL TRAFFIC
FAKULTAS TEKNIK LIGHT (LAMPU LALU KELOMPOK : XI
LINTAS)
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 13-11-2012

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan :
1. Mampu membuat gambar rangkaian kontrol traffic light (lampu lalu lintas).
2. Mampu membuat gambar rangkaian pengawatan kontrol traffic light (lampu lalu lintas).
3. Mampu membangun rangkaian kontrol traffic light (lampu lalu lintas).
4. Mampu mengoperasikan kontrol kontrol traffic light (lampu lalu lintas).
5. Mampu menganalisis rangkaian kontrol traffic light (lampu lalu lintas).

B. TEORI DASAR
Di zaman yang modern sekarang ini, keperluan dan kesibukanpun bertambah padat
sehingga kebutuhan kendaraan untuk menjangkau suatu tempat secara cepat menjadi pilihan
sebagian besar manusia.
Seiring waktu, kendaraan di jalan raya semakin hari semakin banyak sehingga
kemacetan sudah tidak dapat dikendalikan. Maka dirancanglah pengontrolan semi otomatis
untuk lampu lalu-lintas (traffic light) untuk mengatur kendaraan sehingga kemacetan dapat
diminimalkan serta dapat dikendalikan dengan baik.
Fungsi dari masing-masing kotaktor dan timer adalah :
1. Kontaktor1 (K1) adalah kontaktor yang menyalakan lampu 1 dan penguatan pada
koil timer1 (T1)
2. Kontaktor2 (K2) adalah kontaktor yang menyalakan lampu 2 dan penguatan pada
koil timer2 (T2)
3. Kontaktor3 (K3) adalah kontaktor yang menyalakan lampu 3 dan penguatan pada
koil timer3 (T3).
4. Timer1 (T1) berfungsi untuk mengoprasikan Kontaktor2 (K2).
5. Timer2 (T2) berfungsi untuk mengoprasikan Kontaktor3 (K3).
6. Timer3 (T3) berfungsi untuk mengoprasikan Kontaktor1 (K1).

C. GAMBAR KERJA

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 108


1. Rangkaian kontrol
R

MCB

Stop

13 1 1 13 1 13
Start K1 T3 T1 K2 T2 K3
14 3 3 14 3 14

21 21 21
K2 K3 K1
22 22 22

A1 2 A1 2 A1 2 L3
TR1 TR2 TR3
K1 L1 K2 L2 K3

N A2 7 A2 7 A2 7

2. Rangkaian pengawatan

F
N

MCB

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 109


Stop 2 1 2 1 2 1
TR1 TR2 TR3

7 3 7 3 7 3

Start

A1 A1 A1
21
1 3 5 13 1 3 5 13 21 1 3 5 13 21
K1 K2 K3
2 4 6 14 22 2 4 6 14 22 2 4 6 14 22
A2 A2 A2

L1 L2 L3

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat

No. Nama alat Spesifikasi Jumlah


1 Tang Kombinasi 7/150 mm 1 buah
2 Tang Lancip 6/150 mm 1 buah
3 Tang Potong 6/150 mm 1 buah
4 Obeng Plus ( + ) 50 mm 1 buah

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 110


5 Obeng Min ( - ) 50 mm 1 buah
6 Test Pen 100 500 V 1 buah
7 Multimeter Sanwa CX 506 1 buah

2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1. Kontaktor magnet 10 A380/220 V 3 buah
2. MCB 1 6 A/240 V 1 buah
3. Push Button 6 A/250 V 2 buah

4. Papan Landasan 40 x 60 cm 1 buah

5. Lampu Indikator 5 A/250 V 3 buah

6. Timer 220-500 VAC/5A 1 buah

7. Kabel NYA 1,5 mm2 3 mater

E. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengetes seluruh peralatan dengan multimeter untuk memastikan peralatan dalam
kondisi baik.
3. Membuat rangkaian kontrol.
4. Mengetes rangkaian kontrol dengan menggunakan sumber 1 fasa.
5. Membuat analisis rangkaian.

F. ANALISIS RANGKAIAN
Jika rangkaian diberi arus listrik kemudian tombol start ditekan maka arus akan
mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 akan berpenguatan sehingga kontak-kontaknya
akan bekerja. Saat kontak bantu NO dari kontaktor 1 menutup maka arus akan mengalir ke
koil timer 1 sehingga timer 1 akan berpenguatan. Pada saat itu lampu 1 (hijau) menyala.
Selang waktu yang telah di-set pada timer 1 maka kontak TDO dari timer 1 akan
menutup sehingga arus akan mengalir ke kontaktor 2 sehingga kontaktor 2 akan
berpenguatan. Kontak bantu NO dari kontaktor 2 akan mengalirkan arus ke koil timer 2
sehingga timer 2 akan berpenguatan, sedangkan kontak bantu NC-nya akan memutuskan arus

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 111


yang mengalir ke kontaktor 1 sehingga kontaktor 1 tidak berpenguatan lagi. Pada saat itu
lampu 2 (kuning) menyala sedangkan lampu 1 (hijau) padam.
Selang waktu yang telah di-set pada timer 2 maka kontak TDO dari timer 2 akan
menutup sehingga arus akan mengalir ke kontaktor 3 sehingga kontaktor 3 berpenguatan.
Kontak bantu NO dari kontaktor 3 akan menglirkan arus ke koil timer 3 sehingga timer 3
berpenguatan, sedangkan kontak bantu NC-nya memutuskan arus yang mengalir ke kontaktor
2 sehingga kontaktor 2 tidak berpenguatan lagi. Pada ssat itu lampu 3 (merah) menyala
sedangkan lampu 2 (kuning) padam.
Selang waktu yang telah di-set pada timer 3 maka kontak bantu TDO dari timer 3
akan menutup sehingga arus mengalir ke kontaktor 1 dan koil timer 1 berpenguatan sehingga
keduanya bepenguatan. Kontak bantu NC dari kontaktor 1 akan memutuskan arus yang
mengalir ke kontaktor 3 sehingga kontaktor 3 tidak bepenguatan lagi. Pada saat itu lampu 3
(merah) padam dan lampu 1 (hijau) kemabli menyala. Begitu seterusnya lampau akan
menyala bergantian secara otomatis.
Jika tombol stop ditekan maka arus yang mengalir ke rangkaian akan terputus
sehingga semua lampu akan padam.

G. ANALISIS GANGGUAN
Pada percobaan ini kami tidak menemukan adanya gangguan dalam rangkaian.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan analisis rangkaian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pada kontrol lampu lalu lintas (traffic light), lampu akan menyala bergantian secara
otomatis.

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 112


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumya dapat disimpulkan bahwa dalam
perancangan dan pemasangan instalasi pengontrolan perlu diperhatikan beberapa hal, di
antaranya adalah perancangan instalasi pengontrolan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dalam kerja normal tidak membahayakan atau merusak, harus dipasang dengan baik
dan harus tahan terhadap kerusakan mekanis, termal, dan kimiawi.
Disamping itu, dalam pemasangan instalasi listrik perlu diperhatikan peralatan dan
bahan yang digunakan, yaitu harus sesuai dengan standar nasional, dan juga harus sesuai
dengan ketentuan persyaratan umum instalasi listrik (PUIL).Di samping itu perlu diperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) misalnya menggunakan baju praktek, menggunakan
alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.

B. SARAN
1. Kepada rekan mahasiswa

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 113


Adapun saran dari penulis adalah kami berharap pembaca dan rekan-rekan mahasiswa
khususnya para adik-adik tingkat kami nantinya agar menjaga lapooran ini agar
nantinya dapat dimanfaatkan sedapat mungkin oleh pembaca yang lain. Sehingga
laporan ini dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.

2. Kepada Dosen
Adapaun saran kami terhadap dosen-dosen pembimbing kami adalah mengingat
banyak peralatan praktikum yang sudah tidak berfungsi dengan baik maka kami sangat
berharap agar adanya pembenahan untuk peralatan dan bahan-bahan praktikum.
Karena mengingat pengalaman pada praktikum yang telah lalu, ada sebagian peralatan
yang tidak berfungsi dengan baik seperti misalnya timer yang tidak berfungsi dengan
baik, baut pada terminal kontaktor yang sudah aus, TOR yang sudah tidak berfungsi
dan sebaginya.

DAFTAR PUSTAKA

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 114


www.budipurwa.wordpress.com

http://ervan007.blogspot.com/2010/03/tdr-time-delay-relay-kontaktor-timer.html?m=1

http://elfizon24.files.wordpress.com/2011/09/instalasi-industri.ppt

http://k3titl-smknesaba.blogspot.com/2011/03/bagian-bagian-kontaktor-magnet.html

www.listrikpemakaian.wordpress.com

http://otosensing.blogspot.com/2010/09/blog-post.html

Wahyullah (Hasrul Bakri).2010.Laporan Lengkap Instalasi Listrik II.Pendidikan Teknik


Elektro FT UNM:Makassar

PRAKTEK INSTALASI LISTRIK II 115

Vous aimerez peut-être aussi