Vous êtes sur la page 1sur 129

LINGKARAN PEMECAHAN MASALAH EVALUASI PROGRAM

PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG (P2ML)


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA
PUTIH PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2017

Kelompok 1

Nadya Afiefa Putri 1102011189


Affy Syifarani 1102012008
Nindi Trisiawany 1102012194
R Agil Widjaya 1102012221
Revi Yunarni Syaray 1102012239
Robiah Al Adawiyah 1102012256

Pembimbing :
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN KESEHATAN


MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
OKTOBER 2017

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Lingkar Pemecahan Masalah Evaluasi Program yang berjudul


PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG (P2ML) DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH
PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2017 ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Oktober 2017

Pembimbing,

DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbilaalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan

atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis sehingga Laporan Lingkar Pemecahan Masalah Evaluasi Program dengan

judul PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG (P2ML) DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN CEMPAKA PUTIH

PERIODE JANUARI SEPTEMBER 2017 ini dapat diselesaikan dengan

baik. Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi

salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode Oktober -

November 2017. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai

salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu

Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara

holistik.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen

pembimbing, staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh

karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes dan Dr. Dian Mardhiyah, MKK,

selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga yang

telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat..

2. Dr. Yusnita, M.Kes, selaku kepala bagian dan staf pengajar Kepaniteraan
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.

iii
3. Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku koordinatior dan staf pengajar
Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas YARSI.
4. DR. Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku sekretaris dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
5. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku Bendahara dan staf pengajar
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
6. Dr. Citra Dewi, M.Kes, DipIDK, dr. Sugma Agung Purbowo, MARS,
DipIDK, M.PH, dr. Hj. Sophianita G.T. Aminy, MKK, PKK, selaku
staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
7. Drg. Ati Sukmaningsih, MKM selaku kepala Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih yang telah memberi masukan yang bermanfaat selama
berada di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.
8. Ibu. Murti selaku penanggung jawab kepaniteraan di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih.
9. Seluruh staf & tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih,
Jakarta Pusatyang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis
untuk kelancaran proses penulisan laporan ini.
10. Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.

iv
Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan baik dari segi materi maupun dari bahasa yang disajikan. Untuk itu

penulis mohon maaf atas segala kekhilafan, serta dengan tangan terbuka

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Jakarta, 27 Oktober 2017

Tim Penulis

v
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................... i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ......................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................... vii
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
BAB I: PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
Secara Geografis.............................................................. 2
1.1.2 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
Secara Demografi ............................................................ 4
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas .......................................... 9
1.1.3.1 Definisi Puskesmas .................................................. 9
1.1.3.2 Wilayah Kerja Puskesmas ........................................ 11
1.1.3.3 Pelayanan Kesehatan ................................................ 14
1.1.3.4 Visi Puskesmas ........................................................ 14
1.1.3.5 Misi Puskesmas ........................................................ 15
1.1.3.6 Strategi Puskesmas ................................................... 16
1.1.3.7 Fungsi Puskesmas .................................................... 16
1.1.3.8 Upaya Kesehatan Puskesmas ................................... 18
1.1.3.9 Peran Puskesmas ...................................................... 19
1.1.4 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 19
1.1.4.1 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Tujuan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih ...................................... 21
1.1.4.2 Tugas Pokok Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 23

vi
1.1.4.3 Fungsi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ........ 23
1.1.4.4 Sarana dan Prasarana................................................ 24
1.1.4.5 Sumber Daya Manusia ............................................. 27
1.1.4.6 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih ......................................................................... 30
1.1.4.7 Daftar Penyakit Terbanyak Januari Desember 2016
Di Kecamatan Cempaka Putih ................................. 32
1.1.5 Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) ........ 32
1.1.5.1 HIV/AIDS ................................................................ 33
1.1.5.2 Tuberkulosis ............................................................. 36
1.1.5.3 Hepatitis Virus ......................................................... 43
1.1.5.4 Infeksi Saluran Pernafasan Akut .............................. 45
1.1.5.5 Diare ......................................................................... 47
1.2 Identifikasi Masalah Program P2ML ...................................... 48
1.3 Rumusan Masalah Program P2ML ......................................... 50
BAB II: PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB
MASALAH ............................................................................... 52
2.1 Menetapkan Prioritas Masalah ................................................ 52
2.1.1 Non-Scoring Technique ................................................... 52
2.1.2 Scoring Technique ........................................................... 53
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah ...................... 88
2.3 Mencari Penyebab Masalah yang Paling Dominan ................. 92
BAB III: MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH 95
3.1 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah ........................... 95
3.2 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Cakupan Penderita
Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari September 2017
sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100% ..................... 97
3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Case Detection Rate

vii
TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari September 2017 sebesar 15,82%,
kurang dari target yaitu 100% ................................................ 98
BAB IV: RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH ............................. 100
4.1 Menyusun Rencana Usulan Kegiatan ...................................... 100
4.1.1 Angka Cakupan Penderita Pneumonia di Wilayah Kerja
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari
target yaitu 100%............................................................. 100
4.1.2 Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%............................................................. 103
4.2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan ............................. 105
BAB V: SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 112
5.1 Simpulan .................................................................................. 112
5.2 Saran .................................................................................. 113
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 114

viii
DAFTAR TABEL

1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih .................................... 3


1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih .............................. 4
1.3 Pertumbuhan Alamiah dan Mobilitas Penduduk ........................... 4
1.4 Gambaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ...................... 5
1.5 Gambaran Penduduk Menurut Agama .......................................... 6
1.6 Gambaran Penduduk Menurut Tenaga Kerja ................................ 6
1.7 Jumlah Rumah Penduduk Menurut Jenis Bangunan ..................... 7
1.8 Sarana Tempat Ibadah ................................................................... 8
1.9 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih ......... 8
1.10 Nama dan Alamat Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan Cempaka
Putih. .................................................................................. 21
1.11 Uraian Gedung Puskesmas di Kecamatan Cempaka Putih ........... 24
1.12 Ketenagakerjaan di Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih .... 27
1.13 Tenaga Non-Kesehatan.................................................................. 28
1.14 Tenaga PTT/Honorer/Kontrak ....................................................... 28
1.15 Incidence Rate HIV di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari September 2017 ....................................... 34
1.16 Jumlah Penemuan Kasus HIV yang Mendapat Pengobatan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 35
1.17 Data Kasus Suspek TB di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari September 2017 ................................................ 37
1.18 Angka Penjaringan Suspek TB di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari September 2017 ....................... 38
1.19 Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate/CDR) TB di
Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 39

ix
1.20 Proporsi Pasien TB BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 40
1.21 Angka Konversi (Concertion Rate) TB di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 41
1.22 Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) TB di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 42
1.23 Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 43
1.24 Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 44
1.25 Angka Kesakitan ISPA Non Pneumonia Balita di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 46
1.26 Jumlah Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 ...................................... 47
2.1 Skala pada Skor Emergency .......................................................... 55
2.2 Proxy yang Digunakan pada Parameter Emergency...................... 56
2.3 Penentuan Skor Emergency Terhadap Masalah Pengendalian
Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di Wilayah
Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
- September 2017 ........................................................................... 57
2.4 Skala pada Skor Greatest Member ................................................ 61

x
2.5 Penentuan Skor Greatest Member Terhadap Masalah Pengendalian
Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di Wilayah
Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
- September 2017.. ..................................................................... 62
2.6 Penentuan Range Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah
Penduduk. .................................................................................. 65
2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah
Penduduk. .................................................................................. 65
2.8 Penentuan Range Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas
Wilayah .................................................................................. 66
2.9 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah .... 66
2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan
Lintas Sektoral ............................................................................... 66
2.11 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan
Lintas Program .............................................................................. 67
2.12 Penentuan Score Expending Scope Program P2ML di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
- September 2017 ........................................................................... 68
2.13 Scoring Ratio Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk
Sasaran Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari September 2017 ....................... 71
2.14 Scoring Tenaga Kesehatan dengan Jumlah Penduduk
Sasaran Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari September 2017 ....................... 72
2.15 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari- September 2017. .............................................................. 72

xi
2.16 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017.............................................................. 73
2.17 Scoring Pelaksanaan SOP Terhadap kegiatan di Wilayah
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017.............................................................. 73
2.18 Penentuan Feasibility Score Program P2ML Terhadap Kegiatan
di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017.............................................................. 74
2.19 Scoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML
di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari September 2017 ................................................ 78
2.20 Penentuan Sarana Sosialisasi Kebijakan Pemerintah oleh
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ke Masyarakat Periode
Januari September 2017.............................................................. 78
2.21 Jenis Media Penyaluran ke Masyarakat Terhadap Kegiatan
Puskesmas di Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017.............................................................. 79
2.22 Penentuan Score Policy Program P2ML pada Puskesmas
di Wilayah Kerja Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017............................................................. 80
2.23 Penentuan Masalah Menurut Metode MCUA pada Evaluasi
Program P2ML di Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari September 2017 ................................................ 84
3.1 MCUA Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 97
3.2 MCUA Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode

xii
Januari September 2017. ............................................................. 99
4.1 Rencana Pemecahan Masalah untuk Angka Cakupan Penderita
Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari September 2017 ....................................... 101
4.2 Rencana Pemecahan Masalah untuk Angka Case Detection Rate
(CDR) TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari- September 2017. ................................................. 104
4.3 Gen Chart Angka Cakupan Penderita Pneumonia di Wilayah
Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari September 2017 .............................................................. 106
4.4 Gen Chart Angka Case Detection Rate (CDR) TB di Wilayah
Kerja Puskesmasse-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari- Maret 2017.......................................................... 109

xiii
DAFTAR DIAGRAM

1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ......... 31


1.2 Data Penyebaran Penyakit PKM Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari Desember 2016 ........................................ 32
2.1 Fishbone Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita
se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
September 2017 ............................................................................. 90
2.2 Fishbone Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja
se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
September 2017 ............................................................................. 91

xiv
DAFTAR GAMBAR

1.1 Peta Kecamatan Cempaka Putih .................................................... 3


1.2 Sistem Rujukan Puskesmas ........................................................... 19
1.3 Skema Puskesmas di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih .......... 21
1.4 Denah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih .............................. 26

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


nasional. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan
berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas
merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan
perorangan pada jenjang pertama.
Dalam era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang
kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi
dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan
sehingga derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan.
Diharapkan dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan
yang disampaikan Menteri Kesehatan yaitu menuju Indonesia Sehat 2025 dapat
segera tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menetapkan syarat-syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui
Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam
Surat Keputusan Gubernur No. 12 Tahun 2007.
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai salah satu unit pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK

1
Gubernur tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara
Individu maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut.
Melalui Visi dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih diharapkan pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Secara


Geografis

A. Letak Wilayah
Kecamatan Cempaka Putih adalah salah satu kecamatan yang berada
di wilayah Kotamadya Jakarta Pusat, memiliki wilayah seluas 4.7 KM2 yang
terbagi menjadi tiga Kelurahan, yaitu Kelurahan Cempaka Putih Timur,
Kelurahan Cempaka Putih Barat dan Kelurahan Rawasari. Jumlah Rukun
Warga di Kecamatan Cempaka Putih Sebanyak 30, sedangkan Rukun
Tetangga sejumlah 366 (Laporan Profil Kesehatan PKM Kecamatan Cempaka
Putih 2015).

B. Batas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih


Sebelah Utara : Wilayah RW 04 dan RW 09 Kelurahan Cempaka Putih
Barat
Sebelah Barat : Jl. Rawa Selatan, Jl. Mardani (Kecamatan Johar Baru)
Sebelah Selatan: Jl. Raya Percetakan Negara
Sebelah Timur : Sungai Cempaka Putih (Jembatan Serong)

2
Gambar 1.1 Peta Kecamatan Cempaka Putih

Sumber: Laporan Profil Kesehatan PKM Kecamatan Cempaka Putih 2016

C. Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Cempaka Putih terdiri atas Cempaka Putih
Barat, Cempaka Putih Timur, dan Rawasari, sebagai berikut:

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Cempaka Putih

Luas Wilayah Jumlah


Kelurahan Jumlah RT
(Ha) RW
Cempaka Putih Barat 121,87 13 151
Cempaka Putih Timur 222,06 8 106
Rawasari 124,75 9 109

Jumlah 468,75 30 366

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

Dilihat dari data pada tabel 1.1, Cempaka Putih Timur memiliki
wilayah sekitar 222.06 Ha dan merupakan wilayah terluas dibandingkan
dengan Cempaka Putih Barat dan Rawasari.

3
1.1.2 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Secara
Demografi

A. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Cempaka Putih sampai akhir bulan


Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Cempaka Putih

No Kelurahan Jumlah penduduk

1 Rawasari 24,024

2 Cempaka Putih Barat 37,476

3 Cempaka Putih Timur 24,052

Jumlah 85,551

Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah Cempaka Putih
Barat, Cempaka Putih Timur, dan Rawasari 2016

Jumlah penduduk di Kelurahan Cempaka Putih Barat dengan 37.476


penduduk merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan Kelurahan Cempaka
Putih Timur dan Kelurahan Rawasari. Disusul oleh Kelurahan Cempaka Putih
Timur dengan 25.052 penduduk dan Kelurahan Rawasari sebesar 24.024
penduduk.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Alamiah dan Mobilitas Penduduk

Lahir Mati Pindah Datang


No Kelurahan
L P L P L P L P
1 Cempaka Putih Barat 89 82 7 4 127 132 168 220
2 Cempaka Putih Timur 12 14 4 4 38 40 24 14
3 Rawasari 131 136 95 61 350 324 255 273
Jumlah 232 232 106 69 515 496 447 507
Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah Cempaka Putih
Barat, Cempaka Putih Timur dan Rawasari 2016

4
Keterangan: L: laki-laki, P: perempuan

Data pada tabel 1.3 menunjukkan bahwa kasus perpindahan terbanyak


didapat pada Kelurahan Rawasari dan kasus kedatangan didapat pada Kelurahan
Cempaka Putih Barat.

Tabel 1.4 Gambaran Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Kelurahan Jumlah
No Jenis Pendidikan
CPB CPT Rawasari Penduduk
1 Tidak Sekolah - 385 1.090 1.475
2 Tidak Tamat SD 158 4.388 523 5.069
3 Tamat SD/Sederajat 2.170 4.933 1.076 8.179
4 Tamat SLTP/Sederajat 2.809 7.558 1.945 12.312
5 Tamat SMU/Sederajat 19.103 6.886 759 26.748
6 Tamat Universitas/PT 3.410 1.963 158 5.531
Jumlah 27.650 26.113 5.551 59.314
Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah Cempaka Putih
Barat, Cempaka Putih Timur dan Rawasari 2016

Menurut data pada tabel 1.4, mayoritas penduduk di Kelurahan Rawasari


memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah dibandingkan dengan Kelurahan
Cempaka Putih Barat dan Timur. Dilihat berdasarkan jumlah penduduk di
Kelurahan Rawasari yang tidak sekolah sebesar 1.090 orang dan yang tamat
Universitas/PT hanya sebesar 158 orang. Sedangkan Kelurahan Cempaka Putih
Barat merupakan kelurahan yang lebih baik tingkat pendidikan pada penduduknya
dilihat dari tidak adanya penduduk yang tidak sekolah dan jumlah penduduk yang
tamat universitas/PT sebesar 3.410 orang.

5
Tabel 1.5 Gambaran Penduduk Menurut Agama

Jumlah Agama
No Kelurahan
Penduduk Islam Protestan Katolik Hindu Budha
1 Cempaka Putih 35.490 32.971 1.225 1.089 111 94
Barat
2 Cempaka Putih 25.335 14.555 4.762 3.111 1.667 1.240
Timur
3 Rawasari 16.164 14.585 323 1.169 116 7
Jumlah 76.989 62.111 6.310 5.369 1.894 1.341
Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah Cempaka Putih
Barat, Cempaka Putih Timur dan Rawasari 2016

Agama Islam merupakan agama terbanyak dari ketiga Kelurahan. Hal


tersebut dilihat dari jumlah penduduk yang memeluk agama Islam sebesar 62.111
penduduk.
Tabel 1.6 Gambaran Penduduk Menurut Tenaga Kerja

Kelurahan Jumlah
No Jenis Pencaharian
CPB CPT Rawasari Penduduk
1 Karyawan 6.099 6.294 3.312 15.705
2 Pedagang 9.156 2.915 398 12.469
3 Pegawai Negeri Sipil 2.567 4.891 2.389 9.856
4 TNI/Polri 1.710 41 25 1.776
5 Pensiunan TNI/Polri/PNS 3.385 2.954 881 7.220
6 Pertukangan 73 1.149 21 1.243
7 Lain-lain 111 6.323 3.407 9.841
Jumlah 23.110 24.567 10.433 58.110

Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah Cempaka Putih
Barat ,Cempaka Putih Timur, dan Rawasari 2016

Data pada tabel 1.6, terlihat penduduk di Kecamatan Cempaka Putih paling
banyak bekerja sebagai karyawan dengan total 15.705 penduduk.

B. Fasilitas Umum

6
Berikut ini merupakan data mengenai tempat tinggal, sarana tempat ibadah, dan
fasilitas kesehatan penduduk Kecamatan Cempaka Putih.

Tabel 1.7 Jumlah Rumah Menurut Jenis Bangunan

Kelurahan
NO Jenis Bangunan Jumlah
CPB CPT RAWASARI

2.992
1 Rumah Permanen 1.044 874
4.910

2 Rumah semi permanen 857 1.582 69 2.508

3 Rumah Biasa 54 807 - 861

4 Rumah susun 1 - - 1

5 Rusun Apartemen - - - -

Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah Cempaka
Putih Barat, Cempaka Putih Timur, dan Rawasari 2016

Mayoritas penduduk di Kecamatan Cempaka Putih bertempat tinggal di


rumah yang permanen dan semi-permanen berdasarkan jumlah masing-masing
yaitu 4.910 orang dan 2.508 orang. Di daerah Rawasari menyumbangkan nilai
terbesar dari rumah permanen sebesar 2.992 orang dibandingkan dengan wilayah
yang lain. Mayoritas penduduk Cempaka Putih Timur masih bertempat tinggal di
rumah yang semi-permanen.

7
Tabel 1.8 Sarana Tempat Ibadah

Tempat ibadah

No Kelurahan Majelis Klenteng/


Mushola Masjid Gereja
Talim Wihara

Cempaka Putih
1. 13 14 27 2 -
Barat

Cempaka Putih
2. 4 14 29 4 -
Timur

3. Rawasari 16 10 26 - -

Jumlah 33 38 82 6 -

Sumber: Laporan Tahunan Kantor Kecamatan Cempaka Putih dan Kantor Lurah Cempaka Putih
Barat, Cempaka Putih Timur, dan Rawasari 2016

Data pada tabel 1.8 mununjukkan bahwa masjid dan majelis talim
merupakan sarana tempat ibadah terbanyak dengan jumlah 38 masjid dan 82
majelis talim.
Tabel 1.9 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Rumah Sakit 3
2 Puskesmas 3
3 Pos Kesehatan 16
4 Balai Pengobatan 0
5 Apotik 3
6 Rumah/Toko Obat 0
7 Posyandu 16
8 Klinik KB 9
9 Karang Balita/Pos Penimbangan 9
10 PPKB 23
11 Panti Pijat 0
12 Laboratorium Klinik 2

8
Tabel 1.9 Fasilitas Kesehatan di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih
(lanjutan)
No Sarana dan Prasarana Jumlah
13 Tenaga Medis
Dokter Spesialis 0
Dokter Umum 10
Dokter Gigi 5
Sarjana Kesehatan 3
Bidan 17
Perawat 20
Perawat Gigi 1
Analisa Kesehatan 2
Nutrisionis 2
Apoteker 2
Assisten Apoteker 5
14 Rumah Bersalin 2
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

Dari data tabel 1.9 didapatkan bahwa fasilitas kesehatan di wilayah


Kecamatan Cempaka Putih terbanyak yaitu Pos Kesehatan sebanyak 16, Posyandu
sebanyak 16, dan PPKB sebanyak 23.
1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas
1.1.3.1 Definisi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) adalah salah satu sarana


pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes No. 75 tahun
2014).
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh puskesmas kepada
masyarakat mencakup perencanaan, pelaksanaaan, evaluasi, pencatatan,
pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem (Permenkes No.75 tahun 2014).

9
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan-
bedakan.
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta,
dimana dibicarakan upaya pengorganisasian sistem pelayanan kesehatan di tanah
air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang
menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan
sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri serta tidak berhubungan. Melalui
Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat
pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat
mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan
kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented)
berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah berubah
menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service
menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi
investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan bergeser
lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah (partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era
desentralisasi.
Menurut Permenkes no 75 tahun 2014 Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:

10
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu Hidup dalam lingkungan
sehat.
3. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.

1.1.3.2 Wilayah Kerja Puskesmas

Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada


kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan
karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan. Puskesmas
dikategorikan menjadi (Permenkes No.75 tahun 2014):
A. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan perkotaan sebagai
berikut:
- Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada sektor
non agraris, terutama industri, perdagangan, dan jasa.
- Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km, pasar radius
2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5 km, bioskop, atau hotel.
- Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki listrik.
- Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan


perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Memprioritaskan pelayanan UKM.
- Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
- Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat.
- Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.

11
- Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan dan
permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan masyarakat perkotaan.

B. Puskesmas Kawasan Pedesaan


Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan pedesaan sebagai
berikut:
- Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sektor
agraris.
- Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km, pasar, dan
perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius lebih dari 5 km, tidak
memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel.
- Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh persen).
- Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan


pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
- Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat.
- Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
- Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat perdesaan.

12
C. Puskesmas Kawasan Terpencil Dan Sangat Terpencil
Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan
karakteristik sebagai berikut:
- Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil,
gugus pulau, atau pesisir.
- Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan waktu lebih dari 6 jam,
dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang iklim atau cuaca.
- Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang tidak
stabil.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan


terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan kompetensi
tenaga kesehatan.
- Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan kompetensi dan
kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan bidan.
- Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan kearifan lokal.
- Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan pola
kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat terpencil.
- Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan.
- Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola gugus
pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
aksesibilitas.

Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi


tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu)
Puskesmas. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk dan aksebilitas.

13
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah
mendengar saran teknis dari kantor wilayah departemen kesehatan provinsi.

1.1.3.3 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :


- Promotif (peningkatan kesehatan)
- Preventif (upaya pencegahan)
- Kuratif (pengobatan)
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

1.1.3.4 Visi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas


adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan di masa depan
yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai mencakup empat indikator
utama, yaitu:
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk Kecamatan.
Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi
pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni, terwujudnya kecamatan sehat
yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah
kecamatan setempat.

14
1.1.3.5 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.


Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan,
yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan, menuju kemandirian
hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal
di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan
ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

15
1.1.3.6 Strategi Puskesmas

Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan


(Mubarak,2014) antara lain:
1. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh (comprehensive health care service).
2. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh (holistic
approach).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No.75 tahun 2014):
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

1.1.3.7 Fungsi Puskesmas


Menurut Permenkes No.75 tahun 2014. Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Masyarakat/UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Dalam menjalankan fungsinya, puskesmas berwewenang:
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat
dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama
dengan sektor lain terkait
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan danupaya
kesehatan berbasis masyarakat
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan

16
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.

2. Penyelenggaraan Unit Kesehatan Perorangan/UKP tingkat pertama di wilayah


kerjanya.
Dalam menjalankan fungsinya Puskesmas berwewenang:
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu
b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif
c) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat
d) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan pasien, petugas dan pengunjung
e) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja
sama inter dan antar profesi
f) Melaksanakan rekam medis
g) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan
h) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan
i) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama di wilayah kerjanya
j) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan.

17
3. Wahana pendidikan tenaga kesehatan
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara:
a) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
b) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
d) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas.

1.1.3.8 Upaya Kesehatan Puskesmas


Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan
kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara
terintegrasi dan berkesinambungan (Permenkes No. 75 tahun 2014).
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
1. Upaya kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan
b. Pelayanan kesehatan lingkungan
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d. Pelayanan gizi
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
2. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing puskesmas.
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat
c. Pelayanan satu hari (one daycare)
d. Home care

18
e. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

1.1.3.9 Peran Puskesmas


Konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis,
tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan
yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi
informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komperhensif
dan terpadu (Permenkes No.75 tahun 2014).

Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas

1.1.4 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih merupakan Puskesmas Pembina sesuai
dengan SK Gubernur tahun 1992 Puskesmas dengan tipe 1.350 m2 dengan tiga lantai dan
mempunyai Unit Rawat Inap Rumah Bersalin. Sedangkan 3 Puskesmas kelurahan masih
merupakan Puskesmas dengan tipe lama yaitu kurang dari luas standar bangunan 435 m2.
Puskesmas kecamatan beroperasi pada bulan Juli Tahun 1990 setelah terjadi pemisahan
wilayah dengan wilayah Kecamatan Johar Baru.
Sejak Bulan Maret Tahun 2001 Puskesmas ini ditetapkan melalui SK Gubernur
No.15 Tahun 2001 sebagai Puskesmas Swadana, kemudian pada tahun ini juga oleh

19
Gubernur DKI Jakarta semua puskesmas kecamatan harus membuka unit puskesmas
siaga selama 24 jam.
Sesuai dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor 2086/2006
Tanggal 28 Desember 2006 Tentang Penetapan 44 Puskesmas Kecamatan sebagai Unit
Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara bertahap, maka Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih sejak Tahun 2007 menjalankan keputusan tersebut.
Sejak bulan Mei 2015 Puskesmas Cempaka Putih pindah ke Puskesmas
Kelurahan Cempaka Putih Barat I yang terletak di Jl. Cempaka Putih Barat 19 No. 2 RT
07 RW 07, Kelurahan Cempaka Putih Barat, Kecamatan Cempaka Putih sesuai dengan
instruksi Ka Sudinkes Jakarta Pusat, dikarenakan gedung Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih yang berlokasi di jl. Rawa kerbau beralih fungsi menjadi RSUK
Kecamatan tipe D.
Puskesmas kecamatan di wilayah kecamatan Cempaka Putih yang membawahi 3
puskesmas kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Cempaka Putih. Seluruh
Puskesmas tersebut memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat
dilingkungan wilayah Kecamatan Cempaka Putih. Puskesmas di wilayah Kecamatan
Cempaka Putih tersebut seperti yang terdapat pada gambar dan tabel di bawah ini :

20
Gambar 1.3 Skema Puskesmas di wilayah Kecamatan Cempaka Putih
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016
Keterangan : Puskesmas Kecamatan
: Puskesmas Kelurahan

Tabel 1.10 Nama dan alamat Puskesmas Kelurahan Se-Kecamatan


Cempaka Putih

No Nama Puskesmas Alamat TELP


1 Jl. Cempaka Putih 4219548
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Barat 19 No. 2
2 Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Jl. Cempaka Putih 4256428
Barat II Barat II D/10 A
3 Puskesmas Kelurahan Rawasari Jl. Pramuka Sari I 4250858
10/08
Sumber: Laporan Tahunan PKM KecamatanCempaka Putih 2016

1.1.4.1 Visi, Misi, Kebijakan Mutu, dan Tujuan Puskesmas Kecamatan


Cempaka Putih
Dengan surat keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
No 15 Tahun 2001 tentang uji coba Puskesmas Kecamatan di Daerah Khusus
Ibukota DKI Jakarta sebagai unit swadana daerah maka Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih resmi menjadi Puskesmas Unit Swadana Kecamatan Cempaka
Putih terhitung mulai tanggal 14 Februari 2001.

21
Puskesmas Unit Swadana merupakan Puskesmas yang diberi wewenang
mengelola sendiri penerimaan fungsionalnya untuk keperluan operasional secara
langsung dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

A. Visi Puskesmas
Menjadikan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai Puskesmas
pilihan utama di DKI Jakarta.

B. Misi Puskesmas
Misi dari Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan SDM yang berkualitas dan kompeten secara berkelanjutan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan secara menyeluruh yang berorientasi pada
kebutuhan pelanggan.
3. Meningkatkan sarana dan prasarana yang aman, nyaman, dan berkualitas.
4. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan harmonis.
5. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektoral.

C. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu dari Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah
memberikan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada peningkatan
kepuasan pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan serta peraturan
terkait.

D. Tujuan Puskesmas
Secara umum, tujuan disusunnya laporan tahunan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran umum keberhasilan dan kegagalan program yang telah dilaksanakan
selama satu (1) tahun. Secara khusus, tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan sebuah perogram
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program
3. Untuk mengetahui pencapaian program kesehatan
4. Untuk mengetahui pencapaian indikator program
5. Untuk mengetahui tingkat penyerapan anggaran
6. Untuk mendapatkan bahan guna penyusunan perencanaan tahun berikutnya

22
1.1.4.2 Tugas Pokok Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Puskesmas kecamatan merupakan unit pelaksana teknik dinas kesehatan
yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian
puskesmas kelurahan, pengembangan upaya kesehatan, pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan di wilayah kerjanya.

1.1.4.3 Fungsi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


1. Puskesmas Kecamatan merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan, pengendalian
puskesmas kelurahan, pengembangan upaya kesehatan dan pendidikan di
wilayah kerjanya.
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian terhadap pengelolaan dan
pelayanan Puskesmas Kelurahan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis meliputi: loket, rekam medis, klinik
umum, ibu anak, KB, gigi, spesialis, konsultasi remaja, gizi, geriatri, klinik 24
jam, dan persalinan.
4. Rawat inap, laboratorium klinik, apotek, farmasi komunikasi, radiologi, optik,
serta klinik lainnya sesuai kebutuhan.
5. Mengkoordinasi temu lintas batas, lintas sektoral dalam penanggulangan
masalah kesehatan.
6. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang
meliputi Kader Kesehatan, Posyandu, Karang Wredha, dan lain-lain.

23
1.1.4.4 Sarana dan Prasarana
A. Gedung Puskesmas di Kecamatan Cempaka Putih
Tabel 1.11 Uraian Gedung Puskesmas di Kecamatan Cempaka Putih

Uraian Kec. Cempaka putih Kel. CPBII Kel. Rawasari

Luas tanah(m) 658 138 237

Luas bangunan (m) 632,46 196 237

Pembangunan Gedung 2011 1983 1984

Atap Genteng Genteng Genteng

Plafon Gypsum Gypsum Gypsum

Tembok Tembok Tembok


Dinding
Gypsum Keramik Keramik

Lantai Keramik Keramik Keramik

Pagar Besi Stainless Besi

WC 7 6 2

Listrik (watt) 23.000 16.500 3.500

Telephon ada ada ada

Internet ada ada ada

Air Pump PAM Pump

Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016


B. Alat transportasi
1. Lima buah sepeda motor di puskesmas kecamatan
2. Pada awal tahun 2004 menerima satu unit mobil ambulans Mitsubishi L 300
untuk operasional puskesmas
3. Tahun 2005 menerima satu unit mobil dinas Suzuki APV untuk operasional
puskesmas
4. Tahun 2014 menerima satu unit mobil ambulans KIA Travelo untuk operasional
puskesmas

C. Alat medis dan non medis


1. Peralatan laboratorium lengkap
2. Alat pemeriksaan khusus untuk kasus THT sudah dioprasikan

24
3. Alat audiometri untuk sementara belum bisa dioperasikan
4. Alat pemeriksaan empat unit EKG
5. Enam dental unit di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, dan masing-masing 1
unit di Puskesmas Kelurahan. (Dari 6 dental unit Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih, karena keterbatasan hanya bisa dioperasionalkan 5 dental unit)
6. Satu unit alat USG belum bisa dioperasikan karena belum ada SDM yang
memadai
7. Obat-obatan. (perencanaan obat-obatan disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing Puskesmas dengan melihat jumlah kunjungan pada tahun sebelumnya).

25
Gambar 1.4 Denah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih

Sumber : Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

26
1.1.4.5 Sumber Daya Manusia
Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Desember 2016 berjumlah 88 orang, dengan
perincian:

Tabel 1.12 Ketenagakerjaaan di Puskesmas Se-kecamatan Cempaka Putih


Tenaga PNS Tenaga Kesehatan

PUSKESMAS
PENDIDIKAN Kec. Kel. Kel. Rawasari Jumlah
Cemput CPB 1 CPT
S2 Kesmas 0 0 0 0 0
Spesialis 1 0 0 0 1
Dokter Umum 6 0 1 1 8
Dokter gigi 3 1 1 1 6
Perawat 4 0 2 0 6
S1 Apoteker 1 0 0 0 1
SKM 1 0 0 0 1
TENAGA KESEHATAN

D4 Kebidanan 0 0 0 0 0
Perawat 12 1 0 0 13
Kebidanan 3 2 2 2 9
Radiologi 2 0 0 0 2
D3 Akfis 1 0 0 0 1
Gizi 2 0 0 0 2
Kesling 1 0 0 0 1
Farmasi 0 0 0 0 0
Analis Kesehatan 1 0 0 0 1
Rekam Medis 0 0 0 0 0
D1 Gizi 2 0 0 0 2
D1 Kesling 0 0 0 0 0
Lain D1 Bidan 2 0 0 0 2
- SPK 1 0 0 0 1
lain SAA 0 0 0 1 1
SPRG 2 0 0 0 2
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

27
Tabel 1.13 Tenaga Non Kesehatan

Puskesmas
Pendidikan Kec. Kel Kel Kel Jumlah
Cemput CPB 1 CPB 2 Rawasari
Analis 0
1 0 0
Kesehatan 1
SPAG 0 0 0 0 0
Pek. Kes 1 1 0 0 2
Non Kesehatan

S 1 Adm 1 0 0 0 1
D 3 Komputer 0
0 0 0 0

Lai SLTA 3 0 0 0 3
n- SLTP 0 0 0 0 0
lain SD 0 0 0 0
JUMLAH 51 5 6 5 67
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

Tabel 1.14 Tenaga PTT/Honorer/Kontrak

PUSKESMAS
PENDIDIKAN Kec. Kel. Kel. Rawasari Jumlah
Cemput CPB1 CPB2
S2 Kesmas 0 0 0 0 0
Spesialis 0 0 0 0 0
TENAGA KESEHATAN

Dokter 4 1 0 0 5
S1 Dokter 1 0 0 0 1
gigi
Perawat 0 0 0 0 0
Apoteker 2 0 0 0 2
SKM 0 0 0 0 0
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

28
Tabel 1.14 Tenaga PTT/Honorer/Kontrak (lanjutan)

PUSKESMAS
PENDIDIKAN Kec. Kel. Kel. Rawasari JUMLAH
Cemput CPB1 CPB2
D4 Kebidanan 0 0 0 0 0

Perawat 4 0 0 1 5
Kebidanan 8 0 0 0 8
Radiologi 0 0 0 0 0
D3 Akfis 0 0 0 0 0
Gizi 0 0 0 0 0
TENAGA KESEHATAN

Kesling 0 0 0 0 0
Farmasi 0 1 0 0 1
Rekam 1 0 0 0 1
medik
Analis 1 0 0 0 1
Kesehatan
Lain- SPK 0 0 0 0 0
lain
SPRG 0 0 0 0 0
SAA 3 0 1 0 4
Analish 0 0 0 0 0
Kesh
SPAG 0 0 0 0 0

Pek Kes 0 0 0 0 0
S1 Adm 4 0 1 0 5
D3 Komputer 2 0 0 0 2
Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

29
Tabel 1.14 Tenaga PTT/Honorer/Kontrak (lanjutan)

PUSKESMAS
Kec. Kel. Kel. Rawasari Jumlah
PENDIDIKAN
Cemput CPB1 CPB2
Lain- SPK 0 0 0 0 0
TENAGA KESEHATAN

lain
SPRG 0 0 0 0 0
SAA 3 0 1 0 4
Analish 0 0 0 0 0
Kesh
SPAG 0 0 0 0 0
Pek Kes 0 0 0 0 0
S1 Adm 4 0 1 0 5
D3 Komputer 2 0 0 0 2
Lain- SLTA 7 1 0 1 9
lain
SLTP 0 0 0 0 0
SD 0 0 0 0 0
Jumlah 37 3 2 2 44

Sumber: Arsip Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

1.1.4.6 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


Stuktur organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih tahun 2016,
terdiri atas Kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang dibantu oleh Tata
Usaha, Satuan Pengawas Internal, seksi Kesehatan Masyarakat, seksi Pelayanan
Kesehatan dan bertanggung jawab terhadap Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih
Barat 1, Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat 2, dan Puskesmas Kelurahan
Rawasari. Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat terdiri dari Program Esensial yang
bertanggung jawab terhadap bagian Pomosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan-
DBD, KIA-KB, Gizi, P2M, Pelatihan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, serta
Program Pengembangan yang bertanggung jawab terhadap bagianKesehatan Jiwa,
Kesehatan Gigi Masyarakat-UKGS, Kesehatan Lansia. Seksi Upaya Kesehatan
Perorangan bertanggung jawab terhadap pelayanan rawat jalan, ruang bersalin,
farmasi, laboratorium, peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan, patient
safety, pengelolaan limbah medis, dan pemeriksaan jenazah.

30
Kepala Puskesmas

SPI (Satuan Pengawas Ka Subag TU


Internal)
UKM UKP Puskesmas
Kelurahan
Esensi Rawat Jalan
al Pengembangan

Promkes- RB
UKS Kesehatan
Jiwa Farmasi
Kesling-DBD
Kes. Gigi
Masyarakat Laboratorium
KIA-KB -UKGS
Peningkatan &
Kesehatan Penjaminan Mutu
Gizi Lansia Pelayanan

Patient Safety
Pencegahan &
Pengendalian Pengelolaan Limbah
Penyakit Medis
-IMS/HIV/PM Pemeriksaan
- PTM Jenazah
- Surveilans
Pel. Perawatan Kes.
Masyarakat

Diagram 1.1 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


Sumber: Arsip Profil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 2016

31
1.1.4.7 Daftar 15 penyakit terbanyak Januari Desember 2016 di Kecamatan
Cempaka Putih
Berdasarkan hasil laporan bulanan penyakit (LB1) Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih didapatkan gambaran pola penyakit yang terjadi di Puskesmas
Cempaka Putih pada JanuariDesember tahun 2016 menurut golongan semua
umur seperti grafik berikut ini.

Data Penyebaran Penyakit PKM Kecamatan Cempaka


Putih

TB paru 324
Penyakit lain dari saluran pernafasan bawah 340
Karies gigi 512
Gingivitis & penyakit periodental 546
indeksi mastoid (mastoiditis) 558
Tonsilitis 1415
Penyakit & kelainan susunan syaraf lain 1505
Diare (termasuk tersangka kolera) 1975
Penyakit kulit alergi 2759
Penyakit lain pada saluran nafas atas 3090
Penyakit kulit infeksi 3099
Penyakit pada sistem otot &jaringan pengikat 4365
Penyakit pulpa & periapikal 4613
Penyakit darah tinggi 5800
Infeksi akut lain pernafasan atas 18139
0 4000 8000 12000 16000 20000

Diagram 1.2 Data Penyebaran Penyakit Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih


JanuariDesember 2016

1.1.5 Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)


Dari program kesehatan dasar di puskesmas, akan dibahas mengenai salah
satu program yang ada di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, yaitu program
Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML).
Program P2ML sendiri telah dimasukkan dalam Rencana Aksi Program
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015-2019. Penyakit
menular langsung masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, tuberkulosis, ISPA,
diare, hepatitis, dan infeksi menular seksual.

32
1.1.5.1 HIV/AIDS

Salah satu prioritas penyakit menular adalah HIV/AIDS. HIV atau Human
Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih yang
menurunkan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan AIDS atau Aquired Immune
Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala yang timbul akibat turunnya sistem
imun oleh HIV. Oleh karena menurunnya sistem kekebalan, tubuh menjadi lebih
mudah terserang infeksi oportunistik. Pengobatan HIV menggunakan ARV atau
antiretroviral untuk menekan jumlah virus agar tidak masuk ke stadium AIDS
(KEMENKES RI, 2014).

Sejak tahun 1987 sampai Maret 2015, HIV/AIDS tersebar di 390 (75%)
dari 514 Kabupaten/Kota di seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah secara
keseluruhan infeksi HIV sampai Maret 2015 dilaporkan sebanyak 167.350 kasus.
Sedangkan jumlah AIDS yang dilaporkan sebanyak 66.835 orang. Pada awal
tahun 2009, prevalensi kasus HIV pada penduduk usia 15-49 tahun hanya 0,16%
dan meningkat menjadi 0,30% pada tahun 2011 meningkat lagi menjadi 0,32%
pada 2012, dan terus meningkat menjadi 0,43% pada 2013. Jumlah ODHA yang
mendapatkan ARV sampai bulan Maret 2015 sebanyak 53.233 orang (DEPKES
RI, 2015).

Potensi yang dimiliki Indonesia dalam pengendalian HIV-AIDS diantaranya


adalah persiapan yang cukup baik, mencakup tatalaksana penanganan pasien,
tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan, dan laboratorium kesehatan (DEPKES RI,
2015).

Indikator pengendalian HIV adalah penemuan kasus HIV pada penderita di


semua usia, incidence rate, dan angka kasus HIV yang diobati. Target incidence
rate adalah 0%. Indikator persentase angka kasus HIV yang diobati adalah sebesar
55%.

33
Incidence Rate HIV = (Jumlah Kasus HIV Baru/Jumlah Penduduk) x 100%

Target Incidence Rate HIV adalah 0%.

Tabel 1.15 Incidence Rate HIVdi Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka


Putih Periode Januari September 2017

Incidence
Jumlah Jumlah
Rate HIV
No. Puskesmas Penduduk Penderita Target
(b/a) x
(a) HIV (b)
100%

1. Kecamatan Cempaka 23.988 13 0,05% 0%


Putih

2. Kelurahan Cempaka 37.705 0 0% 0%


Putih Barat

3. Kelurahan Rawasari 23.159 0 0% 0%

JUMLAH 84.852 13 0,015% 0%

Sumber: Laporan bulanan HIV Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017.

Berdasarkan tabel 1.15 didapatkan Incidence Rate HIV di Puskesmas


Kecamatan Cempaka Putih sebesar 0,05%, tidak sesuai dengan target yaitu 0 %.

34
Tabel 1.16 Jumlah Penemuan Kasus HIV yang Mendapat Pengobatan di
Wilayah Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode JanuariSeptember
2017

Memenuhi Pasien
Syarat dalam Terapi Drop
No. Puskesmas
Terapi Terapi OAT Out
ARV ARV

1. Kecamatan Cempaka 13 13 0 0
Putih

2. Kelurahan Cempaka 0 0 0 0
Putih Barat

3. Kelurahan Rawasari 0 0 0 0

JUMLAH 13 0 0 0

Sumber: Laporan bulanan HIV Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017

Persentase kasus HIV yang diobati:

x 100%

= x 100% = 100%

Berdasarkan tabel 1.16 didapatkan angka kasus HIV/AIDS yang diobati di


wilayah kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari
September 2017 mencapai target yaitu 100%, dimana target angka kasus
HIV/AIDS yang diobati adalah >55%.

35
1.1.5.2 Tuberkulosis

Tuntutan global untuk mengintensifkan memerangi TB dan mengakhiri


epidemi global diilustrasikan oleh adopsi strategi TB End WHO oleh World
Health Assembly (WHA) tahun 2014, hal ini di sahkan oleh WHO saat rapat
komite regional selama tahun 2015, dan dimasukkannya "Mengakhiri epidemi
TB" sebagai target dalam kaitannya dengan kesehatan Sustainable Development
Goal (SDG) oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan
September 2015. Laporan TB Global di Indonesia 2015 mendukung seberapa
tepat waktu dan esensial tekad ini menyoroti bahwa TB sekarang menempati
urutan sebagai penyakit menular terkemuka pembunuh global bersamaan dengan
HIV (WHO, 2017)
RPJMN 2015-2019, Indonesia menggunakan prevalensi TB sebagai target
indikator yaitu 272 per 100.000 penduduk (secara absolut 680.000 penderita).
Menurut hasil survei prevalensi TB pada tahun 2013-2014 yang bertujuan untuk
menghitung prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis pada populasi
yang berusia 15 tahun ke atas di Indonesia menghasilkan: 1) Prevalensi TB paru
smear positif per 100.000 penduduk umur 15 tahun ke atas adalah 257 (dengan
tingkat kepercayaan 95% 210-303), 2) Prevalensi TB paru dengan konfirmasi
bakteriologis per100.000 penduduk umur 15 tahun ke atas adalah 759 (dengan
interval tingkat kepercayaan 95% 590-961), 3) Prevalensi TB paru dengan
konfirmasi bakteriologis pada semua umur per100.000 penduduk adalah 601
(dengan interval tingkat kepercayaan 95% 466-758), dan 4) Prevalensi TB semua
bentuk untuk semua umur per 100.000 penduduk adalah 660 (dengan interval
tingkat kepercayaan 95% 523-813), diperkirakan terdapat 1.600.000 (dengan
interval tingkat kepercayaan 1.300.000-2.000.000) orang dengan TB di Indonesia
(Zakira dkk, 2017).
P2ML yang dilakukan di puskesmas se- Kecematan Cempaka Putih pada
kasus TB paru bertujuan untuk mengetahui jumlah penderita TB Paru yang
berobat ke puskesmas yang berada di wilayah kecamatan Cempaka Putih dan agar
semua penderita TB yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap
(mendapatkan dan meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus) dan
sasaran dari program P2ML yang dilakukan Puskesmas se-Kecamatan Cempaka

36
Putih pada kasus TB Paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke poli
TB Paru (Zakira dkk, 2017).

Tabel 1.17 Data Kasus Suspek TB di Wilayah Puskesmas Cempaka Putih


bulan Januari-September 2017

No Variabel Jumlah

1 Jumlah orang dengan suspek TB paru 531


2 Suspek TB yang tidak diperiksa dahaknya 139
3 Jumlah orang dengan hasil tes sputum BTA (-) 330
klinis (+) rontgen (-)
4 Jumlah orang dengan hasil tes sputum BTA (-) 15
klinis (+) rontgen (+)
5 Jumlah orang dengan hasil tes sputum BTA (+) 33
klinis (+) rontegn (+)
6 BTA tidak diperiksa positif TB (untuk kasus anak 14
dengan sistem skoring)
Sumber: Laporan bulanan TB Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017

Berdasarkan tabel 1.17 didapatkan orang dengan suspek TB paru sebanyak


531 orang. Dengan hasil pemeriksaan sputum BTA positif sebanyak 33 orang.
Jumlah orang dengan hasil pemeriksaan sputum BTA negatif sebanyak 345 orang.

37
Indikator angka jaringan suspek TB

= (Jumlah suspek yang diperiksa/jumlah penduduk) x 100%

Tabel 1.18 Angka Penjaringan Suspek TB di Wilayah Puskesmas Cempaka


Putih bulan Januari-September 2017

Jumlah
Angka
Suspek Jumlah
Penjaring
No. Puskesmas yang Penduduk Target
Suspek (a/b
Diperiksa (b)
x 100%)
(a)

Kecamatan
1 Cempaka 80 37705 0,21% 100%
Putih
Kelurahan
2 Cempaka 230 23988 0,95% 100%
Putih Barat

Kelurahan
3 82 23159 0,35% 100%
Rawasari

JUMLAH 392 84852 0,46% 100%


Sumber: Laporan bulanan TB Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017

Berdasarkan tabel 1.18, capaian angka penjaringan suspek TB se-


Kecamatan Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.

38
Tabel 1.19 Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate/CDR) TB di
Wilayah Puskesmas Cempaka Putih bulan Januari-September 2017

Jumlah Jumlah
Pasien Baru Pasien Baru Angka
BTA Positif BTA Positif Penemuan
No. Puskesmas yang yang Kasus (a/b Target
Ditemukan Diperkirakan x 100%)
dan Diobati Ada Dalam
(a) Wilayah (b)

Kecamatan
1 Cempaka 56 230 24,34% 100%
Putih
Kelurahan
2 Cempaka 2 80 2,5% 100%
Putih Barat
Kelurahan
4 82 4,8% 100%
3 Rawasari
62 392 15,82% 100%
JUMLAH
Sumber: Laporan bulanan TB Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017

Berdasarkan tabel 1.19 didapatkan angka case detection rate TB di


Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih sebesar 15,82%, angka ini kurang dari
target yaitu 100%.

39
Tabel 1.20 Proporsi Pasien TB BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Puskesmas Cempaka Putih bulan Januari-September 2017

Proporsi
Jumlah Jumlah Pasien TB
Pasien TB Suspek TB BTA
BTA Positif yang
No. Puskesmas Positif Target
yang Diperiksa Diantara
Ditemukan
(b) Suspek
(a)
(a/b)

Kecamatan
1 56 230 24,3% 10%
Cempaka Putih
Kelurahan
2 Cempaka Putih 2 80 2,5% 10%
Barat

Kelurahan
4 82 4,8% 10%
3 Rawasari
62 392 15,81% 10%
JUMLAH
Sumber: Laporan bulanan TB Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017

Berdasarkan tabel 1.20, didapatkan angka proporsi pasien TB BTA positif


diantara suspek TB di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebesar 24,3%,
angka ini lebih dari target yaitu 10%. Selain itu, Kelurahan Cempaka Putih Barat
dan Keluarahan Rawasari proporsi pasien TB BTA positif diantara suspek TB
berada dibawah target, yaitu sebesar 2,5% dan 4,8% secara berturut-turut.

40
Tabel 1.21 Angka Konversi (Conversion Rate) TB di Wilayah Puskesmas
Cempaka Putih bulan Januari-September 2017

No. Puskesmas Jumlah Pasien Jumlah Angka Target


Baru TB BTA Pasien Konversi
Positif yang Baru TB (a/b x
Mengalami BTA Positif 100%)
Perubahan yang
Menjadi BTA Diobati(b)
Negatif Setelah
Menjalani
Pengobatan
Intensif (2
Bulan) (a)
1 Kecamatan 35 56 62,5% >80%
Cempaka
Putih
2 Kelurahan 2 2 100% >80%
Cempaka
Putih Barat
3 Kelurahan 3 4 70,5% >80%
Rawasari

JUMLAH 40 62 64,51% >80%

Sumber: Laporan bulanan TB Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September


2017

Berdasarkan tabel 1.21, didapatkan angka convertion rate TB di


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebesar 62,5% dan di Kelurahan Rawasari
sebesar 70,5%. Kedua angka ini kurang dari target yaitu >80%.

41
Tabel 1.22 Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) TB di Wilayah
Puskesmas Cempaka Putih bulan Januari-September 2017
No. Puskesmas Jumlah Jumlah Angka Target
Pasien Pasien Keberhasilan
Baru TB Baru TB Pengobatan (a/b x
BTA Positif BTA 100%)
yang Positif
Menyelesai yang
kan Diobati
Pengobatan (b)
6 Bulan (a)

1 Kecamatan 18 56 32,14% >90%


Cempaka Putih
2 Kelurahan 2 2 100% >90%
Cempaka Putih
Barat
3 Kelurahan 3 4 75% >90%
Rawasari

JUMLAH 23 62 37,1% >90%


Sumber: Laporan bulanan TB Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017

Berdasarkan tabel 1.22, didapatkan angka keberhasilan pengobatan TB di


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebesar 32,14% dan di Kelurahan
Rawasari sebesar 75%. Kedua angka ini kurang dari target yaitu >90%.

42
Tabel 1.23 Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB di Wilayah Puskesmas
Cempaka Putih bulan Januari-September 2017
No. Puskesmas Jumlah Jumlah Angka Target
Pasien Baru Pasien Kesembuhan
TB BTA Baru TB (a/b x 100%)
Positif yang BTA
Sembuh Positif
Setelah yang
Selesai Diobati (b)
Masa
Pengobatan
(a)
1 Kecamatan 10 56 17,85% > 85%
Cempaka
Putih
2 Kelurahan 1 2 50% > 85%
Cempaka
Putih Barat
3 Kelurahan 3 4 75% > 85%
Rawasari

JUMLAH 14 62 22,58% >85%


Sumber: Laporan bulanan TB Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017

Berdasarkan tabel 1.23, didapatkan angka cure rate TB di Puskesmas se-


Kecamatan Cempaka Putih 22,58%, angka ini kurang dari target yaitu >85%.

1.1.5.3 Hepatitis Virus


Hepatitis adalah penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis
A, B, C, D atau E sekaligus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius
di Indonesia. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, jumlah orang yang
didiagnosa Hepatitis di fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan gejala-gejala
yang ada, menunjukkan peningkatan 2 kali lipat dari data tahun 2007. Lima
provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur
(4,3%), Papua (2,9%), Sulawesi Selatan (2,5%), Sulawesi Tengah (2,3%) dan
Maluku (2,3%). Studi dan uji saring darah donor PMI diperkirakan diantara 100

43
orang Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi hepatitis B atau C. Sehingga saat
ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi Hepatits B
dan C, 14 juta diantaranya berpotensi untuk menjadi kronis, dan dari yang kronis
tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita kanker hati (KEMENKES RI,
2013).

Dalam hal pengendalian Hepatitis maka strategi utama adalah


melaksanakan upaya peningkatan pengetahuan dan kepedulian, pencegahan secara
komprehensif, pengamatan penyakit dan pengendalian termasuk tatalaksana dan
peningkatan akses layanan. Deteksi dini pada ibu hamil bertujuan untuk memutus
rantai penularan secara vertikal yang merupakan penyebab transmisi terbesar pada
negara dengan endemisitas tinggi (KEMENKES RI, 2013).

Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil

Incidence Rate Hepatitis pada Ibu Hamil = (Jumlah Penderita Hepatitis pada Ibu
Hamil / Jumlah Penduduk Ibu Hamil) x 100%

Tabel 1.24 Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari September 2017

Jumlah
Jumlah Angka
Penderita
Penduduk Kesakitan
No. Puskesmas Hepatitis Target
Ibu (b/a) x
pada Ibu
Hamil (a) 100%
Hamil (b)

1. Kecamatan Cempaka 481 10 2% 30%


Putih

2. Kelurahan Cempaka 178 3 1% 30%


Putih Barat

3. Kelurahan Rawasari 84 1 1% 30%

JUMLAH 743 14 1,88% 30%

Sumber: Laporan bulanan Hepatitis pada Ibu Hamil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari - September 2017.

44
Berdasarkan tabel 1.24 didapatkan angka kesakitan Hepatitis pada ibu
hamil di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih paling banyak ditemukan pada
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebesar 2%, angka ini kurang dari target
yaitu 30%.

1.1.5.4 Infeksi Saluran Pernapasan Akut

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang


sering terjadi pada anak. Penyakit ini merupakan salah satu penyebab utama
kunjungan pasien di Puskesmas yaitu sebanyak 40%-60% dan ke rumah sakit
sebanyak 15%-30%. Bahkan badan kesehatan dunia (WHO) menyebut sebagai
the forgotten killer of children. Insidens menurut kelompok umur Balita
diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode
per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode
baru di dunia per tahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di negara
berkembang. Kasus terbanyak terjadi di India (43 juta), Cina (21 juta) dan
Pakistan (10juta), dan Bangladesh, Indonesia, Nigeria masing-masing 6 juta
episode. Episode batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per
tahun (KEMENKES RI, 2011).

Tujuan kegiatan pengendalian penyakit ISPA adalah penemuan penyakit


Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan keluhan utama dalam 1 minggu
muncul batuk, kesulitan atau sesak nafas, dengan jumlah pernafasan di atas
normal. Indikator kinerja Pengendalian Penyakit ISPA adalah Angka Kesakitan
ISPA Balita> 10%.

45
Angka Kesakitan ISPA Balita

Incidence Rate ISPA Balita= (Jumlah Penderita ISPA Balita/Jumlah Penduduk


Balita) x 100%

Tabel 1.25 Angka Kesakitan ISPA Non Pneumonia Balita di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari September 2017

No. Puskesmas Jumlah Jumlah Angka Target


Penduduk Penderita Kesakitan
Balita (a) ISPA (b/a) x
Balita(b) 100%

1. Kecamatan 2.399 2.088 87,03% > 10%


Cempaka Putih

2. Kelurahan 3.771 248 6,58% > 10%


Cempaka Putih
Barat

3. Kelurahan 2.316 530 22,88% > 10%


Rawasari

JUMLAH 8.486 2.866 33,77% >10%

Sumber: Laporan bulanan ISPA Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017.

Berdasarkan tabel 1.25 didapatkan cakupan angka kesakitan ISPA Balita


Kelurahan Cempaka Putih Barat sebesar 6,58% yang tidak sesuai dengan target
yaitu >10%.

Untuk memantau dan mengevaluasi kegiatan Program P2 ISPA


dikembangkan indikator dengan sumber data sebagai berikut:

Cakupan = (Jumlah penderita pneumonia diobati/Jumlah perkiraan kejadian


pneumonia di wilayah kerja) x 100%

Pemantauan dilakukan setiap bulan dengan target perkiraan kasus pneumonia


balita harus ditemukan 100%.

46
Tabel 1.26 Jumlah Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari September 2017

No. Puskesmas Cakupan Jumlah Cakupan Target


Penderita Perkiraan (a/b) x
Pneumonia Kejadian 100%
Balita Pneumonia
yang Balita (b)
Diobati (a)

1. Kecamatan 28 102 27,45% 100%


Cempaka Putih

2. Kelurahan 67 160 41,87% 100%


Cempaka Putih
Barat

3. Kelurahan 11 98 11,22% 100%


Rawasari

JUMLAH 106 360 29,44% 100%

Sumber: Laporan bulanan ISPA Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September
2017.

Berdasarkan tabel 1.26 didapatkan cakupan angka kesakitan ISPA se-


Kecamatan Cempaka Putih sebesar 29,44% yang tidak mencapai target yaitu
100%.

1.1.5.5 Diare

Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare dapat disebabkan oleh
transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Diseluruh dunia terdapat
kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap tahunnya, dan 20% dari
seluruh kematian pada anak yang hidup di negara berkembang berhubungan
dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat melibatkan lambung dan usus

47
(Gastroenteritis), usus halus (Enteritis), kolon (Kolitis) atau kolon dan usus
(Enterokolitis) (Wong, 2008).

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara


berkembang seperti di Indonesia. Pada tahun 2000 IR (Incidence Rate) penyakit
diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun
2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 naik menjadi 411/1000
penduduk. Kejadian luar biasa (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan CFR
(Case Fatality Rate) yang masih tinggi. Pada tahun 2008 terjadi KLB di 69
kecamatan dengan jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR 2,94%).
Tahun 2009 terjadi KLB di 24 kecamatan dengan jumlah kasus 5.756 orang,
dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan di tahun 2010 terjadi KLB
diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang
(CFR 1,74%) (Buletin Jendela Data Informasi Kemenkes RI, 2011).

Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian akibat diare.


Tatalaksana standar diare dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah
tangga. Indikator kerja dan pemberantasan penyakit diare pada usia 5 tahun di
wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari September
2017 adalah incidence rate <10% sedangkan pada balita adalah <20%.

1.2 Identifikasi Masalah Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung


(P2ML)

Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung merupakan suatu


subsistem Puskesmas, untuk mendukung prasarana tersebut dibutuhkan beberapa
fungsi dan indikator. Terdapat beberapa masalah pada program P2ML di Wilayah
Kerja Puskesmas Cempaka Putih:

1. Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka


Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%.
2. Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan
Cempaka Putih sebesar 0,46%.

48
3. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%.
4. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 24,3%.
5. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Januari-September
2017 sebesar 2,5%.
6. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-September 2017
sebesar 4,8%.
7. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%.
8. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari
Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%.
9. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%.
10. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari
Periode Januari-September 2017 sebesar 75%.
11. Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%.
12. Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 1,88%.
13. Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%.
14. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%.

49
1.3 Rumusan Masalah Program Pengendalian Penyakit Menular Langsung
(P2ML)

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas se-


Kecamatan Cempaka Putih maka dipilih program yang menjadi masalah, dengan
cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang
diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed). Selanjutnya
dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga
masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari program P2ML di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah sebagai berikut:
1. Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%, lebih dari target yaitu
0%.
2. Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan
Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.
3. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.
4. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 24,3%, lebih dari target yaitu 10%.
5. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Januari-September
2017 sebesar 2,5%, kurang dari target yaitu 10%.
6. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah
Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-September 2017
sebesar 4,8%, kurang dari target yaitu 10%.
7. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%, kurang dari
target yaitu >80%.
8. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari
Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%, kurang dari target yaitu
>80%.

50
9. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%, kurang dari target
yaitu >90%.
10. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari
Periode Januari-September 2017 sebesar 75%, kurang dari target yaitu >90%.
11. Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%, kurang dari target
yaitu >85%.
12. Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 1,88%,
kurang dari target yaitu 30%.
13. Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%, kurang
dari target yaitu >10%.
14. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%,
kurang dari target yaitu 100%.

51
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1. Penetapan Prioritas Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)


dengan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya, semua permasalahan yang
timbul harus dicarikan jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya,
dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan
sekaligus. Untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah
pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan
prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data
atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya
pengetahuan yang cukup. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik
skoring dan pembobotan.

Pada BAB I, terdapat 14 rumusan masalah dalam program pengendalian


penyakit menular langsung di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih periode
Januari September 2017. Seluruh masalah yang sudah didapatkan perlu untuk
ditetapkan masalah mana yang menjadi prioritas untuk diselesaikan.

Tersedianya data kuantitatif memungkinkan penggunaan teknik skoring


dalam menentukan prioritas masalah. Teknik skoring yang akan digunakan untuk
menentukan prioritas masalah pada program pengendalian penyakit menular
langsung di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih adalah teknik MCUA
(Multiple Criteria Utility Assesment).

2.1.1. Non-Scoring Technique

Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim
digunakan adalah teknik non skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah
dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group
Technique (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :

52
A. Metode Delbeq

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan


melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang yang tidak sama
keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan
penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman
peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah
prioritas masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi

Masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai keahlian


yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk
mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang
terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.

2.1.2. Scoring Technique


Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik
skoring antara lain:
A. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence: Besarnya masalah yang dihadapi.
2. Seriousness: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam
masyarakat dan dilihat dari besarnya angkakesakitan dan angka kematian
akibat masalah kesehatan tersebut.
3. Manageability: Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan
sumber daya.
4. Community concern: Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah
kesehatan tersebut.

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin


dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah
satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap
masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai
kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah

53
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode
ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah
terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang
akan diambil.

B. Metode Matematik PAHO (Pan America Health Organization)

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-


masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan
kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas
masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

1. Magnitude: Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit


yang ditunjukkan dengan angka prevalensi.
2. Severity: Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case
fatality rate masing-masing penyakit.
3. Vulnerability: Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif
untuk mengatasi masalah tersebut.
4. Community and political concern: Menunjukkan sejauh mana masalah
tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.
5. Affordability: Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Parameter diletakan pada kolom dan masalah yang ingin dicari


prioritasnya diletakan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah.
Hasilnya didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai
skor tertinggi, dijadikan sebagai prioritas masalah.

C. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode ini
memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing kriteria
diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada

54
sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah dengan nilai tertinggi
dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai terdiri dari:

1. Emergency
Menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

Tabel 2.1 Skala pada Score Emergency


Range (%) Score Range (%) Score
0-4,99 1 60-64,99 13
5-9,99 2 65-69,99 14
10-14,99 3 70-74,99 15
15-19,99 4 75-79,99 16
20-24,99 5 80-84,99 17
25-29,99 6 85-89,99 18
30-34,99 7 90-94,99 19
35-39,99 8 95-99,99 20
40-44,99 9 100-104,99 21
45-49,99 10 105-109,99 22
50-54,99 11 110-114,99 23
55-59,99 12

55
Tabel 2.2 Proxy yang Digunakan pada Parameter Emergency
Parameter Proxy se-Kecamatan Cempaka Putih Angka
Angka Incidence Rate HIV 0,015%
Angka penjaringan suspek TB 0,46%
Angka Case Detection Rate TB 15,82%
Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB 15,81%
Angka Convertion Rate TB 64,51%
Angka Success Rate TB 37,1%
Angka Cure Rate TB 22,58%
Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil 1,88%
Angka Kesakitan ISPA Balita 33,77%
Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita 29,44%

56
Tabel 2.3 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di
Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017.

Besar
Masalah Proxy + Besar
No MASALAH (Target (%) Proxy(%) Score
Masalah (%)
Pencapaian
(%))
1. Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 0,05% 0,015% 0,065 1
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%, lebih dari target yaitu
0%.

2. Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 0,46% 0,46% 0,92% 1
Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.

3. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 15,82% 15,82% 31,64% 7
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.

4. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 24,3% 15,81% 40,11% 9
Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 24,3%, lebih dari target yaitu 10%.

57
Tabel 2.3 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di
Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017.(lanjutan)

Besar
Masalah
Proxy + Besar
No MASALAH (Target (%) Proxy Score
Masalah (%)
Pencapaian
(%))

5. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 2,5% 15,81% 18,31% 4
Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Januari-
September 2017 sebesar 2,5%, kurang dari target yaitu 10%.

6. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 4,8% 15,81% 20,61% 5
Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-September 2017
sebesar 4,8%, kurang dari target yaitu 10%.

7. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan 62,5% 64,51% 127,01% 23
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%, kurang dari
target yaitu >80%.

8. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan 70,5% 64,51% 135,01% 23
Rawasari Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%, kurang dari target
yaitu >80%.

58
Tabel 2.3 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di
Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017.(lanjutan)
Besar
Masalah
Proxy + Besar
No MASALAH (Target (%) Proxy Score
Masalah (%)
Pencapaian
(%))
9. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 32,14% 37,1% 69,24% 14
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%, kurang dari target
yaitu >90%.

10. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 75% 37,1% 112,1% 23
Periode Januari-September 2017 sebesar 75%, kurang dari target yaitu
>90%.

11. Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan Cempaka 22,58% 22,58% 45,16% 10
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%, kurang dari target
yaitu >85%.

12. Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas se- 28,12% 1,88% 30% 7
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 1,88%,
kurang dari target yaitu 30%.

59
Tabel 2.3 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di
Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 (lanjutan).

Besar
Masalah Proxy atau
Proxy + Besar
No MASALAH (Target (%) (Incidence Score
Masalah (%)
Pencapaian Rate (%))
(%))
13. Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan 3,42% 33,77% 37,19% 8
Cempaka Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%,
kurang dari target yaitu >10%.

14. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 70,56% 29,44% 100% 21
se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar
29,44%, kurang dari target yaitu 100%.

60
2. Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Greatest member ditentukan dengan
cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program
kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

Tabel 2.4 Skala Pada Score Greatest Member


Score Range (%) Score Range (%) Score Range (%)
1 0-2,99 13 36-38,99 25 72-74,99
2 3-5,99 14 39-41,99 26 75-77,99
3 6-8,99 15 42-44,99 27 78-80,00
4 9-11,99 16 45-47,99 28 81-83,99
5 12-14,99 17 48-50,99 29 84-86,99
6 15-17,99 18 51-53,99 30 87-89,99
7 18-20,99 19 54-56,99 31 90-92,99
8 21-23,99 20 57-59,99 32 93-95,99
9 24-26,99 21 60-62,99 33 96-98,99
10 27-29,99 22 63-65,99 34 99-101,99
11 30-32,99 23 66-68,99
12 33-35,99 24 69-71,99

61
Tabel 2.5 Penentuan Score Greatest Member Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang Terdapat di
Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari September 2017
No. Masalah Cakupan Target Selisih Score
1. Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 0.05 0 0,05 1
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%, lebih dari target yaitu
0%.

2. Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 0,46 100 99,54 34
Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.

3. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 15,82 100 84,18 29
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.

4. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 24,3 10 14,3 5
Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 24,3%, lebih dari target yaitu 10%.

5. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 2,5 10 7,5 3
Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Januari-September
2017 sebesar 2,5%, kurang dari target yaitu 10%.

62
Tabel 2.5 Penentuan Score Greatest Member Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang
Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari September 2017. (lanjutan)
No. Masalah Cakupan Target Selisih Score
6. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 4,8 10 5,2 2
Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-September 2017 sebesar
4,8%, kurang dari target yaitu 10%.

7. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 62,5 80 17,5 6
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%, kurang dari target yaitu
>80%.

8. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 70,5 80 9,5 4
Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%, kurang dari target yaitu >80%.

9. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 32,14 90 57,86 20
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%, kurang dari target yaitu
>90%.

10. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 75 90 15 6


Periode Januari-September 2017 sebesar 75%, kurang dari target yaitu >90%.

63
Tabel 2.5 Penentuan Score Greatest Member Terhadap Masalah Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) yang
Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari September 2017. (lanjutan)
No. Masalah Cakupan Target Selisih Score
11. Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan Cempaka 22,58 85 62,42 21
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%, kurang dari target yaitu
>85%.

12. Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas se- 1,88 30 28,12 10
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 1,88%,
kurang dari target yaitu 30%.

13. Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka 6,58 10 3,42 2
Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%, kurang dari target
yaitu >10%.

14. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se- 29,44 100 70,56 24
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%,
kurang dari target yaitu 100%.

64
3. Expanding scope
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan
adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak
jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar
sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

Tabel 2.6 Penentuan Range Nilai Expanding Scope berdasarkan jumlah


penduduk
Range Penduduk Nilai
80.000 90.000 40
70.000 80.000 35
60.000 70.000 30
50.000 60.000 25
40.000 50.000 20
30.000 40.000 15
20.000 30.000 10
10.000 20.000 5

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope berdasarkan jumlah


penduduk
Jumlah penduduk Nilai
Se-Kecamatan Cempaka 84.852 40
Putih
Kecamatan Cempaka Putih 23.988 10
Kelurahan Cempaka Putih 37.705 15
Barat
Kelurahan Rawasari 23.159 10

65
Tabel 2.8 Penentuan Range Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas
Wilayah
Range Luas wilayah Nilai
(ha)
500 600 25
400 500 20
300 400 15
200 300 10
100 200 5

Tabel 2.9 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah


Luas Wilayah Nilai
Kecamatan Cempaka Putih 222,06 ha 10
Kelurahan Cempaka Putih 121,87 ha 5
Barat
Kelurahan Rawasari 124,75 ha 5
Se-Kecamatan Cempaka Putih 468,75 ha 20

Tabel 2.10 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan


Lintas Sektoral
Nilai Lintas Sektoral
5 Tidak ada keterpaduan lintas sektor
10 Ada satu keterpaduan lintas sektoral
15 Lebih dari satu keterpaduan lintas sektoral

66
Tabel 2.11 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan
Lintas Program
Nilai Lintas Program
5 Tidak ada keterpaduan Lintas Program
10 Ada satu keterpaduan lintas program
15 Lebih dari satu keterpaduan lintas program

67
Tabel 2.12 Penentuan Score Expanding Scope Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017
Jumlah Luas Lintas Lintas
No Daftar Masalah Jumlah
Penduduk Wilayah sektoral Program
1. Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 10 10 15 15 50
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%, lebih dari target yaitu 0%.

2. Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 40 20 15 15 90


Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.

3. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 40 20 15 15 90


Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.

4. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 10 10 15 15 50


Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 24,3%, lebih dari target yaitu 10%.

5. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 15 5 15 15 50


Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Januari-September
2017 sebesar 2,5%, kurang dari target yaitu 10%

68
Tabel 2.12 Penentuan Score Expanding Scope Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 (lanjutan)

Jumlah Luas Lintas Lintas


No Daftar Masalah Jumlah
Penduduk Wilayah sektoral Program

6. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 10 5 15 15 45


Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-September 2017 sebesar
4,8%, kurang dari target yaitu 10%.

7. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 10 10 15 15 50


Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%, kurang dari target yaitu
>80%.

8. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 10 5 15 15 45


Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%, kurang dari target yaitu >80%.

9. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 10 10 15 15 50


Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%, kurang dari target yaitu >90%.

10. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 10 5 15 15 45


Periode Januari-September 2017 sebesar 75%, kurang dari target yaitu >90%.

69
Tabel 2.12 Penentuan Score Expanding Scope Program P2ML di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 (lanjutan)

Jumlah Luas Lintas Lintas


No Daftar Masalah Jumlah
Penduduk Wilayah sektoral Program
11. Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 40 20 15 15 90
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%, kurang
dari target yaitu >85%.

12. Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas 40 20 15 15 90
se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar
1,88%, kurang dari target yaitu 30%.

13. Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan 15 5 5 10 35


Cempaka Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%,
kurang dari target yaitu >10%.

14. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 40 20 5 10 75


se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar
29,44%, kurang dari target yaitu 100%.

70
4. Feasibility
Menunjukkan seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan.
Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia
berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan
bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk
kegiatan tersebut.

Tabel. 2.13 Scoring Ratio Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Penduduk


Sasaran Program P2ML Di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Puskesmas Periode Januari September 2017
Perbandingan Score Score
1 1/1000 5 50
1/1000 1/2000 10 45
1/2000 1/3000 20 40
1/3000 1/4000 25 35
1/4000 1/5000 30 30
1/5000 1/6000 35 25
1/6000 1/7000 40 20
1/7000 1/8000 45 15
1/8000 1/9000 50 10
1/9000 1/10.000 55 5

71
Tabel. 2.14 Scoring Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Penduduk Sasaran
Program P2ML Di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Puskesmas Periode
JanuariSeptember 2017
No. Puskesmas Jumlah Jumlah Perbandingan Score
Tenaga Penduduk
Kesehatan
1. Kecamatan 63 23.988 1 : 381 50
Cempaka Putih
2. Kelurahan 4 37.705 1 : 9426 5
Cempaka Putih
Barat
3. Kelurahan 5 23.159 1 : 4631 30
Rawasari
4. Total se- 72 84.852 1 : 1178 45
Kecamatan
Cempaka putih

Tabel 2.15 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan Di Wilayah


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
Kategori Ketersediaan Score
Tempat Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2
Alat/Obat Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2

72
Tabel 2.16 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan Di Wilayah
Puskemas Se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
Dana Score
Tidak ada 0
Ada tetapi kurang 1
Ada dan cukup 2

Tabel 2.17 Scoring Pelaksanaan SOP Terhadap Kegiatan Di Wilayah Puskesmas


Se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
SOP Score
SOP dilaksanakan 4
SOP disosialisasikan 3
SOP ada namun tidak dijalankan 2
Tidak ada SOP 1

73
Tabel 2.18 Penentuan feasibility score program P2ML terhadap kegiatan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode
Januari-September 2017

Fasilitas
Daftar Masalah SDM Alat/ Dana SOP Jumlah
Tempat
Obat
1. Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan 50 2 2 2 4 60
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%, lebih dari
target yaitu 0%.

2. Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 45 2 2 2 4 55


Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.

3. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 45 2 2 2 4 55


Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.

4. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 50 2 2 2 4 60


Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 24,3%, lebih dari target yaitu 10%.

74
Tabel 2.18 Penentuan feasibility score program P2ML terhadap kegiatan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode
Januari-September 2017 (lanjutan)

Fasilitas
No Daftar Masalah SDM Alat/ Dana SOP Jumlah
Tempat
obat
5. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 5 2 2 2 4 15
Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Januari-September
2017 sebesar 2,5%, kurang dari target yaitu 10%.

6. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 30 2 2 2 4 40


Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-September 2017
sebesar 4,8%, kurang dari target yaitu 10%.

7. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan 50 2 2 2 4 60


Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%, kurang dari
target yaitu >80%.

8. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 30 2 2 2 4 40


Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%, kurang dari target yaitu
>80%.

75
Tabel 2.18 Penentuan feasibility score program P2ML terhadap kegiatan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-September 2017 (lanjutan)

Fasilitas
No Daftar Masalah SDM Alat/ Dana SOP Jumlah
Tempat
obat
9. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 50 2 2 2 4 60
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%, kurang dari target
yaitu >90%.

10. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 30 2 2 2 4 40


Periode Januari-September 2017 sebesar 75%, kurang dari target yaitu >90%.

11. Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan Cempaka 45 2 2 2 4 55
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%, kurang dari target
yaitu >85%.

12. Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas se- 45 1 1 2 4 53
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 1,88%,
kurang dari target yaitu 30%.

76
Tabel 2.18 Penentuan feasibility score program P2ML terhadap kegiatan di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-September 2017 (lanjutan)

Fasilitas
No Daftar Masalah SDM Alat/ Dana SOP Jumlah
Tempat
obat
13. Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan 5 2 2 2 4 15
Cempaka Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%, kurang
dari target yaitu >10%.

14. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se- 45 2 2 2 4 55
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%,
kurang dari target yaitu 100%.

77
5. Policy
Masalah yang didapatkan merupakan masalah ekstra dari berbagai
elemen termasuk pemerintah, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan pemerintah
yang concern terhadap permasalahan tersebut, apakah ada lembaga atau
organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta
apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.

Tabel 2.19 Scoring kebijakan pemerintah terhadap program P2ML di


wilayah puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017

Parameter Score

Tidak ada kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah 0

Ada kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah 5

Tabel 2.20 Penentuan sarana sosialisasi kebijakan Pemerintah oleh


Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih ke Masyarakat Periode Januari
September 2017
Parameter Score

Tidak ada 0
Ada, tidak ada sosialisasi 1

Ada, ada sosialisasi 2

78
Tabel 2.21 Jenis media penyaluran ke masyarakat terhadap kegiatan
puskesmas di kecamatan cempaka putih periode Januari September
2017

Parameter Score

Tidak Ada 0
Penyuluhan 5
Media cetak (Poster, Majalah, Koran, Leaflet) 5

Media elektronik (TV, Radio, internet) 5

Keterangan: score dapat diakumulasikan

79
Tabel 2.22 Penentuan Policy Score Program P2ML Pada Puskesmas Di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
September 2017
No Masalah Kebijakan Sarana Jenis Jumlah
Pemerintah Sosialisasi Media
1. Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 5 2 15 22
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%, lebih dari target yaitu 0%.

2. Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 5 1 0 6


Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.

3. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan 5 1 0 6


Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.

4. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 5 2 15 22


Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 24,3%, lebih dari target yaitu 10%.

5. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 5 2 15 22


Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode Januari-September
2017 sebesar 2,5%, kurang dari target yaitu 10%.

80
Tabel 2.22 Penentuan Policy Score Program P2ML Pada Puskesmas Di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
September 2017 (lanjutan)
No Masalah Kebijakan Jenis Sarana Jumlah
Pemerintah Media Sosialisasi
6. Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di Wilayah 5 2 15 22
Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-September 2017 sebesar
4,8%, kurang dari target yaitu 10%.

7. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka 5 1 0 6


Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%, kurang dari target yaitu
>80%.

8. Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 5 1 0 6


Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%, kurang dari target yaitu >80%.

9. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih 5 2 15 22


Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%, kurang dari target yaitu >90%.

10. Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari 5 2 15 22


Periode Januari-September 2017 sebesar 75%, kurang dari target yaitu >90%.

81
Tabel 2.22 Penentuan Policy Score Program P2ML Pada Puskesmas Di Wilayah Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
September 2017 (lanjutan)
No Masalah Kebijakan Jenis Sarana Jumlah
Pemerintah Media Sosialisasi
11. Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan Cempaka 5 2 15 22
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%, kurang dari target yaitu
>85%.

12. Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas se- 5 2 15 22
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 1,88%,
kurang dari target yaitu 30%.

13. Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka 5 2 15 22
Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%, kurang dari target
yaitu >10%.

14. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se- 5 1 0 6
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%,
kurang dari target yaitu 100%.

82
Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah
dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan
penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini
harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan
yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi.
Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang
lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah
kriteria yang mempunyai bobot lima, yaitu sebagai berikut :
Emergency : bobot 5
Greetest Member : bobot 4
Expanding Scope : bobot 3
Feasibility : bobot 2
Policy : bobot 1

83
Tabel 2.23 Penentuan Masalah menurut Metode MCUA pada Evaluasi Program P2ML di Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
September 2017

No Parameter Bo MS1 MS2 MS3 MS4 MS5 MS6 MS7 MS8


bot
N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 1 5 1 5 7 35 9 45 4 20 5 25 23 115 23 115
2 Greatest Member 4 1 4 34 136 29 116 5 20 3 12 2 8 6 24 4 16
3 Expanding Scope 3 50 150 90 270 90 270 50 150 50 150 45 135 50 150 45 135
4 Feasibility 2 60 120 55 110 55 110 60 120 15 30 40 80 60 120 40 80
5 Policy 1 22 22 6 6 6 6 22 22 22 22 22 22 6 6 6 6
Jumlah 301 527 537 357 234 270 415 352

84
Tabel 2.23 Penentuan Masalah menurut Metode MCUA pada Evaluasi Program P2ML di Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari
September 2017

No Parameter Bob MS9 MS10 MS11 MS12 MS13 MS14


ot
N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 14 70 23 115 10 50 7 35 8 40 21 105
2 Greatest Member 4 20 80 6 24 21 84 10 40 2 8 24 96
3 Expanding Scope 3 50 150 45 135 90 270 90 270 35 105 75 225
4 Feasibility 2 60 120 40 80 55 110 53 106 15 30 55 110
5 Policy 1 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 6 6
Jumlah 442 376 536 473 205 542

85
Keterangan:
MS 1: Angka Incidence Rate HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 0,05%, lebih
dari target yaitu 0%.
MS 2: Angka penjaringan suspek TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih sebesar 0,46%, kurang dari target yaitu 100%.
MS 3: Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar
15,82%, kurang dari target yaitu 100%.
MS 4: Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 sebesar 24,3%, lebih dari target yaitu 10%.
MS 5: Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Cempaka Putih Barat Periode
Januari-September 2017 sebesar 2,5%, kurang dari target yaitu 10%.
MS 6: Angka Proporsi Pasien TB Paru BTA Positif Diantara Suspek TB di
Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Rawasari Periode Januari-
September 2017 sebesar 4,8%, kurang dari target yaitu 10%.
MS 7: Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 62,5%, kurang
dari target yaitu >80%.
MS 8: Angka Convertion Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Rawasari Periode Januari-September 2017 sebesar 70,5%, kurang dari
target yaitu >80%.
MS 9: Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 32,14%, kurang dari target
yaitu >90%.
MS 10: Angka Success Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Rawasari Periode Januari-September 2017 sebesar 75%, kurang dari
target yaitu >90%.

86
MS 11: Angka Cure Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 22,58%, kurang
dari target yaitu >85%.
MS 12: Angka Kesakitan Hepatitis pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
se- Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar
1,88%, kurang dari target yaitu 30%.
MS 13: Angka Kesakitan ISPA Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan
Cempaka Putih Barat Periode Januari-September 2017 sebesar 6,58%,
kurang dari target yaitu >10%.
MS 14: Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar
29,44%, kurang dari target yaitu 100%.

Berdasarkan perhitungan tabel MCUA dari ke-14 masalah yang kami


temukan, didapatkan dua masalah dengan score tertinggi yaitu:

1. Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-


Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%,
kurang dari target yaitu 100%.
2. Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.

87
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah yang ada, selanjutnya


ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian
masalah yang ada terlebih dahulu. Setiap penyebab masalah yang adadilakukan
penentuan akar penyebab masalah menggunakan diagram sebab akibat yaitu
diagram tulang ikan. Dengan memanfaatkan pengetahuan serta data-data yang
didapatkan maka dapat disusun penyebab masalah secara teoritis.

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input
merupakan sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya sistem
adalah:

a. Man: Jumlah staf atau petugas, keterampilan, pengetahuan dan motivasi kerja.
b. Money: Jumlah dana yang tersedia
c. Material: Jumlah peralatan medis dan jumlah obat
d. Method: mekanisme kerja yang digunakan.

Proses adalah suatu kegiatan dari sistem, melalui proses maka suatu input akan
diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:

a. Planning: adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan


organisasi, sampai dengan menetapkan alternative kegiatan untuk
mencapainya
b. Organizing: adalah rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua
sumberdaya yang dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara efisien untuk
mencapai tujuan orgnaisasi
c. Actuating: proses bimbingan kepada staf agar merka mampu bekerja secara
optimal melakukan tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang dimiliki
dengan dukungan sumber daya yang tersedia.
d. Controlling: proses untuk mengamati secara terus menerus, pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan melakukan
koreksi apabila didapatkan adanya penyimpangan.

88
Masalah prioritas untuk masalah pengendalian penyakit menular langsung
(P2ML) untuk puskesmas wilayah cempaka putih yang akan ditetapkan akar
penyebab masalahnya melalui diagram fishbone adalah angka cakupan penderita
pneumonia balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%
dan angka case detection rate TB di wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan
Cempaka Putih periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari
target yaitu 100%.

89
Diagram 2.1 Fishbone Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017

Method Material Money Man

Tidak adanya metode Kurangnya form skrining Banyaknya petugas kesehatan yang
skrining terbaru untuk Pneumonia Balita di IGD tidak menegakkan diagnosis
kasus Pneumonia Balita dan Puskesmas Kelurahan Pneumonia Balita berdasarkan
oleh petugas kesehatan kriteria Kemenkes
Kurangnya sosialisasi Kurangnya pengetahuan
Minimnya pelaksanaan mengenai pelaksanaan petugas kesehatan mengenai
kegiatan skrining untuk kegiatan skrining untuk kriteria Pneumonia Balita
kasus Pneumonia kasus Pneumonia Balita berdasarkan Kemenkes
Balita
Belum ada waktu untuk
sosialisasi mengenai Tidak adanya pelatihan
kegiatan skrining untuk khusus tentang kriteria
Tidak adanya SOP kasus Pneumonia Balita skrining Pneumonia Balita Angka Cakupan
mengenai kegiatan pada petugas kesehatan
skrining untuk kasus Penderita
Petugas Puskesmas sibuk Pneumonia Balita di
Pneumonia Balita
untuk mempersiapkan
akreditasi Wilayah Kerja
Puskesmas se-
Kecamatan
Penemuan kasus
Tidak semua masyarakat Struktur organisasi yang Cempaka Putih
Pneumonia Balita hanya Perencaan program
berpartisipasi memeriksakan belum ada untuk
mengandalkan passive
pelaksanaan program skrining Pneumonia Periode Januari-
anaknya saat diadakan case finding
kegiatan Posyandu skrining Pneumonia balita yang kurang September 2017
Balita matang sebesar 29,44%,
Pelaksanaan program
Kurangnya pengetahuan penemuan kasus Pneumonia kurang dari target
masyarakat mengenai Balita belum terarah SDM yang kurang Program penemuan
kasus Pneumonia yaitu 100%.
pentingnya kesehatan Minimnya informasi dan jumlahnya untuk
tugas Balita belum menjadi
penjelasan pelaksanaan
Penyampaian materi pengorganisasian program prioritas
program penemuan kasus
penyuluhan kurang dapat Pneumonia Balita program penemuan
dipahami oleh kasus Pneumonia
masyarakat Balita di puskesmas
Kurangnya koordinasi Petugas perencanaan
dan komunikasi menganggap program
Kurangnya waktu antara petugas penemuan kasus Pneumonia
penyuluhan oleh pelaksana program Balita hanya deteksi dini
petugas kesehatan penemuan kasus bukan emergency
Pneumonia Balita
90
Environment Controlling Actuating Organizing Planning
Diagram 2.2 Fishbone Angka Case Detection Rate TB di Wilayah Kerja se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017

91
2.3 Mencari Penyebab Masalah yang Paling Dominan

Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
diagram fishbone yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab
masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah
penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara otomatis sebagian besar
masalah-masalah yang lain dapat dipecahkan. Penentuan akar penyebab masalah
yang paling dominan adalah diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman
program yang cukup.

Di bawah ini adalah akar penyebab masalah angka cakupan penderita pneumonia
balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-
September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100% .

Akar penyebab masalah yang ditemukan di dalam input adalah:

a. Tidak adanya sosialisasi dan pelatihan khusus tentang kriteria skrinning


Pneumonia balita pada petugas kesehatan. (Man)
b. Petuas Puskesmas sibuk untuk mempersiapkan akreditasi. (Material)
c. Tidak adanya SOP mengenai kegiatan skrinning untuk kasus Pneumonia
Balita. (Method)

Akar penyebab masalah yang ditemukan di dalam proses adalah:


a. Planning: Petugas perencanaan menganggap program penemuan kasus
Pneumonia Balita hanya deteksi dini bukan emergency.
b. Organizing: SDM yang kurang jumlahnya untuk tugas perorganisasian
program penemuan kasus Pneumonia Balita di Puskesmas
c. Actuating: Kurangnya koordinasi dan komunikasi pelaksanaan program
penemuan kasus Pneumonia Balita.

Akar penyebab masalah yang ditemukan di dalam environment adalah:


a. Kurangnya waktu penyuluhan oleh petugas kesehatan.

92
Dari ketujuh akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua akar penyebab
masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi langsung
juga pemahaman yang cukup, dua akar permasalahan yang paling dominan
tersebut adalah:

1. Tidak adanya sosialisasi dan pelatihan khusus tentang kriteria skrining


Pneumonia balita pada petugas kesehatan.
2. SDM yang kurang jumlahnya untuk tugas pengorganisasian program
penemuan kasus Pneumonia Balita di puskesmas.

Di bawah ini adalah akar penyebab masalah angka case detection rate TB di
wilayah Kerja Puskesmas se- Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-
September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100%.

Akar penyebab masalah yang ditemukan di dalam input adalah:

a. Kurangnya ajakan dalam penambahan jumlah SDM. (Man)


b. Alokasi dana diprioritaskan untuk program lain di Puskesmas. (Money)
c. Peraturan pemerintah yang melarang Puskesmas untuk penyediaan alat
rontgen. (Material)
d. Kurangnya jumlah SDM untuk menjalankan program-program Puskesmas.
(Method)

Akar penyebab masalah yang ditemukan di dalam proses adalah:


a. Planning: TB bukan program prioritas
b. Organizing: Jumlah SDM tidak sesuai dengan job desk yang ada
c. Actuating: Kurangnya kepedulian SDM dalam menjalankan program TB
d. Controlling: Kurangnya jumlah SDM

Akar penyebab masalah yang ditemukan di dalam environment adalah:


a. Kurang penyuluhan bahaya TB

93
Dari kesembilan akar penyebab masalah di atas maka ditetapkan dua akar
penyebab masalah yang paling dominan, berdasarkan data, informasi, observasi
langsung juga pemahaman yang cukup, dua akar permasalahan yang paling
dominan tersebut adalah:

1. Kurangnya jumlah SDM untuk menjalankan program-program Puskesmas


2. Kurang penyuluhan bahaya TB

94
BAB III

MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menentukan penyebab masalah yang paling dominan, untuk


mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling
dominan tersebut maka ditentukan beberapa alternative pemecahan masalah.
Penetapan alternative pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA
(Multiple Criteria Utility Assesment) yaitu dengan memberikan skoring 1-5 pada
bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.

Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternatif diletakkan pada


kolom. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai dari kolom kiri ke
kanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian antara bobot kriteria
dengan skor dari setiap alternatif masalah dan dijumlahkan tiap baris menurut
setiap kriteria berdasarkan masing- masing alternatif masalah tersebut.

Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang terbaik adalah:

1. Mudah dilaksanakan
Diberikan nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut paling mudah
dilaksanakan dan diberikan nilai terkecil jika masalah yang paling sulit
dilaksanakan. Diberikan nilai :
3 : Sangat mudah dilaksanakan
2 : Tidak terlalu mudah dilaksanakan
1 : Tidak mudah untuk dilaksanakan
2. Murah biayanya

Diberikan nilai terbesar jika alternatif masalah paling murah biayanya


dan diberikan nilai terkecil jika biaya yang paling mahal untuk dilaksanakan.

3 : Biaya murah (dibawah anggaran)


2 : Biaya mencukupi (sesuai anggaran)
1 : Biaya sangat mahal (melebihi anggaran)

95
3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama

Diberi nilai terbesar jika alternatif masalah tersebut waktu penerapan


sampai masalah terpecahkan dan tidak lama untuk dilaksanakan, dan diberikan
nilai terkecil jika waktu penerapan sampai masalah terpecahkan lama.

3 : Cepat terselesaikan (kurang dari satu bulan)


2 : Tidak terlalu cepat masalah terselesaikan (satu
hingga enam bulan)
1 : Lama terselesaikan masalah lebih dari enam bulan
4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna

Diberikan nilai terbesar jika alternatif masalah dapat memecahkan


masalah dengan sempurna dan diberikan nilai terkecil jika masalah tidak dapat
memecahkan masalah degan sempurna.

3 : Masalah selesai dengan sempurna


2 : Masalah tidak dapat selesai dengan sempurna
1 : Tidak ada perubahan

96
3.2 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita
di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%.

Dari tujuh akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan


alternatif masalah sebagai berikut :

1. Tidak adanya sosialisasi dan pelatihan khusus tentang kriteria skrining


Pneumonia balita pada petugas kesehatan.
a. Alternatif pemecahan masalah: Mengadakan pelatihan khusus tentang
kriteria skrining Pneumonia balita kepada Kemenkes untuk petugas
kesehatan.
2. SDM yang kurang jumlahnya untuk tugas pengorganisasian program
penemuan kasus Pneumonia Balita di puskesmas.
a. Alternatif pemecahan masalah: Menambah SDM tambahan yang
berkompeten.

Tabel 3.1 MCUA Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita dengan akar
penyebab masalah di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih
Periode Januari-September 2017
No Parameter Bobot AL-1 AL-2
N BN N BN
1. Mudah Dilaksanakan 4 2 8 3 12
2. Murah Biayanya 3 3 9 3 9
3. Waktu Penerapannya Sampai 2 1 2 2 4
Masalah Terpecahkan Tidak
Terlalu Lama
4. Dapat menyelesaikan dengan 1 2 2 3 3
sempurna
Jumlah 21 28

97
Keterangan:
AL-1 : Mengadakan pelatihan khusus tentang kriteria skrining Pneumonia balita
kepada Kemenkes untuk petugas kesehatan
AL-2 : Menambah SDM tambahan yang berkompeten

Dari hasil penerapan alterntif pemecahan masalah dengan menggunakan


metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Menambah SDM tambahan yang berkompeten.


2. Mengadakan pelatihan khusus tentang kriteria skrining Pneumonia balita
kepada Kemenkes untuk petugas kesehatan.

3.3 Alternatif Pemecahan Masalah Angka Case Detection Rate TB di Wilayah


Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari-September
2017 sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100%.

Dari sembilan akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan


alternatif masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya jumlah SDM untuk menjalankan program-program Puskesmas.


a. Alternatif pemecahan masalah: Menambah SDM tambahan yang
berkompeten.
2. Kurang penyuluhan bahaya TB
a. Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan secara menyeluruh
di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih.

98
Tabel 3.2 MCUA Angka Case Detection Rate TB dengan akar penyebab
masalah di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode
Januari-September 2017
No Parameter Bobot AL-1 AL-2
N BN N BN
1. Mudah Dilaksanakan 4 3 12 2 8
2. Murah Biayanya 3 3 9 1 3
3. Waktu Penerapannya Sampai 2 2 4 1 2
Masalah Terpecahkan Tidak
Terlalu Lama
4. Dapat menyelesaikan dengan 1 3 3 2 2
sempurna
Jumlah 28 15

Keterangan:
AL-1 : Menambah SDM tambahan yang berkompeten
AL-2 : Melakukan penyuluhan secara menyeluruh di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih

Dari hasil penerapan alterntif pemecahan masalah dengan menggunakan


metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Menambah SDM tambahan yang berkompeten.


2. Melakukan penyuluhan secara menyeluruh di Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih.

99
BAB IV
RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN
KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Menyusun Rencana Usulan Kegiatan


Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah
pada tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini,
diharapkan dapat mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar
masalah yang dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun
berbagai keputusan yang bersifat pokok yang dianggap paling penting dan
akan dilakukan menurut urutannya guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan rencana memecahkan
masalah.

4.1.1 Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja


Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%.
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari
kegiatan menaikkan angka cakupan penderita pneumonia di wilayah
kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih periode Januari
September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%. yang
didapatkan dalam BAB III, makva dibuat rencana usulan kegiatan
sebagai berikut:

100
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%.
No. Keputusan Rencana Kegiatan Target Volume Biaya Waktu Penanggung
Kegiatan Jawab

1. Menambah SDM 1. Menyusun 1. Tersusunnya 1x/periode Rp.0,- November Kepala


kebutuhan SDM kebutuhan SDM 2017 minggu Puskesmas
tambahan yang
tambahan di tambahan yang III
berkompeten. Puskesmas kompeten sesuai
kebutuhan yang ada

2. Mengajukan 2. Disetujui dan 1x/periode Rp.200.000,- Desember 2017 Kepala


proposal ke dterimanya proposal minggu I Puskesmas
pusat untuk oleh pusat
penambahan
SDM yang baru

3. Melakukan 3. Terlatihnya SDM 1x/periode Rp.0,- Januari 2018 Kepala


pelatihan tambahan yang minggu I Puskesmas
terhadap SDM dibutuhkan sesuai
yang baru area kerjanya

101
Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%. (lanjutan)
No. Keputusan Rencana Kegiatan Target Volume Biaya Waktu Penanggung
Kegiatan Jawab

2. Mengajukan 1. Mengidentifika 1. Mendapatkan materi 1x/tahun Rp.0,- November Penanggung


si kesalahan pelatihan yang 2017 minggu Jawab
pelatihan khusus
yang banyak terperinci dan sesuai IV Program
tentang kriteria terjadi dalam dengan kesalahan Pneumonia
pelaksanaan yang sering terjadi
skrining
skrining
Pneumonia balita Pneumonia
kepada Kemenkes 2. Pengajuan 2. Terlaksananya 1x/tahun Rp.0,- Desember 2017 Penanggung
pelatihan pelatihan khusus minggu II Jawab
untuk petugas khusus untuk untuk skrining Program
kesehatan. skrining Pneumonia yang Pneumonia
Pneumonia efektif

3. 3.

102
4.1.2 Angka Case Detection Rate (CDR) TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar
15,82%, kurang dari target yaitu 100%
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari
kegiatan menaikkan angka Case Detection Rate (CDR) TB di Wilayah Kerja
Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017
sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100% yang didapatkan dalam BAB
III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:

103
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Case Detection Rate (CDR) TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100%
No. Keputusan Rencana Kegiatan Target Volume Biaya Waktu Penanggung
Kegiatan Jawab

1. Menambah SDM 1. Menentukan 1. Tercatatnya 1x/tahun Rp.0,- November 2017 Kepala


tambahan yang kebutuhan jumlah kebutuhan jumlah minggu III Puskesmas
berkompeten. SDM di puskesmas SDM di
puskesmas
2. Menyusun SOP dari 2. Tersusunnya SOP 1x/tahun Rp.0,- November 2017 Kepala
masing-masing dari masing- minggu IV Puskesmas
SDM yang masing SDM yang
dibutuhkan dibutuhkan
2. Melakukan 1. Mengumpulkan 1. Terkumpulnya 2x/periode Rp.0,- November 2017 Penanggung
penyuluhan secara materi penyuluhan materi penyuluhan April 2018 jawab
menyeluruh di tentang TB tentang TB program TB
Wilayah Puskesmas 2. Menyusun materi 2. Tersusunnya 2x/periode Rp.0,- November 2017 Penanggung
se-Kecamatan penyuluhan tentang materi penyuluhan April 2018 jawab
Cempaka Putih. TB tentang TB program TB
3. Menjalankan 3. Maksimalnya 6x/periode Rp.0,- November 2017 Penanggung
penyuluhan yang program April 2018 jawab
telah disusun penyluhan TB program TB

104
4.2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Setelah menyusun rencana pemecahan masalah maka akan dilakukan rencana
pelaksanaan pemecahan masalah yang disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan.
Perencanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk gen chartberikut:

105
Tabel 4.3 Gen Chart Masalah Untuk Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%.

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb Oktober Novemb Desembe
No 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 er 2017 2017 er 2017 r 2017
Kegiatan 2017
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menambah SDM
tambahan yang
berkompeten.

Menyusun x
kebutuhan
1 SDM
tambahan di
Puskesmas
Mengajukan x
proposal ke
pusat untuk
2
penambahan
SDM yang
baru
Melakukan
pelatihan
3 terhadap SDM
yang baru

106
Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%. (lanjutan)
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agusutus Septemb Oktober Novemb Desembe
No 2018 2018 2018 2018 2018 er 2018 2018 er 2018 r 2018
Kegiatan 2018 2018 2018
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menambah SDM
tambahan yang
berkompeten.

Menyusun
kebutuhan
1 SDM
tambahan di
Puskesmas
Mengajukan
proposal ke
pusat untuk
2
penambahan
SDM yang
baru
Melakukan x
pelatihan
3 terhadap SDM
yang baru

107
Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari target yaitu 100%. (lanjutan)
Septemb Novemb Desembe
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Oktober
er er r
No
Kegiatan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
. 2017 2017 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengajukan
pelatihan khusus
tentang kriteria
skrining Pneumonia
balita kepada
Kemenkes untuk
petugas kesehatan.

Mengidentifika x
si kesalahan
yang banyak
1 terjadi dalam
pelaksanaan
skrining
Pneumonia
Pengajuan x
pelatihan
2 khusus untuk
skrining
Pneumonia

108
Tabel 4.4 Gen chart Angka Case Detection Rate (CDR) TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100%
No. Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septem- Oktober Novem- Desem-
2017 2017 2017 2017 2017 2017 ber 2017 ber 2017 ber 2017
2017 2017 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Menambah SDM
tambahan yang
berkompeten.

1. Menentukan x
kebutuhan
jumlah SDM
di Puskesmas
2. Menyusun x
SOP dari
masing-
masing SDM
yang
dibutuhkan
3. Mengajukan x
proposal ke
pusat untuk
menambahkan
SDM baru

109
Tabel 4.4 Gen chart Angka Case Detection Rate (CDR) TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100% (lanjutan)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septem- Oktober Novem- Desem-
No. Kegiatan 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 ber 2017 2017 ber 2017 ber 2017

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Melakukan penyuluhan
secara menyeluruh di
Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka
Putih.

Mengumpulkan x
materi
1
penyuluhan
tentang TB
Menyusun x
materi
2
penyuluhan
tentang TB
Menjalankan x x
penyuluhan
3
yang telah
disusun

110
Tabel 4.4 Gen chart Angka Case Detection Rate (CDR) TB di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100% (lanjutan)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septem- Oktober Novem- Desem-
No. Kegiatan 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 2018 ber 2018 2018 ber 2018 ber 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Melakukan penyuluhan
secara menyeluruh di
Wilayah Puskesmas se-
Kecamatan Cempaka
Putih.

Mengumpulkan x
materi
1
penyuluhan
tentang TB
Menyusun x
materi
2
penyuluhan
tentang TB
Menjalankan x x x x
penyuluhan
3
yang telah
disusun

111
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Dari program kesehatan dasar di puskesmas, akan dibahas mengenai salah


satu program yang ada di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih, yaitu program
Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML). Berdasarkan data yang
didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih didapatkan 14 masalah
yang teridentifikasi.
. Dari hasil evaluasi dan diskusi didapatkan dua prioritas masalah selama
periode Januari September 2017 yaitu angka Case Detection Rate (CDR) TB di
Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan Cempaka Putih Periode Januari-
September 2017 sebesar 15,82%, kurang dari target yaitu 100% dan Angka
Cakupan Penderita Pneumonia Balita di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari-September 2017 sebesar 29,44%, kurang dari
target yaitu 100%.

Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab


akibat dari Ishikawa (fishbone) didapatkan akar-akar masalah dari program
tersebut seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar
masalah setiap program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta
alternatif cara pemecahan masalah, yaitu:

1. Tidak adanya sosialisasi dan pelatihan khusus tentang kriteria skrining


Pneumonia balita pada petugas kesehatan.
a. Alternatif pemecahan masalah: Mengajukan pelatihan khusus
tentang kriteria skrining Pneumonia balita kepada Kemenkes
untuk petugas kesehatan..
2. SDM yang kurang jumlahnya untuk tugas pengorganisasian program
penemuan kasus Pneumonia Balita di puskesmas.
a. Alternatif pemecahan masalah: Menambah SDM tambahan yang
berkompeten.

112
3. Kurangnya jumlah SDM untuk menjalankan program-program
Puskesmas.
a. Alternatif pemecahan masalah: Menambah SDM tambahan
yang berkompeten.
4. Kurangnya penyuluhan bahaya TB
a. Alternatif pemecahan masalah: Melakukan penyuluhan secara
menyeluruh di Wilayah Puskesmas se-Kecamatan Cempaka
Putih.
5.2 SARAN

Berdasarkan permasalah program kesehatan dasar tersebut disarankan atau


direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai
berikut:

b. Mengadakan pelatihan khusus tentang kriteria skrining Pneumonia balita


kepada Kemenkes untuk petugas kesehatan.
a. Mengidentifikasi kesalahan yang banyak terjadi didalam pelaksanaan
skrining Pneumonia.
b. Pengajuan pelatihan khusus untuk skrining pneumonia

3. Menambah SDM tambahn yang berkompeten.


a. Menentukan kebutuhan jumlah SDM di puskesmas.
b. Menyusun SOP dari masing-masing SDM yang dibutuhkan.
c. Mengajukan proposal ke pusat untuk menambahkan SDM baru.
d. Melakukan pelatihan terhadap SDM yang baru.

4. Melakukan penyuluhan secara menyeluruh di Wilayah Puskesmas se-


Kecamatan Cempaka Putih.
a. Mengumpulkan materi penyuluhan tentang TB
b. Menyusun materi penyuluhan tentang TB
c. Menjalankan penyuluhan yang telah disusun

113
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2011. Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta: Depkes RI.


Depkes RI. 2015. Rencana Aksi Program Pengendali Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Tahun 2015 2019. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
KEMENKES RI. 2011. Buletin Jendela Data Informasi Kemenkes RI. Jakarta:
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
KEMENKES RI. 2011. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
KEMENKES RI. 2013. Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republlik Indonesia.

KEMENKES RI. 2014. Situasi dan Analisis HIV AIDS. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Wong, D. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: ECG.
World Health Organization Indonesia.2017. diunduh pada 21 Oktober 2017. dari:
http://www.searo.who.int/indonesia/topics/tb/en/
Zakira dkk. 2017 Lingkaran Pemecahan Masalah Evaluasi Program Pengendalian
Penyakit Menular Langsung (P2ml) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih Periode Januari Maret 2017.

114

Vous aimerez peut-être aussi