Vous êtes sur la page 1sur 27

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK

PRASEKOLAH

NAMA KELOMPOK:

1. Edi Darma Susilo

2. Emmy Fitrianingsih

3. Rundi Dirmagantara

4. Ummu Salamah Tusaniah


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulisan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada keluarga dengan anak prasekolah

dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, keluarga,

para sahabat dan orang-orang yang istiqamah di jalan-Nya hingga akhir hayat.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang keperawatan, yang

kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Kelompok juga mengucapkan

terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami dalam menyusun

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat digunakan dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan masalah ketidakberdayaan. Kami

mohon untuk saran dan kritikannya supaya kedepannya akan lebih baik dari sebelumnya.

Jakarta, 20 Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

B. Tujuan Penulisan .

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Keluarga............................................................................................................

B. Karakteristik keluarga dengan anak prasekolah..................................................................

C. Tugas Perkembangan Keluarga dengan anak prasekolah.....................................................

D. Peran Perawat pada Keluarga dengan anak prasekolah.......................................................

E. Pertimbangan Kesehatan atau masalah keluarga.................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengakajian .........................................................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................................

C. Intervensi Keperawatan....................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...........

B. Saran.............
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan

, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodelogi proses

keperawatan, berpedomen pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika

keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui

praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan

masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendidikan proses

keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan

keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga secara mandiri.

Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian kegiatan

yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada anak usia inilah

yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses tumbuh kembangnya.

Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan kembang anak dapat mencapai

hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam pola hidup sehat.

Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak anak merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain/ toddler (

1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga remaja (11- 18

tahun )

Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau

gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak merupakan
individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang

setelah usianya bertambah.

Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang khusus

terhadap perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak. disamping itu keluarga

mempunyai tugas yaitu memenuhi kebutuhan anak rumah rasa aman, membantu unutk

bersosialisasi mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar, pembagian

tanggung jawab, dan kegiatan untuk menstimulasi perkembangan anak.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang asuhan

keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping itu, penulisan juga

bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan untuk menerapkan konsep materi

keperawatan keluarga.

b. Tujuan Khusus

tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengertian keluarga

2. Karakteristik keluarga dengan anak prasekolah

3. Tugas Perkembangan Keluarga dengan anak prasekolah

4. Peran Dan Fungsi Keluarga dengan anak prasekolah

5. Peran Perawat pada Keluarga dengan anak prasekolah

6. Pertimbangan Kesehatan atau masalah keluarga


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

1. Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah satu atap

dalam keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI ).

2. Tugas keluarga dibidang kesehatan adalah :

a. mengenal masalah kesehatan keluarga

b. memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan

upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan

keadaan keluarga.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkngan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

3. anak prasekolah

Adalah anak dengan usia 3 5 tahun

B. Karakteristik keluarga dengan anak prasekolah

1. Ciri fisik anak pra sekolah:

Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang

berada dalam tahapan sebelumya :


a. Anak prasekolah umumnya aktif

Mereka telah memiliki penguasaan dan control terhadap tubuhnya dan sangat

menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.

b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup,

sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.

c. Otot otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control terhadap jari

dan tangan. Olehy karma itu biasanya anak belum terampil, belum biasa melakukan

kegiatan yang rumit misalnya mengikat tali sepatu.

d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya

pada objek objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih

belum sempurna.

e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih

lunak.

f. Walaupun anak laki laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas

yabg bersifat praktis, khusubya dalam tugas motorik halus.

2. Ciri sosial anak prasekolah

a. Umumnya anak oada tahap ini memiliki sati atau dua sahabat, sahabat yang dipilih

biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari

jenis kelamin yang berbeda.

b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tida terorganisasi dengan baik, oleh karena

kelompok tersebut cepat berganti ganti.

c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
3. Ciri emosional pada anak prasekolah

a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan terbuka.,

sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.

b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan

perhatian guru.

4. Ciri kognitif anak prasekolah

a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari merekla senang

berbicara khususnya dalam klelompoknya.

b. Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat, kesempatan,

interaksi, mengagumi dan kasih sayang.

5. Cara yang dilakukan agar anak berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai

berikut :

a. Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.

b. Tunjukan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak

c. Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan

dalam banyak hal.

d. Berikan kesempatan dan dorongan untuk melakukan kegiatan secara mandiri.

e. Tentukan batas batas tingkah laku yang diperoleh oleh lingkungannya.

f. Kagumilah apa yang dilakukan anak.

C. Tugas perkembangan keluarga dengan balita dan anak prasekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak

berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:


1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan

rasa aman

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga

harus terpenuhi

4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun diluar keluarga (keluarga

lain dan lingkungan sekitar)

5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot)

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

Kehidupan keluarga pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat tergantung pada

orang tua. Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian rupa sehingga

kebutuhan anak, suami istri dan pekerjaan (purna waktu/ paruh waktu) dapat terpenuhi.

Orang tua menjadi arsitek keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan

keluarga agar kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara menguatkan

hubungan kerja sama antar suami istri. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi

perkembangan individual anak khususnnya kemandirian anak agar tugas

perkembangan anak pada fase ini tercapai.

D. Peran perawat pada keluarga dengan balita dan anak prasekolah

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada

keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat

membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan

kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga.

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pendidik

Perawat memberikan pengetahuan kepada klien dalam rangka meningkatkan

kesehatan, tentang tindakan keperawatan dan tindakan medik yang diterima, sehingga

klien / keluarga dapat bertanggung jawab terhadap hal hal yang diketahuinya. Perawat

memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi,

kader masyarakat, dan lain lain. Perawat memberikan konseling / bimbingan kepada

klien, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas.

2. Koordinator

Perawat mengkoordinir seluruh pelayanan keperawatan, mengatur tenaga keperawatan

yang akan bertugas, mengembangkan sistem pelayanan keperawatan, dan memberikan

informasi tentang hal hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan di sarana

kesehatan.

3. Pelaksana

Dalam asuhan / pelayanan keperawatan memberikan / asuhan keperawatan secara

profesional, yang meliputi treatment keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan,

dan menjalankan treathment medikal. Melakukan pengkajian dalam upaya upaya

mengumpulkan data dan informasi yang benar. Menegakkan diagnosa keperawatan

berdasarkan analisa data dari hasil pengkajian. Merencanakan intervensi sebagai upaya

untuk mengatasi masalah yang timbul dan membuat langkah / cara pemecahan masalah.

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan. Melalui

evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan

terhadapnya.
4. Pembaharu / perubah

Perawat mengadakan inovasi agar klien / keluarga mempunyai cara berfikir yang benar

dalam mengatasi masalah, sehingga sikap dan tingkah laku menjadi efektif, serta

meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk hidup lebih sehat.

5. Advocat

Perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain,

membela kepentingan klien dan membantu klien agar memahami semua informasi dan

upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan. Peran advokasi sekaligus

mengharuskan perawat membantu klien/ keluarga untuk mengambil keputusan

berdasarkan pemahaman informasi yang diberikan oleh perawat. Perawat melindungi

dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

6. Konsultan

Perawat sebagai mediator antara klien dengan profesi kesehatan lainnya. Peran ini

berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien 24 jam. Perawat sebagai

tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk

diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan

pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Kolaborasi

Perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain dan keluarga dalam

menentukan rencana atau pelaksanaan asuhan keperawatan.

8. Pengelola

Perawat mengatur kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan, sehingga

pasien dan perawat mendapatkan kepuasan karena asuhan keperawatan yang diberikan.

Perawat mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, dan


mengevaluasi) pelayanan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung dan

menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas.

9. Peneliti

Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip,

dan metode penelitian serta mamanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu

asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Perawat melakukan penelitian

untuk mengembangkan mutu pelayanan keperawatan.

E. Pertimbangan kesehatan

a. Masalah kesehatan fisik yang utama adalah seringnya penyakit menular dialami oleh

anak dan umumnya cedera akibat jatuh, luka bakar, keracunan, dan cedera lain yang

terjadi selama masa prasekolah. Karena kurangnya ketahanan spesifik terhadap

banyakbakteri dan penyakit akibat virus serta meningkatnya pajanan terhadap bakteri

dan virus, anak prasekolah sering kali sakit dengan disertai satu penyakit minor setelah

sakit pertamanya sembuh. Dengan demikian, kontak anak dengan infeksi dan penyakit

menular serta kerentanan mereka yang umum terhadap penyakit adalah perhatian

kesehatan yang utama (Shelov, 1991)

b. Cedera, jatuh, luka bakar, dan laserasi sangat sering terjadi. Cedera ini tampaknya

bahkan lebih sering jika keluarga adalah keluarga besar, keluarga dengan pengasuh

dewasa yang tidak ada dirumah karena bekerja (anak yang kurang pengawasan orang

dewasa), dan keluarga yang memiliki pendapatan rendah, keamanan lingkungan dan

supervisi anak yang adekuat adalah cara untuk mengurangi cedera (shelov, 1991).

c. Perhatian utama tentang kesehatan psikososial keluarga adalah hubungan pernikahan.

Penelitian membuktikan adanya penurunan atau kehilangn kepuasan yang dialami oleh

banyak pasangan selama masa ini dan kebutuhan untuk bekerja guna memperkuat dan
menyegarkan kembali unit vital ini (Olson et al., 19983). Perhatian kesehatan yang

penting lainnya adalah persaingan sibling, keluarga berencana, kebutuhan tumbuh

kembang anak, masalah orang-tua seperti menetapkan keterbatasan (pendisplinan),

penganiayaan dan pengabaian anak, keamanan rumah, dan masalah komunikasi

kelurga.

d. Tujuan utama bagi perawat yang bekerja dengan anak dan keluarga adalah membantu

mereka dalam menetapkan gaya hidup sehat dan dalam memfasilitasi pertumbuhan

fisik, intelektual, emosional, dan sosial anak yang optimal (Wilson, 1988 ).
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang

berhubungan dengan keluarga dan anak.

1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga

a. Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan

keluarga, pendidikan, pekerjaan ).

a) Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga

b) Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.

c) Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

d) Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota

keluarga

e) Aktivitas rekreasi keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga

ditentukan oleh usia anak tertua dari keluraga inti.

b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang

belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi keluarga.

c) Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat

kesehatan masing masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya

pencegahan penyakit.
d) Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat kesehatan

generasi diatas, tentang riwayat penyakit keturunan , upaya generasi tersebut

tentang upaya penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan

sampai saat ini.

c. Lingkungan

a) Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe,

jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan perabot

rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih danh

minum yang digunakan.

b) Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas

setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal

c) Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggita

keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.

d) Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang

digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang

adadan sejauh mana keluarga berinteraksi

d. Struktur keluarga

a) Struktur peran yang menjelaskan peran masing masing anggota keluarga

secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.

b) Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.

c) Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa

pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam

menciptakan komunikasi.
d) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

a) Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan

dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga, hubungan psikososial

dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

b) Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga

belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku

dikeluarga dan masyarakat.

c) Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota

keluarga, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan.

f. Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangka pendek dan panjang

b) Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan

penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan

waktu penyesuaian lebih 6 bulan.

c) Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor

d) Strategi koping

e) Strategi adaptasi disfungsional

g. Pemeriksaan kesehatan

h. Harapan keluarga
B. Pengkajian yang berhubungan dengan anak prasekolah

a. Identitas anak

b. Riwayat kehamulan sampai kelahiran

c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini

d. Kebiasaan saat ini ( pola perilaku dan kegiatan sehari hari )

e. Pertumbuhan dan perkembangan saat ini ( termasuk kemampuan yang telah dicapai

).

f. Periksaan kesehatan

C. Pengkajian fokus anak prasekolah

a. Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana

stimulasinya

b. Sudahkah anak dikutkan kegiatan play group

c. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap

hari

d. Siapakah orang orang yang setiap hari dengan anak.

e. Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini

f. Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini

g. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

D. Pengkajian data fokus meliputi:

1. Bagaimana karakteristik teman bermain.

2. Bagaimana lingkungan bermain.

3. Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah.

4. Bagaimana stimulasi terhadap tumbang anak dan adakah sarana yang dimiliki.
5. Bagaimana temperamen anak saat ini.

6. Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang.

7. Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak.

8. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini.

9. Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah.

10. Sudahkah anak memperoleh imunisasi ulangan selain di sekolah.

11. Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah saat

bermain.

12. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.

13. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah, apa jenisnya.

14. Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luang.

15. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarganya.

E. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah

a. Masalah kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar

air, difteri, dan campak.

b. Bahaya fisik

a) Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan

ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan

dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya

bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini

terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.

b) Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa

mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

c. Bahaya Psikologis

a) Perasaan bersalah

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa

bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami

regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan

menghisap jempol.

b) Gangguan tidur

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid eye

movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan benar-benar

terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi buruk

yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan yang

perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang

sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis. Pengalamam

yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di

televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering

ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th, karena mereka belum bisa

membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam hari adalah suatu

keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan

yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang atelah dialaminya.

Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak

bengkit dsari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur

sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi

dalam 3 jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa
detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena nak

menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang

berumur 3-8 th.

F. Intervensi untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:

a. Ajak anak kembali ketempat tidurnya.

b. Berikan cerita yang pendek.

c. Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.

d. Gunakan lampu redup.

e. Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)

G. Intervensi untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah

denganm mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:

a. Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.

b. Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.

c. Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair (pispot

khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).

d. Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.

H. Diagnosa Keperawatan

Contoh diagnosa keperawatan yang timbul pada keluarga dengan anak prasekolah:

1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah serta

intake terbatas (mual).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi nutrien dan

peningkatan peristaltik usus.

3. Kecemasan keluarga b.d perubahan status kesehatan anaknya


4. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b.d

pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan

kognitif.

I. Rencana Keperawatan

Dx.1: Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan muntah

serta intake terbatas (mual)

Tujuan : Kebutuhan cairan akan terpenuhi dengan kriteria tidak ada tanda-tanda

dehidrasi

Intervensi

1. Berikan cairan oral dan parenteral sesuai dengan program rehidrasi.

2. Pantau intake dan output.

3. Kaji tanda vital, tanda/gejala dehidrasi dan hasil pemeriksaan laboratorium

4. Kolaborasi pelaksanaan terapi definitif

Rasional

1. Sebagai upaya rehidrasi untuk mengganti cairan yang keluar bersama feses.

2. Memberikan informasi status keseimbangan cairan untuk menetapkan

kebutuhan cairan pengganti.

3. Menilai status hidrasi, elektrolit dan keseimbangan asam basa

4. Pemberian obat-obatan secara kausal penting setelah penyebab diare diketahui

Dx.2 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien dan

peningkatan peristaltik usus.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria terjadi peningkatan

berat badan
Intervensi

1. Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.

2. Pertahankan status puasa selama fase akut (sesuai program terapi) dan segera mulai pemberian

makanan per oral setelah kondisi klien mengizinkan.

3. Bantu pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan program diet

4. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral sesuai indikasi

Rasional

1. Menurunkan kebutuhan metabolic

2. Pembatasan diet per oral mungkin ditetapkan selama fase akut untuk menurunkan

peristaltik sehingga terjadi kekurangan nutrisi.

3. Pemberian makanan sesegera mungkin penting setelah keadaan klinis klien

memungkinkan.

4. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien

5. Mengistirahatkan kerja gastrointestinal dan mengatasi/mencegah kekurangan nutrisi

lebih lanjut

Dx.3 : Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya.

Tujuan : Keluarga mengungkapkan kecemasan berkurang.

Intervensi

1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik

tentang mekanisme koping yang tepat.

2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien

yang anaknya mengalami masalah yang sama

3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam

membantu klien.
Rasional

1. Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan masalah

2. Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya

orang yang mengalami masalah yang demikian.

3. Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecemasan

Dx.4 : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi b/d

pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya, serta

mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

Intervensi

1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang

penyakit dan perawatan anaknya.

2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek

samping yang mungkin timbul

4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi

Rasional

1. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar

belakang pengetahuan sebelumnya.

2. Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga

klien dan keluarga dalam proses perawatan klien

3. Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

4. Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan

diri anaknya
J. Implementasi

Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan yang telah

direncanakan sebelumnya

K. Evaluasi

Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan sejauh mana tujuan tersebut tercapai. Bila

ada yang belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang, kemudian disusun rencana,

kemudian dilaksanakan dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila dalam

evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah awal lagi dan seterusnya sampai tujuan

tercapai.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk dari asuhan keperawatan yang

bersifat komprehensip karena yang dikaji adalah semua anggota keluarga dalam satu

rumah. Asuhan keperawatan keluarga pada anak usia prasekolah lebih mengkhususkan

pengkajian pada anak usia prasekolah. Anak usia prasekolah adalah usia yang rentan berbagai

macam penyakit. Untuk itu pengawasan pada anak usia prasekolah sangat penting agar anak

tidak terkena penyakit

B. Saran

Bagi mahasiswa, sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan ilmu ini atau

menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Berhman, 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.

Depkes RI, (2006). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita.Jakarta :Direktorat

Bina Kesehatan Keluarga.

Depkes RI, (2006). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: UU RI Nomor 2 Tahun

1999

Soetjiningsih, (2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

Suherman, (2000). Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.

Supartini, (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

http://www.rusari.com

http://www.nursingbegin.com

Vous aimerez peut-être aussi