Vous êtes sur la page 1sur 20

Krisis Ekonomi Eropa dan Masa

Depan European Bank Central


By Kelompok III HI di Eropa

Nama Anggota Kelompok


1. Agus Nardi (1302045080)
2. Ansor Budiman (1302045098)
3. Gusmawati (1302045128)
4. Hamdi Abidllah (1302045113)
5. Maria E. Hasugian (1302045084)
6. Risky Diana P. (1302045087)
7. Risma Ayunda F.C (1302045146)
8. Wagis Alfianto (1302045078)

ulfah
[Email address]
Daftar ISI

Daftar ISI ................................................................................................................................................ 1


A. Pendahuluan ....................................................................................................................................... 2
1. Latar Belakang ................................................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 2
C. Pembahasan ........................................................................................................................................ 2
1. Sejarah Uni Eropa ............................................................................................................................ 2
2. Integrasi Ekonomi Uni Eropa ........................................................................................................... 3
2. 1. The Treaty of Paris (ECSC), 1952 ............................................................................................ 3
2.2. The Treaty of Rome (Euratom dan EEC), 1957 ......................................................................... 4
2.3. Schengen Agreement, 1985 ....................................................................................................... 5
2.4. Single Act, Brussels, 1987......................................................................................................... 5
2.5 The Treaty of Maastricht (Treaty on European Union), 1992 ...................................................... 5
3.1 Bank Sentral Uni Eropa (ECB) ...................................................................................................... 5
3.1.1 Sejarah Terbentuknya ECB ..................................................................................................... 6
3.2.2 Struktur ECB .......................................................................................................................... 9
3.4 Tujuan Integrasi Ekonomi ........................................................................................................ 10
3.5 Krisis Ekonomi Eropa .............................................................................................................. 11
3.6 Dampak Krisis Ekonomi Eropa ................................................................................................ 13
3.7 Efek Domino Krisis Finansial Uni Eropa .................................................................................. 14
D. Teori dan Konsep .......................................................................................................................... 14
1. Konsep Regionalisme ................................................................................................................ 14
2. Teori Optimum Currency Area ................................................................................................... 15
3. Konsep Kebijakan Moneter ....................................................................................................... 15
3. Konsep National Security........................................................................................................... 16
Analisis Masa Depan European Central Bank ................................................................................... 16
E. Saran dan Kesimpulan ....................................................................................................................... 18
F. Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 19

1
Krisis Ekonomi Eropa dan Masa Depan ECB

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Sejarah Uni Eropa yang dimulai dari Yunani Klasik hingga Perang Dunia Ke II sangat
dipenuhi oleh konflik, namun hal ini menjadi berbalik sejak terbentuknya Uni Eropa, satu satunya
organisasi Supranasional di dunia dan Eropa bersatu dengan kokohnya terutama dalam segi
ekonomi. Salah satu Institusi Ekonomi yang paling berpengaruh di Uni Eropa adalah European
Central Bank (ECB) dari kurun waktu 2008 hingga 2009 sendiri terjadi krisis ekonomi global
yang berdampak parah bagi sejumlah negara di Uni Eropa dimana ECB sendiri sebagai otoritas
keuangan pusat dari zona euro tentu mengalami suatu ujian berat yang menjadi refleksi bagi
seluruh kawasan lain didunia.
Hal yang akan menjadi pembahasan kami adalah bagaimana upaya ECB dalam menangani
Krisis Finansia Uni Eropa dan bagaimana prospek ke depan dari ECB itu sendiri?

B. Rumusan Masalah

Bagaimana dampak krisis ekonomi 2009 bagi masa depan ECB ?

C. Pembahasan
1. Sejarah Uni Eropa

Sebelumnya penting untuk diketahui sejarah hubungan internasional di Eropa sangat penuh
dengan corak konfliktualnya dari Yunani Kuno, Romawi hingga Perang Dunia ke II namun
seakaan membalik keadaan saat ini Uni Eropa adalah kawasan dengan regionalisme yang sangat
kuat dan dianggap sampai pada tingkat Lembaga Supra Nasional
Eropa di abad ke 20 ditandai dengan cataclysmic war yang kemudian mengubah status quo
negara-negara Eropa yang mendominasi isu-isu dunia pada saat itu. Kemudian terjadi perang yang
melibatkan banyak negara dan memobilisasi seluruh populasi. Setelah 4 tahun berperang, para
diplomat dan pemimpin politik berkumpul di versailes pada tahun 1919 untuk membuat perjanjian
damai yang isinya tidak hanya menyeselasikan isu yang telah muncul setelah perang, tapi juga
membuat perang tidak akan terjadi lagi.

2
Periode 1900-1945 kemudian dikenal sebagi periode yang paling merusak dalam sejarah
manusia. Keadaan dunia pada tahun 1945 hampir sama dengan dunia pada tahun 1900 dimana
banyak kerajaan seperti, Austria-Hungaria, Turki, dan Rusia runtuh setelah perang dunia 1, yang
dilantuktan dengan runtuhnya ekonomi internasional setelah Wall Street jatuh pada tahun 1929 1

Setelah 1945 terutama pasca Perang Dunia II, keadaan Eropa secara politik, militer dan
ekonomi mulai melemah. Dan ini berdampak pula pada jatuhnya imperialsime serta melemahnya
peran Eropa sebagai penentu dari segala urusan dunia. Di lain pihak keadaan tersebut membawa
dunia pada suatu perubahan politik yang fundamental. Dengan melemahnya kekuatan Eropa,
secara berangsur-angsur wilayah-wilayah yang berada dalam cengkraman penjajah seperti India
(jajahan Inggris), Indonesia (jajahan Belanda), Aljazair (jajahan Perancis), dan beberapa wilayah
lainnya di Asia dan Afrika mulai memerdekakan diri2
Sebelumnya Penyebaran kontrol politik Eropa yang bermula sejak abad-ke 15 dan berakhir
pada awal abad ke -20 merupakan ekspansi bukan saja bagi imperialisme, tetapi juga dalam hal
international society. Sejak saat itu hukum internasional, diplomasi, balance of power digunakn di
seluruh dunia3

Uni Eropa sendiri adalah sebuah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang
terdiri dari negara-negara Eropa, yang sejak 1 januari 2007 telah memiliki 27 negara anggota.
Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal
dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Dari pergantian namanya dari "Masyarakat Ekonomi
Eropa" ke "Masyarakat Eropa" hingga ke "Uni Eropa" menandakan bahwa organisasi ini telah
berubah dari sebuah kesatuan ekonomi menjadi sebuah kesatuan politik. Kecenderungan ini
ditandai dengan meningkatnya jumlah kebijakan dalam UE.

2. Integrasi Ekonomi Uni Eropa

Proses Integrasi Uni Eropa melalui tahapan yang cukup panjang antara lain adalah sebagai berikut
2. 1. The Treaty of Paris (ECSC), 1952

Proses integrasi Eropa bermula dari dibentuknya Komunitas Batu Bara dan Baja
Eropa (European Coal and Steel Community/ECSC), yang Traktat-nya ditandatangani tanggal 18
April 1951 di Paris dan berlaku sejak 25 Juli 1952 sampai tahun 2002. Tujuan utama ECSC Treaty
adalah penghapusan berbagai hambatan perdagangan dan menciptakan suatu pasar bersama
dimana produk, pekerja dan modal dari sektor batu bara dan baja dari negara-negara anggotanya

1
Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik Internasional (Refika Aditama,2006) hlm. 209
2
Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik Internasional (Refika Aditama,2006) Hlm. 213

3
dapat bergerak dengan bebas. Traktat ini ditandatangani oleh Belanda, Belgia, Italia, Jerman,
Luksemburg dan Perancis.

Hasil utama:
Pembentukan European Coal and Steel Community (ECSC)
Penghapusan rivalitas lama antara Jerman dan Perancis, dan memberi dasar bagi
pembentukan Federasi Eropa.

2.2. The Treaty of Rome (Euratom dan EEC), 1957

Pada tanggal 1-2 Juni 1955, para menlu 6 negara penandatangan ECSC Treaty
bersidang di Messina, Itali, dan memutuskan untuk memperluas integrasi Eropa ke semua bidang
ekonomi. Pada tanggal 25 Maret 1957 di Roma ditandatangani European Atomic Energy
Community (EAEC), namun lebih dikenal dengan Euratom dan European Economic Community
(EEC). Keduanya mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 1958. Jika ECSC dan Euratom merupakan
traktat yang spesifik, detail dan rigid law treaties, maka EEC Treaty lebih merupakan sebuah
framework treaty. Tujuan utama EEC Treaty adalah penciptaan suatu pasar bersama diantara
negara-negara anggotanya melalui:

Pencapaian suatu Custom Unions yang di satu sisi melibatkan penghapusan customs
duties, import quotas dan berbagai hambatan perdagangan lain diantara negara anggota, serta di
sisi lain memberlakukan suatu Common Customs Tariff (CCT) vis--vis negara ketiga (non
anggota). Implementasi, inter alia melalui harmonisasi kebijakan-kebijakan nasional anggota, 4
freedom of movement - barang, jasa, pekerja dan modal.

Hasil utama:

Ketiga Communities tersebut masing-masing memiliki organ eksekutif yang berbeda-beda.


Namun sejak tanggal 1 Juli 1967 dibentuk satu Dewan dan satu Komisi untuk lebih
memudahkan manajemen kebijakan bersama yang semakin luas, dimana Komisi Eropa
mewarisi wewenang ECSC High Authority, EEC Commission dan Euratom Commission.
Sejak saat itu ketiga communities tersebut dikenal sebagai European Communities (EC).
Pembentukan Dewan Menteri UE, yang menggantikan Special Council of Ministers di ketiga
Communities, dan melembagakan Rotating Council Presidency untuk masa jabatan
selama 6 bulan.
Membentuk Badan Audit Masyarakat Eropa, menggantikan Badan-badan Audit ECSC,
Euratom dan EEC.

4
2.3. Schengen Agreement, 1985

Pada tanggal 14 Juni 1985, Belanda, Belgia, Jerman, Luksemburg dan Perancis
menandatangani Schengen Agreement, dimana mereka sepakat untuk secara bertahap
menghapuskan pemeriksaan di perbatasan mereka dan menjamin pergerakan bebas manusia, baik
warga mereka maupun warga negara lain. Perjanjian ini kemudian diperluas dengan memasukkan
Itali (1990), Portugal dan Spanyol (1991), Yunani (1992), Austria (1995), Denmark, Finlandia,
Norwegia dan Swedia (1996).

2.4. Single Act, Brussels, 1987

Berdasarkan White Paper yang disusun oleh Komisi Eropa dibawah kepemimpinan
Jacques Delors pada tahun 1984, Masyarakat Eropa mencanangkan pembentukan sebuah Pasar
Tunggal Eropa. Single European Act, yang ditandatangani pada bulan Pebruari 1986, dan mulai
berlaku mulai tanggal 1 Juli 1987, terutama ditujukan sebagai suplemen EEC Treaty. Tujuan utama
Single Act adalah pencapaian pasar internal yang ditargetkan untuk dicapai sebelum 31 Desember
1992.

2.5 The Treaty of Maastricht (Treaty on European Union), 1992

Treaty on European Union (TEU) yang ditandatangani di Maastricht pada tanggal 7


Februari 1992 dan mulai berlaku tanggal 1 November 1993, mengubah European Communities
(EC) menjadi European Union (EU). TEU mencakup, memasukkan dan memodifikasi traktat-
traktat terdahulu (ECSC, Euratom dan EEC). Jika Treaties establishing European Community
(TEC) memiliki karakter integrasi dan kerjasama ekonomi yang sangat kuat, maka TEU
menambahkan karakter lain yaitu kerjasama dibidang Common Foreign and Security Policy
(CFSP) dan Justice and Home Affairs (JHA). 4

3.1 Bank Sentral Uni Eropa (ECB)

European Central Bank (ECB) adalah bank sentral untuk 19 negara eurozone dengan
mandat untuk menjaga kestabilan harga dengan mengatur interest rate dan mengontrol suplai uang.

4
http://www.academia.edu/7030774/European_union

5
3.1.1 Sejarah Terbentuknya ECB

Tahap Ke - I
Tahap pertama ini diawali dengan dibuatnya perjanjian Roma pada tahun 1950an,
sebenarnya dalam perjanjian ini belum membahas tentang integrasi mata uang dalam
perekonomian eropa. Tetapi ingin membetuk Masyarakat Ekonomi Eropa (ECC) yang pada
dasarnya mempunyai kebiasaan yang sama dalam kegiatan ekonomi. Antara lain kebiasaan
berserikat dan pasar dari hasil pertanian, yang masih dianggap tidak memerlukan integrasi dalam
bidang moneter. Disamping itu alasan pada saat itu sebagian besar Negara eropa menganut system
Bretton Woods dalam perekonomiannya. Yang artinya menganut system kurs tetap dengan
cadangan emas yang ada dalam Negara mereka, lagipula pada tahun 1950an sampai 1960an
keadaan moneter relative stabil antara satu Negara dengan Negara lainnya secara global. Inilah
alasan belum kenapa pada saai itu belum ada pemikiran untuk menyatukan mata uang antar
Negara.

Tetapi pada akhirnya tanggung jawab dari ECC ini meluas kepada aspek moneter. Bank
sentral dari Negara ECC ini kemudian membentuk suatu dewan komite gubernur sejak bulan mei
1964. Yang diberi tugas tambahan dalam perkembangan perannya tersebut, antara lain
mengadakan konsultasi dan pengaturan kebijakan moneter Negara anggota degnan tujuan menjaga
kestabilan harga, hal ini diatur dalam Keputusan Dewan tanggal 12 Maret 1990. Seiring
berjalannya waktu maka penambahan kompleksitas dari tanggung jawabpun bertambah, oleh
karena itu maka terfikirlah untuk mengembangkan komite gubernur ini menjadi lebih sempurna
lagi yaitu membentuk EMU (European Monetary Union). Langkah pertama adalah
mengidentifikasi semua masalah yang harus diperiksa pada tahap awal, untuk mendirikan sebuah
program kerja pada akhir tahun 1993 dan untuk menentukan sesuai dengan mandat dari sub-komite
yang ada dan kelompok-kelompok kerja yang dibentuk untuk tujuan itu.

Tahap Ke - II

Untuk realisasi Tahapan Dua dan Tiga, maka perlu untuk merevisi Perjanjian mendirikan
Masyarakat Ekonomi Eropa (Perjanjian Roma) untuk membentuk struktur kelembagaan yang
diperlukan. Untuk tujuan ini, Konferensi Antarpemerintah tentang EMU diselenggarakan, yang
diselenggarakan pada tahun 1991 di paralel dengan Konferensi Antarpemerintah tentang serikat
politik. Negosiasi menghasilkan Perjanjian tentang Uni Eropa yang telah disepakati pada bulan
Desember 1991 dan ditandatangani di Maastricht pada tanggal 7 Februari 1992. Namun, karena
keterlambatan dalam proses ratifikasi, Perjanjian (yang diubah Traktat pembentukan Masyarakat
Ekonomi Eropa mengubah namanya menjadi Perjanjian mendirikan Masyarakat Eropa dan
diperkenalkan, antara lain, Protokol pada Statuta Sistem Eropa Bank Sentral dan Bank Sentral

6
Eropa dan Protokol Statuta Moneter Eropa Institute (EMI) tidak berlaku sampai dengan 1
November 1993.

Pembentukan Moneter Eropa Institute (EMI) pada 1 Januari 1994 menandai dimulainya
tahap kedua EMU dan dengan ini Komite Gubernur tidak ada lagi. Keberadaan sementara itu EMI
juga mencerminkan keadaan integrasi moneter dalam Komunitas. EMI tidak memiliki tanggung
jawab untuk melaksanakan kebijakan moneter di Uni Eropa ini tetap mengembangkan otoritas
nasional tidak memilikinya kompetensi apapun untuk melaksanakan intervensi valas. Hal ini
menunjukkan bahwa cikal bakal mulai terbentuknya ECB sendiri dimulai pada Tahap kedua ini.
Yang tentu saja didasarkan telah terbentuknya EMI, yang merupakan penanggung jawab
pengembangan atas system moneter yang akan dibuat.
.
Tahap Ke - III

Pada tanggal 1 Januari 1999 tahap ketiga dan terakhir Emu dimulai dengan tidak dapat
dibatalkan penetapan nilai tukar dari mata uang dari 11 Negara Anggota awalnya berpartisipasi
dalam Uni Moneter dan dengan pelaksanaan kebijakan moneter yang tunggal di bawah tanggung
jawab ECB. Dengan selesainya tahp tiga ini maka EMU resmi menjadi kawasan yang terintegrasi
dari sisi moneter dengan euro sebagai mata uangnya. Dan pelaksanaan kebijakan moneter berpusat
kepada ECB.
Berdasarkan pada traktat Maastricht sebelum Negara bergabung dengan monetary union
harus memenuhi bebrapa syarat antara lain adalah : inflasi tidak boleh melebihi 1.5 %, deficit
anggaran tidak boleh melebihi dari 3% dari GDP, keseluruhan hutang dari pemerintah tidak boleh
melebihi dari 60% dari GDP, rata-rata dari nilai tukar tidak boleh jatuh melebihi 2.25% dari rata-
rata EMS dari 2tahun sebelum bergabung dengan ECB. Dalam perkembangannya saat mulai
terbentuknyaECB United Kingdom membatalkan perjanjiannya untuk bergabung dengan EMU,
hal ini berarti poundsterling tidak akan akan berubah menjadi mata uang dari EU. Dengan alasan
dari segi social, budaya, bahasa dan temperamental dari UK yang berbeda. Sehingga akan
menyebabkan kesulitan akan integrasi dalam pembentukan EMS. Mungkin hal ini juga
dipengaruhi oleh bagaimana karakteristik dari poundsterling yang merupakan hard currency dari
sehingga akan melemahkan poundsterling dari UK. Oleh karena itu UK membatalkan janjinya
untuk bergabung dalam EU.

Meskipun integrasi moneter bukan tujuan asli dari Masyarakat Ekonomi Eropa,
konsep tampaknya memperoleh dukungan dengan setiap krisis ekonomi Eropa. EMS adalah
dikreditkan dengan membantu untuk mencegah krisis ekonomi dengan menstabilkan nilai tukar,
mengurangi inflasi, dan koordinasi kebijakan moneter dari bank sentral anggota. EMS demikian
langkah besar menuju integrasi moneter Eropa.

7
Saat ini Uni Eropa merupakan salah satu blok integrasi ekonomi regional yang memiliki
kekuatan yang besar baik dalam politik dan perekonomian dunia. Saat ini Eropa menjadi suatu
model kawasan yang paling sempurna dalam mengembangkan solidaritas dan kerjasama kawasan
yang digalang oleh Uni Eropa. Organisasi antar pemerintah ini memang unik karena bukan sebuah
negara, meskipun memiliki Parlemen Eropa, dan tidak akan menghilangkan eksistensi negara-
negara yang ada saat ini.
Sejak tahun 2002 Uni Eropa telah melakukan bentuk integrasi yang dapat dikatakan
sebagai suatu terobosan dalam perekonomian dunia yaitu pemberlakuan mata uang Euro yang
merupakan mata uang tunggal bagi 12 negara anggota Uni Eropa. Saat ini terdapat 17 negaraUni
Eropa yang menerapkan mata uang Euro. Integrasi mata uang Euro menjadi lebih istimewa terkait
dengan sejarah Eropa yang diwarnai peperangan antar negara dalam kawasan tersebut.
Penggunaan Euro merupakan peristiwa bersejarah dalam perekonomian bukan hanya bagi Eropa
namun juga dunia. 5

Setelah timbulnya krisis utanga eurozone antara 2009 2011 ECB secara kontroversial
mengambil alih batas dari unorthodox monetary policies termasuk program unlimited bond-
buying, menggunakan negatif interest rates dan meluncurkan quantitative easing plan sejumlah 1,2
triliun dollar6

Bank Sentral Eropa (ECB) didirikan pada tahun 1998. Ini adalah otoritas keuangan pusat
dari zona Eropa, menyusul Institut Moneter Eropa (EMI). EMI telah memainkan peran utama
dalam mempersiapkan pendahuluan ke dalam sirkulasi dari satu mata uang Eropa.

Panitia : enam anggota Dewan Pemerintahan ECB dan kepala dari 12 bank sentral nasional
dari negara-negara zona Eropa. Mereka membuat keputusan tentang kebijakan moneter.
Tujuan: stabilitas harga, pertumbuhan, dan pemeliharaan pertumbuhan harga konsumen
tahunan di bawah 2%. Bank berupaya mencegah meningkatnya biaya mata uang Eropa
karena ketergantungan ekspor zona Eropa.
Pertemuan : setiap 2 minggu sekali. Namun, pertemuan kebijakan moneter diadakan 11
kali setahun dan disertai dengan konferensi pers. 7

5
www.ecb.int
6
James McBride The Role of the European Central Bank Web. Acessed November 15, 2015
http://www.cfr.org/europe/role-european-central-bank/p28989
7
Justforex.com Central Banks Web. Acessed November 14, 2015 http://justforex.com/id/education/forex-
articles/central-banks

8
3.2.2 Struktur ECB

Struktur yang yang ada di ECB antara lain:

A. Dewan Eksekutif

Dewan ini terdiri dari enam orang termasuk Presiden ECB dan Wakil-Presiden ECB. Calon
diusulkan oleh Dewan Pengatur disetujui oleh Parlemen Eropa dan Kepala Negara dari zona
euro.
Direktur diangkat untuk delapan tahun:

1. Jean-Claude Trichet, Ketua Dewan tersebut;


2. Lucas D. Papademos, Wakil Presiden ECB tersebut;
3. Jos Manuel Gonzlez-Paramo, Anggota ECB tersebut;
4. Jrgen Stark, Anggota ECB tersebut;
5. Tumpel Gugerell-Gertrude, Anggota ECB tersebut;
6. Lorenzo Bini Smaghi, Anggota ECB tersebut.

B. Dewan Pengurus

Dewan Pengurus adalah badan pembuat keputusan tertinggi dari ECB. Hal ini terdiri dari
anggota dewan eksekutif dan gubernur bank central nasional yang telah mengadopsi euro. Dewan
inibertanggung jawab untuk mengambil keputusan tentang kebijakan moneter, suku bunga dan
cadangan dari ESCB. Mereka juga bertanggung jawab dalam hal-hal lain, seperti penguasaan
masalah uang kertas dan memberikan saran kepada lembaga-lembaga Uni Eropa lainnya pada
rancangan undang-undang. Pertemuan dilakukan dua kali sebulan dan pertemuan hanya dapat
dihadiri oleh anggota dan Presiden Dewan dan Presiden Komisi. Setiap anggota memiliki satu
suara dan keputusan diambil oleh mayoritas sederhana. Anggota Dewan Pemerintahan tidak
dimaksudkan untuk mewakili negara mereka, melainkan kepentingan zona Euro secara
keseluruhan.

C. Fungsi

Seperti halnya BI (Bank Indonesia), ECB sebagai bank sentral yang ada di eropa mempunyai
fungsi yang sangat vital untuk perkembangan moneter yang ada di Eropa. Dengan penerapan teori

9
OCA (Optimum Currency Area) yang di cetuskan oleh Mundell dan Mc Kinnon, yang pada
dasarnya teori ini diaplikasikan dengan penyatuan mata uang beberapa Negara. Dengan ini ECB
mempunyai beberapa fungsi seperti berikut:

Pengembangan dan pelaksanaan kebijakan moneter dari daerah euro


Pemeliharaan dan pengelolaan cadangan mata uang resmi dari zona euro
Emisi dari uang kertas Euro
Menetapkan suku bunga dasar
Pemeliharaan stabilitas harga di kawasan euro
Dalam melaksanakan kebijakan moneternya ECB harus menerapkan prinsip kehati-hatian,
sebab dalam penetapan tersebut terkandung kebijakan yang harus dilakukan secara nasional oleh
anggota dari ESCB. hal ini harus didukung dengan satuan dan koordinasi yang baik antar anggota
dari ECB, karena tanpa integrasi yang baik antar anggota, maka pencapaian dari sasaran yang
ditetapkan ECB akan sia-sia. Hal ini mengisyaratkan bahwa pentingnya syarat-syarat yang
ditetapkan dalam keanggotaan ECB sejak pertama kali menjadi anggota dari euro area. Seperti
yang kita ketahui bahwa tujuan utama dari pembentukan ECB dan ESCB adalah kestabilan harga
dan independensi dari euro sebagai mata uang yang kuat dalam perekonomian. Dalam
melaksanakan kebijakan moneter ECB dapat melakukan berbagai cara, antara lain pengaruhnya
terhadap penawaran uang yang ada dalam perekonomian. Dengan kekuasaan penuh dalam
penawaran uang tersebut, maka akan menjadi efektif dalam mengatur jumlah uang untuk mencapai
tujuan ECB.

D. Tugas Pokok

Tugas yang dijalankan oleh ECB antara lain :


1. membuat dan melaksanakan kebijakan moneter pada euro area, pelaksanaan operasi nilai
tukar
2. bertugas menyelenggarakan dan mengelola cadangan devisa dari Negara anggotanya dan
menjaga kelancaran system pembayaran dalam ESCB.
Tugas pokok yang di emban oleh European Central bank yakni untuk mengontrol dan
mengurus euro mata uang yang paling fungsional di Uni Eropa. Bank Sentral Eropa juga harus
menjaga stabilitas cek harga dan memastikan harga stabil terjamin bagi warga Uni Eropa. Dengan
kata lain ECB harus memantau harga stabil sehingga daya beli euro tidak berkurang atau dirugikan
dengan kenaikan inflasi.

3.4 Tujuan Integrasi Ekonomi

10
Pakar ilmu Hubungan Internasional, Walter S. Jones, menyatakan bahwa ada tiga tujuan yang
mendorong lahirnya integrasi ekonomi dalam suatu kawasan, yaitu:

1. Potensi ekonomi, tujuan dari integrasi ekonomi adalah untuk mengoptimalkan potensi
ekonomi masing-masing negara yang berintegrasi dengan tujuan agar memiliki daya saing
yang lebih kuat, seperti halnya dengan pembentukan MEE (Meeting Economic European)
pada tahun 1957 untuk dapat bersaing dengan perekonomian Amerika Serikat.
2. Potensi politik, tujuan membentuk integrasi ekonomi tidak dapat dilepaskan dari motivasi
politik yang ditujukan untuk memaksimalkan potensi politik.
3. Resolusi konflik yang bertujuan untuk mencari pemecahan atas konflik-konflik yang
mereka hadapi bersama. Dengan adanya integrasi akan tumbuh interdependensi antara
negara anggota dan dengan sendirinya benih-benih konflik dapat diminimalisir atau
setidak-tidaknya bila terjadi konflik antar negara, maka dapat terselesaikan dengan
mekanisme organisasi yang ada dalam integrasi tersebut.
Dalam perekonomian internasional terjadi interaksi ekonomi-politik yang mengalami pasang-surut
pada profit ekonomi. Hal ini didukung pula dengan situasi politik suatu negara dalam bentuk
kebijakan.

3.5 Krisis Ekonomi Eropa

Beberapa tahun terakhir muncul krisis ekonomi di sejumlah negara Eropa seperti Yunani,
Portugal, Irlandia dan Spanyol yang diwarnai dengan kelesuan dan defisit anggaran dalam jumlah
besar. Seiring dengan itu, nilai tukar mata uang Euro juga melemah di banding mata uang lainnya.
Kondisi itu membuat sejumlah negara seperti Jerman yang mendukung pemberian dana bantuan
untuk menyelamatkan negara-negara Eropa yang terlilit utang, mengkhawatirkan
membengkaknya pendanaan ini. Di sisi lain, program penyelamatan ekonomi yang dilaksanakan
dengan cara pengetatan ekonomi telah menimbulkan gejolak dan protes rakyat.
Berawal dari Yunani pada tahun 2009, krisis finansial terus berdampak pada negara-negara
zona euro lainnya, yakni Irlandia dan Portugal. Kemudian juga mempengaruhi sistem finansial
Spanyol dan Italia yang merupakan ekonomi keempat dan ketiga terbesar di zona euro. Selain
karena faktor keterkaitan finansial, kondisi tersebut juga terjadi karena faktor mata uang tunggal
(euro) yang mereka gunakan. Dengan menggunakan mata uang bersama negara-negara tersebut
kehilangan kekuasaannya untuk mendevaluasi nilai mata uangnya ketika terjadi penurunan
aktivitas ekonomi. Kondisi finansial Spanyol semakin melemah hingga berdampak pada resesi
ekonomi. Situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran yang besar tidak hanya di pihak pemerintah
Spanyol tetapi juga Uni Eropa karena dampak yang ditimbulkan telah berpengaruh pada level

11
regional. Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan baik maka dapat mengancam ketahanan
ekonomi Uni Eropa dan nilai mata uang euro. 8

Banyak pakar yang meyakini bahwa krisis ini tidak hanya melanda negara-negara seperti
Yunani. Sebab, negara-negara kaya seperti Italia, Perancis dan Jerman juga dililit utang yang
semakin membengkak. Tak hanya itu, negara-negara anggota Uni Eropa yang tidak menggunakan
mata uang Euro juga terkena imbas dari krisis yang ada.
Badai krisis yang dialami negara-negara Eropa memiliki efek domino terhadap negara-
negara Eropa lain. Negara-negara seperti Irlandia, Portugal,Hungaria dan Spanyol terseret dalam
badai krisis ekonomi domestik bahkan Irlandia hingga harus mendapat suntikan dana dari otoritas
moneter Eropa dan International Moneter Fondation (IMF) sebagai langkah penyelamatan Irlandia
kedalam krisis yang lebih jauh. Dengan alasan, bail out dibutuhkan untuk stabilitas financial di
Eropa, terutama menjaga nilai mata uang euro.
Di dalam masa awal pembentukannya, eurozone dinilai sebagai sistem yang mampu
mereduksi resiko-resiko keuangan yang dihadapi negara. Eurozone menerapkan sistem
sedemikian rupa untuk bank-bank sentral agar mampu saling terikat satu sama lain. Hal ini
kemudian memudahkan bank-bank komersial di dalam mengakumulasikan negara-negara anggota
lemah (Soros 2012).
Namun hal ini tidak sejalan dengan praktek yang terjadi, euro menjadi sistem mata uang
yang justru mengikat negara-negara lain di dalam suatu krisis keuangan. Soros (2012) melihat
bahwa Jerman lah yang memiliki posisi menentukan mengenai masa depan dari adanya eurozone.
Hal ini mengingat bahwa Jerman merupakan negara kreditur terbesar dalam eurozone dan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Soros (2012)
berpendapat bahwa Jerman mempunyai dua pilihan, tetap bertahan di dalam eurozone atau keluar
dari eurozone. Jika Jerman tetap bertahan, maka Jerman perlu untuk melakukan sejumlah
perubahan besar. Jerman tidak lagi seharusnya melakukan permintaan pengetatan anggaran bagi
negara-negara yang yang tengah dilanda krisis. Sebab hal ini tidak cukup efektif dan justru
semakin memperparah krisis di Benua Eropa. Soros (2012) lebih menyarankan agar Jerman keluar
dari eurozone. Jika Jerman keluar dari eurozone maka akan terjadi gejolak politik yang akan
berlangsung sementara. Namun dalam dampak jangka panjang, hal ini akan lebih menstabilkan
kondisi euro sebagai mata uang.

8
Jawik Purnami UPAYA UNI EROPA DALAM MENANGANI KRISIS FINANSIAL
SPANYOL eJournal Ilmu Hubungan Internasional Web. Acessed November 15, 2015 ejournal.hi.fisip-unmul.org

12
3.6 Dampak Krisis Ekonomi Eropa

Sebelum krisis ekonomi ini terjadi, perjalanan sejarah Uni Eropa sebenarnya nyaris penuh
dengan keberhasilan. Tahun 1995 hampir seluruh negara Eropa Barat bergabung. Tahun 1998
sistem keuangan Eropa terintegrasi dalam mata uang tunggal: Euro. Tahun 2004 bertambah lagi
10 negara anggota baru. Mereka adalah negara-negara ex-komunis Eropa Timur. Ini menjadikan
Uni Eropa sebagai kekuatan ekonomi besar di dunia sekaligus menjadi contoh organisasi regional
terbaik di dunia. Wajar saja kalau keberadaannya dikagumi oleh organisasi regional manapun di
dunia. Bahkan pada tahun 2012 Uni Eropa mendapatkan hadiah nobel untuk perannya menyatukan
benua biru tersebut (Reuters 2012).

Namun, optimisme terhadap Uni Eropa berbalik dan membuat harapan itu goyah dengan
adanya krisis ekonomi yang mulai melanda Uni Eropa pada tahun 2008. Dampaknya masih
dirasakan hingga saat ini. Krisis ekonomi tersebut telah membuat Uni Eropa mulai memasuki fase-
fase sulit. Badai krisis yang dialami negara-negara Eropa memiliki efek domino terhadap negara-
negara Eropa lain. Jika dilihat kembali dari tahapan-tahapan integrasi menurut Ballasa (1963) Uni
Eropa telah melewati berbagai tahapan hingga terciptanya EMU dan mata uang tunggal. Hal ini
menandakan bahwa Eropa berada pada proses integrasi ekonomi yang terus meningkat, bahkan
dengan dikeluarkannya perjanjian Stability Growth Pact (SGP)1 pada 2003 dan ditanda-
tanganinya Fiscal Compact pada awal 2012, tahapan integrasi ekonomi ini sudah sepenuhnya
terjadi .
Krisis Eropa yang diawali dengan kejatuhan perekonomian Negara anggota Uni Eropa
yang dipicu oleh melonjaknya beban utang dan defisit Negara anggota Uni Eropa terutama Yunani.
Pengeluran pemerintah yang begitu banyak serta keserakahan beberapa Negara di Eropa seperti
Yunani, Portugal, Irlandia, dan Spanyol menyebabkan pemerintah kesulitan dalam membayar
hutang khususnya kepada bank dan lembaga keuangan lain dan tentunya hal ini akan menjalar ke
pihak lain. Kesaling-terkaitan antara berbagai bank dan lembaga keuangan akan berdampak pada
meluasnya dampak krisis keuangan ini ke banyak Negara Eropa termasuk Jerman dan Perancis.
Di luar Eropa, Negara yang keuangan pemerintahnya tidak baik akan mudah terkena dampak ini,
termasuk Jepang. Terutama Negara-negara yang menggantungkan pada kegiatan ekspor impor
akan terkena dampak krisis ekonomi global ini.

Tahun 2015 tiba pada saat krisis finansial dan kebijakan pengetatan ekonomi masih terus
menyiksa warga di Benua Eropa. Meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran, kesenjangan
sosial, dan utang di samping kebijakan yang tidak searah yang diadopsi oleh para pemimpin Eropa,
telah meningkatkan pesimisme di tengah masyarakat Eropa tentang masa depan Uni Eropa. Saat
ini lebih dari 120 juta orang atau satu dari tujuh warga Uni Eropa berisiko jatuh miskin. Yunani
dengan angka 23,1 persen menduduki posisi pertama tingkat pengangguran di Eropa, Romania
menempati posisi berikutnya dengan angka 22,6 persen, Spanyol sekitar 22,2 persen, Bulgaria
sebesar 21,2 persen, dan Kroasia sebanyak 20,5 persen.

13
Di Jerman, Inggris, dan Perancis, angka pengangguran secara berurutan tercatat sebesar
16,1 persen, 16 persen, dan 14,1 persen. Kaum manula dan anak-anak sangat rentan dengan kondisi
ini, di mana ancaman kemiskinan di tengah anak-anak Uni Eropa sebesar 27 persen dan untuk
kelompok usia di atas 65 tahun sekitar 20,5 persen. Perbedaan gender juga terlihat dalam hal ini,
di mana jumlah wanita yang terancam miskin di Eropa tercatat 12 juta lebih tinggi dari kaum laki-
laki. Kesulitan yang dihadapi oleh kelompok minoritas seperti, warga etnis Roma jauh lebih serius
dari golongan lain. 9

3.7 Efek Domino Krisis Finansial Uni Eropa

Krisis di Eropa merupakan dinamika rumit antara politik dan ekonomi. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa kawasan Eropa secara global sedang mengalami krisis moneter yang
disebabkan hutang Negara Yunani kemudian merebak ke Irlandia dan Portugal serta akhirnya
imbasnya menimbulkan efek domino seperti yang dijelaskan diatas. Istilah efek domino diambil
dari analogi sebuah permainan domino, dimana ketika satu domino jatuh kearah barisan domino
selanjutnya semuanya akan jatuh terus-menerus sampai akhirnya tak satupun domino berdiri.
Definisi dari analogi tersebut adalah penyebaran suatu perubahan yang dapat menjalar terus-
menerus dalam reaksi berantai sampai masalah tersebut dapat dihentikan. Efek domino tersebut
adalah keadaan yang terjadi pada krisis Yunani masa kini. Keparahan efek domino tersebut dapat
dilihat dari Negara-negara maju yang telah dipengaruhi oleh krisis ekonomi Yunani dan potensi
untuk krisis ekonomi menjalar ke hampir seluruh kawasan Uni Eropa.

D. Teori dan Konsep

1. Konsep Regionalisme

Banyak ahli yang berpandangan kawasan (region) adalah daerah yang secara geografis
berdekatan. Menurut Mansbaach, region atau kawasan adalah pengelempokan regional
diidentifikasi dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan dan saling ketergantungan
ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta keikutsertaan dalam organisasi
internasional. (Raymond F. Hopkins dan Richard W. Mansbach: 1973). (Nuraeini S., Deasy
Silvya dan Arfin Sudirman, 2010:

9
Indonesian.irib.ir Ketidak Pastian Ekonomi Eropa di Tahun 2015 Web. Acessed November 13, 2015
http://indonesian.irib.ir/ranah/equilibrium/item/90425-ketidakpastian-ekonomi-eropa-di-tahun-2015

14
Sedangkan regionalisme tidak selalu didefinisikan berdasarkan letak geografis yang
berdekatan. Berdasarkan kedekatan letak geografis, maka regionalisme berarti konsentrasi tidak
seimbang dari aliran ekonomi atau koordinasi kebijakan - kebijakan ekonomi luar negeri antara
sebuah kelompok negara-negara yang berdekatan secara geografis dengan yang lainnya. Dapat
juga berarti konsentrasi hubungan-hubungan politik-militer antara negara-negara yang secara
geografis berdekatan (Edward D. Mansfield dan Helen V. Milner, 1997: 3).
Sedangkan apabila tidak memasukkan letak geografis sebagai kriteria definisi
regionalisme, Benjamin Cohen mengatakan bahwa sebuah kelompok dari negara-negara yang
secara bersama mengandalkan mata uang salah satu negara 10

2. Teori Optimum Currency Area

Optimum Curency Area pertama kali diperkenalkan oleh Mundell dan Mc Kinnon pada
tahun 1960an. OCA ini adalah penyatuan mata uang dari beberapa Negara, yang membawa
konsekuensi terbentuk fixed exchange antar anggota dari OCA, dan berlakunya floating exchange
pada anggota di luar OCA. Dengan struktur keuangan OCA tersebut diharapkan akan hilang unsur
dari hambatan nilai tukar di Negara anggota.

3. Konsep Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta teradinya
peningkatan output keseimbangan.

Kebijakan Moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :


1. Kebijakan Moneter Expansif (menambah uang beredar)
2. Kebijakan Moneter Kontraktif ( Kebijakan Moneter dalam rangka mengurangi jumlah uang
beredar) 11

11
Ilmu Penegtahuan Situs Web Belajar Online Definisi/pengertian Kebijakan Moneter dan Kebijakan FIskal
November 15, 2015 www.organisasi.org

15
3. Konsep National Security

Definisi National Security yang paling sering digunakan oleh penstudi HI adalah definisi
dari Barry Buzan yang dalam bukunya People, States, and Fear mengatakan bahwa:
security, in any objective sense, measures the absence of threat to acquired values, in a subjective
sense, the absence of fear that such values will be attacked (Buzan, 1991:4).

Dalam konteks sistem internasional maka keamanan adalah kemampuan negara dan
masyarakat untuk mempertahankan identitas kemerdekaan dan integritas fungsional mereka.
Untuk mencapai keamanan, kadang-kadang negara dan masyarakat berada dalam kondisi harmoni
atau sebaliknya. Dalam studi hubungan internasional dan politik internasional, keamanan
merupakan konsep penting yang selalu dipergunakan dan dipandang sebagai ciri eksklusif yang
konstan dari hubungan internasional (Buzan,1991: 2,12)

Menurut Barry Buzan dalam bukunya yang berjudul : People State and Fear: An Agenda
for International Security Studies in Post Cold War Era, bahwa keamanan yang dimaksud di dalam
pendekatan ini tidak sebatas pada keamanan saja, Menurut Barry Buzan, ada lima tipe dari
ancaman, yaitu Keamanan militer, Keamanan politik., Keamanan ekonomi, Keamanan sosial,
dan Keamanan lingkungan. Keamanan Ekonomi sendiri , mencakup akses pada sumber daya
finansial maupun pasar yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan dan
kekuatan negara.
Penyimpulan Buzan menyebutkan bahwa aspek keamanan ini telah menjadi satu
pendekatan dalam Studi Hubungan Internasional kontemporer dengan menunjuk kepada motif
utama perilaku suatu negara, yang memiliki perbedaannya sendiri dengan power sebagai kondisi
yang dibutuhkan untuk terciptanya perdamaian (Buzan,1991: 2).

Analisis Masa Depan European Central Bank

Kegagalan besar ECB dalam menangani krisis finansial Uni Eropa ini menyebabkan kami
pesimis dengan masa depan bank sentral terebesar di Eropa tersebut, teori OCA yang telah kami
bahas diatas juga tidak menjelaskan mengenai efek domino dari krisis ekonomi ini.
Bila kita melihat pandangan klasik sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith dalam the
wealth of nations ia sangat mendukung bila perekonomian didukung oleh pasar bebas karena hal
ini akan memunculkan efisiensi maksimum lewat rasionalisasi tindakan individu namun jika kita

16
melihat ECB kebijakannya hal ini kami anggap meengganggu mekanisme pasar lewat intervensi
suku bunga yang cenderung berpihak pada negara tertentu.

Dimana dari segi realisnya suatu negara butuh untuk mengatur kebijakan ekonominya
sendiri baik kebijakan moneter maupun kebijakan finansial seperti pendapat Keyness yang
mengemukakan bahwa peranan pemerintah dalam perokonomian juga penting.

Secara spesifik ekonom aliran Keynesian berargumen stimulus fiskal dari bentuk
defisit dikeuarkan untuk metode yang paling kuat untuk menghadapi pengangguran dalam
jebakan likuiditas. Singkatnya Post-Keynesian Theori of Neo-Chatalism berpendapat
halangan dari pemerintah dalam pengaturan likuiditas uang berpengaruh terhadap
kedaulatan politik dan otoritas fiskal negara. 12 ECB sendiri dapat digunakan sebagai media
instumen luar negeri seperti yang tulis oleh Kj Holsti yaitu Pinjaman, kredit dan manipulasi
mata uang. 13

Faktor Faktor yang Menyebabkan kegagalan ini menurut Kami adalah :


a. Perbedaan kondisi ekonomi di masing-masing negara Uni Eropa sehingga kebijakan yang
ditentukan oleh ECB belum tentu cocok untuk seluruh negara.
b. Otoritas ECB menghalangi penentuan kebijakan yang sesuai dengan kondisi masing-
masing negara Euro Zone.
c. Kebijakan ECB yang lebih mengrah pada Negara tertentu dalam hal ini Jerman sebagai
negara kreditur terbesar.
d. Dengan menggunakan satu bank sentral dengan satu mata uang bersama negara-negara
tersebut kehilangan kekuasaannya untuk mendevaluasi nilai mata uangnya ketika terjadi
penurunan aktivitas ekonomi. Dengan menggunakan mata uang bersama negara-negara
tersebut kehilangan kekuasaannya untuk mendevaluasi nilai mata uangnya ketika terjadi
penurunan aktivitas ekonomi.
e. Efek negatif dari Optimum Curency Area atau OCA yang mana apabila salah satu anggota
dari OCA mengalami krisis, maka efeknya akan seperti domino yang akan menyebar ke
semua anggota OCA yang lainnya.
Berbagai faktor yang menjadi argumen kami tersebut sangat membahayakan ekonomi negara
negara anggota euro zone. Dengan fakta dan argumen yang telah kami susun diatas kami pesimis
akan masa depan yang bagi regionalisme ekonomi ini.

12
Goodhart, Charles (August 1998). "The two concepts of money: implications for the analysis of optimal currency
areas" (PDF). European Journal of Political Economy 14 (3): 407432. doi:10.1016/s0176-2680(98)00015-9. Wray,
L. Randall (July 2000). "The Neo-Chartalist Approach to Money" (Working Paper No. 10). Center for Full
Employment and Price Stability.
13
Kj Holsti, Politik Internasional (Marintan Djaya) Hal. 234

17
E. Saran dan Kesimpulan

Menurut Kelompok kami sebaiknya ECB memberi aturan khusus mengingat statusnya yang berada
diatas kedaulatan negara dan satu-satunya bank sentral yang menangani 19 negara tersebut butuh
pengaturan kebijakan yang lebih khusus dan spesifik guna mendapatkan suatu kebijakan moneter yang baik
bagi seluruh negara meskipun kami menyadari hal ini dilematis bila dipandang dari kesatuan moneter
eurozone dengan satu mata uang tunggalnya.

18
F. Daftar Pustaka

European Central Bank www.ecb.int

Goodhart, Charles (August 1998). "The two concepts of money: implications for the analysis of
optimal currency areas" (PDF). European Journal of Political Economy 14 (3): 407432.
doi:10.1016/s0176-2680(98)00015-9. Wray, L. Randall (July 2000). "The Neo-Chartalist
Approach to Money" (Working Paper No. 10). Center for Full Employment and Price Stability.
http://www.academia.edu/7030774/European_union

Ilmu Penegtahuan Situs Web Belajar Online Definisi/pengertian Kebijakan Moneter dan
Kebijakan FIskal November 15, 2015 www.organisasi.org

Indonesian.irib.ir Ketidak Pastian Ekonomi Eropa di Tahun 2015 Web. Acessed November 13,
2015 http://indonesian.irib.ir/ranah/equilibrium/item/90425-ketidakpastian-ekonomi-eropa-di-
tahun-2015

James McBride The Role of the European Central Bank Web. Acessed November 15, 2015
http://www.cfr.org/europe/role-european-central-bank/p28989

Jawik Purnami UPAYA UNI EROPA DALAM MENANGANI KRISIS FINANSIAL


SPANYOL eJournal Ilmu Hubungan Internasional Web. Acessed November 15, 2015
ejournal.hi.fisip-unmul.org

Justforex.com Central Banks Web. Acessed November 14, 2015

http://justforex.com/id/education/forex-articles/central-banks

Kj Holsti, Politik Internasional (Marintan Djaya, 1983)

Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik Internasional (Refika Aditama,2006)

19

Vous aimerez peut-être aussi