Vous êtes sur la page 1sur 12

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


KOOPERATIF STAD BERORIENTASI KEARIFAN
LOKAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

I K.G. Birawa Anuraga, I N.Suparta, I G.P.Sudiarta

Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:birawa.anuraga@pasca.undiksha.ac.id,
nengah.suparta@pasca.undiksha.ac.id dan gussudiarta@yahoo.de

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model


pembelajaran kooperatif STAD berorientasi kearifan lokal terhadap prestasi belajar
matematika kelas VIII di SMP Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung ditinjau dari
motivasi belajar siswa. Rancangan penelitian adalah post-test only control group
design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII di Kecamatan Kuta Tahun
Pelajaran 2012/2013 sebanyak 1296 orang. Teknik pengambilan sampel
digunakan adalah simple random sampling yang berjumlah 159 orang. Untuk
menguji pengaruh variabel bebas dan variabel moderator terhadap variabel terikat
digunakan anava dua jalur. Berdasarkan temuan penelitian ini disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif STAD berorientasi kearifan
lokal terhadap prestasi belajar matematika kelas VIII di Kecamatan Kuta, baik pada
kelompok motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah.

Kata-kata kunci : Model Pembelajaran, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar


Matematika

Abstract

This study aimed to determine the effect of the application of cooperative learning
model STAD oriented local knowledge on learning achievement at junior high
school math class VIII Kuta district in terms of student motivation. The study design
was a post-test only control group . The study population was a student of class
VIII in Kuta District Academic Year 2012/2013 as many as 1296 people. The
sampling technique used was simple random sampling, amounting to 159 people.
To examine the effect of the independent variable and the moderator variable on
the dependent variable used anava two paths. Based on the findings of this study
concluded that there are significant STAD cooperative learning model oriented
towards local wisdom eighth grade mathematics achievement in Kuta district, both
in group motivation high, medium or low.

Key words: Model Learning, Learning Motivation and Learning Mathematics


Achievement

PENDAHULUAN persaingan global diperlukan hasil


Pendidikan merupakan sebagai pendidikan yang bermutu yang dapat
upaya manusia untuk meningkatkan diterima lingkungan masyarakat.
harkat dan martabatnya. Pada era Proses pendidikan yang teratur dan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

terencana dapat menghasilkan tanggung jawab individu, belajar


individu yang cerdas dan untuk bekerja sama maksudnya
bermartabat. Pendidikan adalah manusia sebagai individu maupun
usaha sadar dan terencana untuk secara kelompok tidak dapat
mewujudkan suasana belajar dan mengasingkan diri bersama
proses pembelajaran yang kondusif kelompoknya.
agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya Dengan kemajuan zaman dan
untuk memiliki kekuatan spiritual tantangan yang semakin pesat seperti
keagamaan, pengendalian diri, sekarang ini, guru idealnya terus
kepribadian, kecerdasan , akhlak belajar, kreatif dalam
mulia, serta ketrampilan yang mengembangkan diri, serta terus
diperlukan dirinya, masyarakat, menerus menyesuaikan pengetahuan
bangsa, dan negara menurut Bab I, dan cara mengajar mereka dengan
Ketentuan Umum, Pasal 1 Undang- penemuan baru dalam dunia
Undang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan, psikologi, dan ilmu
Nomor 20 Tahun 2003 . pengetahuan (Sukardjo dan
UNESCO tahun 1996 Komarudin, 2009: 2). Untuk
mencetuskan empat pilar pendidikan menghasilkan pendidikan yang dapat
yaitu: (1) learning to know, (2) bersaing dibutuhkan guru guru
learning to do, (3) learning to be, yang dapat terus meningkat
dan (4) learning to live together. kemampuan pedagogis, kemampuan
Learning to know maksudnya profesional, kemampuan
belajar itu pada dasarnya tidak hanya kepribadian, dan kemampuan sosial.
berorientasi kepada produk atau hasil Pada studi yang dilakukan oleh
belajar, akan tetapi juga harus TIMSS (2011) menghasilkan bahwa
berorientasi kepada proses belajar. prestasi matematika siswa Indonesia
Learning to know maksudnya bahwa menempati peringkat 24 dari 41
belajar itu bukan hanya sekedar negara (Kompas, 8 Mei 2013), ini
mendengar dan melihat dengan menunjukkan pembelajaran
tujuan akumulasi pengetahuan, akan matematika masih perlu banyak
tetapi belajar untuk berbuat dengan belajar untuk menemukan inovasi
tujuan akhir penguasaan kompetensi baru dalam pembelajaran supaya
yang sangat diperlukan dalam era dapat meningkatkan prestasi atau
persaingan global. Learning to be hasil belajar.
maksudnya bahwa belajar untuk Sudiarta ( 2005, 2007) melalui
mengaktualisasikan dirinya sendiri rekaman trajektori pembelajaran
sebagai individu. Learning live matematika berorientasi pemecahan
together maksudnya bahwa belajar masalah menemukan bahwa
untuk bekerjasama. Belajar bukan kesulitan dalam pemecahan masalah
sekedar mendapatkan hasil belajar, matematika tidak hanya disebabkan
belajar merupakan proses yang oleh lemahnya penalaran dan
secara aktif dilakukan peserta didik, kemampuan berpikir kritis siswa.
belajar merupakan berbuat untuk Dari rekaman pembelajaran tersebut
mencapai penguasaan kompetensi, menunjukkan bahwa rendahnya
belajar adalah untuk kemampuan pemecahan masalah
mengaktualisasikan diri yang matematika meliputi: (1) kelemahan
memiliki kepribadian dan menjadi dalam mempersiapkan masalah
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

matematika yang dapat dijadikan model pembelajaran adalah suatu


sarana untuk merangsang rencana atau pola yang dapat
pertumbuhan kompetensi tingkat digunakan untuk membentuk
tinggi siswa yang meliputi kurikulum (rencana pembelajaran
kompetensi berpikir dan bertindak jangka panjang), merancang bahan-
kritis dalam melakukan analisis, bahan pembelajaran, dan
sintesis, dan evaluasi, (2) kelemahan membimbing pembelajaran di kelas
didaktis, yakni bagaimana guru atau yang lain. Artinya jika untuk
menampilkan dirinya sebagai mendapatkan hasil belajar yang
fasilitator, melakukan intervensi, dan optimal maka penerapan model
scaffolding yang tepat, (3) pembelajaran harus memperhatikan
kelemahan pedagogis, yakni kebutuhan siswa. Beberapa hal yang
bagaimana guru memberikan perlu dipertimbangkan dalam
dorongan dan dukungan terjadinya penerapan model pembelajaran
interaksi mental antar siswa, (4) sebagai berikut menurut ( Rusman,
kelemahan dalam mengakomodasi 2012: 133): (1) pertimbangan
struktur kognitif siswa terutama terhadap tujuan yang hendak dicapai
berkaitan dengan pola pikir, yakni meliputi: kognitif, afektif atau
bagaimana konsep-konsep psikomotor, (2) pertimbangan bahan
matematika sebelumnya dibangun, atau materi pembelajaran meliputi
dikonstruksi dan direkonstruksi, materi pelajaran seperti: fakta,
diaplikasikan, dan akhirnya konsep, teori tertentu, memerlukan
direfleksikan secara mendalam. prasyarat, tersedia bahan yang
Supaya siswa dapat relevan, (3) pertimbangan yang
menyelesaikan pemecahan masalah bersifat nonteknis seperti: untuk
matematika secara tidak langsung mencapai tujuan cukup satu model,
siswa harus memahami konsep- pemilihan model, keefektifan atau
konsep dasar matematika seperti: efisiensi model. Sehingga
penjumlahan dan pengurangan, berdasarkan pertimbangan itu model
perkalian, pembagian dan pembelajaran inovatif yang relevan
perpangkatan. Bercermin pada hasil adalah model pembelajaran
penelitian tersebut kelemahan kooperatif.
didaktis dan pedagogis merupakan Karena model pembelajaran
salah satu faktor yang kooperatif STAD dapat membantu
mempengaruhi, sehingga untuk siswa berinteraksi dengan temannya
mengatasi dapat dilakukan dengan melalui kerja kelompok, siswa yang
menerapkan model pembelajaran mempunyai kemampuan kurang
inovatif. Joyce &Weil (dalam dapat bertanya pada siswa
Rusman, 2012:133) menyatakan kemampuan tinggi, begitu juga siswa
model pembelajaran adalah suatu dengan kemampuan tinggi
rencana atau pola yang dapat membantu temannya untuk
digunakan untuk membentuk memahami materi. Akibatnya semua
kurikulum (rencana pembelajaran anggota kelompok akan dapat
jangka panjang), merancang bahan- mencapai kompetensi yang sudah
bahan pembelajaran, dan ditentukan. Karena dalam penentuan
membimbing pembelajaran di kelas penilaian juga ditentukan kerja
atau yang lain. Joyce &Weil (dalam kelompok.
Rusman, 2012:133) menyatakan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

Model Pembelajaran memerlukan jawaban benar hanya


Kooperatif STAD paling tepat satu, dianjurkan menggunakan model
digunakan untuk mengajarkan tujuan pembelajaran kooperatif STAD,
yang telah didefinisikan dengan baik dengan harapan memberikan prestasi
dengan satu jawaban benar, seperti belajar yang terus meningkat.
perhitungan dan penerapan Hal ini juga ditunjukkan nilai
matematika, penggunaan dan matematika hasil pemantapan ujian
mekanika bahasa, kemampuan nasional tingkat provinsi Bali di SMP
geografi dan peta, dan fakta dan Negeri 2 Kuta dan SMP Soverdi
konsep ilmu pengetahuan alam ( Tuban tiga tahun terakhir sebagai
berikut:
Slavin, 2011: 21). Matematika yang
Tabel 1.1 Rerata Nilai Matematika Pemantapan Provinsi SMP Negeri 2
Kuta dan SMPK Soverdi Tuban
No. Sekolah 2009/2010 2010/2011 2011/2012 Rerata

1 SMP Negeri 2 Kuta 4,5 5,78 4,46 4,93

SMPK Soverdi 3,75


2 3,48 3,83 3,94
Tuban

Data di atas menunjukkan bahwa dilanjutkan dengan latihan soal.


mata pelajaran matematika masih Meskipun sesekali telah melakukan
menjadi hambatan bagi siswa di kegiatan pembelajaran dengan
SMP Negeri 2 Kuta atau di SMP belajar berkelompok, namun mereka
Soverdi Tuban Kuta. Di kecamatan hanya membagi siswa dalam
Kuta merupakan kawasan pariwisata
kelompok lalu memberi tugas untuk
sehingga siswa di SMP di
kecamatan Kuta dapat dipandang menyelesaikan sesuatu tanpa
homogen dalam input memasuki pedoman mengenai pembagian tugas.
jenjang sekolah SMP. Maka salah Dari observasi tersebut guru
satu SMP Negeri dan SMP Suasta seharusnya berperan sebagai
dapat dipakai menunjukkan fasilitator yang berfungsi sebagai
hambatan dalam pembelajaran jembatan penghubung ke arah
matematika. Matematika dalam pemahaman yang lebih tinggi,
penerapan banyak dimanfaatkan dengan catatan siswa sendiri. Artinya
dalam segala aktivitas manusia baik Guru tidak hanya memberikan
yang disadari maupun tidak. pengetahuan kepada siswa, tetapi
Hasil observasi menunjukkan juga harus membangun pengetahuan
pembelajaran matematika di kelas dalam pikirannnya. Model
pada umumnya pernah menerapkan pembelajaran seperti ini tentu tidak
pembelajaran berkelompok, tanpa sesuai dengan standar proses seperti
mengikuti urutan model yang diamanatkan oleh Peraturan
pembelajaran kooperatif sehingga Pemerintah dalam Standar proses
pembelajaran menjadi tidak efektif. menurut PP Nomor 19 Tahun 2005,
Hal ini dapat dilihat dari langkah- yang menyatakan bahwa proses
langkah yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan
pembelajarannya yaitu menjelaskan diselenggarakan secara interaktif,
konsep yang terkait dengan pokok inspiratif, menyenangkan,
bahasan yang sedang dibahas disertai menantang, memotivasi peserta didik
dengan contoh-contoh aplikasinya,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

untuk berpartisipasi aktif, serta adanya tanggung jawab pribadi


memberikan ruang yang cukup bagi mengenai materi pelajaran dalam
prakarsa, kreativitas, dan anggota kelompok sehingga siswa siswa
kemandirian sesuai bakat, minat, dan termotivasi untuk membantu
perkembangan fisik serta psikologis temannya, karena tujuan cooperativ
peserta didik. Hal ini berarti bahwa learning adalah menjadikan setiap
pembelajaran yang didesain oleh anggota kelompoknya menjadi lebih
guru harus berorientasi kepada kuat pribadinya, (4) membutuhkan
aktivitas siswa. keluwesan, yaitu menciptakan
Beberapa praktek pembelajaran hubungan antar pribadi,
yang belum inovatif dilakukan oleh guru mengembangkan kemampuan
seperti: (1) Ketika mengajar guru tidak kelompok, dan memelihara hubungan
berusaha mencari informasi apakah kerja yang efektif, (5) meningkatkan
materi yang diajarkannya sudah ketrampilan bekerja sama dalam
dipahami siswa atau belum, (2) Dalam memecahkan masalah (proses
proses belajar mengajar guru tidak kelompok), yaitu tujuan terpenting yang
berusaha mengajak berpikir kepada diharapkan dapat dicapai dalam
siswa, dimana terjadi komunikasi satu cooperative learning adalah siswa
arah, yaitu: dari guru ke siswa belajar ketrampilan bekerjasama dan
disamping ada anggapan bahwa bagi berhubungan ini adalah ketrampilan
guru siswa menguasai materi pelajaran yang penting dan sangat diperlukan di
lebih penting dibandingkan kemampuan masyarakat.
berpikir, (3) Guru tidak berusaha Secara substansi kebudayaan
mencari umpan balik mengapa siswa berisikan pengalaman dan
tidak mau mendengarkan pengetahuan yang didapat lewat
penjelasannya, dan (4) Guru hubungan dengan lingkungan sosial
menganggap dirinya paling mampu dan dan alamiahnya. Pengalaman
menguasai pelajaran dibandingkan berkaitan dengan apa yang pernah
siswa, maksudnya siswa dianggap tong dialami, dijalani, atau dirasakan oleh
kosong yang harus diisi dengan sesuatu manusia dengan menggunakan panca
yang dianggapnya sangat penting, (5) indra. Selanjutnya, pengetahuan
Guru belum mengkelompokan siswa merupakan pengabstraksian dari
menjadi kelompok kecil sehingga pengalaman (Suja, 2010: 11). Ini
interaksi siswa akan intensif, (6) Jarang artinya adanya keterkaitan erat
guru memberikan kesempatan pada pendidikan dan kebudayaan,
siswa untuk mempresentasikan hasil sehingga nilai nilai budaya di suatu
kerja kelompoknya. Karena dalam daerah dapat dikolaborasikan dalam
cooperatif learning menurut Bennet pembelajaran agar materi menjadi
(1995) dalam (Isjoni, 2007: 41) ada lima bermakna. Jadi nilai-nilai budaya di
unsur dasar yang dimiliki seperti: (1) suatu daerah memegang peranan
positive interdepedence, yaitu penting pada aktivitas belajar siswa.
hubungan timbal balik yang didasari ada Menurut Geriya (dalam Suja, 2010:
kepentingan yang sama atau perasaan 13) tradisi budaya Bali mencakup
diantara anggota kelompok dimana tiga lapisan, yaitu: tradisi kecil yang
keberhasilan seseorang merupakan bersifat agraris dengan menonjolkan
keberhasilan yang lain pula atau
ciri kebersamaan (komunal), tradisi
sebaliknya, (2) interaction face to face,
besar yang dijiwai oleh agama Hindu
yaitu interaksi yang langsung terjadi
dengan menonjolkan keharmonisan,
antar siswa tanpa adanya perantara, (3)
dan tradisi global yang didukung
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

kemajuan sains, teknologi, dan yang sifat memberikan nasihat. Ini


komunikasi. Kearifan lokal (local merupakan salah satu bentuk
wisdom) terdiri dari kata: kearifan lokal dapat dimanfaatkan
kearifan(wisdom) dan lokal(local). dalam pembelajaran, salah satu
Local berarti setempat dan nasihat-nasihat Bali, baik dalam
wisdom(kearifan) berarti bentuk pepatah maupun peribahasa,
kebijaksanaan. Sehingga local yang sering menjadi pedoman
wisdom (kearifan lokal) berarti masyarakat Bali dalam
gagasan-gagasan setempat yang membesarkan keturunannya. Oleh
bersifat bijaksana, penuh kearifan, karena itu nilai nilai ini umumnya
bernilai baik , yang tertanam dan ditanamkan sejak kecil, tidak
diikuti oleh anggota masyarakatnya. mengherankan jika gejala ini
Pulau Bali terkenal ke manca mengakar kuat pada perilaku
negara sebagai objek wisata karena kebanyakan siswa di Bali. Contoh
keunikan budaya yang dimiliki. adalah nasihat buka padine ane
Sehingga di Bali nilai nilai budaya puyung nyeleg ane maisi nguntul ,
yang luhur dapat dimanfaatkan untuk yang mengandung arti mengajarkan
menunjang pendidikan. Untuk itu, anak untuk tidak berlaku sombong
seorang pendidik hendaknya perlu apabila ia memiliki kemampuan
menyadari kemungkinan adanya lebih baik dari teman-temannya.
aspek kearifan lokal yang dapat Filosofi semacam ini secara tidak
diimplementasikan dalam kaitannya langsung akan menimbulkan
meningkatkan ketertarikan siswa perspektif pada diri anak untuk
dalam mengikuti pembelajaran ( selalu belajar menyempurnakan
Sadra, 2007). pengetahuan dan mawas diri .
Ada beberapa penelitian yang
berkaitan dengan peningkatan Berangkat dari realita di atas
kualitas pembelajaran. Penelitian penulis tertarik meneliti pengaruh
Pujawan (2010) yang memanfaatkan penerapan model pembelajaran
Kearifan Lokal Nyepi dan Tri Kaya kooperatif STAD berorientasi
kearifan lokal terhadap prestasi
Parisudha untuk meningkatkan
belajar matematika ditinjau dari
kualitas perkuliahan Analisis Real 2, motivasi belajar siswa.
Sadra (2007) yang meneliti tentang Berdasarkan uraian latar
Tri Pramana dan Catur Paramita belakang diatas, maka tujuan
dalam pembelajaran matematika penelitian ini adalah (1) mengetahui
berbasis budaya, dan Ardana ( 2007) ada atau tidaknya perbedaan
yang meneliti efektifitas signifikan prestasi belajar
pembelajaran yang matematika antara siswa yang
mengimplementasikan konsep mengikuti penerapan model
jengah. Keseluruhan hasil penelitian pembelajaran kooperatif STAD
ini mempengaruhi peningkatan berorientasi kearifan lokal dan siswa
yang mengikuti penerapan model
kemampuan pebelajar. pembelajaran kooperatif STAD, (2)
Selain beberapa contoh mengetahui pada kelompok siswa
penelitian di atas, Bali mengenal yang memiliki motivasi belajar tinggi,
paribasa dalam bentuk wewangsalan, sedang, dan rendah apakah
peparikan, sesonggan, sesenggakan, terdapat perbedaan signifikan
sesawangan, bladbadan, seloka, prestasi belajar matematika dengan
sesapa, raos ngempelin, cecimpedan penerapan model pembelajaran
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

kooperatif STAD berorientasi antara penerapan model


kearifan lokal dan siswa yang pembelajaran kooperatif STAD
mengikuti penerapan model berorientasi kearifan lokal dan
pembelajaran kooperatif STAD, (3) motivasi belajar terhadap prestasi
mengetahui terdapat interaksi belajar matematika.
METODE kemudian ditarik kesimpulannya (
Desain penelitian yang yang Sugiyono, 2012: 61. Populasi
digunakan dalam penelitian ini penelitian adalah seluruh siswa
adalah post-test only control group kelas VIII SMP Kecamatan Kuta.
design. Menurut Fraenkel (1993, Teknik pengambilan sampel yang
248) rancangan penelitian tersebut digunakan adalah simple random
merupakan rancangan yang hanya sampling. Simple random sampling
memperhitungkan skor post-tes saja yaitu pengambilan anggota sampel
yang dilakukan pada akhir dari populasi dilakukan secara acak
eksperimen. Walaupun tidak tanpa memperhatikan strata yang ada
menggunakan tes awal, desain dalam populasi (Sugiyono, 2012:
penelitian ini dianggap terhindar dari 64).
variabel bias karena kemampuan Dalam penelitian ini metode
awal siswa di masing-masing pengumpulan data yang digunakan
kelompok penelitian telah diuji adalah metode angket (kuesioner)
kesetaraannya dan dari hasil untuk mengumpulkan data motivasi
belajar dan tes untuk mengukur
pengujian tersebut diketahui bahwa
prestasi belajar matematika.
kemampuan awal kelompok sampel Cara analisis data yang
setara (Johnson dan Christensen, dilakukan adalah dengan
2011). menggunakan anava dua jalur.
Populasi adalah wilayah Sebelum melakukan uji anava dua
generalisasi yang terdiri atas: subyek jalur, dilakukan uji prasyarat analisis
yang mempunyai kualitas dan berupa: 1) uji normalitas sebaran
karakteristik tertentu yang ditetapkan data dan 2) uji homogenitas.
oleh peneliti untuk dipelajari dan
HASIL DAN PEMBAHASAN prestasi belajar matematika dengan
Ada lima hipotesis yang diuji penerapan model pembelajaran
dalam penelitian ini sebagai berikut: kooperatif STAD berorientasi
(1) prestasi belajar matematika kearifan lokal daripada siswa yang
pada siswa yang mengikuti mengikuti penerapan model
penerapan model pembelajaran pembelajaran kooperatif STAD, (4)
kooperatif STAD berorientasi pada kelompok siswa yang memiliki
kearifan lokal lebih baik prestasi motivasi belajar rendah lebih baik
belajar matematika siswa yang prestasi belajar matematika dengan
mengikuti penerapan model penerapan model pembelajaran
pembelajaran kooperatif STAD, (2) kooperatif STAD berorientasi
pada kelompok siswa yang memiliki kearifan lokal daripada siswa yang
motivasi belajar tinggi lebih baik mengikuti penerapan model
prestasi belajar matematika dengan pembelajaran kooperatif STAD, dan
penerapan model pembelajaran (5) tidak ada interaksi antara
kooperatif STAD berorientasi penerapan model pembelajaran
kearifan lokal daripada siswa yang dengan motivasi belajar terhadap
mengikuti penerapan model prestasi belajar matematika.
pembelajaran kooperatif STAD, (3) Hipotesis pertama berbunyi:
pada kelompok siswa yang memiliki Prestasi belajar matematika pada
motivasi belajar sedang lebih baik siswa yang mengikuti penerapan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

model pembelajaran kooperatif Berdasarkan analisis uji


STAD berorientasi kearifan lokal Dunnet didapatkan nilai t Dunnet
lebih baik prestasi belajar dari perhitungan diperoleh sama
matematika siswa yang mengikuti dengan 3,567 lebih dari t tabel
penerapan model pembelajaran Dunnet sama dengan 2,260 dengan
kooperatif STAD dk=153 dan k=2 pada taraf
Secara statistik dapat signifikansi =0,05. Jadi hipotesis
dirumuskan sebagai berikut. aktual yang menyatakan pada
Ho : A1 A2 kelompok siswa yang memiliki
Ha : A1 > A2 motivasi belajar tinggi lebih baik
Berdasarkan hasil analisis prestasi belajar matematika dengan
varians dua jalur untuk antar kolom penerapan model pembelajaran
(model pembelajaran), diperoleh kooperatif STAD berorientasi
harga FA hitung adalah 17,297, kearifan lokal daripada siswa yang
sedangkan harga F tabel pada dbA mengikuti penerapan model
adalah 1 dan db dalam adalah 153 pembelajaran kooperatif STAD
untuk taraf signifikansi 0,05 adalah dapat diterima.
3,912. Ini berarti, bahwa F hitung Hipotesis ketiga berbunyi:
lebih besar dari F tabel (Fh = 17,297 Pada kelompok siswa yang
> Ft(1:153,0,05) = 3,912). Dengan memiliki motivasi belajar sedang
demikian, hipotesis nol (Ho) yang lebih baik prestasi belajar
menyatakan secara keseluruhan, matematika dengan penerapan
tidak terdapat perbedaan prestasi model pembelajaran kooperatif
belajar matematika antara siswa STAD berorientasi kearifan lokal
yang mengikuti model pembelajaran daripada siswa yang mengikuti
kooperatif STAD berorientasi penerapan model pembelajaran
kearifan lokal dan siswa yang kooperatif STAD
mengikuti model pembelajaran Secara statistik dapat
kooperatif tipe STAD, ditolak. dirumuskan sebagai berikut:
Sebaliknya, hipotesis alternatif (H1) Ho : A1B2 A2B2
yang menyatakan secara Ha : A1B2 > A2B2
keseluruhan, prestasi belajar Menurut hasil analisis
matematika siswa yang mengikuti sehingga nilai t Dunnet dari
model pembelajaran kooperatif tipe perhitungan diperoleh sama dengan
STAD berorientasi kearifan lokal 2,284 lebih dari t tabel Dunnet sama
lebih tinggi daripada siswa yang dengan 2,260 dengan dk=153 dan
mengikuti model pembelajaran k=2 pada taraf signifikansi =0,05),
kooperatif tipe STAD, diterima. artinya hipotesis aktual pada
Hipotesis kedua berbunyi: kelompok siswa yang memiliki
Pada kelompok siswa yang motivasi belajar sedang lebih baik
memiliki motivasi belajar tinggi lebih prestasi belajar matematika dengan
baik prestasi belajar matematika penerapan model pembelajaran
dengan penerapan model kooperatif STAD berorientasi
pembelajaran kooperatif STAD kearifan lokal daripada siswa yang
berorientasi kearifan lokal daripada mengikuti penerapan model
siswa yang mengikuti penerapan pembelajaran kooperatif STAD
model pembelajaran kooperatif dapat diterima.
STAD Hipotesis keempat berbunyi:
Secara statistik dapat Pada kelompok siswa yang
dirumuskan sebagai berikut: memiliki motivasi belajar rendah
Ho : A1B1 A2B1 lebih baik prestasi belajar
Ha : A1B1 > A2B1 matematika dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

STAD berorientasi kearifan lokal Hipotesis kelima berbunyi:


daripada siswa yang mengikuti Tidak ada interaksi antara
penerapan model pembelajaran penerapan model pembelajaran
kooperatif STAD dengan motivasi belajar terhadap
Secara statistik dapat prestasi belajar matematika
dirumuskan sebagai berikut: Secara statistik dapat
Ho : A1B3 A2B3 dirumuskan sebagai berikut:
Ha : A1B3 > A2B3 Ho : Interaksi A B 0
Nilai t Dunnet dari perhitungan Ha : Interaksi A B = 0
diperoleh sama dengan 2,371 lebih Berdasarkan hasil perhitungan
dari t tabel Dunnet sama dengan anava dua jalur didapatkan nilai
2,260 dengan dk=153 dan k=2 pada FAB= 3,134 kemudian hasil F tabel
taraf signifikansi =0,05 sehingga dengan dk=153 dan =0,05 adalah
dapat diterima hipotesis aktual pada 3,064, sehingga FAB lebih besar dari
kelompok siswa yang memiliki F tabel, maka hipotesias aktual tidak
motivasi belajar rendah, prestasi ada interaksi antara penerapan
belajar matematika siswa yang model pembelajaran kooperatif
mengikuti model pembelajaran STAD berorientasi kearifan lokal
kooperatif STAD berorientasi dengan motivasi belajar terhadap
kearifan lokal lebih tinggi daripada prestasi belajar matematika dapat
siswa yang mengikuti model diterima.
pembelajaran kooperatif STAD.
PENUTUP (Y A1 77,500 Y A2 67,525) , 2)
Berdasarkan analisis dan
menurut kelompok siswa yang
pembahasan didapatkan hal- hal
memiliki motivasi belajar tinggi,
sebagai berikut: 1) penelitian ini
prestasi belajar matematika siswa
menunjukkan, prestasi belajar
yang mengikuti model pembelajaran
matematika siswa yang mengikuti
kooperatif STAD berorientasi
model pembelajaran kooperatif
kearifan lokal lebih tinggi daripada
STAD berorientasi kearifan lokal
siswa yang mengikuti model
lebih tinggi daripada siswa yang
pembelajaran kooperatif STAD. Ini
mengikuti model pembelajaran
ditunjukkan dari hasil uji t-Dunnet
kooperatif STAD. Itu ditunjukkan dari
diperoleh t hitung sebesar 3,567, t
hasil perhitungan anava dua jalur
tabel Dunnet dengan k=2,dimana
menghasilkan FA hitung adalah
dk=153 dengan taraf signifikansi
17,297, menurut harga F tabel pada
=0,05 adalah 2,260. Berdasarkan
dbA = 1 dan db dalam = 153 untuk
dari nilai rata-rata kedua kelompok
taraf signifikansi 0,05 sama dengan
dapat diketahui bahwa pada
3,912. Hal ini menunjukkan, bahwa
kelompok siswa yang memiliki
F hitung lebih besar daripada F
motivasi belajar tinggi, nilai rata-rata
tabel (Fh = 17,297 > Ft(1:153,0,05) =
siswa yang mengikuti model
3,912). Jika melihat hasil dari nilai
pembelajaran kooperatif STAD
rerata prestasi belajar matematika
berorientasi kearifan lokal sebesar
yang diperoleh oleh kelompok siswa
89,077 lebih besar daripada nilai
yang mengikuti model pembelajaran
rata-rata siswa yang mengikuti
kooperatif STAD berorientasi
model pembelajaran kooperatif
kearifan lokal sebesar 77,500 lebih
STAD sama dengan 74,500
tinggi daripada nilai rerata prestasi
belajar matematika yang diperoleh (Y A1B1 89,077 Y A1B 2 74,500)
siswa yang mengikuti model , 3) berdasarkan kelompok siswa
pembelajaran kooperatif STAD yang memiliki motivasi belajar
sebesar 67,525 sedang, prestasi belajar matematika
siswa yang mengikuti model
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

pembelajaran kooperatif STAD , 5) menunjukkan tidak ada interaksi


berorientasi kearifan lokal lebih antara model pembelajaran dengan
tinggi daripada siswa yang mengikuti motivasi belajar terhadap prestasi
model pembelajaran kooperatif belajar matematika. Hal ini
STAD. Ini menyatakan bahwa dari didasarkan atas hasil perhitungan
hasil uji t-Dunnet, dimana nilai t diperoleh F hitung sebesar 3,134.
hitung sama dengan 2,284, nilai t Harga F tabel dengan derajat
tabel Dunnet dengan k=2, dimana kebebasan (db = 2: 153) = 3,064
dk=153, taraf signifikansi =0,05 pada taraf signifikansi = 0,05 (FAB
sama dengan 2,260. Hal ini = 3,134 lebih besar dari Ft = 3,064.
menunjukkan t hitung Dunnet lebih Ini bermakna bahwa model
besar daripada t tabel Dunnet. pembelajaran dan motivasi belajar,
Berdasarkan dari hasil daripada nilai masing-masing berpengaruh
rata-rata kedua kelompok dapat terhadap prestasi belajar
diketahui bahwa pada kelompok matematika.
siswa yang memiliki motivasi belajar Berdasarkan simpulan- simpulan
sedang, nilai rata-rata siswa yang diatas, dapat disarankan beberapa
mengikuti model pembelajaran hal sebagai berikut: 1) dalam proses
kooperatif STAD berorientasi pembelajaran di kelas, khususnya
kearifan lokal sebesar 72,696 lebih dalam mata pelajaran matematika
besar daripada nilai rata-rata siswa hendaknya para guru matematika
yang mengikuti model pembelajaran disarankan untuk menggunakan
kooperatif STAD sebesar 68,074 model pembelajaran kooperatif
(Y A1B 2 72,696Y A2 B 2 68,074) STAD berorientasi kearifan lokal
, 4) berdasarkan kelompok siswa sebagai model alternatif dalam
yang memiliki motivasi belajar pembelajaran matematika. Karena
rendah, prestasi belajar matematika model pembelajaran kooperatif
siswa yang mengikuti model STAD berorientasi kearifan lokal
pembelajaran kooperatif STAD telah terbukti dan mampu dalam
berorientasi kearifan lokal lebih peningkatan prestasi belajar
tinggi daripada siswa yang mengikuti matematika bila dibandingkan
model pembelajaran kooperatif dengan model pembelajaran
STAD. Ini menyatakan bahwa dari kooperatif STAD. 2) bagi lembaga
hasil uji t-Dunnet, dimana nilai t pendidikan yang mengembangkan
hitung sama dengan 2,371, nilai t misi untuk mendidik calon-calon
tabel Dunnet dengan k=2, dimana guru mata pelajaran matematika,
dk=153, taraf signifikansi =0,05 hendaknya secara terus-menerus
sama dengan 2,260. Hal ini memperkenalkan dan melatih siswa
menunjukkan t hitung Dunnet lebih untuk menggunakan model
besar daripada t tabel Dunnet. pembelajaran kooperatif STAD
Berdasarkan dari hasil daripada nilai berorientasi kearifan lokal atau
rata-rata kedua kelompok dapat penggunaan beberapa model
diketahui bahwa pada kelompok pembelajaran yang berperan untuk
siswa yang memiliki motivasi belajar mencapai proses berpikir kritis dan
rendah, nilai rata-rata siswa yang kompleks, terutama dalam
mengikuti model pembelajaran memahami materi matematika, dan
kooperatif STAD berorientasi 3) untuk kesempurnaan penelitian
kearifan lokal sebesar 70,727 lebih ini, disarankan kepada peneliti lain
besar daripada nilai rata-rata siswa untuk mengadakan penelitian
yang mengikuti model pembelajaran lanjutan dengan melibatkan variabel
kooperatif STAD sebesar 60,000 moderator lainnya, seperti
intelegensi, minat, kemampuan
(Y A1B 2 70,727Y A2 B 2 60,000) berpikir formal, gaya kognitif, bakat,
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

lingkungan belajar, kebiasaan jumlah populasi dan sampel


belajar, sikap, konsep diri dan lain- penelitian, menggunakan rancangan
lainnya sehingga dapat eksperimen yang lebih kompleks,
meningkatkan pemahaman siswa menambah waktu pelaksanaan
terhadap matematika. Di samping penelitian, serta menambah pokok
itu, disarankan untuk memperbanyak bahasan matematika yang lain.
DAFTAR RUJUKAN Slavin,Robert E.2011.Psikologi
B. Uno,Hamzah.2006.Teori Pendidikan Teori dan Praktik.PT
Motivasi dan Pengukurannya.Bumi Indeks:Jakarta
Aksara:Jakarta Sudiarta, I Gusti Putu. 2005.
Candiasa,I Made. 2010.Pengujian Pengembangan
Instrumen Penelitian Kompetensi Berpikir
Disertai Aplikasi Iteman Divergen dan Kritis
dan Bigsteps.Unit Melalui Pemecahan
Penerbitan Universitas Masalah Matematika
Pendidikan Open-Ended. Jurnal
Ganesha:Singaraja Pendidikan dan Pengajaran
Candiasa, I Made. 2010. Statistik IKIP Negeri Singaraja No.
Univariat dan Bivariat 3.
Disertai Aplikasi SPPS. Sudiarta, I Gusti Putu. 2007.
Unit Penerbiatan Paradigma Baru
Universitas Pendidikan Pembelajaran Matematika
Ganesha Membangaun Kompetensi
Djaali.2011.Psikologi Berpikir Kritis Melalui
Pendidikan.Bumi Aksara: Jakarta Pendekatan Open-Ended.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Singaraja: Penerbit
Penelitian. C.V Andi Offset: Universitas Pendidikan
Yogyakarta Ganesha.
Ginarsa, Ketut. (1985). Paribasa Sukardi, 2003. Metodologi
Bali. CV.Kayu Mas Agung: Penelitian Pendidikan. Rineka
Singaraja Cipta: Jakarta
Grounlund,Norman Suryabrata,Sumadi.2010.Psikologi
E.1982.Constructing Pendidikan.Rajawali Pers:Jakarta
Achievement Tests Third Turmudi.2008.Landasan Filsafat
Edition.Prentice- dan Teori Pembelajaran
Hall.Inc.Englewood Matematika(Berparadigma
Cliffs.N.J.07632 Eksploratif dan
Isjoni. 2011. Cooperatif Learning Investigatif).Leuser Cita
Efektifitas Pembelajaran Pustaka: Jakarta
Kelompok. Alfabeta: Bandung Winkel,W.S.2009.Psikologi
Riduwan.2010.Metode Teknik Pengajaran.Media Abadi:
Menyusun Tesis.Alfabeta:Bandung Yogyakarta
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Matematika (Volume 2 Tahun 2013)

Vous aimerez peut-être aussi