Vous êtes sur la page 1sur 23

KB Pil

BAB I
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. Kegagalan kondom
dapat diperkecil dengan menggunakan kondom dengan cara benar, gunakanlah saat ereksi dan
lepaskan pada saat ejakulasi.
Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan pada
saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
Keuntungan dari kondom dapat dibeli secara bebas di apotek-apotek, mudah digunakan dan
kondom juga memperkecil penularan penyakit kelamin.
Ada beberapa cara/metode yang dapat diberikan yaitu suntikan, bentuk pil yang diminum serta
susuk atau implant. Pemakaian kontrasepsi dengan metode hormonal tidak dianjurkan untuk
wanita dengan riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit jantung.
Suntikan dan implant/susuk mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3
bulan sekali (depo Provera) keuntungannya mengurangi resiko lupa minum pil dan keamanan
selama 3 bulan.
Efek samping yang diberikan , menstruasi yang tidak teratur dan peningkatan berat badan serta
pemulihan kesuburan agak terlambat.
Keuntungannya tidak harus minum pil atau suntikan, dan proses memasukkan tabung ini 1 X
dan untuk 2-5 tahun. Dan bila anda ingin berencana hamil kembali hanya melepas implant ini
kembali.
Efek samping yang ditimbulkan seperti menstruasi yang tidak teratur dan peningkatan berat
badan.
Ada beberapa cara untuk mengetahui masa subur, yaitu:
VI. Implementasi
VII. Evaluasi
A. Data Subyektif
KEHAMILAN PERSALINAN ANAK NIFAS
N Su
Hamil Peno Hidup KET
o a UK Cara Penyulit Sex BBL H/P/I/A Mati Hari Menyusui
Ke Long Umur
mi
1 I I 9 bln Bidan Normal - L 3200 gr H - 7 th 40 Ya -
2. I II 9 bln Bidan Normal - P 2800 gr H - 4 th 40 Ya -

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah kualitas sumber daya manusia dengan
kelahiran 5.000.000/tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah
dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan
sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan
dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak berarti.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerapkan Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada zero population growth (pertumbuhan
seimbang).
Metode pil KB telah menjadi bagian gerakan KB Nasional serta peminatnya makin
bertambah karena aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai
pada pasien pasca persalinan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A Usia 32 tahun P2002 Ab 000 dengan Akseptor KB Pil
Kombinasi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada Ny. A usia 32 tahun P 2002 Ab000 meliputi data subyektif dan
obyektif.
b. Menegakkan diagnosa kebidanan dan menidentifikasi masalah kebidanan berdasarkan data
subyektif dan obyektif.
c. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan diagnosa kebidanan dan masalah
yang ada.
d. Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusun.
e. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan.
1.3 Manfaat
Dengan adanya Asuhan Kebidanan ini diharapkan pembaca pada umumnya dan
mahasiswa pada khususnya dapat memahami tentang KB Pil Kombinasi sehingga dapat
menerapkan Asuhan Kebidanan dengan baik dan benar sesuai dengan standart.

1.4 Metode Penulisan


Data dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini didapatkan dengan cara :
a. Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku buku referensi yang berhubungan dengan masalah
yang ditulis. Tujuannya agar mendapatkan data dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah.
b. Observasi
Dengan pengamatan secara langsung meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
c. Wawancara
Mengadakan Tanya jawab secara langsung kepada klien, keluarga atau tenaga kesehatan tentang
hal hal yang berhubungan dengan kesehatan atau keadaan klien. Tujuannya adalah untuk
memperoleh data secara langsung dari sumber data.
d. Mempelajari Kasus
Dengan melihat rekam medis klien terhadap program pengobatan melalui catatan medik.

1.5 Sistematika Penulisan


Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 5 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang konsep KB dan konsep manajemen kebidanan
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi masalah dan diagnosa, antisipasi masalah potensial.
BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang pembasahan kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep KB
2.1.1 Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan. Uapaya ini dapat bersifat sementara, atau
dapat pula bersifat permanen.
( Sarwono, 2002 : 889)
Kontrtsepsi adalah merupakan sutu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak
karena dapat menolong pasangan suami isttri menghindari kehamilan risiko tinggi.
( Hanafi, 2004 : 22)
Menurut WHO (1970)
Adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
Mendapat obyektif-obyektif tertentu
Menghindari kelahhiran yang tidak diinginkan
Mendapat kelahiran yang memeng diiginkan
Mengatur interval diantara kehamilan
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
Menentukan jumlah anak dalam keluarga
KB Secara Umum
Suatu usaha mengatur banyaknya kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi ibu maupun bayinya
dan bagi ayahnya serta keluarga dan masyarakat yang bersangkutan tidak menimbulkan
kerugaian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
KB Secara Khusus
Suatu tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan
antara sel mani dan ovarium.
( Manuaba , 1998 )
Ada beberapa metode kontrasepsi atau KB yang tersedia. Untuk memilih apa kontrasepsi atau
KB yang cocok untuk anda, sebaiknya anda mengetahui kebaikan dan kekurangan dari metode
KB ini.
Metode Perlindungan
Metode kontrasepsi jenis ini yang paling banyak digunakan adalah Kondom; yang juga termasuk
metode ini adalah diafragma, kondom untuk wanita, dan juga spermatisida.
1. Kondom,
Bekerja dengan mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi
pembuahan. Penggunaan kondom akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan spermatisida
(senyawa kimia terdapat dalam bentuk jeli, tablet vagina, kream, busa vaginal yang berfungsi
membunuh sperma).
Efek samping dari kondom adalah bila terdapat alergi terhadap karet kondom.
2. Spermatisida,
Bahan kimia aktif untuk membunuh sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang
harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektivitasnya 70%. Sayangnya
bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup,
jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6
jam setelah senggama.
3. Vaginal diafragma,
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam
liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan
bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma
tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas (< 8 jam) setelah senggama.
Hormonal
1. Pil
Keuntungan pil tetap membuat menstruasi yang teratur, mengurangi kram atu sakit saat
menstruasi dan penelitian terakhir menyatakan pemakaian pil kb dapat mencegah terjadinya
kanker rahim. Kesuburan juga dapat kembali pulih dengan menghentikan pemakaian pil ini saja.
Pil termasuk metode yang efektif saat ini, bekerja dengan mencegah pelepasan sel telur. Pil
mempunyai efektifitas yang tinggi (99%) bila digunakan dengan tepat dan secara teratur.
Tentu saja ada sedikit efek samping dari pil ini yaitu kenaikan atau penurunan berat badan,
payudara terasa kencang, mual, muntah, depresi. Alam pemakaian Pil diperlukan komitmen dari
wanita untuk dapat memakai secara teratur dan tepat.
2. Suntik
Jenis Suntikan KB
Upyhon Company ( 1958 )
a. Depo provera yang mengandung medoxy progesterone asetat 150 mg
b. Cyclofem yang mengandung medoxy progesterone asetat 50 mg dan komponen estrogen.
(Manuaba, 1998)
Schering AG ( 1957 )
Suntikan Kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg dan 5 mg estradiol spionat. Diberikan injeksi IM sebulan
sekali ( cyclofem ).
50 mg norition enantat dan 5 mg estradiol valerat. Diberikan secara IM sebulan sekali.
Suntikan Progestin
Depo medioksiprogesteron asetat (DMPA); Depo provera injeksi secara IM tiap 3 bulan sekali,
mengandung 150 mg DMPA
Depo noretisteran enantat ( Depo Noristerat ); mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap 2 bulan sekali untuk suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan
kelima dan suntikan pertama sampai ke empat dan untuk suntikan kelima dan selanjutnya
berinterval 3 bulan.
3. Susuk
Implant/susuk dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit di bagian tangan yang
dilakukan oleh dokter anda, dan hormon yang terdapat dalam tabung akan terlepas sedikit
sedikit untuk mencegah kehamilan.
4. Koyo Kontrasepsi (Patch)
Ditempelkan di kulit setiap minggu, sayangnya bagi yang berkulit sensitif sering
menimbulkan reaksi alergi.
Kontrasepsi Teknik
1. Coitus Interruptus (senggama terputus),
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi
karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat
menarik penis keluar
2. Sistem kalender (pantang berkala).
Pada beberapa wanita ini menjadi satu-satunya metode yang dapat diterima.
Cara ini adalah dengan memperkirakan saat masa subur (ovulasi) dan tidak melakukan hubungan
seksual pada saat tersebut.
Metode ini tidak terlalu efektif dan diperlukan kedisiplinan dari wanita untuk selalu mengetahui
waktu ovulasi atau masa subur. Dan sebaliknya pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak
teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini.
Dengan cara menghitung tanggal/kalender,
Cara ini cocok untuk yang punya siklus haid teratur. Perhitungan ini didasarkan saat ovulasi
terjadi pada hari ke-14 dari menstruasi yang akan datang dan dikurangi 2 hari karena sperma
dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi dan ditambahkan 2 hari karena sel telur dapat hidup
24 jam setelah ovulasi. Jadi misalnya siklus haidnya 28 hari dan haid terakhirnya terjadi tanggal
1, tanggal haid bulan berikutnya adalah tanggal 28. Dengan demikian, perkiraan waktu ovulasi
anda , yaitu di tengah - tengah periode haid yakni tanggal 14. Jadi, masa subur berada pada
rentang tanggal 12 hingga 16
Dengan menilai peningkatan suhu badan,
Biasanya suhu badan meningkat menjelang dan sesudah masa ovulasi karena pengaruh hormon
progesteron
Dengan menilai lendir rahim.
Hormon estrogen mencapai puncaknya pada saat ovulasi terjadi dan mempengaruhi lendir rahim.
Menjelang ovulasi biasanya lendir rahim jadi agak encer dan bila diraba dengan dua jari
membentuk benang dan berwarna bening
Ketiga hal ini dapat menjadi petunjuk masa ovulasi/masa subur anda
3. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum
asi dan menstruasi belum terjadi, otomatis anda tidak akan hamil. Tapi begitu ibu hanya
menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar
Sumber: www.InfoIbu.com, www.medicastore.com

2.2 Konsep Dasar Kontrasepsi Pil


Pengertian
Kontrasepsi adalah usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.
(Sarwono P. 1999:534)
Microginon adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif
estrogen/progesteron dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
(Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003: MK 27)
2.2.1 Profil
- Efektif dan reversibel
- Harus diminum setiap hari
- Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang tidak
berbahaya dan segera akan hilang.
- Efek samping serius jarang terjadi
- Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi baik yang sudah punya anak/belum
- Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil.
2.2.2 Cara Kerja
- Menekan ovulasi
- Mencegah implantasi
- Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
- Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula.
2.2.3 Manfaat
- Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi), 1 kehamilan /
1000 wanita dalam tahun pertama penggunaan.
- Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
- Tidak mengganggu hubungan sex
- Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang
- Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan
- Dapat digunakan sejak usia remaja hingga monopause
- Mudah digunakan setiap saat
- Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
- Dapat digunakan kontrasepsi darurat
2.2.4 Keterbatasan
- Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari
- Mual, terutama pada 3 bulan pertama
- Spotting
- Pusing
- Nyeri payudara
- Amenorhea (jarang)
- Depresi
- Tidak mencegah IMS
2.2.5 Indikasi
Pada prinsipnya hampir semua boleh menggunakan:
- Usia reproduksi
- Telah memiliki anak atau belum
- Gemuk atau kurus
- Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui
- Pasca keguguran
2.2.6 Kontra Indikasi
- Hamil atau dicurigai hamil
- Menyusui eksklusif
- Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
- Hepatitis
- Perokok dengan usia > 35 tahun
- Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi, DM
- Kanker payudara
- Epilepsi/riwayat epilepsi
- Tidak bisa menggunakan pil secara teratur setiap hari
2.2.7 Waktu Mulai Menggunakan
- Setiap saat selagi haid untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil
- Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
- Setelah melahirkan
* Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
* Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
* Pasca keguguran (seberapa atau dalam waktu 7 hari)
* Bila berhenti menggunakan kontrasepsi infeksi dan ingin menggantikan dengan pil, pil
dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003)
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan
1. Pengkajian
1. Biodata
ibu / suami : untuk mengetahui identitas, mengenal/memanggil
penderita agar tidak keliru dengan penderita
penderita lain serta untuk menjaga keakraban.
: untuk mengetahui keadaan ibu apakah termasuk
primi biasa atau primi para tua, deteksi resiko
kehamilan.
ma : untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang dianutnya dan mengenali hal hal
yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
u bangsa : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian
asuhan.
rjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan
sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu /
suami dapat mempengaruhi kesehatan klien/tidak.
didikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai
dasar dalam memberikan asuhan.
ghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan klien.
mat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan
menilai apakah lingkungan cukup aman bagi
kesehatannya.
an datang : mengetahui alasan klien mengapa datang ke
klinik dan mengetahui bagaimana kondisi saat
klien pertama datang.
ayat Haid : untuk mengetahui apakah haidnya berjalan
normal atau tidak, dan mengetahui keadaan alat
kelamin dalam apakah normal atau tidak.
ayat kesehatan yang lalu :
untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu sebelumnya apakah merupakan
kontraindikasi kontrasepsi suntik atau tidak.
ayat kesehatan keluarga :
untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular atau tidak,
adakah penyakit keturunan yang dapat mempengaruhi efektifitas kontrasepsi.
ayat pernikahan :
untuk mengetahui keadaan kelamin dalam ibu dan mengetahui berapa lama ibu menikah.
ayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Untuk mengetahui apakah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu berjalan normal atau adakah
komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
ayat KB :
untuk mengetahui adanya keluhan selama ibu menjadi akseptor KB dan berapa lama ibu menjadi
akseptor KB
kebiasaan di rumah :
untuk mengetahui bagaimana kebiasaan ibu di rumah yang dapat mempengaruhi efektifitas dari
kontrasepsi.
2. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhan.
3. Pemeriksaan Fisik
Rambut : untuk mengetahui apakah rambut ibu tampak bersih atau
kotor, ada kutu atau tidak.
Kepala : untuk mengetahui kebersihan, bentuk, adakah benjolan yang
abnormal atau tidak.
Mata : untuk mengetahui apakah konjungtiva anemis, ikterus pada
sclera.
Telinga : untuk mengetahui kebersihan atau ada pengeluaran secret
dan bentuk kesimetrisannya.
Mulut : untuk mengetahui apakah mukosa bibir kering dan adakah
stromatitis.
Leher : untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tiroid
dan vena jugularis.
Perut : untuk mengetahui apakah ada pembesaran abnormal.
Ekstermitas : untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak
(polidaktil atau sindaktil), adanya oedema, adakah
varices.
Integumen : untuk mengetahui kebersihan.
II. Identifikasi Diagnosa/Masalah
Diagnosa : Ny. .... P...... Ab..... akseptor KB Pil Kombinasi, diperoleh dengan didasarkan pada :
Data subyektif
Alasan datang ke Puskesmas
III. Identifikasi Masalah Potensial
Masalah potensial yang mungkin terjadi pada kontrasepsi KB Suntik yaitu efek samping yang
ditimbulkan dan keluhan dari pasien.
IV. Identifikasi KebutuhanSegera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah potensial yang
terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).

Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 04 Januari 2011
Jam : 09.00 WIB
1. Biodata
Nama : Ny.A Nama Suami : Tn.I
Umur : 32 thn Umur : 35 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : Rp 1.500.000/bln
Alamat : Tunggul wulung Alamat : Tunggul wulung
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin KB pil
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan (hipertensi), kencing manis, asma)
ibu juga tiadk pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, AIDS) dan tidak pernah
menderita penyakit jantung kronik, kanker
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (hipertensi), kencing manis, asma) ibu juga tiadk
pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) dan tidak pernah menderita penyakit
jantung kronik, kanker
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun (darah tingi,
kencing manis) tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hapatitis) dan juga tidak ada
yang menderita penyakit penyakit jantung dan kanker
7. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 4 - 5 hari
Jumlah : ganti 2-3 tella/hari
Keluhan : tidak ada
Flour Albus : tidak ada
8. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1x
Lama menikah : 10 tahun
Umur pertama menikah : 22 tahun
Jumlah anak : 2
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu

10. Riwayat KB
KB yang lalu : Pil Kombinasi
Lama pemakaian dan keluhan : 1,5 tahun, tidak ada keluhan
Rencana KB selanjutnya : Pil Kombinasi
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makan 3 x/hari (nasi, lauk pauk dan sayuran) minum air putih 6-7 gelas/hari. Tidak ada
pantangan dan alergi makanan.
b. Eliminasi
BAB : 1 x/hari, dengan konsistennya lembek
BAK : 3-4 x/hari konsistensinya cair warna kuning jernih
c. Istirahat
Tidur malam : 7-8 jam/hari
Tidur siang : 2 jam/hari
d. Aktivitas
Ibu setiap harinya melakukan pekerjaan rumah tangga (menyapu, memasak, mencuci baju dll)
e. Rekreasi
Ibu menggunkan waktu luangnya dengan nonton TV dengan keluar
f. Personal Hygine
Ibu mandi 2 x/hari, keramas 3 x/minggu, gosok gigi tiap kali mandi, ganti baju tiap kali selesai
mandi
g. Kebiasaan
Ibu tidak merokok, tidak minum muniman keras dan tidak minum jamu.
12. Riwayat Psikososial
Psikologi
Ibu dan keluarga senang dengan metode kontrasepsi yang digunakan
Sosial
Hubungan ibu dalam keluarga dan dengan masyarakat sekitar baik, pengambilan keputusan
dalam keluarga dilakukan oleh suami. Ibu dan keluarga menganut budaya Jawa.

B. Data Obyektif
Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis.
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 366 oC
BB sekarang : 48 kg
Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi :
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, tidak tampak benjolan abnormal.
Wajah : Tidak pucat, tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, tidak juling.
Telinga : Bersih, simetris, tidak ada pengeluaran serumen, tidak ada gangguan
pendengaran
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak aada peneluaran sekret.
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada rhagaden, gigi tidak
caries, lidah bersih.
Leher : Bersih, tidak tampak pembesaran tyroid, vena Jugularis dan kelenjar limfe
Ketiak : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Dada : Bersih, simetris, tidak ada retraksi
Payudara : Simetris, membesar, tegang, puting susu menonjol, tidak ada striae livide
atau striae albican.
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi.
Ekstermitas : Atas dan bawah normal, tidak ada kelainan.
Integumen : Bersih
Palpasi :
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan
pembesaran kelenjar limfe
Payudara : Lembek, simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada pembesaran uterus, dan tidak
ada nyeri tekan.
Ekstremitas : Tidak ada oedema pada kedua kaki dan tangan
Auskultasi :
Dada : Tidak terdengar ronchi dan wheezing
Perkusi :
Reflek patella :+/+

II. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA


Diagnosa : Ny A usia 32 tahun P2002 Ab000 dengan akseptor KB Pil Kombinasi.
DS : - Ibu mengatakan ingin mendapatkan KB pil karena sudah waktunya.
DO :
Keadaaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 366 oC
Respirasi Rate : 20 x/menit
BB sekarang : 48 kg

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


-

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-
V. INTERVENSI
Diagnosa : Ny A usia 32 tahun P2002 Ab000 dengan akseptor KB Pil Kombinasi
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan klien mengerti tentang KB pil baik
efek samping dan manfaatnya.
KH : klien mengerti dan dapat mengulangi kembali semula yang dijelaskan petugas
kesehatan.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeautik pada klien
R/ Terjalin komunikasi yang baik antara petugas dan pasien
2. Lakukan obseravasi TTV dan BB
R/ Diharapkan kondisi klien terpantau selama menjadi akseptor KB
3. Berikan satu kemasan KB pil ( 28 butir )
R/ merupakan kelanjutan dari kemasan KB pil sebelumnya
4. Ingatkan kembali cara minum dan waktu minum
R/ Diharapkan KB pil bekerja optimal dan keefektifitasannya tinggi
5. Ingatkan kembali komplikasi dan efek samping
R/ Diharapkan klien lebih faham mengenai komplikasi dan efek samping KB pil
6. Beritahu klien untuk datang kembali
R/ Menjaga agar tidak terdapat keterlambatan sehingga tidak terjadi kegagalan.
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan pendekatan terapeutik kepada klien seperti memperkenalkan diri, melakukan
anamnesa klien, mendengarkan keluhan-keluhan dan pertanyaan-pertanyaan.
2. Melakukan observasi TTV dan BB
3. Memberikan satu kemasan KB pil (28 butir)
4. Mengingatkan kembali cara minum dan waktu minum
Pil yang akan diminum merupakan kelanjutan dari kemasan yang lama dan terus berurutan
sesuai tanda panah
Pil diminum pada jam yang sama setiap hari
Bila lupa satu hari pil diminum segera ketika ingat pada hari berikutnya
Bila lupa dua hari pil diminum sampai jadwal minum terkejar sehingga sesuai dengan
jadwal minum sebelumnya
Jika lupa sampai tiga hari atau lebih berhenti minum dan tunggu haid berikutnya, untuk
sementara menggunakan alat kontrasepsi kondom
5. Mengingatkan kembali komplikasi dan efek samping KB pil
Seperti mual, spooting, pusing, nyeri pada payudara, BB naik, amenorrhea, depresi dan tidak
mencegah IMS.
6. Memberitahu klien untuk datang kembali pada atau sewaktu-waktu ada keluhan

VII. EVALUASI
Tanggal : 04 Januari 2011
Jam : 09.30 WIB
S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan faham penjelasan petugas
O : Keadaaan Umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 366 oC
Respirasi Rate : 20 x/menit
BB sekarang : 48 kg
A : Ny A usia 32 tahu P2002 Ab000 dengan akseptor KB Pil Kombinasi
P : - Ibu boleh pulang
- Ingatkan cara minum pil dan waktunya
- Ingat komplikasi dan efek samping
- Beritahu klien kontrol kembali atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny A usia 32 tahun P 2002 Ab000 dengan
akseptor KB Pil Kombinasi, maka hasil yang didapatkan yaitu pasien dilakukan pengkajian
terlebih dahulu untuk mengetahui identitas pasien. Pengkajian pasien dapat dilakukan kerja sama
dengan petugas kesehatan, sehingga data yang didapatkan baik data subyektif maupun data
obyektif dapat menggambarkan keadaan umum yang dirasakan oleh pasien.
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan ini, secara teori diperoleh adanya efek samping
dari kontrasepsi Pil Kombinasi antara lain :gangguan haid, depresi (jarang terjadi), keputihan,
jerawat, perubahan libido, kenaikan berat badan menurut POGI dalam Buku Praktis Pelayanan
Kontrasepsi 2003. Pada kasus Ny A usia 32 tahun P2002 Ab000 dengan akseptor KB Pil
kombinasi, pasien mengalami keluhan peningkatan berat badan. Jadi disimpulkan bahwa tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian masalah penerapan manajemen kebidanan dalam memberikan
Asuhan Kebidanan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam melakukan pengkajian, diperlukan komunikasi terapeutik yang baik dengan klien
sehingga dapat diperoleh data yang lengkap.
2. Dengan menganalisa data secara cermat maka akan dibuat diagnosa masalah.
3. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan tidak mengalami kesulitan jika kerjasama
yang baik dengan klien.
4. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah didasarkan perencanaan tindakan
yang disusun.
5. Hasil evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang keberhasilan
asuhan kebidanan.
5.2 Saran
a. Bagi petugas kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan hendaknya mempunyai kinerja yangbaik dan dapat menguatkan mutu
pelayanan kontrasepsi KB Pil Kombinasi di masyarakat sehingga dapat memberikan asuhan
sesuai dengan kebutuhan.
b. Bagi mahasiswa
a. Mampu meningkatkan praktek klinik dalam Asuhan Kebidanan pada ibu akseptor KB Pil
Kombinasi
b. Mampu memberikan dukungan pada ibu untuk selalu menjadi akseptor KB untuk mewujudkan
keluarga yang sejahtera.

Vous aimerez peut-être aussi