Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air Selain air sungai dan air
hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga
keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik)
maupun untuk kepentingan industri. Dari keseluruhan air tawar yang ada di planet kita ini lebih
dari 97% terdiri atas air tanah. Ia dapat ditemukan di bawah gurun yang sangat kering maupun di
bawah tanah yang tertutup lapisan salju.
0 60 0 - 75 Lunak
Jumlah garam terlarut adalah jumlah garam yang terkandung di dalam air. Klasifikasi air
berdasarkan jumlah garam terlarut menurut Hem (1959) tertera seperti pada Tabel 32,
sedangkan menurut David dan De Wiest (1966) tertera seperti pada Tabel 33.
Tabel 3-2 Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut (Hem, 1959)
Jumlah garam terlarut (mg/l) Macam Air
< 3000 Tawar
3000 - 10.000 Asin (moderate saline)
10.000 - 35.000 Sangat asin (very saline)
> 35.000 Asin sekali (briny)
Tabel 3-3 Klasifikasi air berdasarkan jumlah garam terlarut (Davis dan DeWiest, 1966)
Jumlah garam terlarut (mg/l) Macam Air
< 1000 Tawar
1000 - 10.000 Payau (brackish)
10.000 - 100.000 Cukup asin (moderate saline)
> 100.000 Asin sekali (briny)
Sebagai gambaran adalah air laut mengandung garam-garaman terlarut sekitar 34.000 mg/l.
b. Daya Hantar Listrik
Daya Hantar Listrik adalah sifat menghatarkan listrik dari air. Air yang banyak mengandung
garam akan mempunyai DHL tinggi. Pengukurannya dengan alat Electric Conductivity Meter (EC
Meter), yang satuannya adalah mikromhos/cm atau mhos/cm atau siemens/cm sering ditulis
S/cm.
Air tanah pada umumnya mempunyai harga 100 - 5000 mhos. Besaran DHL dapat
dikonversikan menjadi jumlah garam terlarut (mg/l), yaitu: 10 m3 mhos/cm = 640 mg/l atau 1
mg/l = 1,56 mmhos/cm (1,56 S/cm)
Hubungan antara harga DHL dengan jumlah garam yang terlarut secara tepat perlu banyak
koreksi seperti temperatur pengukuran, maupun tergantung juga dengan jenis garam yang
terlarut, tetapi secara umum angka tersebut di atas sedikit banyak dapat mewakili. Hubungan
antara harga DHL dan macam air seperti terlihat Tabel 3-4.
Tabel 3-4 Klasifikasi air berdasarkan harga DHL (dalam Hadipurwo, 2006)
c. Keasaman Air
Keasaman air dinyatakan dengan pH, mempunyai besaran mulai dari 1-14. Air yang mempunyai
pH 7 adalah netral, sedangkan yang mempunyai pH lebih besar/kecil dari 7 disebut bersifat
basa/asam. Jadi air yang mengandung garam kalsium karbonat atau magnesium karbonat,
bersifat basa (pH 7,5 - 8), sedangkan yang mempunyai harga pH < 7 adalah bersifat asam,
sangat mudah melarutkan Fe, sehingga air yang asam biasanya mempunyai kandungan besi (Fe)
tinggi. Pengukuran pH air di lapangan dilakukan dengan pH meter, atau kertas lakmus
(Hadipurwo, 2006).
d. Kandungan Ion
Kandungan ion baik kation maupun anion yang terkandung di dalam air diukur banyaknya,
biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau mg/l. Ion-ion yang diperiksa antara lain Na,
K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, HCO3, H2SF, NH4, NO3, NO2, KMn O4, SiO2,
boron, ion-ion logam yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara lain
As, Pb, Sn, Cr, Cd, Hg, Co (Hadipurwo, 2006).
3. Sifat Biologi/Bakteri
Kandungan biologi di dalam air diukur terutama dengan banyaknya bakteri coli. Untuk standar
air minum ada batas maksimum kandungan coli yang diperbolehkan.
Seperti telah diuraikan, air tanah mempunyai 3 (tiga) fungsi bagi manusia (Toth, 1990) yaitu :
1. sebagai sumber alam yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia;
2. bagian dari hidrologi dalam tanah yang mempengaruhi keseimbangan siklus hidrologi global;
3. sebagai anggota/ agen dari geologi.
Fungsi pertama air tanah bagi manusia adalah untuk memenuhi berbagai keperluan
manusia, misalnya untuk minum, memasak, mandi, mencuci, irigasi, dan juga dibutuhkan dalam
beberapa proses industri.
Untuk masing-masing keperluan/penggunaan, ada standar kualitas air tanah yang harus
dipenuhi, sebagai contoh syarat kualitas air tanah untuk air minum jelas berbeda dengan air
tanah untuk proses industri.
DEFINISI AKUIFER
Berdasarkan perlakuan batuan atau material dalam menyimpan dan atau mengalirkan air
tanah terutama pada sifat fisik berupa tekstur dari batuan dapat dibedakan menjadi (Buddemeier,
Macfarlane, Misgna, 2004):
a. Akuifer, yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat
menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang berarti di bawah kondisi lapangan. Dengan
demikian batuan ini berfungsi sebagai lapisan pembawa air yang bersifat permeabel. Contoh:
Batu pasir, batu gamping, batuan beku yang berkekar, dan lain-lain.
b. Akuitar, yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa, sehingga dapat
menyimpan air, tetapi hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah yang terbatas. Dengan
demikian batuan ini bersifat semi permeabel. Contoh: Batu lempung, batu lempung pasiran.
c. Akuiklud, yaitu suatu tubuh batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga dapat
menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang berarti. Dengan demikian
batuan ini bersifat impermeabel. Contoh: Lanau, Serpih dan tufa halus.
d. Akuifug, yaitu suatu tubuh batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air. Dengan
demikian batuan ini bersifat kebal air. Contoh: Batuan beku yang kompak dan padat.
Pada dasarnya air tanah mengisi lubang-lubang pori dalam suatu tubuh atau lapisan
batuan yang disebut sebagai akuifer atau disebut juga lapisan pembawa air, berdasarkan
hubungan batuan dengan batuan lainnya, akuifer terbagi atas :
a. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi
oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut
dengan water table (preatiklevel), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan
hidrostatik sama dengan atmosfer.
b. Akifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai
tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer. Pada akuifer ini terdapat Bidang
Piezometric.
c. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air,
dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan
lapisan kedap air.
d. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu aquifer yang bagian bawahnya
yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan
air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan
aquifer semi tertekan.
PENGERTIAN POROSITAS
Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi
drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori
untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa didalam tanah
(Hakim ,1996)
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air yang erat kaitannya dengan
tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk
menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap
air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur
tanah. Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran
tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut
mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika
porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke
lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang
berupa celah besar di tanah.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah,
pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1. pori makro atau pori besar
2. pori meso atau pori sedang
3. pori mikro atau pori kecil
Masing-masing kelompok ini menempati lapisan-lapisan tanah yang berbeda. Pada
lapisan pertama banyak terdapat pori makro dan pori mikro hampir tidak ada. Lapisan kedua
umumnya banyak pori meso, ada juga pori mikro dan pori makro tetapi tidak terlalu banyak.
Yang menempati pori-pori tanah ini tergantung musim. Hampis semua musim dipengaruhi oleh
udara, walaupun ditempati udara sebagian kecil masih terdapat air, terutama pada musim hujan
banyak terdapat pori mikro.
PENGERTIAN PERMEABILITAS
Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk mengalirkan air atau udara dinyatakan
dalam cm/jam. (Handayanto,2009)
Kualitas tanah untuk meloloskan air atau udara yang diukur berdasarkan besarnya aliran
melalui satuan tanah yang telah dijenuhi terlebih dahulu persatuan waktu tertentu.
(Susanto,1994)
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat
sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009)
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat
sampai agak cepat (0,20 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat
sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1). (N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008)
a. Tekstur
tekstur sangat mempengaruhi permeabilitas tanah. Hal ini dikarenakan permeabilitas itu adalah
melewati tekstur tanah. Misalnya tanah yang bertekstur pasir akan mudah melewatkan air dalam
tanah
b. Struktur
Struktur juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin
cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur lempeng akan
sulit di tembus oleh air daru pada berstruktur remah
c. Porositas
Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara. Pori
sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah tersebut,
maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut
d. Viskositas
Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit juga
air untuk menembuas tanah tersebut
e. Gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena
permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi
a. Drainase
Apabila permeabilitas tanah baik, maka waktu dalam pergerakan air akan semakin cepat, begitu
pula sebaliknya
b. Infiltrasi
Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase tanah itu baik
c. Pengolahan
Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah akan semakin mudah
d. Perkolasi
Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik
e. Erosi
Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas dalam tanah, maka
erosi akan minimum
f. Evaporasi
Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik
g. Konduktifitas
Saat menghitung kejenuhan tanah dalam air untuk membuktikan permeabilitas itu cepat atau
tidak. Jika konduktifitas tinggi maka permeabilitas tinggi.
h. Run off
Air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, Jika run off tinggi maka permeabilitas
rendah.
DEBIT AIR
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang
digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk
volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan aliran
dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan
Rata-rata V, sehingga debit aliran adalah:
Dengan :
Q=AxV
1. Intensitas hujan.
Karena curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki komponen musiman yang
dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus tahunan dengan karakteristik musim hujan
panjang (kemarau pendek), atau kemarau panjang (musim hujan pendek). Yang menyebabkan
bertambahnya debit air.
2. Penggundulan Hutan
Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai penahan tanah yang
mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh di daerah tersebut tertahan dan
meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan menjadi air tanah. Air tanah di daerah hulu
merupakan cadangan air bagi sumber air sungai. Oleh karena itu hutan yang terjaga dengan baik
akan memberikan manfaat berupa ketersediaan sumber-sumber air pada musim kemarau.
Sebaiknya hutan yang gundul akan menjadi malapetaka bagi penduduk di hulu maupun di hilir.
Pada musim hujan, air hujan yang jatuh di atas lahan yang gundul akan menggerus tanah yang
kemiringannya tinggi. Sebagian besar air hujan akan menjadi aliran permukaan dan sedikit sekali
infiltrasinya. Akibatnya adalah terjadi tanah longsor dan atau banjir bandang yang membawa
kandungan lumpur.
3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian
Risiko penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian sama besarnya dengan penggundulan
hutan. Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat erosi. Selain akan meningkatnya
kandungan zat padat tersuspensi (suspended solid) dalam air sungai sebagai akibat dari
sedimentasi, juga akan diikuti oleh meningkatnya kesuburan air dengan meningkatnya
kandungan hara dalam air sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang diubah menjadi lahan
pertanian mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak memperhatikan faktor
konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan teras dan lain-lain.
4. Intersepsi
Adalah proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan tanah, tertahan
bebereapa saat, untuk diuapkan kembali(hilang) ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang
bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan
berhenti. Setiap kali hujan jatuh di daerah bervegetasi, ada sebagian air yang tak pernah
mencapai permukaan tanah dan dengan demikian, meskipun intersepsi dianggap bukan faktor
penting dalam penentu faktor debit air, pengelola daerah aliran sungai harus tetap
memperhitungkan besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air intersepsi dapat
mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis vegetasi menjadi jenis vegetasi
lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat mempengaruhi hasil air di daerah tersebut.
5. Evaporasi dan Transpirasi
Evaporasi transpirasi juga merupakan salah satu komponen atau kelompok yang dapat
menentukan besar kecilnya debit air di suatu kawasan DAS, mengapa dikatakan salah satu
komponen penentu debit air, karena melalu kedua proses ini dapat membuat air baru, sebab
kedua proses ini menguapkan air dari per mukan air, tanah dan permukaan daun, serta cabang
tanaman sehingga membentuk uap air di udara dengan adanya uap air diudara maka akan terjadi
hujan, dengan adanya hujan tadi maka debit air di DAS akan bertambah juga.
Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu (Arsyad,1989):
a. Pengukuran volume air sungai
b. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang
melintang sungai
c. Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam sungai
d. Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.