Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
koefisien perpindahan panas merupakan salah satu hal terpenting pada alat
tersebut.
1.2 Tujuan Percobaan
Mengevaluasi nilai koefisien perpindahan panas permukaan pada shell
dan tube heat exchanger.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
...(2.1)
internal flow. Adapun aliran yang terjadi dalam pipa adalah fluida
yang dibatasi oleh suatu permukaan. Sehingga lapisan batas tidak
dapat berkembang secara bebas seperti halnya pada aliran luar
(Budiman , 2014).
Laju perpindahan kalor dihubungkan dengan beda suhu
Aq = h A ..................................................................................(2.2)
permukaan atas naik maka kalor akan berkonduksi dari permukaan atas
ke permukaan bawah. Da1am hal itu, permukaan bagian atas kini
mempunyai suhu yang lebih tinggi dari suhu udara sekeliling, maka
jumlah kalor akan disebarkan secara konveksi. Tetapi energi kalor juga
disebarkan secara radiasi. Dalam hal ini dua hal terjadi, ada kalor yang
dipantulkan dan ada kalor yang dipindahkan ke sekeliling. Dalam hal
itu, permukaan bagian atas kini mempunyai suhu yang lebih tinggi dari
suhu udara sekeliling, maka jumlah kalor akan disebarkan secara
konveksi. Tetapi energi kalor juga disebarkan secara radiasi. Dalam hal
ini dua hal terjadi, ada kalor yang dipantulkan dan ada kalor yang
dipindahkan ke sekeliling (Mufarida, 2016).
.......(2.5)
.....(2.7)
........(2.8)
... (2.9)
Untuk heat exchanger tipe 2 pass ataupun multiple pass maka nilai
LMTD sebenarnya akan didapatkan dengan mengalikannya dengan
correction factor (F). Nilai F dapat dicari dengan menentukan nilai
temperature efficiency (P) dan heat capacity rate ratio (R).
dan .. (2.10)
sebagai media penguap, minyak tersebut juga akan keluar dari boiler
dan mengalir didalam tube.
lain mengalir dengan arah yang sama. Karakter penukar panas jenis
ini temperatur fluida yang memberikan energi akan selalu lebih
tinggi dibanding yang menerima energi sejak mulai memasuki
penukar kalor hingga keluar.
Pada jenis ini temperatur fluida yang memberikan energi
akan selalu lebih tinggi dibanding yang menerima energi sejak
mulai memasuki penukar kalor hingga keluar. Dengan demikian
temperatur fluida yang menerima kalor tidak akan pernah mencapai
temperatur fluida yang memberikan kalor saat keluar dari penukar
kalor. Jenis ini merupakan penukar kalor yang paling tidak efektif.
energi, penukar panas jenis ini berada diantara kedua jenis di atas.
Dalam kasus radiator mobil, udara melewati radiator dengan
temperatur rata-rata yang hampir sama dengan temperatur udara
lingkungan kemudian memperoleh panas dengan laju yang berbeda
di setiap posisi yang berbeda untuk kemudian bercampur lagi
setelah meninggalkan radiator sehingga akan mempunyai
temperatur yang hampir seragam.
4. Bentuknya
a. Penukar panas pipa rangkap (double pipe heat exchanger )
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda.
Dalam jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran
atau arah aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang
terkandung dalam ruang annular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam
standar yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau
dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang satu mengalir di
dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang
anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas
jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan
tekanan operasi yang tinggi.
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell
sendiri sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang
21
dengan cairan, gas dengan gas, gas dengan cairan. Penukar kalor
pada pipa-tabung memiliki beberapa keuntungan dan juga
kekurangan diantaranya :
Keuntungan:
1) Bentuk dan desain mudah disesuaikan
2) Perawatan dan perbaikan mudah
3) Pabrik pembuat gampang ditemukan
4) Konfigurasi alat ini memberikan luas permukaan yang besar
dalam volume yang kecil.
5) Mempunyai bentuk yang baik untuk operasi bertekanan.
6) Menggunakan teknik fabrikasi yang sudah baik.
7) Dapat dikonstruksi dari sejumlah besar material.
8) Mudah dibersihkan.
Kekurangan:
1) Kebutuhan akan ruang besar
2) Kondisi kerja terbatas
3) Penukar kalor pelat (plates heat exchanger)
Penukar kalor jenis pelat ini memiliki beberapa
keuntungan dan juga kekurangan diantaranya adalah.
Keuntungan :
a) Luas transfer panas besar dengan volume yang kecil
b) Tingkat fleksibilitasnya tinggi
c) Tahan korosi dan reaksi kimia
d) Mudah dibersihkan
Kekurangan :
a) Pressure drop tinggi
b) Mudah terjadi kerusakan karena perbedaan tekanan
c) Mudah tersumbat oleh partikel padat
d) Start up agak lama
e. Koil Pipa : pada koil pipa ini berbentuk koil yang dibenamkan di
25
Keunggulan:
1) Biaya perawatan lebih murah
2) Walaupun terjadi kegagalan heat exchanger masih dapat
beroperasi
3) Faktor fouling dapat diabaikan
4) Desain lebih sederhana
Kekurangan:
1) Suara lebih keras
2) Range kerja sangat terbatas, biasanya tidak bekerja pada suhu
ekstrim (Budiman , 2014).
terdapat didalamnya. Pipa ini terpasang pada tube shet (plate) dengan
cara di roll (Bizzy , 2013).
Tipe - tipe yang dikenal dari jenis heat Exchanger ini adalah :
1. Fixed Tube Shet
2. Floting Tube Shet
3. Tipe pipa U (Harpin)
4. Tipe fixed tube sheet dengan sambungan (bagian) dengan ekspansi
pada shellnya.
Dengan heat exchanger jenis ini dapat diperoleh luas bidang
perpindahan penas yang besar dengan volume alat ini yang relatif kecil.
Unutk pipa biasa dibuat dari berbagai jenis bahn konstruksi, disesuaikan
dengan alat alat yang memiliki sifat korosif fluida yang ditangani. Pada
alat heat exchanger ini dapat digunakan untuk pemanasan atau,
penguapan dan pendinginn atau kondensasi segala macamnya fluida
yang bisaterjadi yang disebabkan adanya perbedaan suhu.
1. Tubes
Pipa yang digunakan dalam heat exchanger bukanlah pipa biasa,
tetapi pipa pipa yang khusus dibuat untuk heat exchanger, dibuat
berbagai material. Umumnya dan biasanya digunakan pipa
berukuran diameter luar inch atau 1 inch. Tetapi tersedia juga pipa
pipa dengan ukuran luar 1/4 , 1.74, 1.50 inch.
Tebal pipa dinyatakan dengan kode BWG (Birmingham Wire
Gage). Makin besar bilangan BWG, maka semakin tipis pipa.
2. Shell
Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil, dan dapat
dipergunakan pipa standar baja karbon untuk ukuran besar yang
dibuat dari pelat yang di roll atau di las untuk heat exchanger yang
tidak beroperasi pada di tekanan tinggi biasanya digunakan :
Tebal 3/8 inch untuk diameter 13 inch
Tebal 7/8 inch untuk diameter 31 inch
Sering diberi kelebihan 1/8 inch untuk mencegah terjadi korosi.
29
3. Baffle
Dipasang pada Tie-Rod dan Spacer, dimana dimasukan dan
digunakan untuk mengarahkan aliran dalam shell, dan hingga
seluruh bagian terkena aliran. Dengan adanya, buffle juga akan
memperbesar dan membuat aliran turbulen sehingga akan
didapatkan koefisien perpindahan panas yang besar.
Adapun beberapa keuntugan yang dimiliki oleh shell and tube yaitu :
a. Konfigurasi yang dibuat, akan memberikan suatu luas permukaan
yang besar dengan bentuk atau volume yang kecil
b. Mempuyai lay-out mekanik yang baik, bentuknya baik untuk
operasi bertekanan.
c. Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih
jenis material yang dipergunakan sesuai dengan temperatur dan
tekanan operasinya.
d. Mudah membersihkanya.
e. Prosedur perencanaanya sudah mapan.
f. Prosedur mengoperasikannya tidak berbelit belit sangat mudah
diketahui oleh para operator yang berlatar belakang pendiidikan
yang rendah.
g. Konstruksinya sederhana, pemakaian ruangan relatif kecil,
Konstruksinya dapat dipisah pisah satu sama lain tidak merupakan
satu kesatuan yang utuh sehinggga pengangkutanya relatif gampang
Dalam shell and tube dikenal dengan aliran Multipass yang
mana Aliran fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati
shell. Dengan cara ini penampang aliran dalam tube menjadi besar,
sehingga diperoleh koefisien perpindahan panas yang besar.
B. Alat Perpindahan kalor tipe pelat
Tipe jenis ini terdiri dari sejumlah pelat tipis yang dipasang pada
suatu rangka yang ditekan satu sama lain. Antara pelat satu dengan yang
lain terdapat sela sela sempit pada cairan yang akan bertukaran panas
mengallir secara berselang seling. Pada sudut pelat terdapat lubang yang
30
perpindahan panas yang terjadi akan lebih tinggi.Alat penukar shell dan
tube terdiri atas suatu bundel pipa yang dihubungkan secara paralel dan
ditempatkan dalam sebuah pipa (cangkang). Fluida yang satu mengalir di
dalam suatu bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di luar pipa
pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Untuk meningkatkan
efisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas shell dan tube
dipasang sekat (baffle) (Budiman , 2014).
2. Straight-Tube 1-pass
One pass berarti bahwa cairan masuk di satu sisi dan keluar di sisi
lain dari penukar panas.Terdapat baffles yang mengarahkan aliran
melalui sisi shell sehingga fluida tidak mengambil jalan pintas melalui
sisi shell yang dapat menyebabkan volume arus rendah yang tidak
efektif. Heat Exchanger arus berlawanan merupakan yang paling
efisien sebab memberikan perbedaan suhu rata-rata yang paling tinggi
antara arus dingin dengan arus panas (Bizzy et al., 2013).
3. Straight-Tube 2-pass
Two pass berarti bahwa cairan masuk dan keluar pada sisi yang
sama dari penukar panas.
Komponen penyusun Heat Exchanger jenis Shell and Tube adalah :
1. Shell
Merupakan bagian tempat untuk tube bundle. Antara shell and
tube bundle terdapat fluida yang menerima atau melepaskan panas,
yang dimaksud dengan lintasan shell adalah lintasan yang dilakukan
35
oleh fluida yang mengalir ke dalam melalui saluran masuk (inlet nozzle)
melewati bagian dalam shell dan mengelilingi tube kemudian keluar
melalui saluran keluar (outlet nozzle). Kontruksi shell sangat ditentukan
oleh keadaan tubes yang akan ditempatkan didalamnya. Shell ini dapat
dibuat dari pipa yang berukuran besar atau pelat logam yang di gulung.
Shell merupakan badan dari Heat exchanger, dimana didapat tube
bundle. Untuk temperatur yang sangart tinggi kadang - kadang shell
dibagi dua di sambungkan dengan sambungan ekspansi.
2. Tube
Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis
fluida yang mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang
perpindahan panas. Ketebalan dan bahan pipa harus dipilih pada
tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu bahan pipa tidak mudah
terkorosi oleh fluida kerja.
Diameter dalam tube merupakan diameter dalam aktual dalam
ukuran inch dengan toleransi yang sangat cepat. Tube dapat diubah dari
berbagai jenis logam, seperti besi, tembaga, perunggu, tembaga-nikel,
aluminium perunggu, aluminium dan stainless steel. Ukuran ketebalan
pipa berbeda-beda dan dinyatakan dalam bilangan yang disebut
Birmingham Wire Gage (BWG). Ukuran pipa yang secara umum
digunakan biasanya mengikuti ukuran-ukuran yang telah baku, semakin
besar bilangan Birmingham Wire Gage (BWG) , maka semakin tipis
tubenya. Ketebalan dan bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi
fluida kerjanya. Selain itu bahan pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida
kerja. Susunan dari tube dibuat berdasarkan pertimbangan untuk
mendapatkan jumlah pipa yang banyak atau untuk kemudahan
perawatan (pembersihan permukaan pipa).Ukuran pipa yang secara
umum digunakan biasanya mengikuti ukuran-ukuran yang telah baku,
semakin besar bilangan BWG, maka semakin tipis tubenya. Ketebalan
dan bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Agar
ketebalannya dan bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida
36
2.7 Pompa
Berikut merupakan jenis jenis pompa yang biasa digunakan adalah
2.7.1 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal secara prinsip terdiri dari casing pompa dan
impeller yang terpasang pada poros putar. Casing pompa berfungsi
37
sebagai pelindung, batas tekan dan juga terdiri dari saluran- saluran
yang untuk masukan (suction) dan keluaran (discharge). Casing ini
memiliki vent dan drain yang berguna untuk melepas udara atau gas
yang terjebak dalam casing selain untuk juga sangat berguna untuk
perawatannya.
Gambar ilustrasi di bawah ini merupakan diagram sederhana
daripada pompa sentrifugal yang menunjukkan lokasi dari suction
pompa, impeller, volute dan discharge. Casing pompa sentrifugal
menuntun aliran suatu cairan dari saluran suction menuju mata (eye)
impeller. Vanes dari impeller yang berputar meneruskan dan
memberikan gaya putar sentrifugal kepada cairan ini sehingga cairan
bergerak menuju keluar impeller dengan kecepatan tinggi. Cairan
tersebut kemudian sampai dan mengumpul pada bagian terluar
casing yaitu volute. Sehingga Cairan tersebut kemudian sampai dan
mengumpul pada bagian terluar casing yaitu volute. Volute ini
merupakan area atau saluran melengkung yang semakin lama
semakin membesar ukurannya, dan seperti halnya diffusor, volute
berperan besar dalam hal peningkatan tekanan cairan saat keluar dari
pompa, merubah energi kecepatan menjadi tekanan. Setelah itu
liquid keluar dari pompa melalui saluran discharge (sulis yulianto,
2014).
2.8 H2O
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul
air tersusun atas dua atom hidrogen yang terkait secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 KPa (1 bar) dan temperatur
273,15 K (0C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan
banyak zat kimia.
39
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di
bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen ( H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-) Air dapat berupa air tawar
dan air asin (air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam
lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di
permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan jenis air mengikuti
suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi
Air tawar adalah air dengan kadar garam dibawah 0,5 ppt. Menurut
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengadilan Kualitas Air dan Pengadilan Kualitas Pencemaran. Ketentuan
Umum pasal 1, menyatakan bahwa : Air tawar adalah semua air yang
terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah, kecuali air laut dan air fosil,
sedangkan menurut Undang-Undang RI No.7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya.
Karakteristik pada kandungan sifat fisik dari air tawar juga dapat
tergantung dari tempat sumber air tersebut berasal dan pada teknik
pengolahan air tersebut apakah menghasilkan air yang baik dikonsumsi.
Jadi, air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batas di bawah
permukaan tanah.
Bau pada air yang juga dapat disebabkan karena benda asing yang
masuk ke dalam air seperti bangkai binatang, bahan buangan, ataupun yang
disebabkan karena proses penguraian senyawa organik oleh bakteri. Jadi,
air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan atau batas di bawah
permukaan tanah. Pada peristiwa penguraian senyawa organik yang
dilakukan oleh bakteri tersebut dihasilkan gas gas berbau menyengat dan
bahkan ada yang beracun. Pada peristiwa untuk penguraian zat organik
berakibat meningkatkan penggunaan oksigen terlarut di air (BOD =
Biological Oxighen Demand) oleh bakteri dan juga mengurangi kuantitas
oksigen terlarut (DO = Disvolved Oxigen) di dalam air. Senyawa senyawa
organik tersebut pada umumnya tidak stabil dan itu juga sangat mudah
40
untuk dioksidasi pada secara biologis dan juga secara kimia menjadi
senyawa stabil biasa dikenal juga dengan sebuah suatu untuk istilah - istilah
BOD dan COD (Oktaria, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Bizzy, I., Setiadi, R., Mesin, J. T., Teknik, F., Sriwijaya, U., Raya, J., & Km, P.
(2013). STUDI PERHITUNGAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL
AND TUBE DENGAN PROGRAM HEAT TRANSFER, 13(1), 6777.
Budiman, A., Syarief, A., Isworo, H., Studi, P., Mesin, T., Teknik, F., Pada, F.
(2014). Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol . 03 No . 2 pp 76-82 , 2014
ISSN 2338-2236 ANALISIS PERPINDAHAN PANAS DAN EFISIENSI
EFEKTIF HIGH Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unlam Vol . 03 No . 2 pp 76-82
, 2014 ISSN 2338-2236, 3(2), 7682.
Sulis yulianto. (2014). Efektifitas Alat Penukar Kalor Pada Sistem Pendingin
Generator PLTA, 1213.