Vous êtes sur la page 1sur 3

25. Mengapa terjadi kenaikan ASTO?

S. pyogenes -hemolitik grup A mengeluarkan dua hemolisin, yaitu: Streptolisin O dan


Streptolisin S. Streptolisin O bergabung dengan antistreptolisin O, suatu antibodi yang
timbul pada manusia setelah infeksi oleh streptokokus yang menghasilkan streptolisin O.
Antibodi ini menghambat hemolisis oleh streptolisin O. Infeksi streptokokus pada GNA
menyebabkan reaksi serologis terhadap produk-produk ekstraselular streptokokus,
sehingga timbul antibody yang titernya dapat diukur yaitu antistreptolisin. (ASTO).
26. Mengapa terjadi penurunan C3?
Komplemen serum hampir selalu menurun pada GNAPS, karena turut serta berperan
dalam proses antigen-antibodi sesudah terjadi infeksi streptokokus nefritogenik.
27. Kapan C3 akan mulai menurun dan normal kembali?
Umumnya kadar C3 mulai menurun selama fase akut atau dalam minggu pertama
perjalanan penyakit, kemudian menjadi normal sesudah 4-8 minggu timbulnya gejala-
gejala penyakit.
28. Apa yang terjadi jika kadar C3 tidak kembali normal?
Bila sesudah 8 minggu kadar komplemen C3 masih rendah, maka hal ini menunjukan
suatu proses kronik yang dapat dijumpai pada glomerulonefritis membrano proliferatif
atau nefritis lupus.
29. Apa saja yang membuktikan GNAPS merupakan penyakit imunologis?
- Adanya periode laten antara infeksi streptokokus dan gejala klinik
- Kadar immunoglobulin G (IgG) menurun dalam darah
- Kadar komplemen C3 menurun dalam darah
- Adanya endapan IgG dan C3 pada glomerulus
- Titer antistreptolisin O (ASO) meninggi dalam darah
30. Apakah mungkin tidak ditemukan biakan streptokokus beta hemolitikus grup A?
Pada pemeriksaan hapusan tenggorok atau kulit tidak selalu ditemukan GAHBS. Hal ini
mungkin terjadi karena penderita telah mendapat antibiotic sebelum masuk rumah sakit.
Selain itu lamanya periode laten menyebabkan sukarnya ditemukan kuman streptokokus.
31. Apakah setiap ISPA dan Piodermi dapat menyebabkan GNAPS?
Tidak semua GAHBS menyebkan penyakit ini, hanya 15% yang mengakibatkan GNAPS.
Hal tersebut karena hanya serotype tertentu dari GAHBS yang bersifat nefritogenik, yaitu
dindingnya yang mengandung protein M atau T (terbanyak protein M)
32. Bagaimana patofisiologi retensi Na dan air pada GNAPS?
Radang pada glomerulus menyebabkan reabsorbsi di tubulus proksimalis berkurang yang
akan mengakibatkan tubulus distalis meningkatkan proses reabsorbsinya, termasuk Na,
sehingga akan menyebabkan retensi Na dan air.
33. Apa pemeriksaan penunjang yang dapat mendiagnosis GNAPS bila asimptomatik?
Pada GNAPS yang asimptomatik, diagnosis berdasarkan atas kelainan sedimen urin
(hematuria mikroskopik), proteinuria dan adanya epidemic/kontak dengan penderita
GNAPS.
34. Apa saja diferential diagnosis dari GNAPS?
- Penyakit Ginjal: Glomerulonefritis kronik eksaserbasi akut, penyakit ginjal dengan
manifestasi hematuria, Rapidly progressive glomeruoonefritis (RPGN)
- Penyakit sistemik: Purpura Henoch-Schonlein, eritematosus, endokarditis bacterial
subakut.
- Penyakit-penyakit infeksi: Gejala GNA yang timbul sesudah infeksi virus morbili,
parotitis, atau varicella.
35. Bagaimana tatalaksana ensefalopati hipertensi sebagai salah satu komplikasi GNAPS?
EH dapat diatas dengan pemberian nifedipim(0.25-0.5 mg/kgbb/dosis) secara oral atau
sublingual pada anak dengan kesadaran menurun. Bila tekanan darah belum turun dapat
diulangi tiap 15 menit hingga 3 kali. Penurunan tekanan darah harus bertahap. Bila
tekanan darah telah turun sampai 15%, seterusnya ditambahkan kaptopril (0.3-2
mg/kgbb/hari) dan dipantau hingga normal.
36. Apa indikasi dilakukannya biopsi ginjal pada penderita GNAPS?
Proteinuria dan hematuria dapat menetap selama 6 bulan 1 tahun. Pada keadaan ini
sebaiknya dilakukan biopsy ginjal untuk melacak adanya proses penyakit ginjal kronik.
Proteinuria dapat bertahan hingga 6 bulan, sedangakan hematuria mikroskopik dapat
menetap hingga 1 tahun.
37. Bagaimana pemantauan pada pasien GNAPS yang dipulangkan?
Dengan kemungkinan adanya hematuria mikroskopik dan atau proteinuria yang
berlangsung lama, maka setiap penderita yang telah dipulangkan dianjurkan untuk
pengamatan setiap 4-6 minggu selama 6 bulan pertama. Bila ternyata masih terdapat
hematuria mikroskopik dan atau proteinuria, pengamatan diteruskan hingga 1 tahun atau
sampai kelainan tersebut menghilang.
38. Apa dapat terjadi relaps pada GNAPS?
Berdasarkan teori walaupun sangat jarang, GNAPS dapat kambuh kembali.
39. Bagaimana prognosis pada kasus ini?
Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-2 minggu bila tidak ada komplikasi,
sehingga sering digolongkan ke dalam self limiting disease.
40. Salah satu gejala khas pada GNAPS adalah gross hematuri yaitu urin berwarna merah.
Apa yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi?
41. Apa makna dari adanya torak eritrosit pada urinalisis?
Adanya torak eritrosit merupakan bantuan yang sangat penting pada kasus GNAPS yang
tidak jelas, sebab torak eritosit ini menunjukan adanya suatu peradangan glomerulus
(glomerulitis). Meskipun demikian, bentuk torak eritrosit ini dapat pula dijumpai pada
penyakit ginjal lain, seperti nekrosis tubular akut.
42. Apakah masih ada pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan selain pada pemeriksaan
penunjang yang dilakukan pada kasus diatas?
Dapat juga dilakukan pemeriksaan radiologis jika ada tanda timbulnya gejala
kardiovaskular berupa edema paru yang ditandai dengan nephritic lung akibat
kardiomegali dan efusi pleura. Selain itu LED juga dapat meninggi pada fase akut dan
menurun setelah gejala klinik menghilang.
43. Sampai kapan tatalaksana antibiotic dilakukan?
Terapi antibiotik lini awal yang diberikan adanya golongan penisilin yang dibagi 3 dosis
selama 10 hari.

Vous aimerez peut-être aussi