Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
WARFARIN
Oleh:
Kelompok VIII
FAKULTAS FARMASI
BANJARMASIN
2017
2.1. Karakter
Antikoagulan adalah golongan obat yang dipakai untuk menghambat
pembekuan darah. Obat-obat ini tidak melarutkan bekuan darah seperti
trombolotik, tetapi bekerja sebagai pencegah pembentukan bekuan baru.
Antikoagulan digunakan pada orang yang memiliki gangguan pembuluh
arteri dan vena yang membuat orang tersebut berisiko tinggi untuk
pembentukan bekuan darah. Gangguan pada vena mencakup trombosis
vena dalam dan emboli paru, dan gangguan arteri mencakup trombosis
koronaria, (infark miokardium), adanya katup jantung buatan, dan
serangan pembuluh darah otak (stroke). Untuk gangguan arteri,
antipletelet seperti aspirin, dipiridamol, dan sulfinpirazon dianggap
sebagai obat pilihan. Saat ini, antikoagulan oral juga tersedia. Beberapa
antikoagulan digunakan dalam peralatan medis seperti tabung reaksi,
kantong transfusi darah, dan peralatan dialisis ginjal. (Joyce L. Kee.1996)
Antikoagulan berkaitan erat dengan antiplatelet dan obat trombolitik
dengan memanipulasi berbagai jalur pembekuan darah. Secara khusus,
antikoagulan bekerja sebagai pencegah pembentukan bekuan baru. (Joyce
L. Kee.1996)
Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan
jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa
faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk
mencegah terbentuk dan meluasnya thrombus dan emboli, maupun untuk
mencegah bekunya darah in vitro. Pada trombus yang sudah terbentuk,
antikoagulan hanya mencegah membesarnya thrombus dan mengurangi
kemungkinan terjadinya emboli, tetapi tidak memperkecil trombus.
(Alaydrus, Husein. 2015)
Warfarin merupakan anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa
vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah sehingga terjadi deplesi
faktor II, VII, IX dan X. Warfarin bekerja di hati dengan menghambat
karboksilasi vitamin K dari protein prekursornya. Karena waktu paruh dari
masing-masing faktor pembekuan darah tersebut, maka bila terjadi
3
4
deplesi faktor Vll waktu protrombin sudah memanjang. Tetapi efek anti
trombotik baru mencapai puncak setelah terjadi deplesi keempat faktor
tersebut. Jadi efek anti koagulan dari warfarin membutuhkan waktu
beberapa hari karena efeknya terhadap faktor pembekuan darah yang baru
dibentuk bukan terhadap faktor yang sudah ada di sirkulasi. (Alaydrus,
Husein. 2015)
Warfarin tidak mempunyai efek langsung terhadap trombus yang
sudah terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan trombus. Warfarin telah
terbukti efektif untuk pencegahan stroke kardioembolik. Karena
meningkatnya resiko pendarahan, penderita yang diberi warfarin harus
dimonitor waktu protrombinnya secara berkala. (Alaydrus, Husein. 2015)
2.2. Sturktur Kimia Warfarin
waktu paruh 40 jam. Obat antikoagulan oral dapat menembus plasenta dan
juga terdapat dalam ASI selama masa laktasi sehingga dapat
membahayakan janin ataupun bayi yang baru lahir. (Katzung, B. G. 2012).
2.4. Khasiat
Warfarin adalah antikoagulan (pengencer darah). Warfarin
mengurangi pembentukan bekuan darah. Warfarin digunakan untuk
mengobati atau mencegah penggumpalan darah pada pembuluh darah atau
arteri, yang dapat mengurangi risiko stroke, serangan jantung, atau kondisi
serius lainnya. Warfarin juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak
tercantum dalam panduan pengobatan ini. (Katzung, B. G. 2012).
2.5. Cara Pemberian dan Dosis
Pengobatan dengan warfarin harus didahului dengan dosis kecil
harian sebesar 5-10 mg daripada pemberian dosis besar yang sebelumnya
digunakan. Penyesuaian awal dari waktu prothrombin dibutuhkan kira kira
satu minggu, yang biasanya menghasilkan dosis pemeliharaan sebesar 5-7
mg/hari. Waktu prothrombin harus dinaikkan pada sebuah tingkat yang
menunjukkan 25 % dari aktivitas normal dan dipertahankan untuk terapi
jangka panjang. Jika aktivitasnya kurang dari 20 %, Dosis warfarin harus
dikurangi atau dihentikan sampai aktivitasnya meningkat menjadi di atas
20 %. (Katzung, B. G. 2012).
2.6. Toksisitas / Keamanan
Warfarin menembus plasenta secara langsung dan dapat
menyebabkan suatu gangguan pendarahan dalam janin. Lebih jauh lagi,
protein -protein janin dengan residu-residu y-carboxyglutamate yang
ditemukan dalam tulang dan darah dapat dipengaruhi oleh warfarin; obat
ini dapat menyebabkan suatu cacat lahir yang serius yang ditandai dengan
pembentukan tulang yang abnormal. Untuk itu, warfarin jangan pernah
diberikan selama kehamilan. Nekrosis kulit dengan penurunan aktivitas
protein C kandang kandang terjadi pada minggu pertama terapi. Kadang
kadang, suatu proses yang sama menyebabkan Infarktus yang nyata pada
dada, jaringan jaringan lemak, usus, dan ekstremitas. Lesi patologis yang
7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Warfarin. (2012). https://www.drugs.com/warfarin.html. Diakses
pada 30 Oktober 2017.
Alaydrus, Husein. (2015). Warfarin. [E-book]. Diakses pada 30 Oktober. 2017
Joyce L. Kee, Evelyn R. Hayes (1996). Farmakologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Katzung, B. G., Masters, S. B., & Trevor, A. J. (2012). Basic & clinical
pharmacology. New York: McGraw-Hill Medical.