Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstract
Laying the position of the access point on the Wi-Fi network in a room is needed to
optimize the signal strength received from the transmitter to the receiver. The
parameters that determine the performance of the access point is the value of the
signal strength. Strong or weak a signal access point will be affected by distance and
barriers that exist between the access point and a client that accesses the access
point. This study has been performed several simulations in multiple rooms are
placed the access point to the receiver. The parameters used to measure the signal
strength using inSSIDer applications that generate value RSSI (Received Signal
Strength Indication) of a transmitter to the receiver and barriers (barriers) that may
influence the strength of the signal. From this research strength of the signal received
by the receiver not only in pengaruhui by the distance between accespoint to the
recipient, but rather influenced by barriers (barriers) which is in a room. From the
results of the research are expected to be able to obtain appropriate modeling to
optimize access point placement position using the Simulate annealing method.
Abstrak
Peletakan posisi access point pada jaringan WI-FI dalam suatu ruangan sangat
diperlukan untuk mengoptimalkan kekuatan sinyal yang diterima dari transmitter
terhadap receiver. Parameter yang menentukan performa access point adalah nilai
kekuatan sinyal. Kuat atau lemahnya sebuah sinyal access point akan dipengaruhi
jarak dan penghalang yang ada antara access point dan client yang mengakses
access point tersebut. Pada penelitian ini telah dilakukan beberapa simulasi di
beberapa ruangan yang diletakan access point terhadap receiver. Parameter yang di
gunakan untuk pengukuran kekuatan sinyal menggunakan aplikasi inSSIDer yang
menghasilkan nilai RSSI (Received Signal Strength Indication) dari sebuah
transmitter terhadap receiver dan penghalang (hambatan) yang dapat
mempengarui kekuatan sinyal tersebut. Dari penelitian ini kekuatan sinyal yang di
terima oleh receiver tidak hanya di pengaruhui oleh jarak antara accespoint
terhadap penerima, melainkan di pengaruhi oleh penghalang(hambatan) yang ada
pada suatu ruangan. Dari hasil penelitain ini diharapkan dapat memperoleh
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 134
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
1. PENDAHULUAN
Dalam mengakses layanan internet, sering kali diperoleh adanya sinyal-
sinyal yang bertumpukan pada suatu area, sementara itu di lain area tidak
terdapat sinyal sama sekali (area blankspot). Oleh karena itu, penempatan access
point yang tepat agar bisa optimal semua pengguna di area tersebut bisa
menikmati layanan internet. Penempatan access point merupakan salah satu
permasalahan di bidang infrastrukturjaringan, di karenakan penempatan access
point secara optimal diperlukan pertimbangan dan analisa teoritis sebelum
diimplementasikan. Beragam faktor antara lain kekuatan sinyal access point,
desain dan infrastruktur ruangan, sebaran pengguna access point yang
berkelompok, terjadinya interferensi gelombang radio, hambatan sinyal seperti
frekuensi radio, dan penghalang yang dapat menimbulkan gangguan terhadap
penerimaan sinyal dari access point (transmitter) terhadap perangkat penerima
(receiver). Posisi access point sangat berpengaruh terhadap area tercoveruntuk
penerima pada sebuah jaringan Wi-Fi. Semakin optimal penempatan posisi access
point, semakin optimal juga area tercover untuk penerima.
Oleh karena itu, menempatkan access point dengan cara manual tentunya
akan membutuhkan tenaga yang lebih untuk melakukan survey pengukuran di
lapangan, waktu yang lama dan biaya yang tidak murah. Untuk itu dibutuhkan
penanganan dan mekanisme yang baik dalam meminimalisir tenaga, biaya dan
waktu seorang perencana jaringan Wi-Fi dalam menempatkan access pointpada
tempat yang optimal sehingga cakupan area yang dihasilkan lebih optimal serta
dapat menentukan jumlah access point yang ideal untuk suatu lokasi dengan
berbagai ukuran yang ada yang dapat ditentukan melalui perhitungan tanpa
melakukan survei lapangan yang aktual.
Ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian ini disebabkan karena
peneliti bermaksud akan melakukan optimisasi terhadap access point pada
jaringan Wi-Fi. Hasil penelitian memperlihatkan cara untuk menentukan coverage
area maksimum dengan metode Simulate Annealing berdasarkan fungsi jarak dari
hasil pengukuran di lapangan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan hasil pengukuran dapat diketahui bahwa level daya terima
berbanding terbalik dengan jarak antara pemancar (Tx) dan penerima (Rx),
semakin jauh jarak antara pemancar (Tx) dan penerima (Rx) maka level daya
terima semakin kecil. Penelitian memperlihatkan cara untuk menentukan coverage
area maksimum dengan algoritma genetika melalui perhitungan parameter yang
dicari untuk menentukan fungsi fitness dari algoritma genetika berdasarkan fungsi
jarak dari hasil pengukuran di lapangan. Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa level daya terima berbanding terbalik dengan jarak antara
pemancar (Tx) dengan penerima (Rx); semakin jauh jarak antar pemancar (Tx)
dan penerima (Rx) maka level daya terima semakin kecil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa alokasi fungsi obyektif didasarkan pada rata-rata minimal
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 135
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
pathlost yang diterima dari seluruh desain area dan maksimum pathloss yang
diterima kepada penerima. Model yang dijelaskan tersebut dapat digunakan untuk
mencari penempatan optimal access point yang mengcover pengguna sebanyak
mungkin, dengan pendekatan Simulasi Annealing. Dalam penelitian tersebut
dibahas salah satu penerapan dari simulasi bersyarat (conditional simulation).
Hasil penelitian adalah tentang kinerja algoritma simulate annealing pada
peletakan lokasi (lokalisasi) peletakan posisi access point Wi-Fi. Pada penelitian ini,
parameter yang digunakan adalah fungsi jarak dan RSS (Received Signal Strength).
Oleh karena itu, sebuah pendekatan alternatif yang diusulkan peneliti
adalah membuat pemodelan menggunakan perangkat lunak menggunakan metode
optimisasi yang memberikan solusi yang lebih bagus tanpa melebihi batasan
waktu yang disediakan. Solusi yang bagus belum tentu yang paling optimum
(global optimum) tetapi sudah dapat diterima oleh user. Metode optimisasi yang
akan digunakan pada penelitian ini adalah Simulated Annealing yang merupakan
metode optimisasi yang mensimulasikan proses annealing pada penempatan
posisi access point untuk menghasilkan area tercover optimal dengan
menggunakan energi seminimal mungkin.
2. METODE PENELITIAN
2.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan gedung AMIK Tunas Bangsa
Pematangsiantar. Pengambilan titik sample di gedung I Lantai 4 AMIK Tunas
Bangsa meliputi 5 Ruangan belajar mengajar yang masing-masing ruangan di
batasin dengan dinding yang terbuat dari kayu.
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 136
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
b. Netbook/Handphone
Alat ini berfungsi sebagai receiver yang menerima pancaran sinyal
gelombang radio darisebuah atau beberapa access point.
2.2.2. Bahan
a. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
InSSIDER. InSSIDER berfungsi sebagai software aplikasi gratis yang
digunakan untuk scanning jaringan Wi-Fi dengan parameter utama SSID
dan dapat melacak kekuatan sinyal dari waktu ke waktu serta
menentukan pengaturan keamanan, yang dipasang pada Netbook ASUS
Eee PC dengan Sistem Operasi Windows 7.
b. Kabel UTP
Digunakan untuk menghubungkan antara repeater dan access point.
c. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur ketinggian access point yang
terpasang dan ketinggian receiver.
f. Menentukan batasan nilai range dimana range adalah batasan sinyal yang
menjadi ukuran sebuah area dalam skala yang dinyatakan tercover atau
tidak tercover oleh sinyal yang dipancarkan access point (transmitter).
Untuk menghitung nilai range diperoleh rumus pada persamaan (2):
Dimana Range memiliki satuan pixel, S adalah jarak threshold dan skala
ruang = 30 cm, jarak threshold diperoleh dari persamaan rumus (3):
Dimana Th adalah threshold level daya = -30 dBm, Smax merupakan jarak
maksimal hasil pengukuran (dalam satuan m) dan Pmin adalah daya
minimum hasil pengukuran. Sesuai dengan hasil penelitian, didapatkan
data-data sebagai berikut :
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 138
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 139
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
Pada gambar 5. Dihasilkan radio signal yang di hasilkan oleh inssider rata-
rata menghasilkan RSSI -60 dBm jarak antara acces point dan receiver lebih
jauh dari client 3 tetapi jumlah penghambat (Overlapping Count) 5, sehingga
kekuatan sinyal yang dihasilkan sama dengan client 3 dan client 2.
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 140
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 141
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
3.4. Hasil
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai serangkaian pengujian dan
evaluasi terhadap metode yang digunakan. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
kinerja terhadap metode yang dihasilkan dari proses implementasi. Kriteria sinyal
yang di hasilkan dapat di lihat pada tabel di bawah berikut.
Tabel 1. Kriteria Sinyal Yang Dihasilkan
Kualitas Range Kuat Sinyal (dBm)
Excellent > -61
Good -75 - -61
Fair -85 - -75
Poor -97 - -75
Very Poor < -97
Dari grafik di atas di dapatkan kesimpulan dan saran, Dalam penelitian ini
yaitu:
a. Pengujian transmitter berdasarkan parameter, tinggi dan propagasinya
terhadap receiver berdasarkan parameter jarak dan RSSI.
b. Membandingkan hasil pengujian berdasarkan parameter posisi access point
sebenarnyadengan posisi access point hasil optimisasi menggunakan
interferensi dengan metodesimulatedannealing.
c. Perubahan jarak access point dengan receiver memberikan pengaruh yang
besar terhadap nilai RSSI yang diterima oleh receiver.
d. Terjadi peningkatan kekuatan sinyal yang cukup signifikan terhadap
penempatan
posisi access point dengan kondisi receiver dan penghambat yang ada pada
ruangan.
e. Jarak dan hambatan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai RSSI
yang di hasilkan.
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 142
Jurnal Sains Komputer & Informatika (J-SAKTI)
Volume (1) No. 1 Maret 2017
ISSN:2548-9771/EISSN: 2549-7200
http://ejurnal.tunasbangsa.ac.id/index.php/jsakti
4. SIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa Metode yang dikembangkan dalam penelitian ini memberikan hasil
optimisasi yang lebih baik pada propagasi LOS untuk gedung 1 lantai 4 AMIK
TUNAS BANGSA Pematangsiantar menghasilkan presentase coverage area terbaik.
Dengan hasil RSSI di antara -50dBm s/d -60dBm yang masuk dalam kategori
kekuatan sinyal Excellent.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Nila F.P., Optimasi Penempatan Posisi Access Point Pada Jaringan Wi-fi
Menggunakan Metode SimulatedAnnealing, Citec Jurnal, ISSN : 2354-
5771, 2015
[2]. Sari, I. P., Santoso, T., Siswandari, N. A., 2010. Optimisasi Penataan Sistem
Wi-Fi di PENSITS dengan Menggunakan Metode Monte Carlo, Seminar
Proyek Akhir Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri
Surabaya ITS, Surabaya.
[3]. Kartika, K. P., Santoso, T. B., Siswandari, N. A., 2010, Optimisasi Penataan
Sistem Wi-Fi di PENS-ITS dengan Menggunakan Metode Algoritma
Genetika, Seminar Proyek Akhir Jurusan Telekomunikasi, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya ITS, Surabay
[4]. Sari, I. P., Santoso, T., Siswandari, N. A., Optimisasi Penataan Sistem Wi-Fi
di PENSITS dengan Menggunakan Metode Monte Carlo, Seminar Proyek
Akhir Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS,
Surabaya, 2010.
[5]. Kouhbor, S., Ugon, J., Kruger, A., Rubinov, A., Optimal Placementof Access
Point in WLAN Basedon a New Algorithm, International Conferenceon
Mobile Business, ICMB 2005, Sydney, Australia, 11-13 Juli 2005.
[7]. Zheng, X., Bao, G., Fu, R., Pahlavan, K., 2012, The performance of Simulated
Annealing Algorithmsfor WiFi Localization using Google Indoor Map,
Prosiding IEEE Vehicular Technology Conference, Quebec City, Canada, 3-6
September 2012.
[8]. Sandeep, A. R., Shreyas, Y., Seth, S., Agarwal, R., Sadashivappa, G., Wireless
Network VisualizationandIndoorEmpiricalPropagation Model for a
Campus WI-FI Network, World AcademyofScience, Engineering and
Technology, Vol 42, Hal 730-734.2008.
Analisis Dan Pemodelan Access Point Pada Jaringan Wifi (Anjar Wanto) | 143