Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Biosintesis Lisosom
Enzim lisosom adalah suatu proses yang diproduksi oleh ribosom
dan kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukan ke dalam
membran, kemudian di keluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain
itu, ada pula enzim yang dimasukan terlebih dahulu ke Golgi, Oleh
golgi, enzim ini dibungkus membran, kemudian dilepaskan di dalam
sitoplasma. Jadi, proses pembentukan lisosom ada dua macam pertama
dibentuk secara langsung oleh RE, dan kedua oleh Golgi.
Fungsi Lisosom
1. Mencerna materi yang diambil secara fagositosis. Misalnya pada sel-
sel leukosit dan sel-sel makrofag.
2. Autofagi adalah proses penyingkiran struktur yang tidak digunakan
lagi. Misalnya organel- organel yang tidak digunakan.
3. Autolisis adalah penghancuran diri sel dengan cara membebaskan
semuaenzim dalam lisosom. Misalnya berudu yang menghancurkan
ekornya.
4. Eksositosis adalah pembebasan enzim keluar sel. Misalnya pada
proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras.
Endositosis
Endositosis dapat dibedakan ke dalam 2 kategori :Bulk-phases
endocytosis (dikenal juga sebagai pinositosis) dan Receptor-mediated
endocytosis.
a. Bulk-phases endocytosis adalah pengambilan cairan dari bagian
ekstraselular untuk dibawa ke bagian dalam sel. Bulk-phases
endosistosis juga dapat digunakan untuk memindahkan bagian dari
membran plasma ke organel lain yang membutuhkan dan
mengembalikan kembali bagian tersebut ke membran plasma.
b. Receptor-mediated endocytosis adalah pengambilan makromolekul
(ligand) yang spesifik dari bagian luar. Makromolekul ini akan terikat
pada reseptor yang terletak pada bagian luar membran plasma.
Molekul yang diambil menuju sel dengan cara endositosis berjalan
melewati endocytic pathway. Ada dua tipe reseptor yang berperan dalam
endositosis. Reseptor tersebut terletak pada bagian luar membran
plasma. Reseptor pertama adalah Houskeeping receptors, yang
bertanggung jawab dalam pengambilan materi yang akan digunakan
oleh sel. Reseptor yang kedua adalah Signaling receptors, yang
bertanggung jawab dalam pengikatan ligan di bagian ekstraseluler yang
membawa pesan untuk mengubah aktivitas di dalam sel. Molekul yang
ditangkap oleh reseptor di membran plasma ditransportasikan ke
endosom. Endosom berperan sebagai pusat pendistribusian selama
endositosis berlangsung. Cairan yang terdapat di dalam endosom di jaga
keasamannya dengan adanya sebuah H+-ATPase di membran endosom.
Endosom dapat dibagi menjadi dua, yaitu early endosom yang terletak di
daerah sekitar dalam sel, dan yang kedua adalah late endosom yang
tereletak lebih dekat ke bagian nukleus. Early endosom dan late
endosom dapat dibedakan dari berat jenisnya, pH dan komposisi protein.
Mekanisme endositosis :
Gambar Endositosis
Dari gambar tersebut kita dapat
melihat pergerakan materi dari bagian ekstraseluler menuju ke bagian
late endosom. Pada plasma membran terdapat dua jenis reseptor yaitu
houskeeping receptor dan signaling receptor. Houskeeping reseptor
adalah tipe reseptor yang akan kembali lagi ke plasma membran apabila
ligannya telah ditransfer ke dalam late endosom. Sedangkan signaling
reseptor adalah tipe reseptor yang ditransfer ke dalam late endosom
bersama ligannya. Late endosom juga menerima enzim lisosom yang
baru saja disintesis dari bagian trans Golgi network. Enzim ini dibawa
oleh manosa-6-fospat (M6P). M6P akan kembali lagi ke TGN apabila
enzim lisosom telah dimasukkan ke dalam late endosom. Materi yang
sudah ada di dalam late endosom akan dicerna oleh enzim lisosom.
Autofagi
DAFTAR PUSTAKA
Lisosom berasal dari kata Lyso yang berarti pencernakan, dan kata
soma yang berarti tubuh. Lisosom ditemukan pertama kali oleh seorang
Ilmuwan yang bernama Cristian De Duve pada tahun 1950, dimana
keberadaan dari organel ini bisa dijumpai di semua sel eukariotik.
Lisosom merupakan organel pencernakan yang terdapat pada sel
hewan, dan pada tumbuh-tumbuhan organel ini dikenal dengan nama
vakuola yang berfungsi untuk mencerna, serta menyimpan senyawa
organik yang dihasilkan tanaman
Pembentukan Lisosom
Pada dasarnya, lisosom merupakan vesikula khusus yang berfungsi
sebagai tempat penyimpanan berbagai jenis enzim. Terdapat sekitar 40
hingga 50 jenis enzim hidrolitik yang tersimpan di dalam organel ini,
diantaranya adalah protease, lipase, glikosidase, nuklease, fosfolipase,
sulfatase, serta fosfatase. Enzim-enzim lisosom tersebut dapat
menghirolisis semua jenis bentuk makromolekul seperti lipid, fosfolipid,
polisakarida, protein, serta asam nukleat. Selain itu, enzim-enzim
tersebut dapat bekerja secara optimal pada Ph asam, yaitu Ph 5.
Dan dari setiap sel pada hewan dan tumbuhan memiliki beberapa
hormon seperti :
1. Pencernakan intrasel
Ini merupakan salah satu fungsi utama dari lisosom, dimana materi yang
dicerna bisa berasal dari luar maupun dari dalam sel itu sendiri. Jika
materi yang dicerna berasal dari luar sel, maka materi tersebut masuk
ke dalam sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Dinamakan
pencernakan intrasel karena pencernakan tersebut berlangsung di
dalam lisosom, dimana enzim hidrolitik tidak pernah keluar dari lisosom.
Hal ini menyebabkan proses pencernakan berlangsung secara optimal.
Jika terjadi kasus pecahnya lisosom, kondisi ini akan mengakibatkan
enzim-enzim hidrolitik keluar dari lisosom dan menghancurkan sel itu
sendiri.
2. Endositosis
Ini merupakan mekanisme masuknya makromolekul yang berasal dari
luar sel ke dalam sel. Molekul tersebut nantinya akan melewati endocytic
pathway yang selanjutnya molekul tersebut akan dibawa ke endosom
awal yang merupakan vesikel-vesikel kecil yang tidak beraturan.
Endosom awal memiliki ph asam sekitar 6, disini beberapa
makromolekul akan mengalami proses pemilihan, dimana terdapat
materi yang digunakan yaitu dibawa ke endosom lanjut, dan ada juga
materi yang tidak dipergunakan dan dibuang ke sitoplasma. Di endosom
lanjut yang memiliki ph asam 5 terjadilah proses pematangan dari materi
yang dicerna sehingga terbentuklah lisosom.
sponsored links
Sebagai contoh adalah degradasi yang terjadi pada sel hati dengan
mitokondria yang berumur rata-rata 10 hari. Mitokondria yang sudah
berumur 10 hari dan tidak berfungsi lagi diselubungi oleh suatu organel
dari retikulum endoplasma kasar dan membentuk autofagosom yang
kemudian akan bergabung dengan lisosom agar mitokondria dapat
dihancurkan oleh enzim hidrolitik. Contoh autofagi yang lainnya adalah
transformasi berudu menjadi katak, serta embrio manusia.
4. Fagositosis
Ini merupakan proses pemasukan berbagai partikel dengan ukuran yang
besar yaitu partikel yang memiliki diameter lebih besar dari 5 m serta
mikroorganisme seperti virus maupun bakteri ke dalam sel yang berasal
dari lingkungan. Proses ini dilakukan oleh berbagai tipe sel yang telah
mengalami spesialisasi.
5. Eksositosis
Ini merupakan mekanisme transpor berupa molekul-molekul yang
berukuran besar yang melewati membran plasma dari dalam ke luar sel
yaitu dengan cara menggabungkan vesikula yang berisi molekul-molekul
tersebut dengan membran plasma. Contoh peristiwa eksositosis ciri-ciri
makhluk hidup yang melewati proses pergantian tulang rawan yang
terjadi pada perkembangan tulang keras.
6. Autolisis
Ini merupakan proses penghancuran diri yang dilakukan oleh sel dengan
cara membebaskan isi lisosom ke dalam sel. Contoh kasus tersebut
terjadi pada daur hidup katak, yaitu saat berudu menyerap kembali
ekornya saat ia menginjak usia dewasa. Selain fungsi-fungsi tersebut,
lisosom juga memiliki peranan yang penting dalam upaya
menghancurkan senyawa-senyawa karsiogenik yang masuk ke dalam
tubuh.
Bagian-Bagian Lisosom
Di atas telah dijelaskan bahwa struktur lisosom terdiri dari berbagai jenis
enzim hidrolitik serta membran lisosom. Untuk mengetahui lebih jelas
tentang struktur dari lisosom tersebut, berikut ini penjelasannya.
Sponsors Link
1. Membran Lisosom
Lisosom merupakan vesikula yang memiliki batas berupa membran
tunggal yang didalamnya terdapat berbagai jenis enzin proteolitik.
Membran lisosom memiliki kandungan berupa karbohidrat netral,
hexoamina, serta asam N-asetilmuramat yang jumlahnya jauh lebih
banyak jika dibandingkan dengan membran plasma. Membran ini lebih
tebak jika dibandingkan dengan membran mitokondria, yaitu sekitar 9
nm. Kemampuan yang dimiliki membran ini antara lain adalah mampu
berfusi dengan fungsi membran sel pada hewan lain secara selektif,
misalnya fusi yang dilakukan bersama fagosom atau endosom selama
terjadi pencernakan intra sel. Selain itu, membran lisosom juga mampu
berfusi dengan membran plasma selama proses sekresi sel
berlangsung.
2. Enzim-Enzim Hidrolitik
Klasifikasi Lisosom
Sampai saat ini, lisosom diklasifikasikan menjadi 2 jenis utama, yaitu :
1. Heterolisosom yang terjadi bila substrat yang dicerna berasal dari luar
sel. Hal ini menunjukkan bahwa heterolisosom terbentuk dari fusi antar
lisosom primer dan fagosom atau endosom
2. Autolisosom yang terjadi pada saat substrat-substrat yang dicerna
merupakan substrat intraseluler yang dibatasi oleh membran
(sitosegresom). Autolisosom terbentuk dari fusi lisosom primer dengan
sitosegresom.