Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
kesehatan ibu dan anak sehingga dapat mengurangi tingkat mortalitas dan morbiditas
ibu dan anak. Bidan yang melaksanakan tugas di keluarga dan kelompok masyarakat
Asuhan Kebidanan keluarga adalah aktifitas atau intervensi upaya yang dilaksanakan
oleh bidan kepada klien yang mempunyai kebutuhan masalah khususnya dalam bidang
KIA/KB disuatu komunitas. Selain itu peran bidan sebagai pendidik pemberi pelayanan
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari seluruh segi yang ada
berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana
keempat factor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula.
Salah satu factor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status
1
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya
beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker
di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin
pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang
dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai
anggota masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar merokok di tempat-tempat umum. Padahal,
berbagai penelitian dan kajian yang telah dilakukan menujukkan bahwa rokok sangat membahayakan
kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila
dihirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Bahkan sebagian penelitian
menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan yang lebih tinggi daripada para
perokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru mengancam
para perokok, baik perokok aktif maupun pasif.
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan sangat penting untuk
diketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal inilah yang mendorong kami untuk
menyusun makalah tentang rokok ini. Kami berharap, dengan mengetahui informasi ini para pelajar
dapat mengurungkan niatnya untuk mengkonsumsi rokok, atau bahkan berhenti merokok.
A. LATAR BELAKANG
Bahan dasar rokok adalah tembakau. Tembakau terdiri dari berbagai bahan kimia yang
dapat membuat seseorang ketagiahan, walaupun sebenarnya mereka tidak ingain mencobanya
lagi. Sebenarnya seorang pelajar belum baik atau boleh merokok di kalangan sekolah, masyrakat
2
atau kalangan yang lainnya. Karena hal itu dapat berdampak buruk pada kesehatannya,
sekolahnya, dan lain-lain. Biasanya hal ini dilakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi
mereka yang tidak stabil membuat mereka melakukan segala hal untuk melampiaskan emosinya.
Di kota-kota besar, terutama Jakarta populasi perokok pada usia dini sangatlah tinggi. Hal
ini disebabkan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaaya rokok dikalangan sekolah /
masyarakat. Atau mungkin jugaa kurangnya kesadaran pada diri mereka sehingga mereka tidak
memperhatikan bahayanya dan juga nanti ke depannya. Oleh karena itu, kami sebagai
pelajar akan mensosialisasikan tentang bahaya rokok serta akibat untuk masa ke
depannya lewat makalah ini.
Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim
merupakan salah satu penyakit keganasan di bidang kebidanan dan penyakit kandungan
yang masih menempati posisi tertinggi sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum
perempuan. Kanker serviks adalah kanker leher rahim/kanker mulut rahim yang di
sebabkan oleh virus Human Papiloma Virus (HPV). Hanya beberapa saja dari ratusan
varian HPV yang dapat menyebabkan kanker. Penularan virus HPV yang dapat
menyebabkan Kanker leher rahim ini dapat menular melalui seorang penderita kepada
orang lain dan menginfeksi orang tersebut. Penularannya dapat melalui kontak langsung
dan karena hubungan seks. Gejala yang mungkin timbul (Umumnya pada stadium
lanjut) adalah perdarahan di luar masa haid, jumlah darah haid tidak normal, perdarahan
pada masa menopause (setelah berhenti haid), keputihan yang bercampur darah atau
nanah serta berbau, perdarahan sesudah senggama, rasa nyeri dan sakit di panggul,
gangguan buang air kecil sampai tidak bisa buang air kecil.
Berdasarkan hasil survey kesehatan oleh Word Health Organitation (WHO),
dilaporkan kejadian kanker serviks sebesar 500.000 kasus baru di Dunia. Kejadian
kanker servik di Indonesia, dilaporkan sebesar 20-24 kasus kanker serviks baru setiap
harinya. Kejadian kanker servik di Bali dilaporkan telah menyerang sebesar 553.000
wanita usia subur pada tahun 2010 atau 43/100.000 penduduk WUS. Berdasarkan
AOGIN (2010) Angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,89% sejak tahun 2008.
Saat ini, tidak ada pengobatan untuk infeksi HPV. Setelah terinfeksi, seseorang
sangat mungkin terinfeksi seumur hidupnya. Dalam banyak kasus, infeksi aktif
dikendalikan oleh system kekebalan tubuh dan menjadi tidak aktif selama beberapa
waktu. Namun demikian, tidak mungkin memprediksi apakah atau kapan virus tersebut
akan aktif kembali. Sebuah penelitian terkini yang diikuti oleh lebih dari 600 mahasiswi
untuk menguji adanya HPV selama 6 bulan. Setelah 3 tahun berlalu, infeksi HPV baru
3
muncul pada lebih dari 40% perempuan tersebut. Sebagian besar infeksi berlangsung
sekitar 8 bulan kemudian tidak aktif. Tetapi setelah 2 tahun, sekitar 10% perempuan
tersebut masih membawa virus tersebut dalam vagina dan leher rahim. Dalam penelitian
tersebut, infeksi yang berlanjut sebagian besar biasanya terkait dengan jenis HPV yang
ganas dan terkait dengan kanker.
Saat ini program pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim berupa pemeriksaan IVA,
pap smear, bahkan krioterapi sudah mulai diterapkan. Namun deteksi dini kanker serviks
dengan metoda IVA memang belum semua puskesmas di kabupaten maupun kota di
Indonesia yang merealisasikannya. Salah satu kota yang telah merealisasikannya adalah
UPT. Puskesmas Pangkalan Balai.
Masalah inilah yang menjadi dasar penyusun untuk memberikan Asuhan Komunitas
pada Keluarga Tuan M di Kelurahan Kayuara Kuning Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin dengan masalah kurangnya pengetahuan tentang IVA.
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mampu memberikan Asuhan kebidanan pada keluarga yang memiliki
masalah kesehatan khususnya pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Tujuan Khusus
Dengan dilakukannya praktek Asuhan Kebidanan Komunitas, diharapkan mampu
dalam:
1. Melakukan pengkajian data pada Keluarga M.
2. Mengidentifikasi masalah pada Keluarga M.
3. Mengembangkan rencana tindakan pada Keluarga M.
4. Melaksanakan tindakan sesuai rencana pada Keluarga M.
5. Melakukan evaluasi pada Keluarga M.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
biologis dibandingkan dengan kasus kontrol, risiko relatifnya adalah 1,8 sementara
pada adopsi risiko relatifnya tidak jauh berbeda dengan kontrol (1,1). Pada saudara
perempuan biologis, risiko relatifnya bahkan lebih tinggi (1,9), dibandingkan 1,1
pada saudara perempuan nonbiologis. Data tersebut memberikan bukti epidemiologi
yang kuat mengenai kaitan antara timbulnya kanker leher rahim dan penyebab
awalnya.
4. Tes pap sebelumnya yang abnormal
Tes pap yang abnormal bisa menjadi indikasi awal adanya sel pra kanker yang jika
diabaikan dapat berkembang menjadi sel kanker.
5. Merokok dan kurangnya kebersihan Vulva Hygiene
Para perempuan juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker bila menerapkan
beberapa perilaku yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh. Perilaku tersebut
antara lain penggunaan obat-obat rekreasional, alkohol dan rokok. Nikotin dan hasil
sampingan dari rokok dianggap dapat meningkatkan risiko relatif perempuan terkena
kanker leher rahim dengan berpusat pada mukosa leher rahim dan mengurangi daya
kekebalan sel-sel langerhans untuk melindungi jaringan ikat pada leher rahim dari
faktor onkogenik yang bersifat invasif, seperti infeksi HPV. Kebersihan vulva
hygiene juga perlu diperhatikan, untuk mencegah terinfeksi virus HPV misalnya
melalui toilet umum.
6
Cara yang paling efektif untuk mencegah kanker leher rahim dan kanker genital lain
dapat berupa vaksin. Tiap orang perlu diberikan imunisasi sejak usia dini sebelum
mereka aktif secara seksual. Tetapi, pemberian vaksin tidak mudah karena respon
kekebalan tubuh seseorang tampaknya tergantung pada tipe/jenis HPV. Sebagai contoh,
seseorang yang dilindungi dari 16 tetap berisiko terinfeksi tipe lain yang dapat
menyebabkan kanker, seperti tipe 18 atau 33. Lebih lanjut, tampaknya ada beberapa
sub-tipe atau varian pada tipe 16, dan mungkin juga pada tipe-tipe lainnya. Terakhir,
seperti telah disebutkan, tipe HPV yang terkait dengan penyakit kanker berbeda-beda
berdasarkan wilayah geografis. Dengan meningkatnya perjalanan internasional,
berbagai tipe karsinogen akan segera menyebar ke seluruh dunia. Oleh karena itu,
sebuah vaksin yang mengandung campuran beberapa tipe harus diciptakan (Groopman
1999, Stewart et al. 1996).\
Pencegahan primer harus memfokuskan untuk terus merubah praktik seksual dan
perilaku lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terinfeksi, dan program-
program pencegahan sekunder harus terus menapis dan menangani perempuan yang
menderita pra-kanker dan kanker. Sama seperti perang melawan HIV/AIDS, konseling
untuk mengurangi risiko yang terkait dengan faktor risiko harus diterapkan di semua
sistem pelayanan kesehatan, khususnya fasilitas yang menangani remaja. Pesan-pesan
tersebut harus memperingatkan para remaja bahwa praktek-praktek yang dibuat untuk
meminimalkan risiko terpapar HIV/AIDS dan IMS lainnya (misalnya penggunaan
kondom pria dan perempuan) tidak efektif dalam mencegah penularan HPV. Selain itu,
berbagai upaya keras untuk mengurangi minat remaja, khususnya remaja putri, untuk
mencoba merokok dan melakukan aktivitas seksual harus disebarluaskan secara terus
menerus.
b. Pencegahan Sekunder
Seperti telah dibahas sebelumnya, walaupun saat ini pencegahan infeksi HPV sulit
dilakukan, pada perempuan yang telah terinfeksi ada kebutuhan untuk segera :
Mengidentifikasi mereka yang mengalami lesi pra-kanker awal dan mudah diobati,
dan
Memberikan pengobatan berbiaya rendah bagi mereka sebelum lesi berkembang
menjadi kanker.
7
1. Definisi
Pap smear berasal dari kata papanicolaou, yaitu seorang ahli dokter Yunani bernama
George N. Papanicolaou, yang merancang metode mewarnai pulasan sampel sel-sel
untuk diperiksa. Dokter ini yang merancang metode tes Pap smear sekitar 50 tahun yang
lalu pada tahun 1943. Dasar pemeriksaan ini adalah mempelajari sel-sel yang terlepas
dari selaput lendir leher rahim. Papsmear mudah dilakukan dan tidak menimbulkan rasa
sakit.
Tingkat Keberhasilan Pap smear dalam mendeteksi dini kanker rahim yaitu 65-95 %.
Pap smear hanya bisa dilakukan oleh ahli patologi yang mampu melihat sel-sel kanker
lewat mikroskop setelah objek glass berisi sel- sel epitel leher rehim dikirim ke
laboratorium oleh yang memeriksa baik dokter, bidan maupun tenaga yang sudah
terlatih.
2. Sasaran
Pap Smear dapat dilakukan pada WUS yang sudah menikah atau yang sudah
melakukan senggama. Sasarannya ditujukan kepada WUS dan wanita dengan faktor
risiko.
3. Waktu Pelaksanaan Pap Smear
Pap Smear dilakukan sekali setahun. Bila tiga kali hasil pemeriksaan normal,
pemeriksaan dapat dijarangkan, misalnya setiap dua tahun. Pada perempuan kelompok
risiko tinggi, pemeriksaan harus dilakukan sekali setahun atau sesuai petunjuk dokter
(Smart, 2010). Pap Smear dapat dilakukan setiap saat, kecuali pada masa haid. Dua hari
sebelum pemeriksaan Pap Smear sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan yang
dimasukan ke dalam vagina serta diketahui oleh suami.
Waktu yang diperlukan untuk mengetahui hasil dari dilakukannya metode papsmear
berkisar antara 4 hari sampai 2 minggu tergantung jarak tempat dilakukannya
pemeriksaan papsmear dan dari laboratorium pemeriksaan specimen lendir mulut rahim.
Untuk mengetahui apakah hasilnya positif atau negatif maka diperlukan tenaga khusus
laboratorium yang dapat membaca hasil mikroskop. Jadi selama rentan waktu itulah
wanita pasangan usia subur mengalami kecemasan terhadap hasil dari pemeriksaan pap
smear.
4. Manfaat Pap Smear
Pemeriksaan pap smear berguna sebagai pemeriksaan penyaring (skrining) dan
pelacak adanya perubahan sel kearah keganasan secara dini sehingga kelainan
prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah. Pap
8
smear mampu mendeteksi lesi precursor pada stadium awal sehingga lesi dapat
ditemukan saat terapi masih mungkin bersifat kuratif. Manfaat pap smear secara rinci
dapat dijabarkan sebagai berikut:
9
Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker servik yaitu 60-
92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap Smear. Dalam waktu 60 detik
kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi
kanker.
10
Rumah Sakit maka akan langsung dilakukan kryoterapi, serta diberikannya obat
antibiotik serta analgesik, jika pemeriksaan di praktek swasta maka akan langsung
diberikan antibiotik dan analgesik serta rujukan ke Rumah Sakit untuk melakukan
kryoterapi.
11
sebenarnya adalah asam asetat. Larutan klorin 0,5% untuk dekontanminasi peralatan
dan sarung tangan.
5. Larutan klorin 0,5%
Larutan klorin digunakan untuk mendekontaminasi speculum dan sarung tangan
bedah tiap kali selesai dipakai. Setelah dekontaminasi, speculum baki atau wadah
peralatan dan sarung tangan harus dicuci dengan air sabun, bilas sampai bersih, di
DTT atau sterilisasi.
6. Formulir catatan untuk mencatat penemuan
Tindakan Umum :
Untuk melakukan IVA, petugas mengoleskan larutan asam asetat pada serviks.
Larutan tersebut menunjukkan perubahan pada sel-sel yang menutupi serviks dengan
menghasilkan reaksi acetowhite. Pertama-tama petugas melakukan menggunakan
spekulum untuk meriksa serviks. Lalu serviks dibersihkan untuk menghilangkan caiaran
keputihan (disrcharge), kemudian asam asetat dioleskan secara merata pada serviks,
setelah minimal 1 menit, serviks diperiksa untuk melihat apakah terjadi perubahan
acetowhite. Hasil tes (positif atau negatif) harus dibahas bersama ibu, dan pengobatan
harus diberikan setelah konseling jika diperlukan dan tersedia.
Klasifikasi Hasil
Temuan assesment harus dicatat sesuai kategori yang telah baku sebagaimana
terangkum dalam Tabel 2.2.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam pengambilan
keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup
harmonis.
3.1.2 Genogram
13
Ket : : Laki-laki
: Perempuan
b. Air Minum
Asal : Sumur, PAM
Kualitas : Baik
Konsumsi air : Bersih
c. Pembuangan Sampah
Sampah : Dibuang di Tempat Pembuangan Umum
14
Pengaturan : Teratur
Kebersihan : Bersih
Air Limbah :Teratur
Tanaman Peneduh : Ada
Peralatan Pekarangan : Ada
3.1.4 Kegiatan Sehari-hari
a. Kebiasaan
Kebiasaan Tidur Ayah Ibu Anak
Lama istirahat siang 1 jam 1 jam -
Istirahat malam 5 jam 5 jam 8 jam
Gangguan Susah tidur Tidak ada Tidak ada
b. Kebiasaan Makan
Makan 3x/hari 3x/hari 3x/hari
Porsi 1 piring 1 piring 1 piring
Jenis Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
c. Pola Eliminasi
BAB 1x/hari 1x/hari 1x/hari
Warna Kuning Kuning Kuning
Konsistensi Lembek Lembek Lembek
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
BAK 3-4x/hari 3-4x/hari 3-4x/hari
Warna Kuning Kuning Kuning
Gangguan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
d. Personal Higiene
Mandi 2x/hari 2x/hari 2x/hari
Keramas 2x/hari 3x/minggu 1x/hari
Gosok Gigi 2x/hari 2x/hari 2x/hari
e. Pola Kebiasaan Kesehatan
Minum Alkohol Tidak Tidak Tidak
Merokok Tidak Tidak Tidak
Obat-obatan Terlarang Tidak Tidak Tidak
15
a. Imunisasi : Imunisasi kedua anaknya lengkap
b. KB : Ibu menggunakan alat kontrasepsi pil KB
c. Gizi : Pertumbuhan keluarga baik, BB sesuai dengn umur.
d. Penyakit yang diderita : Tidak ada
e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : Puskesmas dan BPM terdekat
3.2 Data Khusus
3.2.1 Biodata
Nama : Ny. S
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kel. Kayuara Kuning, Kec. Banyuasin III, Kab. Banyuasin
16
BAK : 4-5x/hari, warna kuning, jernih, bau khas
BAB : 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak, bau khas
d. Pola Personal Higiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari
Ganti pakaian dalam : 2x/hari
17
BAB IV
PEMBAHASAN
18
berarti mereka tidak akan datang berobat, dan kurangnya dukungan dari keluarga seperti
suaminya.
No Variabel masalah
Faktor Penyebab masalah Alternatif Pemecahan masalah
penyebab
1 Manusia Masih rendahnya pengetahuan Wanita Memberikan penyuluhan kepada
Usia Subur (WUS) yang sudah melakukan pengetahuan Wanita Usia Subur
hubungan seksual tentang pemeriksaan (WUS) yang sudah melakukan
IVA hubungan seksual tentang
Tidak adanya kader khusus untuk pemeriksaan IVA
mengajak masyakat untuk dilakukan Menjelaskan kepada Wanita
pemeriksaan IVA Usia Subur (WUS) yang sudah
Kurangnya motivasi Wanita Usia Subur melakukan hubungan seksual
(WUS) yang sudah melakukan hubungan tentang pentingnya pemeriksaan
seksual untuk pemeriksaan IVA IVA
Membentuk kader khusus untuk
mengajak masyakat untuk
dilakukan pemeriksaan IVA
2 Metode Kurangnya sosialisasi / penyuluhan pada Mengadakan penyuluhan/
Wanita Usia Subur (WUS) yang sudah konsultasi tentang pemeriksaan
melakukan hubungan seksual tentang IVA
pemeriksaan IVA Membuat format pelaporan yang
Kurangnya pelaporan dari praktek dokter jelas kepada dokter/bidan praktek
swasta dan bidan swasta yang melakukan swasta yang melakukan
pemeriksaan IVA pemeriksaan IVA
3 Money Dana APBD untuk pembentukan kader/ Menyediakaan APBD khusus
petugas IVA untuk kader/ petugas yang
Kurangnya dana yang tersedia untuk bertugas mengajak dan merekrut
pembuatan beberapa media komunikasi masyarakat untuk ikut dalam
seperti Poster, brosur, dan pamflet. pemeriksaan IVA
Mengatur sedemikian hingga
19
penggunaan dana pertahun yang
diberikan oleh pusat untuk media
komunikasi yang akan digunakan.
Disamping itu, dapat juga diatasi
dengan cara mencari donatur lain
yang dapat bekerja sama dalam
pemenuhan dana tersebut.
4 Sarana Dana APBD untuk pengadaan sarana dan Menyediakan APBD untuk
prasarana khusus pemeriksaan IVA pengadaan sarana dan prasarana
khusus untuk pemeriksaan IVA
5 Lingkungan Kurangnya dukungan dari Keluarga Meningkatkan peranan dan
(suami) dukungan dari keluarga (suami)
20
2. Method
Program khusus dari Puskesmas mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA
sebagai deteksi dini kanker serviks secara berkala
Kegiatan I :
Kegiatan : Jadwal khusus untuk pemeriksaan IVA gratis melalui
program puskesmas keliling secara berkala sebagai deteksi dini
kanker serviks ( Safari IVA )
Tujuan : Meningkatkan angka cangkupan pemeriksaan IVA di
wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo
Sasaran : Wanita Usia Subur (WUS) yang sudah berhubungan
seksual
Lokasi : Puskesmas Keliling
Volume Kegiatan : Sekali setahun
Pelaksana : Dokter, dan petugas yang mendapatkan pelatihan
pemeriksaan IVA
Kegiatan II
Kegiatan : Pembentukaan kader-kader khusus untuk pemeriksaan
IVA disetiap wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo
Tujuan : - Mengajak dan menghimbau Wanita Usia Subur (WUS)
agar datang pada penyuluhan dan pemeriksaan IVA di puskesmas.
a. Mendata dan mengunjungi Wanita Usia Subur (WUS) yang tidak
datang pada penyuluhan dan pemeriksaan IVA
b.Memberikan pengertian pada suami-suami yang tidak menyetujui
untuk dilakukannnya pemeriksaan IVA pada istrinya.
21
Wanita Usia Wanita Usia (WUS) yang Pembantu, mendapatkan
Subur Subur (WUS)
sudah Posyandu pelatihan
(WUS) yang yang sudah
melakukan pemeriksaan
sudah melakukan
melakukan hubungan seksual
seksual, IVA
hubungan serta memberikan suami
seksual pemahaman
terhadap suami
mengenai
pemeriksaan IVA
2. Jadwal Meningkatkan Wanita Usia Puskesmas Sekali Dokter dan
khusus angka cakupan
Subur Keliling setahun petugas yang
untuk pemeriksaan IVA
(WUS) yang mendapatkan
pemeriksaan
IVA gratis sudah pelatihan
melalui berhubungan pemeriksaan
program seksual IVA
puskesmas
kelliling
secara
berkala
3. Pembentuka Mengajak dan WUS yang Puskesmas Sekali Petugas yang
n kader- menghimbau
telah keliling setahun bertanggung
kader WUS agar datang
berhubungan dan jawab
khusus pada penyuluhan
untuk dan pemeriksaan seksual Posyandu terhadap IVA
pemeriksaan IVA
IVA
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai rendahnya kunjungan masyarakat ke puskesmas untuk
pemeriksaan IVA untuk deteksi dini kanker serviks diwilayah kerja tanah garam tahun 2015.
Dari hasil data yang didapat bahwa masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam
pemeriksaan IVA dari 5114 orang wanita usia subur, dengan target hanya 16% pertahun maka
diharapkan ada 818 orang yang melakukan pemeriksaan IVA Pertahun tapi hasilnya hanya
22
didapatkan 81 orang saja yang melakukan pemeriksaan IVA hal ini jauh dari standar. Jika di
persenkan 100% maka hasil yang didapat hanya 10 % didapat dari 818 orang dan hanya 81
orang yang melakukan pemeriksaan IVA
Dari data yang ada rendahnya kunjungan masyarakat ke Puskesmas Tanah Garam tahun
2015 sekitar 90% tidak pernah memeriksakan diri ke puskesmas, hal ini disebakan karena
pengetahuan masyarakat yang masih kurang terhadap pemeriksaan IVA, dimana masyarakat
hanya mengetahui sedikit saja tentang kanker serviks ini, maka untuk itu akan sering
dilakukan penyuluhan ke kelurahan-kelurahan disekitar tanah garam untuk meningkatkan
kunjungan untuk melakukan pemeriksaan IVA.
4.2. Saran
1. Membentuk jadwal khusus untuk pemeriksaan IVA dan membentuk beberapa
orang kader yang akan melakukan monitoring kegiatan setiap bulan.
2. Memaksimalkan kinerja petugas serta membangun koordinasi lintas sector / lintas
program.
3. Memaksimalkan peran bidan desa dalam memberikan penyuluhan tentang
pemeriksaan IVA kepada masyarakat.
4. Memperluas relasi antara bidan desa dengan praktek swasta/ fasilitas kesehatan di
luar puskesmas agar deteksi dini kanker leher rahim yang berada di wilayah
kerjanya tetap terpantau dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
23
9. Sukaca. 2009. Kanker Leher Rahim. Yogyakarta : Briliant Books
10. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : Sagung
Seto
24