Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MARSHALL TEST
Ketahanan ( stabilitas ) ialah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai
terjadi kelelahan beaban sampai terjadi kelelahan plastisitas ialah keadaan perubahan bentuk suatu
campuran aspal yang terjadi akibat suatu beban batas runtuh yang dinyatakan dalam mm, atau
0,01.
B. BENDA UJI
Agar pencampuran dan pemadatan dapat menghasilkan campuran yang baik, maka salah satu
syaratnya adalah kekentalan aspal harus cukup sedemikian sehingga peran aspal dalam proses
pencampuran dan pemadatan dapat maksimal.
Metode Al menyarankan bahwa pada saat pencampuran kekentalan ( viskositas ) kinetis aspal
adalah 170 20 centistokes. Nilai kekentalan ini dapat dicapai pada rentang suhu tertentu yang
sering disebut sebagai suhu pencampuran dan suhu pemadatan.Kedua rentang suhu ini dapat dicari
dengan menggunakan grafik hubungan antara suhu dengan viskositas yang dapat dikembangkan
untuk setiap jenis aspal.
C. PERALATAN
2. Kepala Penekan
3. Dial Indikator
5. Extruder
6. Mold Contoh
1. Agregat dikeringkan pada suhu 105 110 C minimum selama 4 jam, keluarkan dari alat
pengering ( oven ) dan tunggu sampai beratnya tetap.
2. Agregat dipisahkan kedalam fraksi-fraksi yang dikehendaki ( sesuai spek ) dengan cara
penyaringan.
3. Bahan disiapkan untuk benda uji yang diperlukan yaitu agregat sebanyak 1200gram
sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63,5 mm 1.27 mm.
4. Pencampuran agregat agar sesuai dengan gradasi yang diinginkan dilakukan dengan cara
mengambil nilai tengah dari batas spek. Untuk memperoleh berat agregat yang diperlukan
dari masing-masing fraksi untuk membuat satu benda uji adalah dengan mengalikan nilai
tengah tersebut terhadap total berat agregat.
5. Panci pencampur beserta agregat dipanaskan kira-kira 28 oC diatas suhu pencampuran untuk
aspal padat, bila menggunakan aspal cair pemanasan sampai 14 oC diatas suhu pencampuran.
6. Aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan dituangkan sebanyak yang dibutuhkan ke
dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut, kemudian aduklah dengan cepat, dengan tetap
mempertahankan masih di dalam rentang suhu pemadatan, sampai agregat terselimuti aspal
secara merata.
7. Sementara itu, atau sebelumnya, perlu disiapkan alat untuk memadatkan,yaitu dengan
membersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan seksama
dan panaskan sampai suhu antara 93,3 148,9 oC.
8. Cetakan diletakkan diatas landasan pemadat dan tahan dengan pemegang cetakan.
9. Selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan
diletakkan ke dalam dasar cetakan.
10. Seluruh campuran dimasukkan kedalam kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-
keras dengan spatula yang dipanaskan sebanyak 15 kali keliling pinggirnya dan 10 kali di
bagian tengahnya.
11. Alat pemadat disiapkan dan dilakukan pemadatan debgan menumbuk spesimen dengan
jumlah tumbukan sebanyak 25, 50, atau 75 yang disesuaikan dengan jenis lalu lintas yang
direncanakan (25 kali).
12. Tumbukan dilakukan dengan tinggi jatuh 457,2 mm dan selama pemadatan harus diperhatikan
agar kedudukan sumbu palu pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan.
13. Pelat alas berikut leher sambung dilepaskan dari cetakan benda uji, kemudian cetakan yang
berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung pada cetakan
yang dibalikkan tadi. Lakukan penumbukan lagi dengan jumlah yang sama.
14. Keping alas dilepaskan dan dinginkan sampai diperkirakan tidak akan terjadi perubahan
bentuk jika benda uji dikeluarkan dari mold. Untuk mempercepat proses pendinginan, dapat
digunakan kipas angin. Proses pendinginan biasanya dilakukan sekitar 2 3 jam.
15. Benda uji atau spesimen Marshall dikeluarkan dari mold dengan hati-hati dan kemudian
letakkan spesimen pada permukaan yang rata dan biarkan sampai benar-benar dingin.
Sebaiknya didiamkan pada suhu ruang selama 24 jam.
D. PERSIAPAN PENGUJIAN
8. Bersihkan batang penuntun (guide rod) dan permukaan dalam dari kepala penekan, sehingga
kepala penekan yang atas dapat meluncur bebas (bila dikehendaki kepala penekan direndam
bersama-sama benda uji pada suhu 21,1 37,8oC untuk mengurangi lengketnya benda uji
terhadap permukaan dalam kepala penekan).
Waktu yang diperlukan dari saat diangkatnya benda uji dari bak perendaman atauoven sampai
tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik.
1. Rendamlah benda uji dalam bak perendam (water bath) selama 30 40 menit
dengan suhu tetap 60oC ( 1oC) untuk benda uji yang menggunakan aspalpadat, untuk benda uji
yang menggunakan aspal cair masukkan benda uji kedalam oven selama minimum 2 jam dengan
suhu tetap 25oC ( 1oC);
2. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakkan ke dalamsegmen bawah
kepala penekan;
3. Pasang segmen atas di atas benda uji, dan letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji;
4. Psanag Dial Indikator (a) ;
5. Pasang arloji pengukur alir (flow) (b) pada kedudukannya di atas salah satu batangpenuntun
dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementaraselubung tangkai arloji (sleeve)
dipegang teguh terhadap segmen atas kepalapenekan;
6. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda ujinyadinaikkan sehingga
menyentuh alas cincin penguji, dengan memasukan Stekeer gaya kedalam stop kontak yang
bertegangan 220 volt;
7. Putar saklar (m) ke posisi up dimana proses penekanan berlangsung, jumlah penekanan yang
terjadi akan terlihat pada manometer hidrolik (g);
Jika perlawanan bend auji sudah tidak ada, putar kembali saklar (m) ke posisi down kemudian
ke posisi nol.
8. Catat nilai alir pembebanan maksimum (flow) pada manometer (g) dan catat kelelahan yang
ditunjukan oleh nilai indicator (a) pada folm meter.
Tabel 1. Angka Korelasi
100
=
100 6 6
2,36 + 1,06
= 2,099 gram/ cm3
i. % volume total aspal
kadar aspal terhadap campuran x berat isi
=
BJ aspal
5,66 x 1,8706
=
1,06
= 9,96 %
j. % volume total agregat
(100kadar aspal terhadap campuran) x berat isi campuran
=
BJ (bulk)
(1006) x 1,8706
=
2,238
= 78,848 %
k. % jumlah kandungan rongga