Vous êtes sur la page 1sur 7

AMINASI

Aminasi adalah reaksi pembentukan amina (turunan amoniak) dimana 1 atom H atau lebih
diganti dengan gugus alkil (R), aril, hidroatil atau heterosiklik. Amina adalah suatu senyawa
yang mengandung gugus amino (-NH2, -NHR, -NR2). Gugus amino mengandung nitrogen yang
terikat pada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan gugus karbonil) dan sejumlah atom
hidrogen. Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbon karbonil,
senyawanya adalah amida, bukan amina.
Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau tersier (R3N),
tergantung pada jumlah atom karbon yang terikat pada atom nitrogen (bukan pada atom karbon,
seperti pada alkohol).
1. Amina Primer (satu atom C terikat pada atom N) :

2. Amina Sekunder (dua atom C terikat pada atom N) :

3. Amina Tersier (tiga atom C terikat pada atom N)

Gambar 1. Penggolongan Amina


Amina merupakan turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen
pada nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip
dengan ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air.
Seperti alkohol, amina bisa diklasifikasikan sebagai primer, sekunder dan tersier. Meski
demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol. Alkohol diklasifikasikan dengan
jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang mengandung hidroksil., namun amina
diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat langsung pada atom nitrogen
(Stoker, 1991)
Senyawa amina memiliki kegunaan yang luas dalam kehidupan yaitu dapat berguna sebagai
pencegah korosif, bakterisida, fungisida, bahan pemflotasi (flotating agent) dan pengemulsi
(Billenstein,1984). Amina juga sangat penting dalam biokimia. Misalnya, serotonin, suatu
senyawa yang didapat dalam system susunan saraf, mengirimkan impuls saraf dan mengerutkan
pembuluh darah. Histamin adalah senyawa yang bertanggung jawab terhadap alergi.

A. Proses Aminasi
Proses pembentukan amina dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu:
1. Aminasi secara reduksi : yaitu proses pembuatan amina berdasarkan reaksi reduksi.
2. Amonolisis : yaitu proses pembuatan amina dari reaksi dengan amonia.

Aminasi Secara Reduksi


Aminasi secara reduksi adalah proses pembentukan amina dengan mereduksi senyawa
nitrogen lain. Zat yang dapat direduksi adalah senyawa-senyawa yang telah mengandung atom
N, yaitu:
a. Senyawa nitro (R-NO2)
b. Senyawa nitroso (R-NO)
c. Senyawa hidroksilamin (R-NH-OH)
d. Senyawa hidraso (R-NH-NH-R)
e. Senyawa azoxybenzena (R-NH-NO-R)
f. Senyawa nitril (R-CN), azida, amida (RCO-NH2)
Zat-zat pereduksi adalah :
a. Logam dan asam
Logam yang digunakan adalah : Fe, Zn, Sn, Al sebagai sumber elektron. Asam yang
digunakan adalah : HCl, H2SO4 sebagai sumber ion H+. HNO3 jarang digunakan arena
mempunyai sifat sebagai oksidator kuat.
b. Logam dan basa
Logamnya adalah : Fe, Zn, Sn, Al. Basa-nya adalah NaOH, KOH
c. Sulfida
Untuk mereduksi sebagian senyawa polinitro aromatik menjadi nitro amina dan mereduksi
aminoantraquinon menjadi antraquinon.
d. Sulfit (Na-sulfit dan bisulfit)
e. Hidrogen (H2) dengan katalis
Penggunaan hidrogen sebagai reduktor, biasanya dengan katalisator. Reduksi dengan hidrogen
disebut hidrogenasi.
f. Elektrolisa
Ion hidrogen dihasilkan dari elektrolisa. Hidrogen inilah yang kemudian melakukan reduksi.
g. Na-hidrosulfit
h. Metal hidrida
i. Natrium dan Na-alkoholat
Pereduksi tersebut di atas memiliki kekuatan mereduksi yang berbeda. Yang paling banyak
digunakan adalah logam dan asam. Dengan memilih reduktor yang sesuai dan mengatur kondisi
operasi, maka reduksi dapat dihentikan tidak sampai hasil akhir.
Pengaruh kekuatan zat pereduksi tersebut dapat dilihat pada hasil reduksi nitrobenzena
sebagai berikut :

Reduksi dari amida atau nitril dengan lithium alumunium hidrida atau gas hidrogen
(hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier
bisa diperoleh tergantung pada jumlah substitusi pada amida nitrogen. Dengan nitril, hanya
amina primer dari tipe RCH2NH2 yang dapat diperoleh, sebab atom karbon yang terikat ke atom
nitrogen hanya mempunyai satu substituent saja (R) dalam nitril.

Amonolisis
RX + NH3 RNH2 + HX ; dimana X dapat berupa : halogen, NO2, SO3H dan lain-lain.
Ada dua macam reaksi amonolisa yaitu :
Amonolisa : memasukkan NH3 ke dalam senyawa
Hidroamonolisa : memasukkan NH3 dan H2 dalam senyawa
Cara masuknya NH3 dalam senyawa :
1. Substitusi
a. Alkana
RCH3 + NH3 RCN RCH2NH2
Untuk memperoleh RNH2 suhu harus tinggi dan katalisator kuat.
b. Substitusi halogen
RCH2X + NH3 RCH2NH2 + HX
c. Substitusi sulfat atau sulfat
RSO3H + NH3 RNH2 + H2SO3
d. Konversi senyawa karbonil : Hidroamonolisis
Memasukkan NH3 serta H2 ke dalam senyawa.
RCOOH + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O
RCHO + NH3 + H2 RCH2NH2 + H2O
RCOOR NH3 + H2 RCONH2 + H2O
e. Alkohol
RCH2OH + NH3 RCH2NH2 + H2O

2. Adisi

B. Faktor-faktor yang mempenaruhi amonolisis :


1. Kelarutan
2. Pengadukan
3. Efek derivat halogen
4. Efek gugus nitro
5. Suhu
6. Konsentrasi NH3
Penggunaan Katalis dalam Reaksi Aminasi
a. Amonolisis senyawa halogen dengan katalis logam : Cu, As, Ag, CuO dan garam-garam Cu
b. Katalisator dehidrasi : alumina, silika gel, aluminium fosfat dalam gel alumina, Ni, Co dan
lain-lain.
c. Katalisator hidrogenasi berupa logam campuran (alloy)
d. Katalisator hidroamonolisis : logam Ni, Co, Cu, Ni-A, dll

C. Mekanisme Reaksi
D. Aplikasi Industri Proses Pembuatan Anilin
Aminasi Chlorobenzen
Pada proses aminasi chlorobenzen menggunakan zat pereaksi amoniak cair, dalam fasa cair
dengan katalis Tembaga Oxide dipanaskan akan menghasilkan 85 - 90 % anilin. Sedangkan
katalis yang aktif untuk reaksi ini adalah Tembaga Khlorid yang terbentuk dari hasil reaksi
samping ammonium khlorid dengan Tembaga Oxide. Mula - mula amoniak cair dimasukkan ke
dalam mixer dan pada saat bersamaan chlorobenzen dimasukkan pula, tekanan di dalam mixer
adalah 200 atm. Dari mixer campuran chlorobenzen dengan amoniak dilewatkan ke preheater
kemudian masuk ke reaktor dengan suhu reaksi 235 C dan tekanan 200 atm. Pada reaksi ini
ammonia cair yang digunakan adalah berlebihan. Dengan menggunakan katalis tertentu, reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
C6H5Cl + 2 NH3 C6H5NH2+ NH4Cl
Pada proses aminasi chlorobenzen, hasil yang diperoleh berupa nitro anilin dengan yield
yang dihasilkan adalah 96%.

Vous aimerez peut-être aussi