Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh
Nama Kelompok:
1. Silvia Eka Dewinta (1714011)
2. Fanny Rahmadani (1714012)
3. Dimas Mauludi (1714013)
4. Wahyu Kurniawan (1714014)
5. Robi Fahrudin (1714016)
Spektrofotometer adalah suatu alat atau instrument untuk mengukur transmisi atau
absorben suatu contoh sebagai fungsi dari suatu panjang gelombang (Chairns 2009). Sedangkan
spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang umum digunakan dalam
menentukan komposisi suatu sampelsecara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi antara materi dengan cahaya. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan
panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditrasmisikan atau yang diadsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari
panjang gelombang (Khopkar 2007).
Adapun beberapa jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam praktikum, yaitu
single beam (berkas sinar tunggal) spektofotometri, double beam (berkas sinar ganda)
spektofotometri dan Gilford spektofotometri. Single beam spektofotometri banyak digunakan
karena harganya yang murah dan hasilnya cukup memuaskan. Spektofotometri jenis ini hanya
terdiri atas satu berkas sinar, sehingga dalam praktek pengukuran sampel dan larutan blanko atau
standar harus dilakukan bergantian dengan sel yang sama. Untuk double beam spektofotometri
biasa ditemui pada spektrofotometri yang telah memakai automatis absorbansi (A) sebagai fungsi
panjang gelombang, serta mempunyai dua buah berkas sinar sehingga dalam pengukuran
absobansi tidak perlu bergantian antara sampel dan larutan blanko, tapi dapat dilakukan secara
parallel. Sedangkan Gilford spektofotometri banyak digunakan dilaboratorium biokimia dan
mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan spektofotometri biasa, karena mampu
membaca absorbansi sampai tiga satuan.
Spektrofotometer biasanya menggunakan sinar ultra violet, infra merah, atau cahaya
tampak. Pengukuran absorbansi atau transmitansi suatu system di daerah ultra violet (UV)
digunakan lampu deuterium yang menghasilkan sinar dengan oanjang gelombang 190-380 nm.
Pengukuran menggunakan sinar tampak menggunakan lampu iodide yang mampu menghasilkan
sinar 380-1000 nm (Huda 2001). Warna komplementer atau warna kontras adalah warna yang
berkesan berlawan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang
bersebrangan dan terdiri atas warna primer dan sekunder. Warna kontras komplementer yang
diserap oleh spektrofotometer dalam bentuk cahaya monokramatik, yakni dua warna yang saling
bersebrangan (memiliki sudut 180 derajat) dengan kontras yang paling kuat (Goethe 1995). Tujuan
dari praktikum kali ini, yaitu mengenal berbagai cara penggunaan spektrofotometer UV/Vis
dengan menggunakan sampel metilen biru berbagai konsentrasi, mencari nilai transmittan
maksimum, membuat kurva standar dan menentukan konsentrasinya
2.1 Pengertian Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan
cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa
yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di
dalam kuvet.
Sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi
spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar
putih lebih dapat terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating ataupun
celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh
dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek
panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar
monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada
spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan
alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum
tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko dan
suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding.
2.2 Bagian Atau Komponen Spektrofotometer
Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu :
A. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil
dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet
dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari
wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang
(l ) adalah 350 2200 nanometer (nm).
B. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi
beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi).
C. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan
yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan
bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV
dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca
mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar
tampak (visible).
D. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang
gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan
ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital. Dengan
mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan konsentrasinya
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur intensitas
cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum melewati
sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase (% T)
sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T.
2.3 Prinsip Kerja Spektrofotometer
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang
diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi
sampel.
Prisinp kerja dari spektrofotometer dapat di gambarkan sebagai berikut :
3.1 KESIMPULAN
Spektofotometri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relative jika
energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang.
Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen,
sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium.
Spektrofotometri memiliki 4 bagian penting yaitu: sumber cahaya, monokromator, kuvet dan
detector.
Spektofotometri dibagi menjadi 2 jenis, menurut optika sinarnya dan daerah spectrum. Jenis
tersebut juga dibagi menjadi beberapa jenis,
Cahaya dari spektofotometri dilewatkan ke sampel dan diteruskan ke detector.
Kalibrasi terdiri dari kalibrasi alat, matching kuvet, dan membuat spectrum serapan.
Perawatan yang harus dilakukan cairan jangan sampai ada yang tumpah pada alat.