Vous êtes sur la page 1sur 6

Menu

Home

Category

Tools

LIQUENAO.BLOGSPOT.CO.ID

LIQUENAO

Muiz Lab.

PENGETAHUAN ETIKA DAN KODE ETIK PROFESI GURU

20.58.00

ETIKA DAN KODE ETIK PROFESI GURU

A. Ruang Lingkup Etika

Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan
santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat. Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan
tentang moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan
sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam memilih
dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaik-baiknya berdasarkan timbangan moral-moral yang
berlaku.

Dengan adanya etika, manusia dapat memilih dan memutuskan perilaku yang paling baik sesuai dengan
norma-norma moral yang berlaku. Dengan demikian, akan tercipta suatu pola-pola hubungan antar
manusia yang baik dan harmonis, seperti saling menghormati, saling menghargai, tolong menolong, dan
sebagainya. Sebagai acuan pilihan perilaku, etika bersumber pada norma-norma moral yang berlaku.
Sumber yang paling mendasar adalah agama sebagai sumber keyakinan yang paling asasi, filsafat hidup
(di negara kita adalah Pancasila), budaya masyarakat, disiplin keilmuan dan profesi. Dalam dunia
pekerjaan, etika sangat diperlukan sebagai landasan perilaku kerja para guru dan tenaga kependidikan
lainnya.

Dengan etika kerja itu, maka suasana dan kualitas kerja dapat diwujudkan sehingga menghasilkan
kualitas pribadi dan kinerja yang efektif, efisien, dan produktif. Etika kerja lazimnya dirumuskan atas
kesepakatan para pendukung pekerjaan itu dengan mengacu pada sumber-sumber dasar nilai dan moral
tersebut di atas. Rumusan etika kerja yang disepakati bersama itu disebut kode etik. Kode etik akan
menjadi rujukan untuk guru yang profesional dan beretika.

B. Kode Etik Profesi Guru

Kode etik adalah pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagai pedoman dalam berperilaku. Etis
berarti sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang dianut oleh sekelompok orang atau masyarakat
tertentu.Dalam kaitannya dengan istilah profesi, kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi
standar kegiatan anggota suatu profesi.

Gibson andMitchel (1995;449): suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai profesional suatu profesi yang
diterjemahkan dalam standar perilaku anggotanya. Nilai profesional tadi ditandai adanya sifat altruistis
artinya lebih mementingkan kesejahteraan orang lain dan berorientasi pada pelayanan umum dengan
prima.

Kode etik dijadikan standar aktivitas anggota profesi, kode etik itu sekaligus dijadikan pedoman tidak
hanya bagi anggota profesi tetapi juga dijadikan pedoman bagi masyarakat untuk menjaga
kesewenangan penggunaan kode etik.

Kode etik profesional merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas
satu profesi. Pola tatanan itu seharusnya diikuti dan ditaati oleh setiap orang yang menjalankan profesi
tersebut. Kode etik profesional diperlukan dengan beberapa alasan antara lain:

1. Untuk melindungi profesi sesuai dengan ketentuan dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Kode etik ini akan memberikan
kemungkinan profesi dapat mengatur dirinya sendiri dan melaksanakan fungsinya secara otomatis dalam
kendali perundang-undangan yang berlaku.

2. Untuk mengontrol terjadinya ketidaksepahaman dan persengketaan dari para pelaksana. Dengan
demikian kode etik dapat menjaga dan meningkatkan stabilitas internal dan eksternal profesi.

3. Melindungi para praktisi dalam masyarakat terutama dalam kaitan kasus-kasus malapraktek
(praktisi-praktik yang salah). Bila kegiatan praktisi sesuai dengan garis-garis etika, maka perilaku praktisi
dapat dianggap memenuhi standar.

4. Melindungi klien dari praktisi-praktik menyimpang orang-orang yang tidak berwenang secara
optimal.

Meskipun kode etik itu dijadikan sebagai pedoman atau standar pelaksanaan kegiatan profesi, namun
kode etik ini masih memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Beberapa isu tidak dapat diselesaikan dengan kode etik;

2. Ada beberapa kesulitan dalam menerapkan kode etik;


3. Kadang-kadang timbul konflik dalam lingkup kode etik;

4. Ada beberapa isu legal dan etika yang tidak dapat digarap oleh kode etik;

5. Ada beberapa hal yang dapat diterima dalam waktu atau tempat tertentu, mungkin tidak cocok
dalam waktu atau tempat lain;

6. Kadang-kadang ada konflik antara kode etik dengan ketentuan hukum;

7. Kode etik sulit untuk menjangkau lintas budaya;

8. Kode etik sulit untuk menembus berbagai situasi.

Dengan memperhatikan pengertian dan keterbatasan di atas, pekerjaan keguruan memerlukan adanya
kode etik profesional agar layanan yang diberikan oleh para guru dapat terlaksana secara profesional dan
akuntabel. Kode etik profesional sebagai perangkat standar perilaku, dikembangkan atas dasar
kesepakatan nilai-nilai dan moral dalam profesi itu. Dengan demikian kode etik guru dikembangkan atas
dasar nilai dan moral yang menjadi landasan bagi terlaksananya profesi keguruan yaitu Pancasila.

C. Fungsi Kode Etik

Pada dasarnya kode etik berfungsi sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai
pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Gibson andMitchel (1995;449),
sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat
pengguna suatu profesi dalam meminta pertanggungjawaban jika anggota profesi yang bertindak di luar
kewajaran. Secara umum fungsi kode etik guru berfungsi sebagai berikut:

1. Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga
terhindar dari penyimpangan profesi.

2. Agar guru bertanggung jawab atas profesinya.

3. Agar profesi guru terhindar dari perpecahan dan pertentangan internal.

4. Agar guru dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.

5. Agar profesi ini membantu memecahkan masalah dan mengembangkan diri.

6. Agar profesi ini terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.

D. Kode Etik Guru Indonesia

Setiap profesi pasti mempunyai kode etik. Kode etik guru Indonesia merupakan kumpulan nilai-nilai dan
norma-norma yang harus ditaati. Fungsi kode etik profesi kependidikan adalah sebagai landasan moral
dan pedoman tingkah laku setiap guru anggota PGRI dalam menunaikan tugas sebagai guru, baik di
dalam maupun di luar sekolah serta dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Adapun kode etik guru
Indonesia adalah:
1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa Pancasila.

2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan
dan pembinaan.

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk
membina peran serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.

7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sarana-sarana
perjuangan dan pengabdian.

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Melalui berbagai kajian yang dilakukan oleh PGRI, kode etik guru Indonesia telah mengalami berbagai
penyempurnaan disesuaikan dengan berbagai penyempurnaan disesuaikan dengan berbagai tuntutan
yang berkembang. Pengurus Besar PGRI telah menetapkan ketentuan dan rumusan kode etik guru
Indonesia. Saat ini tengah dilakukan sosialisasi ke seluruh guru dan pihak lain yang terkait melalui
jaringan organisasi PGRI. Rumusan lengkap kode etik Indonesia yang terkini sebagai berikut:

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa guru Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah satu
profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
makmur, dan beradab.

Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru Indonesia memiliki kehandalan
yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu
berkembang potensi peserta didik yang beriman dan bertakwa, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Guru Indonesia adalah irisan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, khususnya oleh peserta didik, yang dalam melaksanakan tugas berpegang teguh pada prinsip
Ing ngarsosungtulodho, Ing madya mangu Karso, tutwuri Handayani. Dalam usaha mewujudkan prinsip-
prinsip tersebut guru Indonesia ketika menjalankan tugas-tugas profesionalnya dituntut memiliki
kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

Guru Indonesia bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk mencapai kedewasaan sebagai calon
pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan. Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan
selayaknya tidak mengabaikan peranan guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh
sejajar dengan bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Kondisi seperti itu bisa mengisyaratkan bahwa guru dan profesinya merupakan komponen kehidupan
yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini sepanjang zaman. Hanya dengan pelaksanaan tugas guru
secara profesional hal itu dapat diwujudkan ekstensi bangsa dan negara yang bermakna, terhormat dan
dihormati dalam pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia ini.

Peran guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap
siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif dan produktif sebagai aset
nasional dalam menghadapi persaingan yang makin ketat dan berat sekarang dan di masa datang.

Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan
Kode Etik Guru Indonesia sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam
bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putra-puteri bangsa.

Muiz Ghifari di 20.58.00

Berbagi

:)

:(

=(

^_^

:D
=D

;)

:-bd

:p

:cool

:lv

< Prev Next >

WebVers

Beranda

Beranda

Beranda

Copyright 2014 LiquenAo.blogspot.co.id All Right Reserved . Blogger Templates Design by Muiz Lab. .
Powered by Blogger

Vous aimerez peut-être aussi