Vous êtes sur la page 1sur 23

ANALISIS

KEBUTUHAN PENDIRIAN DAN


PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH
DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS PAJAGAN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBAK


Jl. MULTATULI NO. 5 RANGKASBITUNG
TAHUN 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini pembangunan di segala bidang sedang giat-
giatnya dilaksanakan oleh pemerintah dan salah satunya adalah pembangunan di
bidang kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat perlu
segera dilakukan karena di Indonesia banyak terjadi masalah kesehatan baik di
wilayah pedesaan maupun perkotaan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah
tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan terciptanya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan
dalam hal ini diartikan sebagai suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi yang positif
yang dari kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang memungkinkan seseorang
untuk hidup produktif .
Salah satu tindakan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan
masyarakat dalam mendekatkan akses masyarakat adalah dengan
memperbanyak jumlah Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setingi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas harus didirikan pada setiap
kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat didirikan lebih
dari satu puskesmas. (Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas)
Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran
penduduk yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Hal
ini bisa diartikan bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada
suatu wilayah yang jumlah penduduknya 30.000 jiwa atau kurang dari angka
tersebut. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk 1.000.000 atau
lebih,wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan.
Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat
pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih
efektif untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari-jari 5 km,

2
sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari
3 km, jadi jarak antar Puskesmas adalah 3 sampai 5 km.
Dalam rangka mengefektifkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
maka distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya ditempatkan
pada lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi keruangan. Hal ini
dimaksudkan agar lebih efisien dan merata penyebarannya dalam suatu wilayah
sehingga dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, dampak
pelayanan kepada masyarakat baru akan nampak apabila pelayanan kesehatan
tersebut merata dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan
karakteristik sosial ekonomi yang berbeda.

B. TUJUAN :
1. Sebagai dokumen yang menggambarkan tentang analisis pendirian
Puskesmas Pajagan
2. Sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan Puskesmas
Pajagan agar memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

3
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Tinjauan Geografi
Puskesmas Pajagan merupakan unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten Lebak dengan jarak 13 km dari Pusat

Pemerintahan Kabupaten Lebak,dengan luas wilayah 40.230 Km2.

Secara historis Puskesmas Pajagan awalnya merupakan

Puskesmas Pembantu dari Puskesmas Sajira, dan tahun 2007 ditetapkan

statusnya menjadi Puskesmas (induk), sehingga di Kecamatan Sajira

terdapat dua Puskesmas yaitu Puskesmas Sajira dan Puskesmas Pajagan

dengan status Puskesmas non rawat inap.

Wilayah kerja puskesmas Pajagan memiliki batas-batas yang terdiri dari :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Maja dan Curugbitung

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cimarga dan Sajira

3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Sajira

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Rangkasbitung

Wilayah kerja Puskesmas Pajagan meliputi tujuh desa yaitu :

1. Desa Pajagan

2. Desa Ciuyah

3. Desa Parungsari

4. Desa Mekarsari

5. Desa Bungurmekar

6. Desa Calungbungur

7. Desa Paja

4
KETERANGAN :
Jalan Raya Cipanas Rangkasbitung
Jalan Desa Puskesmas
Sungai Ciberang Balai Desa

Gambar 1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Pajagan

Letak geografis wilayah kerja Puskesmas Pajagan sebagian besar

berada di daerah perbukitan yang diselingi areal persawahan dan

perkebunan dengan 7 Desa yang terdiri dari Rukun Tetangga (RT)

sebanyak 167, Rukun Warga (RW) sebanyak 52. Jarak RW atau kampung

yang terdekat dengan puskesmas adalah Kampung Pajagan/Desa Pajagan

5
dan yang terjauh adalah Kampung Panunggangan yang berada di Desa

Calungbungur yaitu berjarak 10 km dari titik lokasi Puskesmas Pajagan

Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.

B. Tinjauan Demografi
Sebagian besar wilayah merupakan areal pertanian dan perkebunan

sehingga mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani atau

buruh tani. Penduduk selain sebagai sasaran program juga berperan sebagai

pelaku dalam proses pembangunan, berkaitan dengan hal ini maka manusia

sebagai pelaku dalam proses pembangunan adalah merupakan sumber

potensi dalam menentukan keberhasilan terhadap pembangunan itu sendiri.

Fokus pelayanan ada pada UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) dan UKM

(Upaya Kesehatan Masyarakat). Berikut tabel data kependudukan di wilayah

kerja Puskesmas Pajagan, yaitu:

Tabel 1
Data Penduduk di Puskesmas Pajagan
Tahun 2016

NO DESA L P KK
1 PARUNGSARI 2075 2034 4109 1056

2 CIUYAH 2480 2432 4912 1214

3 PAJAGAN 1988 1991 3979 972

4 MEKARSARI 1518 1420 2938 742

5 CALUNGBUNGUR 1529 1476 3005 1072

6 BUNGURMEKAR 1245 1160 2405 595

7 PAJA 908 867 1775 774

11743 11380 23123 6425


Sumber : Data BPS 2016

6
Jumlah penduduk berdasarkan tabel di atas, yang terbanyak berada di Desa

Ciuyah dengan jumlah penduduk sebanyak 4.912 jiwa dan jumlah penduduk

paling sedikit berada di Desa Paja sebanyak 1.775 Jiwa. Sedangkan untuk

distribusi penduduk lebih banyak laki-laki dibanding wanita, yaitu 50,78%.

7
BAB III
ANALISIS SARANA DAN BANGUNAN FISIK

A. Tinjauan Sarana dan Prasarana


Kondisi gedung pelayanan terdiri dari satu atap dengan kontur tanah rata.
Namun dengan melihat jumlah kunjungan rata-rata per hari 130 pasien dan ruang
yang tersedia saat ini untuk masing-masing unit dinilai kurang luas, sehingga
terasa ketidaknyamanan bagi pasien maupun karyawan. Puskesmas Pajagan
tidak memiliki Puskesmas Pembantu, dan tidak dilengkapi dengan pelayanan
rawat inap.

Matriks evaluasi kondisi Puskesmas Pajagan berdasarkan


Permenkes No 75 Tahun 2014

1. Persyaratan lokasi
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1.1 Geografis
a. Tidak ditepi lereng tidak
b. Tidak didekat kaki gunung tidak
rawan longsor
c. Tidak di tepi anak tidak
sungai/sungai atau badan air
yg mengikis pondasi
d. Tidak diatas /dekat jalur tidak
patahan aktif
e. Tidak didaerah rawan tidak
tsunami
f. Tidak didaerah rawan banjir tidak
g. Tidak dalam zona topan tidak
h. Tidak didaerah rawan badai tidak
1.2 Akses jalur transportasi umum Mudah dijangkau Terletak dijalur
utama pusat
pemerintahan
Kecamatan
Pajagan
1.3 Kontur tanah rata
1.4 Fasilitas parkir cukup memadai
1.5 Fasilitas Keamanan ada

8
1.6 Ketersediaan fasilitas utilitas publik tersedia Air bersih
dengan Sumur
Gali, limbah
dikelola septik
tank ( tersedia
IPAL limbah
medis maupun
limbah
domestik)
1.7 Pengelolaan kesehatan lingkungan sudah bekerjasama
dengan jasa
pengelola limbah
medis
1.8 Kondisi lainnya tidak dibawah / di
daerah SUTET

2. Persyaratan Bangunan Puskesmas


a. Arsitektur bangunan/Tata Ruang
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Rancangan tata ruang memperhatikan kurang memadai/
fungsi sebagai fasilitas kesehatan kurang luas
2 Bangunan diselenggarakan sesuai sesuai
peruntukan lokasi
3 Tata ruang puskesmas mengikuti
peraturan
tata ruang daerah
a. Nilai koefisien bangunan tidak sesuai
maksimal 60 %
b. Nilai koefisien lantai bangunan tidak sesuai
maksimal 1,8
c. Nilai koefisien daerah hijau tidak sesuai
minimal 15 %
d. Garis sempadan bangunan dan sesuai
garis sempadan pagar

b. Desain
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Tata letak ruang pelayanan pada tidak sesuai
bangunan puskesmas
memperhatikan zona puskesmas
sebagai bangunan fasilitas kesehatan

9
2 Tata letak diatur dengan tidak sesuai
memperhatikan zona infeksius dan
zona non infeksius
3 Zona berdasarkan privasi kegiatan
a.Area Publik sesuai
b.Area semi publik tidak sesuai
c.Ruang privat tidak sesuai
4 Zone berdasarkan pelayanan tidak sesuai
5 Pencahayaan dan penghawaan yang sesuai
aman dan nyaman bagi semua
bagian bangunan
6 Tersedianya fasilitas pendingin untuk tersedia
menyimpan obat obat khusus dengan
suplai listrik yang tidak boleh terputus
7 Lebar koridor dengan standar 2,4 tidak ada
meter dan tinggi 2,8 meter
Dan bila ada perbedaan ketinggian
permukaan pijakan dibuat ram
dengan kemiringan 7o

3. Persyaratan Ruangan
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Ruang Administrasi Kantor ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
2 Ruang Kepala puskesmas ada
3 Ruang Rapat tidak ada
4 Ruang Pendaftaran dan Rekam ada tapi kurang Terlalu
medis mamadai sempit
5 Ruang Tunggu ada Di luar
6 Ruang Tindakan Kegawat daruratan ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
7 Ruang Pemerikasaan Umum ada, memadai
8 Ruang KIA /KB ada, memadai
9 Ruang kesehatan anak dan imunisasi ada
10 Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut ada
11 Ruang ASI tidak ada
12 Ruang Promosi kesehatan tidak ada
13 Ruang Farmasi ada
14 Ruang persalinan ada,kurang memadai Terlalu
sempit
sehingga
menyulitkan

10
petugas
untuk
melakukan
tindakan
15 Ruang rawat pasca persalinan Tidak ada
16 Ruangan tindakan Belum ada Menjadi
satu dengan
ruang IGD
17 Ruangan rawat inap Tidak ada
18 Kamar mandi/WC Pasien( laki-laki Ada Tidak
dan perempuan terpisah) terpisah
laki-laki dan
perempuan
19 Laboratorium Ada Lokasi
terpisah
denganbang
unan induk
Puskesmas
20 Ruangan Cuci linen Belum ada
21 Ruang sterilisasi Belum ada
22 Ruang penyelenggaraan makanan Tidak ada Non ranap
23 Km/ wc pasien Ada tapi kurang Tidak
memadai dipisahkan
antara WC
laki laki dan
WC
perempuan
24 KM/WC untuk petugas Ada tapi kurang
memadai
25 Ruangan jaga petugas Tidak ada
26 Gudang umum Belum ada
27 Rumah tenaga kesehatan Ada Alih manfaat
menjadi
ruang
laboratorium
dan TB dan
surveilans
28 Parkir roda 2 dan roda 4 serta garasi Parkir roda 2 ada,
amulan dan kendaraan puskesmas parkir roda 4 ada
keliling

11
5. Persyaratan komponen bangunan
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Atap
a. Kekuatan atap tahan Memadai
terhadap bencana , tidak
bocor ,tahan lama dan
tidak menjadi perindukan
vektor
b. Material tidak korosif dan Memadai
tidak mudah terbakar
2 Langit langit
a. Langit langit harus kuat, Memadai
berwarna terang, mudah
dibersihkan,tanpa profil,
tanpa sambungan
b. Ketinggian minimal 2,8 m Memadai
dari lantai
3 Dinding
a. Material dinding harus Memadai
keras, rata, tidak
berpori,tidak menyebabkan
silau, kedap air, mudah
dibersihkan
b. Dinding KM/WC kedap air Memadai
dan dilapisi keramik
setinggi 150 cm
c. Dinding laboratorium harus Tidak Memadai
tahan bahan kimia tidak
berpori dan mudah
dibersihkan
4 Lantai harus kuat, tahan air, tidak Memadai
licin, berwarna terang dan mudah
dibersihkan

12
5 Pintu dan jendela
a. Lebar pintu utama dan Tidak memadai
ruang gawat darurat
minimal 120 cm agar dapat
dilalui brankar, pintu yg
bukan akses brankar lebar
bukaan 90 cm dan terbuka
keluar
b. Pintu KM/WC penyandang Tidak ada
disabilitas lebar bukaan 90
cm dan terbuka keluar
c. Material pintu KM/WC Ada tapi kurang
harus kedap air Memadai
6 Kamar mandi (KM )/ WC
a. Memiliki ruang gerak yang Ada, cukup
cukup untuk masuk dan memadai
keluar pengguna
b. Lantai terbuat dari bahan Ada
yang tidak licin dan air
buangan tidak boleh
menggenang
c. Pintu harus mudah dibuka Ada
dan ditutup
d. Kunci dipilih sedemikian Ada, kurang
rupa agar mudah dibuka memadai
pada kondisi darurat
e. Pemilihan kloset Tidak Ada
disesuaikan dengan
kebutuhan dan kebiasaan
pengguna
f. Minimal disediakan satu Tidak ada
kamar madi khusus
penyandang disabilitas

13
7 Aksesabilitas penyandang
disabilitas dan lansia
a. Umum Ya
Puskesmas menyediakan
fasilitas dan aksesabilitas
demi terwujudnya
kemudahan,kenyamanan
dan keamanan
b. Persyaratan teknis yang
meliputi :
1. Kamar mandi/WC Tidak ada
2. Tempat parkir Ada
3. Telepon umum Tidak ada
4. Jalur Pemandu Tidak ada
5. Rambu/marka Ada
6. Tangga Tidak ada 1 lantai
7. Pintu Ada
8. Ram Tidak ada 1 lantai

6. Persyaratan prasarana puskesmas


No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
6.1 Sistem penghawaan ( ventilasi )
6.1.1 Ventilasi merupakan proses Memadai
mensuplai udara segar kedalam
gedung yang bertujuan
menghilangkan gas yang tidak
menyenangkan,menghilangkan
uap air terlebih untuk
kenyamanan termal
6.1.2 Ventilasi ruangan dapat Memadai
berupa ventilasi alami atau
mekanis, ventilasi alami tidak
boleh kurang dari 15% dari luas
lantai ruangan yang memutuhkan
ventilasi
6.1.3 Besaran pertukaran udara di Ruangan :
berbagai fungsi ruangan adalah Memadai

14
12 kali pertukaran per jam dan 10 KM/WC:
kali pertukaran udara per jam Tidak memadai
untuk KM/WC
6.1.4 penghawaan dalam ruangan Kurang memadai
perlu memperhatikan 3 elemen
dasar 1) Jumlah udara berkualitas
baik yang masuk raungan dalam
waktu tertentu 2) arah aliran
udara yg seharusnya mengalir
dari area bersih ke area
terkontaminasi serta distribusi
udara keluar dalam setiap
ruangan dialirkan secara efisien
3)setiap ruangan diupayakan
udara bergerak dan terjadi
pertukaran udara
6.1.5 pemilihan sistem ventilasi Memadai
alami dan mekanik atau
campuran dengan memperhatikan
kondisi lokal seperti struktur
bangunan, cuaca, biaya dan
kualitas udara luar
6.2 Sistem Pencahayaan
6.2.1 Bangunan puskesmas harus Memadai
mempunyai sistem pencahayaan
alami dan/ buatan
6.2.2 Pencahayaan harus Memadai
terdistribusi merata disetiap ruang
6.2.3 Lampu lampu yang
digunakan diupayakan jenis yang
hemat energi
6.3 Sistem Sanitasi
6.3.1 sistem air bersih Memadai
6.3.1.1Sistem air bersih harus Memadai
direncanakan dan dipasang
dengan mempertimbangkan
sumber air bersih dan sistem
pengalirannya
6.4 Kamar mandi (KM )/ WC
a. Memiliki ruang gerak yang Ada, kurang
cukup untuk masuk dan memadai
keluar pengguna
b. Lantai terbuat dari bahan ada

15
yang tidak licin dan air
buangan tidak boleh
menggenang
c. Pintu harus mudah dibuka Ada, kurang
dan ditutup memadai
d. Kunci dipilih sedemikian Ada, kurang
rupa agar mudah dibuka memadai
pada kondisi darurat
e. Pemilihan kloset Ada, kurang
disesuaikan dengan memadai
kebutuhan dan kebiasaan
pengguna
f. Minimal disediakan satu Tidak ada
kamar madi khusus
penyandang disabilitas
6.5 Aksesabilitas penyandang Kurang memadai
disabilitas dan lansia
Puskesmas menyediakan
fasilitas dan aksesabilitas
demi terwujudnya
kemudahan,kenyamanan
dan keamanan

16
BAB IV
ANALISIS RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN TENAGA
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah penduduk Kecamatan Pajagan Kabupaten Lebak pada tahun 2016


adalah 23.123, dengan perincian 11.743 orang laki-laki dan 11.380 orang
perempuan (Tabel 1.) Luas wilayah Kecamatan Pajagan 40,23 km , sehingga
kepadatan penduduk di Kecamatan Pajagan adalah 574 jiwa per kilometer
persegi. Kepadatan jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap pelayanan
kesehatan yang dilakukan

Tabel
Distribusi Penduduk Desa berdasar Jenis Kelamin dan Jumlah KK
NO DESA L P KK
1 PARUNGSARI 2075 2034 4109 1056

2 CIUYAH 2480 2432 4912 1214

3 PAJAGAN 1988 1991 3979 972

4 MEKARSARI 1518 1420 2938 742

5 CALUNGBUNGUR 1529 1476 3005 1072

6 BUNGURMEKAR 1245 1160 2405 595

7 PAJA 908 867 1775 774

11743 11380 23123 6425

17
Tabel
Data Wilayah Pelayanan Di Puskesmas Pajagan
Tahun 2016

Jumlah
Luas Jarak ke Wkt tempuh
Jumlah
No Desa Wil PKM terjauh ke
KK
(Ha) (km) PKM (menit)
RT RW

1 Parungsari 628 11 10 16 6 1052

2 Ciuyah 795 5 10 12 `6 1180

972
3 Pajagan 1442 16 10 15 6

4 Mekarsari 530 0.5 10 23 5 881

5 Bungurmekar 548 2 20 12 4 604

6 Calungbungur 552 3 20 21 4 795

7 Paja 629 12 25 6 3 502

JUMLAH 40.230 34 5986

Sumber : Data BPS Tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Desa Pajagan mempunyai

wilayah paling luas, sementara jumlah Kepala Keluarga (KK) terbanyak

berada di Desa Ciuyah.

Ketenagaan
Sumber daya manusia merupakan penggerak dari sistem kesehatan yang

18
penting bagi terlaksananya pelayanan kesehatan. Adapun sumber daya

manusia yang ada di Puskesmas Pajagan tahun 2016 ada pada tabel

berikut ini :

Tabel
Data Ketenagaan Puskesmas Pajagan
Tahun 2016
STATUS
NO JENIS KETENAGAAN YANG ADA
KEPEGAWAIAN

1 S2 2 ASN

2 Dokter Umum 2 ASN

3 Dokter gigi 1 ASN

4 DIII & Sarjana (S1)

a. Kesmas 4 2 ASN, 2 SS

b. Sarjana (umum) 1 ASN

c. Ners 1 Suporting Staf

d. DIV Kebidanan 3 3 ASN

e. DIII Kebidanan 14 4 ASN, 7 PTT

f. Akper 6 Supporting Staff

f. Akademi Gizi 1 ASN

g. Akademi Kesling 1 ASN

h. Akademi Gigi 1 ASN

i. Ahli Farmasi 0 ASN

j. Analis (Lab) 0 ASN

k. Ahli Komputer 0 ASN

5 Perawat (SPK) 1 ASN

6 Tenaga Kebersihan Sukwan


1
(SLTP)

JUMLAH 38
Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas Pajagan per Desember 2016

19
Dapat dilihat pada tabel di atas, bahwa jumlah seluruh staf Puskesmas

Pajagan berjumlah 38 orang dengan rincian status kepegawaian yaitu 19

ASN, 7 PTT, 12 Supporting Staff. Dengan komposisi yang ada, Puskesmas

Pajagan masih membutuhkan sejumlah pegawai dengan kualifikasi atau

keahlian sebagai apoteker/asisten apoteker, analis, ahli komputer dan

nutrisionis yang berstatus ASN atau sekurang-kurangnya berstatus tenaga

kontrak/sejenisnya sehingga untuk penggajiannya tidak menjadi beban

puskesmas.

Tenaga kesehatan menurut Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang


Puskesmas adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Kebutuhan SDM kesehatan
pada dasarnya dapat ditentukan berdasarkan:
1 Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat.
1. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan.
2. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.
3. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu.
Determinan lain yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM
adalah:
1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli,
maupun keadaan sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.
2. Pertumbuhan ekonomi.
3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. (Kepmenkes No. 81
Tahun 2004).
Salah satu metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan
rasio terhadap sesuatu nilai (Ratio Method). Langkah awal menentukan rasio
dari tenaga terhadap suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk. Perkiraan
kebutuhan jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu diperoleh dengan
membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan rasio yang ditentukan.

20
Rasio dokter terhadap penduduk bervariasi dalam suatu daerah, mulai dari 1 :
5.000 sampai 1 : 2.500, atau rata-rata 1 : 4.000. Bila proyeksi penduduk pada
tahun target adalah satu juta dengan rasio pada tahun target yang diinginkan
sebesar 1 : 4.000, kebutuhan dokter yang diperlukan adalah = 1.000.000 :
4.000 = 250 dokter Full Time Equivalent (FTE).

Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan


Analisis data secara deskriptif menggunakan beberapa rumus berikut.
1. Analisis standar kebutuhan tenaga medis (dokter)
P
TM = ----- .................... (1)
Km
Keterangan :
TM = Kebutuhan tenaga medis
P = Penduduk daerah
Km = Konstanta medis (5.000)

2. Analisis standar kebutuhan tenaga keperawatan


P
TK = ----- .................... (2)
Kk
Keterangan :
TK = Kebutuhan tenaga keperawatan
P = Penduduk daerah
Kk = threshold (konstanta) keperawatan (1.250)

Hasil dan Pembahasan


1. Tenaga medis
Tenaga medis adalah tenaga kesehatan yang meliputi dokter umum, dokter
spesialis, dan dokter gigi. Tenaga medis merupakan tenaga kesehatan yang
sangat vital perannya dalam pembangunan kesehatan. Mengingat pentingnya
peran tenaga medis dalam pelayanan kesehatan, maka tenaga medis sering
dikaitkan dengan threshold (jumlah penduduk) tertentu. Dokter yang
merupakan tenaga kesehatan vital, memiliki threshold 5.000. Artinya, untuk

21
setiap 5.000 penduduk perlu disediakan 1 orang dokter. Analisis ini sering
digunakan sebagai dasar dalam penentuan standar kebutuhan tenaga medis.
per Desember 2016, Puskesmas Pajagan memiliki tenaga medis 2 dokter
umum dan 1 dokter gigi. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Pajagan adalah 23.123 jiwa. Sementara standar kebutuhan tenaga medis
berbasis threshold sebesar 4-5 orang. Artinya, ada selisih antara ketersediaan
tenaga medis riil dengan standar kebutuhan berjumlah 2-3 orang dokter.

2. Tenaga keperawatan
Tenaga keperawatan mencakup tenaga perawat dan bidan. Data per bulan
Desember 2016 menunjukkan Puskesmas Pajagan memiliki 7 orang tenaga
perawat dan 17 orang tenaga bidan (termasuk bidan desa) dan 1 orang
perawat gigi. Secara keseluruhan, Puskesmas Pajagan pada tahun 2016
memiliki tenaga keperawatan 25 orang. Sementara standar kebutuhan tenaga
medis berbasis threshold sebesar 18 orang. Artinya, sudah melebihi standar
kebutuhan.
Berdasarkan analisis kebutuhan tenaga medis dengan metode threshold di
atas, sesuai dengan standar kebutuhan tenaga berdasarkan Permenkes No
75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Puskesmas Pajagan masih kekurangan
tenaga dokter sebanyak 3 orang..
Terkait dengan tenaga kesehatan, langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh Puskesmas Pajagan adalah segera berupaya menambah tenaga medis
dengan mengusulkan ke dinas kesehatan agar pelayanan yang diberikan
lebih optimal.

22
BAB V
KESIMPULAN

1. Berdasarkan beberapa analisis diatas maka pendirian Puskesmas Pajagan


dari tinjauan jumlah penduduk, letak geografis sudah memenuhi
persyaratan, karena akan lebih mendekatkan akses masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Berdasarkan analisis kondisi fisik bangunan sudah tidak memenuhi
persyaratan karena luas bangunan sudah tidak sesuai dengan jumlah
kunjungan pasien yang cukup banyak, juga sudah tidak sesuai dengan
kebutuhan ruangan bagi para pengelola program, sehingga mengurangi
kenyamanan, keamanan dan kemudahan pelayanan.
3. Berdasarkan tinjauan kebutuhan tenaga, didapatkan bahwa Puskesmas
Pajagan masih kekurangan tenaga dokter, apoteker, asisten apoteker,
analis dan nutrisionis sehingga belum memenuhi persyaratan minimal jenis
ketenagaan baik ditinjau dari segi rasio, maupun dari segi standar minimal
jenis ketenagaan berdasar Permenkes 75 Tahun 2014.
4. Untuk itu perlu diusulkan untuk rehabilitasi fisik bangunan dan pemenuhan
jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang kurang.

Rangkasbitung, Maret 2017

Tim Analisis

23

Vous aimerez peut-être aussi