Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Rumah Sakit
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Pengertian Rumah sakit menurut beberapa ahli :
a. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam Pasal 1
menyebutkan pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selanjutnya
dikatakan bahwa Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.8
b. Menurut Permenkes No. 1045/MENKES/PER/XI/2006, Suatu fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan
yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan panjang yang terdiri
dari observasi, teurapeutik, rehabilitatif untuk orang yang menderita sakit, cedera
dan melahirkan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk tenaga kesehatan dan
penelitian.9
c. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis professional
yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan
pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis
serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.10
B. Tujuan Komunikasi
Menurut Mundakir (2006), tujuan komunikasi secara umum ada 4 yaitu :13
a. Agar pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti orang lain ( komunikan ) Dalam
menjalankan perannya sebagai komunikator, perawat perlu menyampaikan pesan
dengan jelas,lengkap,dan sopan.
b. Memahami orang lain
Sebagai komunikator, proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan
baik bila perawat tidak dapat memahami kondisi atau apa yang diinginkan oleh
pasien (komunikan).
c. Supaya gagasan dapat diterima orang lain
Selain sebagai komunikator, perawat juga sebagai educator yaitu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien. Peran ini akan efektif dan berhasil bila apa
yang disampaikan oleh perawat dapat dimengerti dan diterima oleh pasien.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Upaya ini dapat dilakukan dengan pendekatan yang persuasive dan demonstrative
agar komunikan dapat melakukan dengan benar apa yang diharapkan
komunikator.
C. Manfaat Komunikasi
komunikasi didalam sebum pelayanan kesehatan sangat penting, dalam rangka
meningkatkan kelancaran pekerjaan pelayanan kepada pelanggan, manfaat
komunikasi adalah :
1. Komunikasi menimbulkan rasa kesetiakawanan dan loyalties dal am organisasi
pelayanan kesehatan.
2. Komunikasi meningkatkan kegairahan bekerja para petunias pelayanan
kesehatan dal am memberikan pelayanan kepada klien.
3. Komunikasi meningkatkan moral dan disiplin yang tinggi para petugas
pelayanan kesehatan.
4. Dengan mengadakan komunikasi, semua petugas pelayanan dapat mengetahui
keadaan bidang pekerjaan yang menjadi tugasnya.
5.Dengan komunikasi semua petugas kesehatan dapat mengetahui kebijakan,
peraturan - peraturan yang telah ditetapkan.
6. Komunikasi meningkatkan rasa tanggung jawab petunias kesehatan.
7. Komunikasi menimbulkan adanya saling pengertian antara pegawai dan klien.
8. komunikasi meningkatkan kerjasama antara petugas kesehatan dan klien dalam
proses penyembuhan.
D. Klasifikasi Komunikasi
menurut susatyo ( 2014 ), komunikasi diklasifikasikan menjadi beberapa macam,
tergantung dari aspek tujuannya, yaitu :
1. Komunikasi menurut lawan komunikasinya
a. Komunikasi pribadi, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam bentuk satu
lawan tanpa diketahui orang lain
b. Komunikasi umum, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam bentuk banyak
lawan.
C. Komponen Komunikasi
Menurut Effendi ( 2002 ), komunikasi terdiri dari lima komponen, yaitu :14
1. Komunikator
Komunikator adalah orang yang memprakarsai adanya komunikasi. Prakarsa
timbul karena jabatan, tugas, wewenang, tanggung jawab, ataupun adanya suatu
kegiatan atau perasaan yang ingin disampaikan.
2. Komunikan
Komunikan adalah orang yang menjadi objek komunikasi, yakni pihak yang
menerima berita atau pesan dari komunikator. Dalam dunia keperawatan, komunikan
dapat bersifat perorangan, keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
3. Pesan
Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam komunikasi. Pesan dapat
berupa ide, pendapat, pikiran, maupun saran. Definisi lain dari pesan adalah
rangsangan yang disamaikan oleh sumber kepada sasaran. Penyampaian esan banyak
macamnya, dapat berupa kata-kata (verbal) maupun bukan kata-kata (nonverbal),
seperti gerakan tubuh, gerakan tangan, ekspresi wajah, maupun gambar.
4. Media
Media adalah segala sarana yang dipergunakan oleh komunikator untuk
menyampaikan pesan. Saluran komunikasi dapat berbentuk panca indra manusia
maupun alat teknologi.
5. Efek
Efek adalah hasil dari suatu komunikasi. Hasil tersebut dapat berupa terjadinya
perubahan pada diri sasaran. Perubahan dapat ditemukan pada aspek pengetahuan,
sikap, maupun tingkah laku.
Ketujuh faktor tersebut saling berhubungan dan saling memengaruhi satu sama
lain. Sumber yang tidak memiliki kredibilitas tinggi dapat memengaruhi pemilihan
pesan yang disampaikan serta media yang digunakan. ( suryani 2014 komunkasi
terapeutik teori dan praktik )
a) Penampilan personal
Bentuk fisik seta cara berpakaian, dan berhias menunjukan kepribadian, status
social, agama, pekerjaan, dan konsep diri seseorang.walaupun penampilan tidak
sepenuhnya mencerminkan kemampuan, tetapi penampilan dapat memengaruhi
perawat didalam membina hubungan terapeutik.
b) Intonasi
Nada suara juga harus diperhatikan oleh perawat, karena emosi seseorang dapat
secara langsung memengaruhi nada suara perawat.
c) Ekspresi wajah
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat enam keadaan emosi utama yang
tampak melalui ekspresi wajah, yaitu terkejut, takut, marah, jijik, bahagia, dan
sedih ( Ellis, Gates, dan Kenworthy,2000)
d) Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap, emosi, konsep diri, dan
keadaan fisik (Stuart dan Laria, 2001). Karena langkah dan sikap tubuh dapat
dipengaruhi oleh faktor fisik seperti rasa sakit, obat atau fraktur.
e) Jarak
Jarak yang terlalu jauh menyebabkan perawat sulit untuk merespons secara
tepat, karena perawat tidak bisa melakukan active listening. Jarak intim antara
+
pasien dan perawat adalah 45 cm, jarak personal adalah + 1,5 m, Jarak sosial
adalah 1,5 18m.
f) Sentuhan
Sentuhan dapat menimbulkan reaksi yang positip ataupun negative , bergantung
pada orang yang terlibat di dalam komunikasi tersebut. Sentuhan sangat penting,
karena sentuhan dapat menunjukan asa empati perawat kepada pasiennya.
7. Diam
Diam digunakan untuk memberikan kesempatan kepada pasien sebelum
menjawab pertanyaan perawat.Diam memberikan kesempatan kepada pasien dan
perawat untuk beripikir.
8. Memberi Informasi
Informasi merupakan tindakan penyuluhankesehatan untuk pasien. Informasi
yang diberikan harus dapat memberikan pengertian dan pemahaman tentang masalah
yang dihadapi pasien, serta dapat membantu dalam menyelesaikan masalah.
9. Menyimpulkan
Tekhnik komunikasi yang membantu klien menemukan point penting dari
interaksi antara perawat dan pasien.
10. Mengubah cara pandang
Mengubah cara pandang pasien pasien , sehingga tidak menilai dari aspek
negatifnya saja.
11. Eksplorasi
Tekhnik ini bertujuan untuk mencari atau menggali lebih jauh masalah yang
dialami klien, sehingga masalah tersebut dapat teratasi.
12. Membagi Presepsi
Menurut Stuart dan Laraia 2001 dalam Suryani, 201, membagi presepsi adalah
meminta pendapat pasien tentang hal yang perawat rasakan atau pikirkan. Tekhnik
ini digunakan ketika perawat merasakan atau melihat adanya perbedaan antara respon
verbal dan respon nonverbal klien.
13. Mengidentifikasi tema
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan pasien, serta harus
mampu menangkap tema dari pembicaraan tersebut. Tujuannya adalah meningkatkan
pengertian dan menggali masalah penting.
14. Humor
Humor digunakan sebagai tekhnik distraksi untuk mengatasi perasaan stress dan
depresi. Dengan melakukan humor, otot-otot yang tadinya tegang menjadi kendur,
perasaan yang kacau akan menjadi terhibur.
15. Memberi Pujian
Seseorang cenderung berinteraksi apabila ia merasa interaksi tersebut
menguntungkan, baik secara psikologis maupun ekonomis (Rahmat,2005).
2.2.3 Perawat
A. Pengertian Perawat
Pengertian perawat menurut beberapa ahli, yaitu :
1. Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 16
2. Menurut ICN (International Council of Nursing, 1965) Perawat adalah seseorang
yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di
negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.17
B. Fungsi Perawat
Menurut Cecep (2013), fungsi perawat adalah sebagai berikut :18
1. Fungsi Independen
Pada tindakan ini perawat tidak membutuhkan perintah dari dokter, dan ini
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan oleh perawat.Tindakan keperawatan
yang dilakukan harus berdasarkan ilmu keperawatan.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas instruksi dari
dokter atau tindakan pelimpahan tugas yang diberikan kepada perawat.
3. Fungsi Interdependen
Merupakan fungsi keperawatan yang dilakukan dalam bentuk tim yang saling
bergantung antara satu dengan yang lain. Pada fungsi ini dibutukan kerjasama yang
baik antara anggota satu tim.
C. Peran Perawat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 dalam cecep 2013
terdiri dari :18
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia dengan menggunakan
proses pemberian asuhan keperawatan yang dapat dilakukan mulai dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
2. Advokat Klien
Peran perawat sebagai advokat adalah dengan menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khusunya dalam pengambilan
persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
3. Edukator
Peran ini dilakukan oleh perawat dengan cara membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan penjelasan
tentang tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Koordinator
Perawat melaksanakan peran ini dengan cara mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.
5. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan
Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.
7. Peneliti / Pembaharu
Peran perawat sebagai peneliti dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
Menurut Asmuji (2012), disebutkan lima dimensi mutu yang menjadi dasar
untuk mengatur kepuasan pelanggan antara lain sebagai berikut :21
a. Tangible (wujud nyata)
Dimensi wujud nyata adalah segala hal yang langsung dapat dirasakan dan
dinikmati klien melalui indra penglihatannya pada saat menjadi konsumen
pelayanan keperawatan. Wujud nyata tersebut dapat berupa fasilitas fisik
(kebersihan, ketersediaan) peralatan (kecukupan, kecanggihan), personel
(penampilan), dan media komunikasi (ketersediaan) yang dapat dirasakan
langsung oleh pelanggan.
b. Reliability (keandalan)
Dimensi keandalan adalah kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
tepat dan terpercaya. Pelayanan yang terpercaya artinya adalah kompeten dan
konsisten.
c. Responsivenness (ketanggapan)
Dimensi ketanggapan adalah kesediaan / kemauan untuk membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.
d. Assurance (jaminan kepastian)
Dimensi jaminan kepastian adalah kegiatan untuk menjamin kepastian
terhadap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Guna menjamin kepastian
tersebut seorang perawat harus dibekali pengetahuan, sikap dan kemampuan
yang mumpuni untuk memberikan rasa percaya dan keyakinan atas pelayanan
yang diberikan kepada pelanggan.
e. Emphaty (Empati)
Dimensi empati adalah membina hubungan dan memberikan pelayanan serta
perhatian secara individual kepada pelanggannya. Dimensi empati ini dalam
pelayanan keperawatan dapat diaplikasikan dalam bentuk mendengarkan keluhan
pasien, menyapa pasien, dan perhatian perhatian lainnya yang tentu dalam
batas batas hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
3. Responsiveness
4. Ansurance
Sumber : Effendi,200214, Lairra dan Stuart, 2001 dalam Suryani,201412, dan Asmuji,
201221
2.6 Hipotesis
Terdapat dua hipotesis pada penelitian ini :
2.6.1 Tidak ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSUD Raden Mattaher Jambi.
2.6.2 Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan
pasien rawat inap kelas III di RSUD Raden Mattaher Jambi.