Vous êtes sur la page 1sur 17

MAKALAH

PENYEMPURNAAN PEKERJAAN
AUDIT & TANGGUNG JAWAB
POS AUDIT

Dosen Pembimbing :
Masyhad, Drs, M.Si, Ak

Disusun Oleh :
FICKY ZULANDA PUTRA (15321032)
SEPTIANA FAJARYANTI (15321030)
FARAH ERDIANA RISKA (15321034)
ZHALSABILA WIDYA K. (15321012)

Program Studi :
AKUNTANSI (KELAS A PAGI)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini
sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus.
Keputusan yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini untuk mencapai hasil audit
yang optimal. Berbagai prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan
bukti tambahan yang dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi
kesimpulan akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan
keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara keseluruhan. Prosedur-
prosedur yang diterapkan pada tahap penyelesaian audit mempunyai beberapa
karakteristik khusus, yaitu:
1. Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus transaksi maupun saldo
rekening tertentu.
2. Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca.
3. Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangan subyektif
auditor.
4. Prosedur-prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau
akuntan senior yang berpengalaman.
Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini
diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin.
Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang
tersedia untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai
keadaan yang sebenarnya.
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu, terutama
ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan
audit. Auditor harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan
professional yang baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan.
Tanggung jawab auditor dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut
ini:
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan
2. Mengevaluasi temuan
3. Berkomunikasi dengan klien
Setelah menjelaskan aktivitas yang terlibat dalam penyelesaian audit, kemudian harus
diberikan pertimbangan pada tanggung jawab auditor setelah audit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan?
2. Bagaimana mengevaluasi temuan?
3. Bagaimana berkomunikasi dengan klien?
4. Bagaimana tanggung jawab setelah audit?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan;
2. Untuk mengetahui bagaimana mengevaluasi temuan;
3. Untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan klien;
4. Untuk mengetahui tanggung jawab setelah audit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prosedur Penyelesaian Pekerjaan Lapangan
Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah pada tahap
akhir auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus mereview kertas
kerja yang dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan kuesioner pengendalian
intern dan program pengujian subtantif, untuk memperoleh keyakinan bahwa semua
informasi yang diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan audit telah terkumpul
semua. Untuk itu dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan
prosedur audit spesifik untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :
1. Melakukan review atas peristiwa kemudian.
2. Membaca notulen rapat
3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
4. Mendapatkan surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis

1) Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian


Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak
terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca.
AU 560, Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor juga mempunyai tanggung
jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang:
Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan
serta laporan auditor
Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-peristiwa
kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah peristiwa tersebut
mempunyai dampak yang sedemikian material terhadap penyajian informasi di dalam
laporan keuangan klien.

Jenis Peristiwa
Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :
1. Peristiwa Kemudian Jenis 1
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada
tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses
penyusunan laporan keuangan. Peristiwa jenis 1 tersebut memerlukan
penyesuaian atas laporan keuangan.
2. Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal
neraca tetapi muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut
memerlukan pengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat
material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.
Jenis 1 Jenis 2
- Realisasi aktiva akhir tahun - Penerbitan obligasi jangka panjang
yang dicatat, seperti piutang atau saham preferen atau saham biasa.
usaha dan persediaan, pada
jumlah yang berbeda dari yang
dicatat.
- Penyelesaian estimasi - Pembelian suatu perusahaan
kewajiban akhir tahun yang - Kerugian dari bencana akibat
dicatat, seperti perkara kebakaran.
pengadilan atau litigasi dan
jaminan produk pada jumlah
yang berbeda dari yang dicatat.

Peristiwa Kemudian Jenis 1


Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen untuk
menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan juga kepada auditor dalam
memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam mempertimbangkan apakah suatu peristiwa
kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan meng-adjust informasi di dalam
laporan keuangan klien, maka auditor harus membedakan kondisi berikut ini:
1. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut
telah ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika Ya, maka auditor
berkewajiban untuk mengusulkan penyesuaian terhadap informasi yang
bersangkutan kepada klien.
2. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak
ada sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut
tidak boleh digunakan untuk meng-adjust informasi di dalam laporan
keuangan klien.

Peristiwa Kemudian Jenis 2


Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum
tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan
meskipun tidak perlu penjelasan terhadap laporan keuangan klien. Berikut contoh
peristiwa kemudian yang memerlukan penjelasan di dalam laporan keuangan klien
sebagai catatan kaki atau penjelesan dalam laporan audit:
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
2. Pengeluaran obligasi atau saham.
3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah
tanggal neraca.
4. Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah
terhadap penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.
Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh peristiwa kemudian terhadap
laporan keuangan, berikut daftar contoh peristiwa kemudian yang diklasifikasikan
menurut akun yang terpengaruh penyajiannya
Akun yang terpengaruh Peristiwa Kemudian
Kas Bank klien bangkrut
Keputusan pengadilan yang menyita dana
klien
Perampokan, pencurian dan penggelapan
kas yang jumlahnya melebihi ganti rugi
yang diterima dari perusahaan asuransi
Piutang usaha Kegagalan penagihan piutang usaha kepada
sebagian besar pelanggan yang tidak
diperkirakan sebelumnya
Investasi Penurunan drastis harga pasar surat
berharga
Kesulitan keuangan yang dialami oleh
perusahaan yang mengeluarkan surat
berharga yang dimiliki oleh klien sebagai
investasi
Kegagalan pembayaran bunga dan pokok
pinjaman oleh perusahaan yang
mengeluarkan obligasi

Penjualan surat berharga pada harga yang


jauh di atas atau di bawah kosnya
Persediaan Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, yang tidak diasuransikan
Kenaikan atau penurunan drastis harga
pasar persediaan
Perubahan metode penentuan harga
persediaan
Pengggunaan persediaan yang bersifat luar
biasa sebagai jaminan penarikan kredit
Aktiva tetap Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, tidak diasuransikan
Rencana perluasan usaha atau pengurangan
dana
Penilaian aktiva tetap
Keuangan aktiva tetap karena perubahan
yang mendadak pada permintaan atau
produk yang dihasilkan
Utang lancer Komitmen pembelian yang bersifat luar
biasa, yang disertai dengan penurunan
harga jual barang dagangan
Pembatalan kontrak pembelian
Kegagalan dalam pembayaran utang wesel
Utang jangka panjang Kenaikan yang besar dalam utang jangka
panjang
Kegagalam dalam membayar bunga dan
pokok pinjaman
Modal saham Kenaikan atau penurunan jumlah lembar
saham yang beredar
Transakasi pembelian saham sebagai
treasury stock yang bersifat luar biasa
Reorganisasi struktur modal saham
Pengubahan utang obligasi menjadi saham
biasa
Perubahan bentuk badan usaha, misalnya
dari badan usaha berbentuk persekutuan
(CV/Firma) menjadi perseroan terbatas
(PT) atau sebaliknya
Laba ditahan Pembagian dividen yang bersifat luar biasa,
yang menganggu modal kerja
Penyisihan laba yang ditahan yang bersifat
luar biasa
Laba/rugi yang jumlahnya material, yang
dikreditkan atau didebitkan langsung ke
dalam akun Saldo Laba
Unsur lain Perubahan pinjaman puncak
Perubahan kebijakan manajemen
Perubahan undang-undang
Tambahan pengenaan pajak atau
penerimaan penggantian pajak (tax refund)
yang bersifat luar biasa
Persyaratan yang ditetapkan oleh pasar
modal

Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca


Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai
tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara
berikut:
1. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir
tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.
2. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati
akhir pekerjaan lapangan.
3. Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta membandingkannya
dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya
yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
4. Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan
dan akuntansi mengenai:
5. Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca
atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
6. Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang atau
modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
7. Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas dasar
data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
8. Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal neraca.
9. Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya
yang sesuai.
10. Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
11. Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
12. Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.
13. Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
14. Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian
dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar
auditor.

2) Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian
saham treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah
hal itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai
signifikansi auditnya. Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut
menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen
rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

3) Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi
keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi
kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi
kerugian meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan, klaim,
dan lain-lain mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus:
1. Dicatat sebagai kewajiban
2. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
3. Diabaikan

Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti
tentang:
1. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari
litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
2. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
3. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
4. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Pertanyaan Audit


AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang
LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen
kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor


Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:
a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material
c. Mendapatkan Surat Representasi Klien
Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen
dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management
Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti
tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan
dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :
3. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
4. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
5. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi
manajemen

4) Isi Surat Representasi


Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang
harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi
mengenai :
a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi
manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada
keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :
a. Memperoleh surat rep
b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan
keuangan dengan prosedur audit lainnya
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari lapora
standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun
penolakan pemberian pendapat.

5) Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan
atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review
keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam
audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam
melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta
mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan
hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :
a. Diantisipasi dalam perencanaan audit
b. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive
Dalam melakukan reviewe keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan,
data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan
dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan
(3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah
karyawan.
Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas
yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa
pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan
gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca
Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai
tanggal laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara
berikut:
a. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir
tahun seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.
b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati
akhir pekerjaan lapangan.
c. Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta membandingkannya
dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya
yang sesuai dalam situasi-situasi itu.
d. Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan
dan akuntansi mengenai:
e. Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca
atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
f. Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang atau
modal kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
g. Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas dasar
data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
h. Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal neraca.
i. Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya
yang sesuai.
j. Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
k. Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang
menurut pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
l. Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian
dalam laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.

6) Membaca Notulen Rapat


Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian
saham treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah
hal itu tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai
signifikansi auditnya. Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut
menyebabkan auditor untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen
rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

7) Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian


FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau
serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi
keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi
kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi
kerugian meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan, klaim,
dan lain-lain mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus:
1. Dicatat sebagai kewajiban
2. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
3. Diabaikan

Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti
tentang:
a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan
ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari
litigasi, klaim, dan penilaian (LCA).
b. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.
c. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
d. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

Surat Pertanyaan Audit


AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang
LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen
kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor


Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:
a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material

8) Mendapatkan Surat Representasi Klien


Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen
dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat
representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333, Management
Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti
tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan
dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :
1. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
2. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
3. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

Isi Surat Representasi


Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang
harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi
mengenai :
a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi
manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada
keterbatasan pada lingkup audit jika auditor tidak dapat :
a. Memperoleh surat rep
b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan
keuangan dengan prosedur audit lainnya
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan
standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan
pemberian pendapat.

9) Melaksanakan Prosedur Analitis


Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan
atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari review
keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam
audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam
melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta
mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan
hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :
Diantisipasi dalam perencanaan audit
Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive
Dalam melakukan reviewe keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan,
data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan
dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan
(3) data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah
karyawan.
Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas
yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa
pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan
gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Terdapat dua tujuan
auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:
1. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit

Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :


1. Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan
adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan
proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa
semua akun yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam
suatu akun dapat mencakup komponen berikut:
a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui
pengujian substantif atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling
audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi
oleh prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai
salah saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin
dapat mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama
periode sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga
pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit.
Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima.
Jika salah saji agregat meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung
salah saji yang material juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak
dapat diterima, maka auditor harus:
a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi
risiko salah saji yang material

2. Mengevaluasi Kelanjutan Usaha


AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada
keraguan yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar
tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan
menimbulkan keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan
dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo
tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang,
merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan yang serupa. Jika
auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :
Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi
pengaruh kondisi atau peristiwa tersebut
Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif
tetapi jika auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai
kelanjutan usaha, maka auditor harus:
Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan
ketidakmampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
periode waktu yang layak
Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk mencerminkan
kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor
tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa
informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:
Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan
yang substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama periode waktu yang layak.
Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu serta
setiap faktor yang dapat mengurangi.
Kemungkinan penghentian operasi.
Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau
jumlaj atau klasifikasi kewajiban.

3. Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan


Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,
review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim
audit. Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi
dari masing-masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

4. Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit


Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak
pada partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir
tentang pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien

5. Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas
kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit.
Tingkatan review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam
table berikut:
Review Sifat Review
Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.
Partner yang bertanggung jawab atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
penugasan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif.
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan
kepastian bahwa:
Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang
ditetapkan dalam surat penugasan.
Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang
timbul selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah
dipenuhi.

2.2 Mengkomunikasikan Dengan Klien


Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan
komite audit dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal
berkenaan dengan:
1. Pengendalian internal klien
2. Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat
manajemen.
1) Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal
AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang
dapat dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan
yang signifikan dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat
berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses,
mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi
manajemen dalam laporan keuangan.
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan
itu biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di
dalam organisasi. Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otoritas
pemerintah, maka rujukan khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11
menyatakan bahwa setiap laporan yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat
dilaporkan harus :
a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan
keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c. Menyertakan pembatasan pembagian

2) Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit


AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu
berkenaan dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab
mengawasi proses pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa
komunikasi dengan komite audit dapat mencakup hal-hal berikut :
a. Tanggung jawab auditor menurut GAAS
b. Kebijakan akuntansi yang signifikan
b. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas
c. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
d. Penyesuaian audit yang signifikan
e. Ketidaksepakatan dengan manajemen
f. Konsultasi dengan akuntan lain
g. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
h. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

3) Menyiapkan Surat Manajemen


Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat
untuk menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen,
yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang
disyaratkan dengan komite audit. Surat manajemen dapat mencakup komentar
tentang:
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di
pertimbangkan sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah
yang tercatat selama audit
c. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

2.3 Tanggung Jawab Setelah Audit


Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan
auditor.
2. Penemuan faktor yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan

1) Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan


Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung
jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit
apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang
material. Auditor dapat menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit.
Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena member tanggal
kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara
keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.
2) Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada
setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04),
menunjukkan bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2)
fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor
diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila penyelidikan
lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin bahwa
informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung
mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor harus mengambil langkah-
langkah untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka
auditor harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan
tersebut penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi
spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2)
menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak dapat lagi
diandalkan.
3) Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus
menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini
untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05
menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung
dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada laporan itu,
maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur
alternatif yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh
dan bukti-bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai
tanggung jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan
mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal laporan sehingga akan mengubah
pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus mengikuti prosedur
pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian terdahulu
untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika
auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka
auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang
tepat.
BAB III
PENUTUP
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan
audit yang berkualitas. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penyelesaian
perkerjaan lapangan mencakup:
1. Melakukan review atas peristiwa kemudian
2. Membaca notulen rapat
3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim dan penilaian
4. Mendapatkan surat representasi klien
5. Melakukan prosedur analitis
Langkah-langkah yang terlibat dalam mengevaluasi temuan auditor
mencakup:
1. Melakukan penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit
2. Mengevaluasi keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha
3. Melakukan review teknis atas laporan keuangan
4. Merumuskan pendapat dan menulis naskah laporan audit
5. Melakukan review akhir atas kertas kerja
Auditor diwajibkan untuk berkomunikasi dengan klien mengenai kondisi-
kondisi yang dapat dilaporkan berkaitan dengan:
1. Pengendalian internal
2. Pelaksanaan audit
3. Rekomendasi mengenai efisiensi dan efektivitas operasi klien dalam surat
manajemen.
Auditor mempunyai tanggung jawab tertentu setelah audit mencakup
pertimbangan atas:
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan
auditor.
2. Penemuan faktor yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan
DAFTAR PUSTAKA
http://www.googlw.co.id/amp/s/sutanknowledgecenter.wordpress.com/
http://www.academia.edu/9901893/HidayatiSultra/
http://www.scribd.com
SukrisnoAgoes, Pemeriksaan Auditing oleh Akuntan Publik, Edisi 4.

Vous aimerez peut-être aussi