Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
INTRAPRENEURSHIP
9.1.Pengertian Intrapreneurship
Suasana perusahaan yang lebih leluasa, ceria bebas terkendali membuka peluang
bagi orang orang kreatif mengembangkan talenta, kemampuan daya pikir dan daya
ciptanya. Mereka bisa mengembangkan secara bertanggungjawab apa yang diinginkan
dan diangggap baik yang mengarah kepada hal hal positif sehingga menguntungkan
bagi perusahaan. Jika kesempatan ini tidak terbuka pada suatu perusahaan maka bagi
seseorang yang kreatif, mereka akan merasa terkekang, akhirnya cenderung tidak
produktif dan frustasi. Hisrich menyatakan intrapreneurship is one method for
stimulating then capitalizing on individuals in an organization who think that something
can be done differently and better. Jadi ini merupakan suatu metode mendorong serta
memberikan fasilitas, membuka kesempatan bagi seseorang dalam organisasi untuk
menciptakan, mengerjakan sesuatu yang beda dari yang lain secara lebih baik dan
bertanggungjawab. Terbukanya peluang semacam ini sangat menjanjikan suatu
kemajuan bagi sebuah perusahaan karena munculnya kreatifitas dan inovasi. Dalam
organisasi yang biasa, aktivitas semacam ini sulit muncul karena suasana yang kaku
serta tidak ada kebebasan berkreasi bagi karyawannya. Bagi sebuah organisasi sangat
perlu mengembangkan spririt entrepreneurship ini, inilah yang dimaksud dengan istilah
intrapreneurship. Spirit ini akan meningkatakan pengembangan produk, diversifikasi,
dan meningkatkan produktivitas. (Buchari Alma, 2016 : 4849)
1
dalam mencari peluang, bereksperimen, dan inisiatif sehingga perusahaan menjadi
market leader.
Hubungan yang dekat, menumbuhkan atmosfer yang lebih baik, saling percaya,
saling membantu yang memfasilitasi tercapainya visi, misi dan tujuan perusahaan
menjadi subur karena pemupukan ide atau saran terjadi tanpa batasan fungsional
2
sehingga terjadi cross-fertilization of ideas. Dari budaya yang berbeda tadi
menyebabkan perbedaan dalam tipe individual perkeja dan style management. (Soeharto
Prawirokusumo, 2010: 154155)
Lebih rinci, menurut Buchari Alma pada perusahaan tradisional, pokok pokok
aturan yang berlaku biasanya :
1. Harus mengikuti peraturan secara ketat, sesuai dengan yang telah digariskan
2. Tidak boleh menyimpang, berbuat kesalahan, tidak boleh gagal
3. Tidak boleh membuat inisiatif sendiri namun harus menunggu instruksi atasan
Kondisi persyaratan ketat seperti ini sangat tidak kondusif munculnya kreativitas,
fleksibilitas, independensi dan keberanian karyawan. Dalam intrapreneurship kita
jumpai suasana:
Ada lagi perbedaan dalam values norms yang berlaku. Dalam organisasi tradisional,
organisasinya bersifat hirarkis, prosedur standar, sistem pelaporan baku, ada garis lini
dan tanggung jawab, ada instruksi, wewenang sistem kontrol. Dalam budaya organisasi
intrapreneur dijumpai situasi yang berbeda (sebaliknya) struktur organisasi bersifat flat,
mengembang kesamping bukan keatas hirarkis, ada jaringan kerja, ada kelompok kerja,
ada mentor, hubungan dekat satu sama lain, iklim kerja tidak kaku, saling percaya,
banyak pemikiran dan usul, sehingga terjadi cross-fertilization of ideas (saling
memupuk, saling bantu sesama karyawan dalam mengembangkan ide). Lebih lanjut
berikut ini adalah tabel perbandingan antara traditional managers, entrepreneur dan
intrapreneur. (Buchari Alma, 2016 : 4950)
3
Sifat Traditional Managers Entrepreneurs Intrapreneurs
Motif Utama Mengharapkan Ada kebebasan, ada Ada kebebasan dan
promosi dan hadiah, peluang berkreasi dan peluang
ada kantor, kekuasaan mendapat uang mengembangkan bakat
dan staff dan ada hadiah dari
perusahaan
Kegiatan Mendelegasikan dan Terlibat secara Lebih banyak terlibat
banyak pengawasan langsung daripada
mendelegasikan
kepada orang lain
Risiko Sangat hati - hati Lebih moderat dalam Bersifat moderat dalam
mengambil risiko mengambil risiko
Status Sangat memperhatikan Tidak peduli dengan Tidak terlalu
simbol status memperhatikan status,
hanya ingin
keleluasaan.
Kesalahan dan Berusaha menghindari Terbiasa dengan Mencoba tidak
kegagalan kesalahan kesalahan dan membicarakan
kegagalan kesalahan sampai ia
berhasil
Decisions Setuju dengan Mengikuti mimpi, Mencoba meyakinkan
keputusan dari atasan intuisi sebagai bahan kolega agar
pertimbangan menyokong idenya
Latar belakang Anggota keluarga Pengusaha usaha Pengusaha usaha kecil,
keluarga bekerja di perusahaan kecil, profesional atau profesional atau
atau kantor pertanian pertanian
Hubungan Ada hirarki Saling berhubungan Saling berhubungan
dalam kerangka
hirarkis
Tabel 9.2: Perbandingan Antara Traditional Managers, Entrepreneur dan
Intrapreneur
4
9.3.Iklim Organisasi Yang Mendorong Intrapreneurship
5
8. Long time horizon dalam evaluasi sukses
9. Dilakukan secara sukarela
10. Sistem imbalan yang memadai
11. Tersedia sponsor
12. Top management memberi support
6
itu juga seorang pemimpin harus bersifat dapat bermimpi besar dan
mengomunikasikannya sehingga pengikutnya akan menjadi bagian dari mimpi anda.
Pemimpin harus fleksibel, toleransi terhadap perubahan, seorang pemimpin harus
sebagai diplomat yang baik, diperlukan bila mengajak kerjasama team yang
multidisplin. Mereka harus demokrasi, terbuka, mau dikritik dan menerima
ketidaksetujuan orang lain. Intrapreneur harus membuat semua orang sebagai pahlawan.
(Soeharto Prawirokusumo, 2010: 158)
1. Dia harus seorang visioner leader atau a person who dreams great dreams.
Dikatakan oleh Hisrich bahwa a leader is like a gardener. Seorang tukang
kebun, apabila ingin menghasilkan tomat, maka anda harus mencari bibit,
menanam , memberi pupuk, dan memberi air. Anda jangan masukan ke pabrik,
tapi tugas anda tanam dan pupuk tomat itu. Definisi lain dikatakan leadership is
the ability to dream great things and communicate these in such a way that
people say yes to being a part of the dream. Jadi coba yakinkan orang lain,
bahwa mimpi anda bagus sehingga mereka tertarik dan mengiyakan lalu mereka
menyokong untuk mewujudkan mimpi tersebut. Kadang kadang di dalam
perusahaan tertentu dapat muncul ide ide gila. Ide gila ini mungkin pada
awalnya tidak masuk akal, tapi setelah ditelaah ada juga peluang kemungkinan
berhasil. Apabila seseorang mempunyai sesuatu ide maka ia harus meyakinkan
banyak orang bahwa idenya ini bagus sekali. Jika ada yang membantah maka ia
berusaha mengatasi bantahan itu dan kembali orang yang membantah berbalik
menyokong idenya. The intrapreneurial leader must have a dream and
overcome all the obstacles to achieve it by selling the dream to others.
2. Pemimpin intrapreneur harus fleksibel dan menciptakan manajemen yang
memberi kebebasan kreativitas.
7
3. Mendorong munculnya teamwork, dengan pendekatan multidisiplin dari
berbagai keahlian, seperti engineering, produksi, marketing, keuangan dan
sebagainya. Harus diciptakan diskusi terbuka untuk mencari sesuatu yang baru.
9.5.Menumbuhkan Intrapreneurship dalam Organisasi
8
9. Ada fase evaluasi .
9.6. Masalah dalam Pengembangan Intrapreneurship
9
3. Setelah 3 bulan setiap project (karyawan yang disebut champion)
menyampaikan business opportunity assessments kepada committee yang
ditunjuk (biasanya manajer senior). Bila champion berhasil membuat studi
pemasaran yang baik perihal produknya maka mereka dapat hadiah $1000.
4. Setelah lulus screening maka selama 6 bulan melakukan business
development dalam suatu kelompok. Mereka melakukan pengembangan,
desain dan trial produknya apakah ada potensi pasar.
5. Team bisnis dibentuk bila produk tersebut ingin diperkenalkan ke pasar.
Champion tadi dapat menjadi manager team (project) selama 3 tahun dam
meninggalkan pekerjaan semula.
6. Disamping menjadi ketua team, champion dapat ikut menanam investasi 10%
dari gaji pokoknya pada produk yang akan dikembangkan selama 3 tahun dan
menerima 5% dari nett revenuenya selama 3 tahun tersebut. Setelah selesai (3
tahun) maka champion berpindah ke tugas lainnya.
10
KESIMPULAN
Pengembangan usaha baru tidak saja dilakukan oleh individu yang bebas dari
keterikatan dengan suatu perusahaan atau organisasi, tetapi dapat juga pengembangan
budaya wirausaha dilakukan oleh orang orang yang bekerja disuatu perusahaan.
Budaya wirausaha dalam perusahaan tadi disebut intrapreneurship. Untuk
mengembangkan inovasi di dalam perusahaan, perusahaan harus menciptakan iklim
atau suasana yang kondusif. Manager tradisional cenderung meciptakan struktur yang
berjenjang, kurang berani mengambil risiko, serta mementingkan hasil jangka pendek.
Semua hal tersebut dapat menghambat kreativitas, fleksibilitas, dan pengambilan risiko
yang diperlukan dalam usaha baru. Organisasi yang ingin menciptakan budaya atau
suasana intrepreneurial harus mendorong timbulnya gagasan, eksperimental,
memperkecil parameter peluang, menumbuhkan kerjasama team, semangat sukarela,
dan dukungan dari top management.
Intrapreneur harus mempunyai sifat sifat atau kemampuan seperti kreatif, fleksibel
dan visionary dan dapat bekerja dengan baik di dalam struktur perusahaan yang ada.
Intrapreneur harus dapat membentuk teamwork dan dapat mendorong dari semua bagian
dalam organisasi. Bersifat demokratis, berdiskusi secara terbuka, dan mendapat
dukungan dari anggota team. Dan tentu intrapreneur juga harus berketetapan hati
(persistent), tidak mudah menyerah agar dapat mengatasi hambatan yang tidak dapat
dihindari. Proses penumbuhan intrapreneurship dalam perusahaan harus ada komitemen
dari top managementnya, membuat guideline dan menaruh harapan/target yang jelas
sebelum program intrapreneurial dimulai. Training merupakan bagian dalam proses
yang penting. Begitu model peranan dan usaha baru diperkenalkan, organisasai harus
menciptakan sistem pendukung, sistem intensif, dan penghargaan yang memotivasi
kerja team. Dan akhirnya, usaha yang berhasil terus dikembangkan dan usaha yang
gagal harus dieliminasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12