Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb. Puji syukur kepada Allah SWT selalu kami
panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karuniaNYA makalah kami yang
berjudul kebijakan dan program kesehatan lansia telah dapat terselesaiakan.
Kemudian tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu dosenyang
telah banyak memberikan pengetahuan kepada kami demi terciptanya tugas ini.
Sesuai dengan temanya makalah ini menyajikan tentang bagaimana
tingkat keberhasilan program tersebut baik tingkat nasional maupun tingkat
propinsi.
Kami telah berupaya maksimal, namun pasti masih banyak kekurangan,
kelemahan dan kesalahan. Untuk itu kami mohon kritik, masukan dan saran, demi
penyempurnaan makalah kami dimasa yang akan datang..
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan
perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk mewujudkan hal tersebut
pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia sehat 2010 yaitu gambaran
masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan
dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil,
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Keperawatan
sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan nasional turut serta ambil
bagian dalam mengantisipasi peningkatan jumlah populasi lansia dengan
menitikberatkan pada penanganan di bidang kesehatan dan keperawatan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka latar belakang rumusan
permasalahan ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan dan tingkat
ketergantungan lansia di masyarakat serta pelayanan kesehatan lansia.
3. Tujuan
a. Mengetahui Pengertian Kebijakan Pelayanan Kesehatan
b. Mengetahui Undang-Undang terkait kesejahteraan lansia
c. Mengetahui Komisi nasional lansia
d. Mengetahui program-program kesehatan lansia
4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang kami gunakan adalah :
1. PENGERTIAN
3. Peran Komnas
a. Meningkatkan kesadaran tentang dampak masalah Lansia terutama
mengenai pertumbuhan yang pesat, kenaikan angka ketergantungan,
kondisi kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan pada umumnya yang
masih rendah. Mendorong masyarakat agar lebih peduli dan berperan
serta dalam penanganan Lansia.
b. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian dengan sosialisasi tentang
UU 13/98, Keppres 52/04, RAN, Permendagri 60/08, UU 11/09 secara
berkelanjutan.
c. Mengkoordinasikan upaya pemberdayaan Lansia potensial untuk
berpartisipasi dalam pembangunan dan kegiatan masyarakat dengan
bekerjasama antar departemen terkait dan organisasi kemasyarakatan.
d. Mengkoordinasikan lintas sektor dalam Perencanaan Program agar
lebih menyentuh kepentingan Lansia.
e. Penguatan peran Komda sebagai ujung tombak peningkatan
kesejahteraan Lansia
f. Meningkatkan kepedulian kalangan swasta, perguruan tinggi dan LSM
melalui forum kerjasama,saresehan, seminar dan lokakarya.
g. Melakukan pengkajian dan penelitian instrumen perundang-undangan
yang terkait dengan kepentingan Lansia serta penelitian kondisi dan
kebijakan sosial ekonomi dan kesehatan Lansia
4. Program
Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan
masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid. Medicare adalah
program asuransi social federal yang dirancang untuk menyediakan perawatan
kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan social. Medicare
dibagi dua : bagian A asuransi rumah sakit dan B asuransi medis. Semua
pasien berhak atas bagian A, yang memberikan santunan terbatas untuk
perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah sakit dan
kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah. Bagian B
merupakan program sukarela dengan penambahan sedikit premi perbulan,
bagian B menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan medis dan kunjungan
dokter. Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua bagian tersebut
termasuk asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan rumah yang
berkelanjutan obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi.
Medical membayar sekitar biaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee on
Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan
bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini berbeda antara satu Negara
dengan lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid
merupakan sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan
keperawatan di rumah bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin
semua layanan medis dasar dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca
mata dan perawatan gigi.
a. Sasaran langsung:
1. Pra usia lanjut (pra senilis) 45-59 thn
2. Usia lanjut 60-69 thn
3. Usia lanjut risiko tinggi: usia lebih dari 70 thn atau usia lanjut
berumur 60 thn atau lebih dgn masalah kesehatan
b. Sasaran tidak langsung:
1. Keluarga dimana usia lanjut berada
2. Masyarakat di lingkungan usia lanjut
3. Organisasi sosial yg peduli
4. Petugas kesehatan
5. Masyarakat luas
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu antara
lain :
a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan
menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan
penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala
keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka.
Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat,
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan
posyandu lansia
b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah
menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau
kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi
lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk
menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan
atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong
minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari
terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun
mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia.
Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu
menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama
lansia.
d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan
dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung
untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di
posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek.
Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi
dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan
Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
seperti:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula (diabetes mellitus)
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan
i. Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia,
gerak jalan santai untuk meningkatkan kebugaran.
A. KESIMPULAN
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia
merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan
organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
B. SARAN
Kita ketahui lansia ini akan banyak menderita penyakit contoh hipertensi,
stroke, osteoporosis dll. Maka para lansia diharapkan mengikuti program-program
pemerintah untuk mengetahui perubahan atau perkembangan kesehatannya dan
keluarga juga harus mendukung program ini
diharapkan juga para lanjut usia melakukan pola hidup sehat yakni dengan
mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik/olahraga
secara benar dan teratur serta tidak merokok
DAFTAR PUSTAKA