Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab
hepatitis yang paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada
umumnya penderita menjadi kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang
penderita yang telah terinfeksi virus B dan dapat memperparah keadaan penderita.
(http://www.hepatitis/wiki).
Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis
disetiap negara, karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar
di seluruh Indonesia dan menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di
dunia diduga telah terinfeksi dan 350 juta menderita menjadi masalah kesehatan
global yang serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH,
Indonesia endemis hepatitis virus antara 2,5-20 % dan menempati urutan ke-3 di
Asia yaitu berkisar 11,6 %. (http://www.webugn.ac.id).
Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor
darah, 2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang
diskrining di PMI ternyata sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id).
Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi
pada penyakit hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal,
gangguan elektrolit, gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah,
hipertensi, kematian/hypotesis portal.
Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun
dari 19.914 pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien
penyakit hati (5%) dan pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah
penyakit Hepatitis
Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu
tindakan keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan
yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan
masyarakat umum maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan
selebaran-selebaran yang berhubungan penyakit hepatitis kepada masyarkat
dengan tujuan agar masyarakat mengerti tentang pentingnya arti kesehatan.
Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya
suatu penyakit atau menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus
tindakan pencegahan yang perlu dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis,
meningkatkan gizi masyarakat dan memelihara kesehatan lingkungan yang baik.
Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan
melalui kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing),
merawat orang sakit sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di
rumah.
Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini
perawat berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta
memberi dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.
Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus
berjudul Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Hepatitis Di Ruang RB 4
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang asuhan keperawatan An. A
dengan hepatitis di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan tahun 2010.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan
hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan Tahun 2010.
b. Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis pada An. A di
Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun
2010.
c. Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan
keperawatan dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2010.
d. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan hepatitis
pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
Medan Tahun 2010

1.3 Ruang Lingkup Penulisan


Penulis membatasi makalah ini pada satu kasus yaitu asuhan keperawatan
dengan hepatitis pada An. A di Ruang RB 4 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik Medan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan Makalah ini, penulis
menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan asuhan
keperawatan yang nyata dan jelas dan dengan pendekatan studi kasus dengan
cara :
1. Observasi : Melakukan pengamatan terhadap penatalaksanaan
proses keperawatan dan pencatatan yang sistematis pada An. A yang sedang
dirawat
2. Wawancara : Dengan cara Tanya jawab langsung dengan Orang tua
klien, klien, perawat, untuk mendapat informasi tentang penyakit dan masalah
yang dihadapi klien
3. Studi Kepustakaan : Yaitu dengan cara membaca dan mempelajari buku-
buku tentang hepatitis dan mencari artikel dari internet yang berhubungan dengan
Makalah ini.

1.5 Manfaat Penulisan


Adapaun manfaat dari penulisan Makalah ini adalah :
1. Agar penulis mendapatkan gambaran dan menambah wawasan pengetahuan
asuhan keperawatan pada An. A dengan hepatitis.
2. Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat
menerapkan asuhan keperawatan pada An. A dengan hepatitis.
3. Untuk pasien hepatitis, menambah pengetahuan pasien tentang pencegahan
penatalaksanaan dan penanggulangan penyakit
Untuk Rumah Sakit, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dan standard operasional prosedur pelaksanaan penanggulangan
penyakit hepatitis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Medis
2.1.1 Defenisi
Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
infeksi atau toksin termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan
tanda masing-masing jenis hepatitis serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya
virus dan hasil akhirnya mungkin berbeda.(. Corwin, 2001 )
Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi
atau kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang dapat menyebabkan
kerusakan dan peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis
diberi nama secara alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya
Hepatitis adalah inflamasi akut hepar.Ini dapat disebabkan oleh bakteri
atau cedera toksik , tetapi hepatitis virus yang penting sering dilihat.
Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab
hepatitis yang paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada
umumnya penderita hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C
dapat menjadi kronik. Virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang
telah terinfeksi virus hepatitis B dan dapat memperoleh keadaan penderita.
2.12 Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen
daerah kanan atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi lobus.
Setiap empat lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang
membentang kedalam lobus itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit
yang lebih kecil, yang disebut lobulus.
Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam
penyelenggaraan fungsi hati. Darah yang mengalir kedalam berasal dari dua
sumber. Kurang lebih 75% suplai darah yang kaya akan nutrien dari traktus
gastrointestinal. Bagian suplai darah tersebut masuk kedalam hati lewat arteri
hepatika dan banyak mengandung oksigen. Cabang-cabang terminalis kedua
pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk capillary beds bersama yang
merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati ( hepatosid ) akan
terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid mengosongkan isinya
kedalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi, terdapat dua sumber yang
mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya satu lintasan keluarnya
Hati adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita. Warnanya coklat
dan beratnnya kg. Letaknya : bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan
bawah diafragma hati terbagi 2 lapisan utama :
1. Permukaan atas terbentuk cembung, terletak dibawah diafragma
2. Permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan fisura transfersus.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati,
selanjutnya hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan
lobus guardatus.
b. Fisiologi
Fungsi hati terbagi atas :
1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat
dalam tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan
2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu
urin
3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glukogen
4. Sekresi empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem
retikulo endotelium dialirkan keempedu
5. Pembentukan ureum
6. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam basA
Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik
kimia yang membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah
besar substansi yang terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam
pelaksanaaan fungsi ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung
dari traktus gastrointestinal, kemudian hati akan menyimpan atau
mentransformasikan semua nutrien ini menjadi zat-zat kimia yang digunakan
dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.
Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan
metabolisme glukosa dan protein. Hati membuat dan mensekkresikan empedu
yang memegang peran utama dalam proses pencernaan serta penyerapan lemak
dalam traktus gastrointestinal. Organ ini mengeluarkan limbah produk dari dalam
aliran darah dan mensekresikannya kedalam empedu. Empedu yang dihasilkan
oleh hatiakan disimpan untuk sementara waktu dalam kandung empedu ( vesika
felea ) sampai kemudian dibutuhkan untuk proses pencernaan; pada saat ini
kandung empedu akan mengosongkan isinya dan empedu memasuki intestinum

( usus ).

2.1.2 Web Of Caution (WOC)

2.1.3 Etiologi
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima
virus hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti
monomukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab
hepatitis non virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
( http://www.google.co.ic )

2.1.4 Manifestasi Klinis


Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan
sampai tingkat terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya
sebagai berikut :
1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin
menjadi lebih coklat.
2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat
pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang.
Tetapi pasien masi lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu
atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak. Anak lebih cepat dari orang
dewasa. Yaitu pada akhirnya bulan kedua. Karena biasanya berbeda.
4.
2.1.5 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai
berikut :
a. Kolesterol
b. Perdarahan saluran cerna
c. Gagal ginjal
d. Gangguan Elektrolit
e. Gangguan Pernafasan
f. Hipoglikemia
g. Demam, bakteri
h. Gelisah
i. Hipertensi
j. Hipotensi
k. Kematian / hypotesis portal
Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara
lain : gejala dini transpirasi, hiperefleksi, opistotonus, kejang-kejang,kelinan
kedua pupil yang berakhir dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya
refleksi okulovestibuler menunjukkan proknosis fatal. (Arif Mansjoer, 2001)

2.1.6 Terapi
Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan Medika Mentosa.
1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat, agar
dapat mempercepat penyembuhan
2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan
diberikan infus. Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi karbohidarat. Dulu
ada kecendrungan membatasi lemak karena disamakan dengan penyakit kandung
empedu. Makanan harus di berikan dalam porsi tangan dan diberikan empat
sampai enam kali sehari. Makanan kesukaan harus dipertimbangan.
3. Medika mentosa
a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin
darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan
dimana transaminase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih
tinggi.Pada keadaan ini diberikan prednison 3 x 10 mg selama 7 hari kemudian
dilakukan tapering off.
b. Berikan obat-obatan yang melindungi hati
c. Antibiotik tidak jelas kegunaannya
d. Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan
fenotiazin.
e. Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien dalam
keadaan prekoma atau koma penanganan seperti pada koma hepatik. (Arief
Mansjoer, dkk, 2001)

2.2 Tinjauan Keperawatan


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari landasan proses keperawatan.
Diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat
memberi arah kepada tindakan keperawatan.
Adapun pelaksanaan pengkajian kepada klien adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Kelemahan,kelelahan,malaise umum
b. Sirkulasi
Gejala : Ikterus pada sklera,kulit dan dan membran mukosa.
c. Elimnasi
Gejala : Urine gelap, diare / konstipasi, feses berwarna hitam, adanya / berulangnya
hemodialisis.
d. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang napsu makan ( anoreksia ), penuruna berat badan atau atau meningkat
odem, muntah.
e. Neurosensori
Gejala : Peka rangsang, cenderung tidur.
f. Nyeri / Kenyamanan

Vous aimerez peut-être aussi