Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MATARAM KUNO
Nama Kelompok :
Wahyuni
Memey Meylani. N
Dinda Febriana
Siti Nurhaeni
Tya Taslyanti
Kelas : VII F
Kalender Sanjaya
Meskipun istilah Sanjayawangsa tidak pernah dijumpai dalam prasasti mana pun, namun
istilah Sanjayawarsa atau Kalender Sanjaya ditemukan dalam prasasti Taji Gunung dan
prasasti Timbangan Wungkal.
Kedua prasasti tersebut dikeluarkan oleh Mpu Daksa dengan tujuan untuk menunjukkan
bahwa dirinya adalah keturunan asli Sanjaya, sang pendiri kerajaan. Tahun 1 Sanjayawarsa
sama dengan tahun 717 Masehi. Tidak diketahui dengan pasti apakah tahun 717 ini
merupakan tahun kelahiran Sanjaya, ataukah tahun berdirinya kerajaan.
Daftar Para Raja
Daftar para raja Medang sebelum Dyah Balitung yang tertulis dalam prasasti Mantyasih
menurut teori Bosch adalah daftar para raja Wangsa Sanjaya, sekaligus juga silsilah keluarga
mulai dari Sanjaya sampai Balitung.
Para raja tersebut ialah:
* Sanjaya
* Rakai Panangkaran
* Rakai Panunggalan
* Rakai Warak
* Rakai Garung
* Rakai Pikatan
* Rakai Kayuwangi
* Rakai Watuhumalang
Sejarawan Slamet Muljana berpendapat lain. Menurutnya, daftar tersebut bukan silsilah
Wangsa Sanjaya, melainkan daftar para raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Medang.
Pendapatnya itu berdasarkan atas julukan Rakai Panangkaran dalam prasasti Kalasan, yaitu
Sailendrawangsatilaka atau permata Wangsa Sailendra. Jadi menurutnya tidak mungkin
apabila Rakai Panangkaran adalah putra Sanjaya.
Analisis Slamet Muljana terhadap beberapa prasasti, misalnya prasasti Kelurak, prasasti
Nalanda, ataupun prasasti Kayumwungan menyimpulkan bahwa Rakai Panangkaran, Rakai
Panunggalan, Rakai Warak, dan Rakai Garung adalah anggota Wangsa Sailendra, sementara
sisanya adalah anggota Wangsa Sanjaya, kecuali Rakai Kayuwangi yang berdarah campuran.
Dharanindra
Dharanindra Sri Sanggrama Dhananjaya, atau kadang disingkat Indra, adalah seorang raja
dari Wangsa Sailendra yang memerintah sekitar tahun 782. Salah satu pendapat
menganggapnya identik dengan Sri Maharaja Rakai Panunggalan raja ketiga Kerajaan
Medang periode Jawa Tengah (atau yang lazim disebut Mataram Kuno).
Penumpas Musuh-Musuh Perwira
Nama Dharanindra terdapat dalam prasasti Kelurak tahun 782. Dalam prasasti itu ia dipuji
sebagai Wairiwarawiramardana, atau "penumpas musuh-musuh perwira". Julukan yang mirip
terdapat dalam prasasti Nalanda, yaitu Wirawairimathana, dan prasasti Ligor B yaitu
Sarwwarimadawimathana.
Sejarawan Slamet Muljana menganggap ketiganya adalah julukan untuk orang yang sama,
yaitu Dharanindra. Dalam prasasti Nalanda, Wirawairimathana berputra Samaragrawira ayah
dari Balaputradewa. Dengan kata lain, Balaputradewa raja Kerajaan Sriwijaya adalah cucu
Dharanindra.
Sementara itu prasasti Ligor B menurut pendapat Sejarawan George Coedes dikeluarkan oleh
Maharaja Wisnu raja Sriwijaya, sama seperti prasasti Ligor A, yaitu tahun 775. Teori ini
ditolak Slamet Muljana yang berpendapat bahwa, hanya prasasti A saja yang ditulis tahun
775, sedangkan prasasti B ditulis sesudah Kerajaan Sriwijaya jatuh ke tangan Wangsa
Sailendra.
Perbedaan tata bahasa antara prasasti A dan B membuat Slamet Muljana berpendapat bahwa,
kedua prasasti itu ditulis dalam waktu yang tidak bersamaan. Ia juga memadukannya dengan
prasasti Po Ngar, bahwa Jawa pernah menjajah Kamboja (Chen-La) sampai tahun 802. Selain
itu, Jawa juga pernah menyerang Campa tahun 787.
Jadi, Dharanindra sebagai raja Jawa telah berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya,
termasuk daerah bawahannya di Semenanjung Malaya, yaitu Ligor. Prasasti Ligor B
ditulisnya sebagai pertanda bahwa Wangsa Sailendra telah berkuasa atas Sriwijaya. Prasasti
tersebut berisi puji-pujian untuk dirinya sebagai penjelmaan Wisnu. Daerah Ligor kemudian
dijadikannya sebagai pangkalan militer untuk menyerang Campa tahun 787 dan juga
Kamboja.
Penaklukan terhadap Sriwijaya, Ligor, Campa, dan Kamboja ini sesuai dengan julukan
Dharanindra, yaitu "penumpas musuh-musuh perwira". Kamboja sendiri akhirnya berhasil
merdeka di bawah pimpinan Jayawarman tahun 802. Mungkin saat itu Dharanindra telah
meninggal dunia.
Dalam teorinya, George Coedes menganggap Maharaja Wisnu merupakan ayah dari
Dharanindra. Sementara itu, Slamet Muljana menganggap Wisnu dan Dharanindra
merupakan orang yang sama. Selain karena kemiripan julukan, juga karena kemiripan arti
nama. Wisnu dan Dharanindra menurutnya sama-sama bermakna pelindung jagad.
Rakai PANANGKARAN bukan dari SAILENDRA TETAPI dia menikahi PUTRI dari
SAILENDRA.
SANJAYA adalah THE FOUNDER sedangkan SAILENDRA adalah pendatang dari LUAR
JAWA. RAJA YANG MEMILIKI DAN HAK PENUH KERAJAAAN MATARAM
ADALAH SANJAYA oleh karena itu SATU2NYA TOKOH yang memakai GELAR 'RAKI
MATARAM' hanya SANG RATU SANJAYA,sedangkan SAILENDRA tidak punya hak
samasekali > Dikeluarkannya PRASASATI CANGGAL (654 SAKA = 732 MASEHI) tiada
lain merupakan tanda berdirinya KERAJAAN MATARAM oleh SANJAYA yang didapat
secara SAH dari AYAHANDA dan IBUNYA yakni SENNA dan SANNAHA....
Prasasti pertama SAILENDRA bukan berbahasa dan dengan beraksara JAWA melainkan
MALAYU KUNO > ini bukti dirinya siapa?
RAKAI MATARAM SANG RATU SANJAYA (CANGGAL 732 MASEHI) = RAHIYANG
SANJAYA (CARITA PARAHIYANGAN abad ke 16 MASEHI) = RAKRYAN JURU
PANGAMBAT (kawihaji panca pasagi = 654 Saka = 732 MASEHI) DIA ini yang
MENGUSIR SRIWIJAYA dari TANAH SUNDA
SANJAYA MENDIRIKAN MATARAM ? KARENA DIA DITAHBIS SEBAGAI
PENGUASA TUNGGAL NUSA JAWA SAAT ITU DAN AHLI WARIS SAH...
1) MENANTU RAJA SUNDA (TARUSBAWA sebagai penerus TARUMANAGARA) shg
SANJAYA juga mewaris SUNDA
2) AHLI WARIS SAH KERAJAAN GALUH dari ayahandanya SENNA
3) AHLI WARIS MATARAM dari AYAH - BUNDAnya
Maka itu SANJAYA perlu menyatukannnya sebagai pendiri DINASTI BARU PENGUASA
JAWA 'MAHARAJADHIRAJA' atau EMPEROR... untuk itu dia mendirikan LINGGA di
GUNUNG WUKIR SLEMAN yang letak PERSIS DI TENGAH2 NUSA JAWA coba lihat di
PETA ...
Jadi SANJAYA adalah PITUIN dari GALUH! Lalu SANJAYA mengapa mendirikan
LINGGA sebagai tanda PUSAT baru karena berlaku hukum bahwa IBUKOTA=PUSAT
KERAJAAN = PUSEUR DANGIANG maka HARUS BENAR2 BERSIH dan SUCI.
Pusat kerajan SUNDA = sudah pernah tercermar oleh musuh dari luar; demikian juga pusat
kerajaan GALUH = sudah dikotori oleh PERANG SAUDARA> maka PUSEUR
DANGIANG seperti itu TIDAK BISA DITEMPATI LAGI oleh karena itu SANJAYA
memindahkannya ke MATARAM - dan kala itu NUSA JAWA tidak dibatasi oleh geografis
JABAR-JATENG-JATIM melaiinkan PUSAT KERAJAAN mak MATARAM (GUNUNG
WUKIR) bukan berarti JAWA TENGAH tetapi PUSAT NUSA JAWA ! Pernyataan ini telah
disampaikan sejak tahun 1921 oleh R.M.Ng. Poerbatjaraka bahwa LUAS KERAJAAN
GALUH
meliputi seluruh JAWA.
SITUS BATUJAYA adalah BUKTI bahwa PENGARUH SRIWIJAYA pernah ada di SUNDA
(BUKAN GALUH).
Oleh karena itu MATARAM selalu diembel-embeli 'i MEDANG... I BHUMI MATARAM..'
karena posisinya di tengah2 NUSA JAWA ... selanjutnya dalam pewayangan kerap hanya
disebut MEDANG saja sebetulnya 'MEDHANG - MDHANG - MDANG" = madhya ing ....
1. Pertanyaan awal.Kenapa Wangsa Warman (Sanjaya) bisa berpindah dari sekitar situs
Batutapak ke Kedu? apa yang terjadi? apakah penyebabnya sama dengan kepindahan
mataram kuno ke Jawa Timur? :)
2. Kenapa Ratu Sanjaya memberikan nama Mataram pada kerajaannya..? Visi apa yang
hendak disampaikan oleh Ratu Sanjaya kepada rakyat dan anak turunnya (kita-kita ini)..?