Vous êtes sur la page 1sur 10

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN IDIIL

BANGSA INDONESIA

Disusun oleh :
1. Larasati Dian P. (I8316032)
2. Lia Christyaningrum (I8316033)
3. Muh. Bagas F. N. (I8316035)
4. Muh. Farhan (I8316036)
5. Natasa Nurul Bilqis (I8316037)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .. i
BAB I PENDAHULUAN .. 1
I.1. Landasan Teori ....... 1
I.1.1. Pancasila sebagai Suatu Ideologi . 1
I.1.2. Landasan dan Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa 3
I.2. Kenyataan di Lapangan . 3

I.2.1. Implementasi Pancasila sebagai Ideologi Nasional ...3


BAB II PEMBAHASAN ........5
II.1. Perwujudan Ideologi Pancasila sebagai Cita-Cita Bernegara ....5
BAB III PENUTUP ........6
III.1. Kesimpulan .. 6
III.2. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA .... 7

BAB I

2
PENDAHULUAN

Idiil menurut bahasa adalah bersangkutan dengan gagasan dasar bernegara


atau falsafah kenegaraan. Landasan Idiil Bangsa Indonesia yaitu Pancasila, yang
berarti adanya pengakuan bangsa Indonesia bahwa semua manusia sebagai ciptaan
Tuhan yang mempunyai martabat yang sama, tanpa memandang asal usul
keturunan, menolak penindasan manusia atas manusia atau oleh bangsa lain,
menempatkan persatuan dan kesatuan, mempunyai sifat bermusyawarah untuk
mencapai mufakat, dan menunjukkan pandangan yang menginginkan terwujudnya
keadilan sosial.
Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar negara yang terumuskan
dalam pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya mencerminkan nilai-nilai
keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan, dan kesatuan. Perpaduan nilai-
nilai tersebut mampu mewadahi kebhinekaan seluruh aspirasi bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan sumber motivasi bagi perjuangan seluruh bangsa Indonesia
dalam tekadnya untuk secara berdaulat dan mandiri menata kehidupan didalam
negara kesatuan republik Indonesia. Pancasila sebagai falsafah ideologi bangsa dan
dasar negara mempunyai kekuatan hukum yang mengikat para penyelenggara
negara, para pemimpin rakyat dan seluruh rakyat indonesia.
Pengajawahan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara diaktulisasikan dengan mesyukuri akan segala anugrahnya baik dalam
wujud kontelasi dan posisi geografi maupun segala isi dan potensi yang dimiliki
wilayah nusantara untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi peningkatan harkat,
martabat bangsa dan negara Indonesia. Hal-hal tersebut menimbulkan rangsangan
dan dorongan kepada bangsa Indonesia untuk membina dan mengembangkan
segala aspek dan dimensi kehidupan nasionalnya secara dinamis, utuh dan
menyeluruh, agar mampu mempertahankan identitas, integritas dan kelangsungan
hidup serta pertumbuhannya dalam perjuangan mewujudkan cita-cita nasional.
Setelah menegara dalam menyelenggerakan kehidupan nasionalnya, Bangsa
Indonesia didorong oleh motivasi untuk mencapai tujuan nasional dalam rangka
mewujudkan cita-cita nasional.

3
I.1. Landasan Teori
I.1.1. Pancasila sebagai Suatu Ideologi
Sesuai dengan sejarah bangsa Indonesia, pemerintah telah menetapkan
Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup. Pancasila ini merupakan
buah hasil pemikiran bersama para pemikir bangsa yang disusun sebagai
bentuk pengintegrasian persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila merupakan
tatanan nilai yang digali atau dikristalisasikan dari nilai-nilai dasar budaya
bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang
dalam masyarakat di Indonesia. Pancasila sendiri sebagai ideologi terbuka,
tidak dapat mengingkari adanya beberapa konsekuensi keberadaannya di
tengah ideologi dunia lain. Ciri khas ideologi terbuka adalah cita-cita dasar
yang ingin diwujudkan masyarakat bukan berasal dari luar masyarakat atau
dipaksakan dari elit penguasa tertentu. Namun, terbuka kepada perubahan yang
datang dari luar, tetapi memiliki kebebasan dan integritas untuk menentukan
manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-nilai
dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh diubah.
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki perbedaan
dengan sistem kapitalisme-liberal maupun sosialisme-komunis. Pancasila
mengakui dan melindungi baik hak-hak individu maupun hak masyarakat baik
di bidang ekonomi maupun politik. Dengan demikian ideologi kita mengakui
secara selaras baik kolektivisme maupun individualisme. Demokrasi yang
dikembangkan, bukan demokrasi politik semata seperti dalam ideologi liberal-
kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi. Dalam sistem kapitalisme liberal
dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan
individual untuk berusaha. Sedangkan dalam sistem etatisme, negara yang
mendominasi perekonomian, bukan warga negara baik sebagai individu
maupun bersama-sama dengan warga negara lainnya.
Adapun makna dari masing masing nilai Pancasila adalah sebagai
berikut:
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa

4
Adanya pengkuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai
pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan bangsa Indonesia adalah bangsa
yang religius bukan bangsa yang ateis.
2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Arti kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan
sesuatu hal sebagaimana mastinya.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Usaha keras bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan
Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara
musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan
nilai ini maka diakui paham demokrasi yang lebih mengutamakan
pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur secara lahiriah maupun batiniah. Berdasarkan pada
nilai ini maka keadilan adalah nilai yang amat mendasar yang diharapkan oleh
seluruh bangsa.

I.1.2. Landasan dan makna pancasila sebagai ideologi bangsa


Ketetapan bangsa indonesia bahwa pancasila adalah ideologi bagi
negara dan bangsa Indonesia adalah sebagaimana yang tertuang dalam
ketatapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan ketetapan MPR RI
No. II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila
sebagai dasar negara. Pada pasal 1 ketetapan tersebut dinyatakan bahwa
pancasila sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah dasar

5
negara dari NKRI yang harys dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara.

I.2. Kenyataan di Lapangan


I.2.1. Implementasi pancasila sebagai ideologi nasional
Pancasila sebagai ideologi nasional yang berarti sebagai cita-cita
bernegara dan sarana yang mempersatukan masyarakat menjadi slogan belaka.
Praktik kehidupan nasional lebih nampak diwarnai oleh praktik sosial yang
justru semakin jauh untuk bisa dikatakan mencerminkan kepribadian nasional
yang Pancasilais. Seperti maraknya kasus kerusuhan, pertengkaran suku, agama,
ras dan antar golongan (SARA), penggelapan, penyalahgunaan wewenang,
kriminalitas, perbuatan amoral (pelecehan seksual, pemerkosaan, kumpul kebo,
pencabulan), dan politik uang (money politic).
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai macam suku, ras,
agama dan budaya, tersebar lebih dari 300 juta pulau dan Indonesia menjadi
salah satu negara pemilik kekayaan budaya di dunia. Tetapi hal ini pun menjadi
titik rawan dimana pihak lain yang ingin menghancurkan Bangsa Indonesia.
Dewasa ini, melalui berbagai macam media, terutama sosial media, Provokator-
provokator yang sengaja menebar kebencian terhadap suatu agama menjadi
sosok yang intoleran, yang tentunya melanggar nilai-nilai Pancasila, yaitu sila
ke-3 yaitu Persatuan Indonesia. Disini, Pancasila yang harusnya menjadi
pemersatu malah diciderai oleh oknum untuk keperluan pribadi. Media yang
dikuasai oleh pihak tertentu, yang ternyata tidak fair, selalu memojokkan suatu
pihak,. Hal sepele pun diperbesar-besarkan, dan hal yang harusnya
disebarluaskan malah didiamkan.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Perwujudan Ideologi Pancasila sebagai Cita-Cita Bernegara


Perwujudan Pancasila sebagai ideologi nasional yang yang berarti menjadi
cita-cita penyelenggara bernegara terwujud melalui ketetapan MPR No.

6
VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.Dalam ketetapan tersebut
dinyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi, yaitu :
1. Visi Ideal, yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu pada
Alenia kedua dan keempat;
2. Visi Antara, yaitu Visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun
2020;
3. Visi Lima Tahunan, sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar
Haluan Negara.
Pada Visi Antara dikemukakan bahwa Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,
sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan perwujudan Visi Indonesia 2020
dipergunakan indikator-indikator utama adalah religius, manusiawi, bersatu,
demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, baik dan bersih dalam penyelenggaraan
negara .
Mewujudkan bangsa yang religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil
dan sejahtera pada dasarnya adalah upaya menjadikan nilai-nilai pancasila sebagai
cita-cita bersama. Bangsa atau masyarakat yang demikian merupakan ciri dari
masyarakat madani di Indonesia (Hamdan Mansoer; 2003).
Sebagai suatu cita-cita, nilai-nilai Pancasila diambil dimensi Idealismenya. Sebagai
nilai-nilai ideal, penyelenggara negara hendaknya berupaya bagaimana menjadikan
kehidupan bernegara Indonesia ini semakin dekat dengan nilai-nilai ideal tersebut.
Pancasila itu merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia dalam
mengejar cita-cita nasionalnya. Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila harus
menggambarkan identitas bagi kepribadian bangsa Indonesia. Konsep kepribadian
bangsa harus diberi maksa sebagai sebuah komitmen bersama anggota masyarakat
dalam bentuk bangsa, yang diangkat dari realitas empirik (pengalaman nyata) dan
akar kultural (budaya) masyarakat yang tergambarkan pada pola-pola hidup, nilai-
nilai dan moral kehidupan yang dipandang bailk dan dapat digunakan sebagai
perwujudan jati diri bangsa.

7
Dengan demikian, kepribadian bangsa adalah sebuah label psikologis
suatu bangsa yang tercermin dalam bentuk aktivitas dan pola tingkah lakunya yang
dapat dikenali oleh seluruh bangsa-bangsa lain. Sekalipun demikian, kenyataan di
lapangan kita masih berhadapan dengan persoalan dilematis berkaitan dengan
pengalaman dan pelakonan Pancasila. Pada umumnya bangsa Indonesia masih
terbatas pada persoalan tahu Pancasila dan belum mengalami Pancasila.
Pengamalan Pancasila juga masih terbatas pada wacana dan retorika ketimbang
menjadi suatu realita. Di sisi lain, pengalaman nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan bangsa Indonesia, juga sering bermasalah. Pengamalan Pancasila, adalah
keputusan moral yang tinggi secara subyektif-individual. Artinya mau
mengamalkan Pancasila bukan karena orang lain, (karena malu, takut, dan sungkan
misalnya), akan tetapi sebagai ukuran hati nurani pribadi bahwa apa yang
diputuskan dilandasi oleh nilai moral yang paling luhur yang telah disepakati
bangsa ini.

BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Pancasila merupakan landasan Idiil bangsa Indonesia, idiil yang berarti
adanya pengakuan bangsa Indonesia bahwa semua manusia sebagai ciptaan Tuhan

8
yang mempunyai martabat yang sama, tanpa memandang asal usul keturunan,
menolak penindasan manusia atas manusia atau oleh bangsa lain, menempatkan
persatuan dan kesatuan, mempunyai sifat bermusyawarah untuk mencapai mufakat,
dan menunjukkan pandangan yang menginginkan terwujudnya keadilan
sosial. Pancasila harus tegakkan oleh bangsa Indonesia sendiri agar tercapainya cita
cita bangsa Indonesia, agar terciptanya sasana aman, damai, dan sejahtera diatas
berbagai latar belakang dan keanekaragaman budaya.

III.2. Saran
Bangsa Indonesia harus melindungi Pancasila sebagaimana merupakan cita-
cita bangsa Indonesia itu sendiri. Berbagai macam masalah datang silih berganti
yang dari waktu ke waktu semakin membesar mengikis nilai-nilai Pancasila dan
generasi muda Indonesia diharapkan dapat menjaga Nilai-nilai Pancasila tersebut
agar tercipta suasana yang aman, damai, dan sejahtera.

9
DAFTAR PUSTAKA

Harsono. 2009. Pertahanan Indonesia. Bandung: Sinar Kreatif.

Putra, Jandika. 2015. Landasan Idiil dan Landasan


Konstitusional.http://makalahmaster.blogspot.co.id/2015/08/landasan-idiil-
dan landasan.html?m=1

Dwiyanto, Febri. 2013. IMPLEMENTASI PANCASILA DAN


TANTANGANNYA.https://dwiyantofebri.wordpress.com/2013/04/10/imp
lementasi-pancasila-dan-tantangannya/

10

Vous aimerez peut-être aussi