Vous êtes sur la page 1sur 49

LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTEK KEPERAWATAN

KOMUNITAS DI LINGKUNGAN SODDANGE DAN TANETE


KEL. BIRU KEC. TANETE RIATTANG KAB. BONE
TANGGAL 13 MARET 25 MARET 2017

DISUSUN OLEH :

MAHASISWA PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS


LINGKUNGAN SODDANGE DAN TANETE KEL. BIRU
KEC. TANETE RIATTANG KAB. BONE

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES YAPIKA MAKASSAR
2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS


PROGRAM PROFESI NERS STIKES YAPIKA MAKASSAR

LINGKUNGAN : SODDANGE DAN TANETE

KELURAHAN : BIRU

KECAMATAN : TANETE RIATTANG

KABUPATEN : BONE

Watampone, 25 Maret 2017

CI LAHAN CI INSTITUSI

Ns. NILMAWATI, S,Kep, M.Kes Ns. ASRIANI ABUSTAN,S.Kep

i
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan .........., mata kuliah Keperawatan Komunitas yang
membahas tentang Asuhan Keperawatan Komunitas.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun menyadari bahwa kemampuan yang penulis
miliki adalah sangat terbatas, akan tetapi penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya, sehingga penulis berharap ini dapat
berguna bagi mahasiswa yang membaca makalah ini, masyarakat pada umumnya serta bagi
penulis sendiri pada khususnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Akhirnya Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati segala kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun akan penulis terima. Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penambahan ilmu pengetahuan.

Watampone, 25 Maret 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR NAMA- NAMA KELOMPOK

1. ROSLINDA NIM 16 01 N 070


2. MUH. SABRI NIM 16 01 N 077
3. NENI ISNAENI NIM 16 01 N 072
4. LUKMAN NIM 16 01 N 085
5. A. KARTINI DHARMA NIM 16 01 N 078
6. ASRIANTI NIM 16 01 N 080
7. A. HADRIANI NIM 16 01 N 073
8. SYARIFUDDIN NIM 16 01 N 083
9. AKMAL JAYA NIM 16 01 N 084
10. MUH. BASOVI NIM 16 01 N 082
11. ASWIN JAYA NIM 16 01 N 147
12. IRMA HAMZAH NIM 16 01 N 162
13. SHELFI ASTINAWATI NIM 16 01 N 076
14. ARDI CHRISTIANSYAH NIM 16 01 N 076
15. SAMSAM NIM 16 01 N 075
16. SUHERMAN NIM 16 01 N 071
17. A. TENRI YUSUF NIM 16 01 N 086
18. NURWAPIAH NIM 16 01 N 088
19. A.ASMAWATI NIM 16 01 N 087
20. AZHAR NIM 16 01 N 089
21. FANDI AHMAD NIM 16 01 N 081
22. YULIANTI NIM 16 01 N 079
23. RUSLI NIM 16 01 N 161

iii
DAFTAR ISI
Halaman

Lembar Pengesahan ......................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Nama Kelompok .................................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv

Bab I Pendahuluan ......................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan .............................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................ 3

Bab II Asuhan Keperawatan Komunitas ......................................................... 4


A. Pengkajian ....................................................................................... 5
B. Analisa Data .................................................................................... 18
Prioritas Masalah ............................................................................. 19
C. Rencana Asuhan Keperawatan ........................................................ 22
D. Implementasi ................................................................................... 27
E. Evaluasi ............................................................................................ 30

Bab III Pembahasan ( Analisis SWOT) ........................................................... 32

Bab IV Penutup ............................................................................................... 39


1. Kesimpulan ...................................................................................... 39
2. Saran ................................................................................................ 39

Daftar Pustaka .................................................................................................. 22

Lampiran
1. Foto Foto kegiatan
2. POA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional adalah suatu tatanan yang mencerminkan upaya

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya mencapai derajat kesehatan yang

optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksud Undang-Undang

Dasar 1945.

Arah kebijakan pembangunan di Indonesia telah mengalami pergeseran menuju

paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan

tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam ranngka mencapai

visi Indonesia sehat 2011, dimana diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup

dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang

optimal.

Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia,

memiliki konstribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung

kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat menuju visi Indonesia sehat 2011. Perawatan

kesehatan masyarakat/komunitas merupakan perpaduan antara praktek keperawatan dan

praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan

populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada

sekelompok umur dan diagnosa tertentu serta dilaksankan secara berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya kesehatan telah

diselengarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan

melalui Puskesmas dan Rumah sakit sebagai tempat rujukan.

Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan untuk meningkatkan dukungan masyarakat

secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan mayarakat dan mendorong kearah

kemaandirian dalam memecahkan kesehatan dengan penuh tanggung jawab.

1
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan tersebut

maka Program Profesi Ners STIKES YAPIKA MAKASSAR sebagai salah satu institusi

pendidikan kesehatan memiliki tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga

kesehatan/keperawatan yang berkualitas dimasa depan melalui praktik keperawatan

komunitas.

Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik

klinik keperawatan bagi mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary

Health Care.

Dipilihnya Lingkungan soddange dan Lingkungan Tanete, Kelurahan Biru Kecamatan Tanete

Riattang Kab. Bone sebagai tempat keperawatan komunitas karena merupakan salah satu

bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners

STIKES YAPIKA MAKASSAR disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku

kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku dan

meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga

memberikan pengetahuan kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan atau

mempraktikkan secara langsung bagaimana cara mengatasi penyakit yang berhubungan

dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat membahayakan

kesehatan masyarakat sendirI.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami dan menjelaskan proses asuhan keperawatan komunitas
b. Mampu memahami dan menjelaskan program evaluasi keperawatan komunitas
c. Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan peka budaya (menurut
teori Madeleine Leininger)

2
C. Manfaat
Bagi Masyarakat

1. Membantu masyarakat dalam menemukan solusi dalam mengatasi masalah kesehatan

yang ada.

2. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang ada di masyarakat

3. Memperkenalkan keperawatan komunitas kepada masyarakat khususnya di lingkungan

Soddange dan Tanete Kel. Biru, Kec. Tanete Riattang Kab. Bone

Bagi Institusi

1. Mengggali dan menghubungkan konsep pendidikan yaitu pada mata ajar keperawatan

komunitas, keperawatan keluarga, dan keperawatan gerontik, yang mempunyai

pemahaman terhadap pentingnya masalah kesehatan

Bagi Yankes

1. Memberi gambaran keadaan kesehatan masyarakat Kel. Biru

2. Membantu program kesehatan yang belum dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait

Bagi Mahasiswa

1. Memberikan pengalaman pada mahasiswa tentang praktek keperawatan komunitas,

keluarga dan gerontik.

2. Belajar menjadi model professional dalam menerapkan asuhan keperawatan komnitas

3. Meningkatkan ketermapilan komunikasi, kemandirian dan hubungan inerpersional.

3
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,
merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk
mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Selanjutnya
menetapkan langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan (Wolf, Weitzel dan Fuerst, 1979).
Jadi proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat
ilmiah, sistematis, dinamis, kontinyu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah
kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah langkahnya dimulai
dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2) diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan
keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup individu, keluarga
dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Dalam perawatan kesehatan komunitas keterlibatan kader kesehatan, tokoh tokoh
masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan keperawatan
secara terpadu dan menyeluruh sehingga masyarakat benar benar mampu dan mandiri dalam
setiap upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan.

Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, maka melalui

Praktek Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Profesi Ners STIKES YAPIKA

MAKASSAR, akan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas yang didalamnya

dilakukan pendekatan keperawatan keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan

kesehatan utama pada masyarakat.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan di lingkungan Soddange dan

Tanete kel. Biru, kec. Tanete Riattang terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey

wilayah binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), pembinaan Kelompok

Kerja Kesehatan (POKJAKES) yang anggotanya terdiri dari kader kesehatan, tokoh masyarakat,

4
tokoh agama, pemuda, dan kalangan pelajar, yang nantinya akan bersama sama dengan

mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan meliputi baksos yaitu membersihkan mesjid, kantor

desa, dan TPU.

Kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan

pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan tekhnis sedangkan

tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi.

1. Persiapan

a. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala lingkungan

Soddange dan Tanete yang didampingi oleh pembimbing di UPTD Puskemas Biru Kab. Bone.

dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas

Mahasiswa Program Profesi Ners STIKES YAPIKA MAKASSAR, di lingkungan Soddange

dan Tanete kel. Biru, Kec. Tanete Riattang, Kab. Bone

Tanggal 15 Maret 2017 pendataan mulai dilakukan dengan 2 kelompok dan dimulai dari

kepala lingkungan masing-masing.

b. Persiapan Teknis

Persiapan tehnis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi mengorganisir anggota

kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian,

serta mengidentifikasi wilayah Lingkungan Soddange dan Tanete kel. Biru, Kec. Tanete

Riattang, Kab. Bone

2. Pelaksanaan

Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi, & evaluasi.

A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas
masalah.
5
Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah


kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengumpulan data ini
dilakukan di Lingkungan Soddange dan Tanete Kel. Biru, Kec. Tanete Riattang Kab. Bone dari
tanggal 15 Maret 25 Maret 2017

Pengolahan Data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data
Cara mengkategorikan data :
a. Karakteristik demografi
b. Karakteristik geografi
c. Karakteristik sosial ekonomi
d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc Farlene 1988. Community as Client)
2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
Adapun hasil tabulasi data disajikan dalam bentuk table sebagai berikut;

6
Dari pengkajian yang dilakukan di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kelurahan Biru
Kec. Tanete Riattang Kab. Bone pada tanggal 15 Maret 2017 didapatkan data dengan jumlah KK
sebanyak 1234 KK dan jumlah rumah sebanyak 1205 Rumah dan dihuni oleh 3472 Penduduk,
adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.

Demografi

Umur

Tabel 1

Distribusi Penduduk berdasarkan usia di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 Maret 2017

Usia Jumlah %

0 5 tahun 626 18 %

6 -11 tahun 715 21%

12 18 tahun 438 13%

19 59 tahun 1371 39%

>60 tahun 322 9%

Total 3472 100%

Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang dilaksanakan diperoleh sebagian besar penduduk berusia 19-59 tahun
sebanyak 1371 orang ( 39%), sementara itu sebagian yang lain berusia 6-11 tahun sebanyak 715
orang ( 21%), yang berusia 0-5 tahun sebanyak 626 orang ( 18 %), yang berusia 12-18 tahun 438
orang ( 13%) dan yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 322 orang ( 9%).

Jenis kelamin

Tabel 2

Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 Maret 2017

Jenis Kelamin Jumlah %


Laki- laki 1773 51%

Perempuan 1699 49%

Total 3472 100%

Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksnakan diperoleh data sebagian besar warga berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 1773 orang ( 51%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak
1699 orang ( 49%)

7
Pendidikan

Tabel 3
Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
kel. Biru tanggal 15 Maret 2017

Pendidikan Jumlah %

Belum sekolah 628 18%


Tidak sekolah 167 5%
TK 142 4%
SD 954 27%
SMP 425 12%
SMA 605 17%
Perguruan Tinggi 551 16%
Total 3472 100%
Sumber : Data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga berpendidikan SD
sebanyak 954 orang( 27%), sementara itu sebagian yang lain belum sekolah 628 orang (18%),
tingkat pendidikan SMA sebanyak 605 orang (17%) Perguruan tinggi sebanyak 551 orang
( 16%) , SMP sebanyak 425 orang ( 12%), TK sebanya 142 orang ( 4%) dan tidak sekolah
sebanyak 167 orang ( 18%).

Pekerjaan

Tabel 4

Distribusi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan di lingkungan Soddangnge dan Tanete


Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Jenis Pekerjaan Jumlah %

Pegawai Negeri Sipil 687 19,79%


Pensiunan 52 1,50%
Wiraswasta 185 5,33%
Honorer 442 12,73%
Karyawan 57 1,64%
Petani 79 2,28%
Nelayan 1 0,03%
Buruh 79 2,28%
Pelajar/Mahasiswa 727 20,94%
Tidak Bekerja 1163 33%
Total 3472 100%
Sumber : data hasil pengkajian
Dari hasil pengkajian diperoleh data sebagian besar penduduk tidak bekerja sebanyak 1163 orang
( 33%), PNS sebanyak 687 orang ( 19,79%), honorer sebanyak 442 orang (12,73%), petani dan
buruh sebanyak 79 orang (2,28%), hal ini menunjukkan bahwa produkifitas masyarakat masih
rendah.
8
Agama

Tabel 5

Distribusi penduduk berdasarkan agama di lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 maret 2017

Agama Jumlah %
Islam 3422 99%
Kristen Protestan 50 1%
Kristen katolik 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Total 3472 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan sebagian besar warga beragama Islam sebanyak
3422 orang (99%), kristen protestan sebanyak 50 orang (1%).

Kesehatan lingkungan dan perilaku kesehatan keluarga

Jenis sumber air

Tabel 6

Distribusi penduduk berdasarkan jenis sumber air bersih di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Jenis sumber air Jumlah %


PAM Ledeng 54 4%
Sumur gali 116 10%
Sumur Bor 1035 86%
Total 1205 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh sebagian besar warga memiliki jenis
sumber air dari sumur Bor sebanyak 1035 keluarga ( 86%), sumur gali sebanyak 116 keluarga
( 10%), dan PAM sebanyak 54 keluarga ( 4%).

Kondisi Fisik Air


Tabel 7
Distribusi penduduk berdasarkan kualitas sumber air bersih di Lingkungan Soddangnge dan
Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Kualitas sumber air Jumlah %


Berasa 0 0%
Berbau 0 0%
Berwarna 20 2%
Jernih 1185 98%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

9
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh sebagian besar kualitas sumber air jernih
sebanyak 1185 keluarga ( 98%), sementara masih ada keluarga yang memiliki sumber air yang
berwarna sebanyak 20 keluarga ( 2%).

Jarak sumber air dengan septik tank

Tabel 8

Distribusi penduduk berdasarkan jarak sumber air dengan septik tank di Lingkungan
Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Jarak sumber air dengan septik tank Jumlah %


< 10 meter 507 42%
>10 meter 696 58%
Total 1203 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh data sebagian besar keluarga memiliki jarak
sumber air lebih dari 10 meter sebanyak 696 keluarga ( 58%), sementara yang lain berjarak
kurang dari 10 meter sebanyak 507 keluarga ( 58%).

Penggunaan air minum

Tabel 9

Distribusi penduduk berdasarkan penggunaan air minum di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Penggunaan air minum Jumlah %


Dimasak 1020 85%
Tidak dimasak 185 15%
Total 1205 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh data sebagian besar keluarga menggunakan
air minum dengan cara dimasak sebanyak 1020 keluarga ( 85%), sementara yang tidak dimasak
sebelum diminum sebanyak 185 keluarga (15%).

Keluarga yang memiliki jamban keluarga


Tabel 10
Distribusi penduduk berdasarkan jamban keluarga di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel.
Biru tanggal 15 maret 2017

Keluarga yang memiliki jamban keluarga Jumlah %


Ya 1203 99,8%
Tidak 2 0,2%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian
Dari hasil pengkajian yang dilaksanakan diperoleh data sebagian besar keluarga memiliki
jamban keluarga sebanyak 1203 keluarga (99,8%), sementara yang tidak memiliki sebanyak 2
keluarga ( 0,2%).
10
Keluarga yang memiliki SPAL

Tabel 11

Distribusi penduduk berdasarkan keluarga yang memiliki SPAL di Lingkungan Soddangnge dan
Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Keluarga yang memiliki SPAL Jumlah %


Ya 1195 99%
Tidak 10 1%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga memiliki
SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah) sebanyak 1195 keluarga ( 99%), sementara yang tidak
memiliki SPAL sebanyak 10 keluarag (1%0.

Cara pembuangan sampah keluarga

Tabel 12

Distribusi penduduk berdasarkan cara pembuangan sampah keluarga di Lingkungan Soddangnge


dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Pembuangan sampah Jumlah %


Di tempat sampah 961 80%
Di bakar 175 15%
Di timbun 40 3%
Di sembarang tempat 29 2%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar keluarga membuang
sampah di temapt sampah sebanyak 961 keluarga (80%), sementara sebagian keluarga
membuang sampah dengan cara dibakar sebanyak 175keluarga ( 15%), ditimbun sebanyak 40
keluarga ( 3%), dan membuang sampah disembarang tempat sebanyak 29 keluarga ( 2%).

Perumahan

Tabel 13

Distribusi penduduk berdasarkan tipe perumahan di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel.
Biru tanggal 15 maret 2017

Tipe perumahan Jumlah %


Panggung 96 8%
Semi permanen 49 4%
Permanen 1060 88%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

11
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar tipe perumahan
warga permanen sebanyak 1060 rumah (88%), sementara sebagian yang lain memiliki tipe
rumah panggung sebanyak 96 rumah ( 8%) dan tipe rumah semi permanen sebanyak 49 rumah
( 4%)
Tabel 14

Distribusi rumah penduduk berdasarkan pencahayaan dalam rumah di Lingkungan Soddangnge


dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Rumah ada ventilasi Jumlah %


Ya 1153 96%
Tidak 52 4%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar rumah warga
memiliki ventilasi sebanyak 1153 rumah (96%), sementara sebagian yang lain tidak memiliki
ventilasi sebanyak 52 rumah ( 4%).

Pekarangan disekitar rumah

Pemanfaatan pekarangan

Tabel 15

Distribusi penduduk berdasarkan pemanfaatan pekarangan di Lingkungan Soddangnge dan


Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Pekarangan dimanfaatkan Jumlah %


Ya 675 56%
Tidak 530 44%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga
memanfaatkan pekarangan sebanyak 675 rumah ( 56%), sementara yang tidak memanfaatkan
pekarangan sebanyak 530 rumah ( 44%).

Tabel 16

Distribusi penduduk berdasarkan pemanfaatan pekarangan di Lingkungan Soddangnge dan


Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Pekarangan dimanfaatkan untuk Jumlah %


TOGA ( Tanaman Obat Keluarga) 80 7%
Ditanami sayur dan buah 237 20%
Ditanami bunga 313 26%
Tempat memelihara ternak 45 4%
Dibiarkan 530 44%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

12
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga tidak
memanfaatkan pekarangan yang ada sebanyak 530 rumah (44%), sementara yang memanfaatkan
pekarangan sebagai Tanaman Obat Keluarga sebanyak 80 rumah ( 7%), ditanami sayur dan buah
sebanyak 237 ( 20%), ditanami bunga sebanyak 313 ( 26%) dan sebagai tempat memelihara
ternak sebanyak 45 rumah ( 4%)

Angka bebas jentik

Jentik pada penampungan

Tabel 17

Distribusi penduduk berdasarkan jumlah rumah yang bebas jentik di Lingkungan Soddangnge
dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Jentik nyamuk pada penampungan Jumlah %


Ya 57 5%
Tidak 1148 95%
Total 1205 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk yang
memiliki tempat penampungan air bebas jentik nyamuk sebanyak 1148 rumah ( 95%), sementara
yang memiliki tempat penampungan yang ada jentiknya sebanyak 57 rumah ( 5%).

Peserta KB

Jumlah Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat kontrasepsi

Tabel 18

Distribusi penduduk berdasarkan jumlah Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat
kotrasepsi di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Peserta KB aktif Jumlah %


Ya 214 62%
Tidak 133 38%
Total 347 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk pasangan
usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 214 orang (62%), sementara yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 133 orang ( 38%).

13
Metode KB

Tabel 19

Distribusi penduduk berdasarkan Alat kontrasepsi yang digunakan di Lingkungan Soddangnge


dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Metode KB Jumlah %
IUD 11 5,14%
Implant 11 5,14%
Suntik 123 57,48%
Pil 69 32,24%
Total 214 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk pasangan
usia subur memakai alat kontrasepsi dengan suntik sebanyak 123 orang ( 57,48%), sementara
yang memakai pil KB sebanyak 69 orang (32,24%), implant 11 orang ( 5,14%), dan IUD
sebanyak 11 orang ( 5,14%).

Kesehatan balita

Bayi dan Balita yang diimunisasi

Tabel 20

Distribusi penduduk berdasarkan jumlah bayi dan balita yang diimunisasi di Lingkungan
Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Balita yang diimunisasi Jumlah %


Ya 573 92%
Tidak 53 8%
Total 626 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk
membawa bayi dan balita ke posyandu untuk diimunisasi sebanyak 573 orang ( 92%), sementara
bayi dan balita yang tidak ke posyandu sebanyak 53 orang( 8%).

Tabel 21

Distribusi penduduk berdasarkan jumlah bayi dan balita berdasarkan kelengkapan imunsasi di
Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Imunisasi yang diperoleh Jumlah %


Lengkap 475 83%
Belum lengkap 98 17%
Total 573 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar bayi dan balita
sudah lengkap imunisasinya sebanyak 475 orang ( 83%), sementara bayi dan balita yang
lengkap imunisasinya sebanyak 98 orang( 17%).

14
ASI

Tabel 22

Distribusi penduduk berdasarkan anak diberi ASI di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel.
Biru tanggal 15 maret 2017

Anak diberi ASI Jumlah %


Ya 43 86%
Tidak 7 14%
Total 50 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar bayi yang
mendapat ASI sebanyak 43 orang ( 86%), sementara bayi yang tidak diberi ASI sebanyak 7
orang( 14%).

Tabel 23

Distribusi penduduk berdasarkan batas usia bayi yang diberi ASI di Lingkungan Soddangnge
dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Batas usia bayi diberi ASI Jumlah %


0-6 bulan 12 28%
7-12 bulan 15 35%
13-18 bulan 9 21%
19 -24 bulan 7 16%
Total 43 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar bayi yang
mendapat ASI sampai 6 bulan sebanyak 12 orang ( 28%), sementara bayi yang mendapat ASI
sampai 12 bulan sebanyak 15 orang (35%), bayi yang mendapat sampai usia 18 bulan sebanyak 9
orang( 21%), dan bayi yang mendapat ASI sampai 24 bulan sebanyak 7 oarang( 16%).

Informasi kehamilan

Jumlah ibu hamil

Tabel 24
Distribusi penduduk berdasarkan usia kehamilan ibu di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel.
Biru tanggal 15 maret 2017

Usia kehamilan Jumlah %


0 - 3 bulan 5 36%
3 - 6 bulan 4 28%
6 - 9 bulan 5 36%
Total 14 100%
Sumber : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar jumlah ibu hamil
dengan usia kehamilan 0-3 bulan dan 6-9 bulan sebanyak 5 orang ( 36%) sementara ibu hamil
dengan usia kehamilan 3-6 bulan sebanyak 4 orang (28%).

15
Tabel 25

Distribusi penduduk berdasarkan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan di Lingkungan


Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Periksa kehamilan Jumlah %


Ya 12 86%
Tidak 2 14%
Total 14 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 12 orang ( 86%), sementara yang tidak melakukan
pemeriksaan sebanyak 2 orang (14%).

Tabel 26

Distribusi penduduk berdasarkan tempat pemeriksaan ibu hamil di Lingkungan Soddangnge dan
Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Tempat Periksa kehamilan Jumlah %


Dokter/ bidan 6 50%
Puskesmas 6 50%
Total 12 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan di puskesmas dan Bidan/dokter sebanyak 6 orang (50%).

Tabel 27

Distribusi ibu hamil berdasarkan imunisasi TT ibu hamil di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Imunisasi TT ibu hamil Jumlah %


Ya 12 86%
Tidak 2 14%
Total 14 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar ibu hamil
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 12 orang ( 86%) sementara yang tidak imunisasi TT
sebanyak 2 orang ( 14%) .

16
Tabel 28

Distribusi anggota keluarga yang merokok di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 maret 2017

Merokok Jumlah %
Ya 1449 41,73%
Tidak 2023 58,29%
Total 3472 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data jumlah warga yang merokok
sebanyak 1449 orang ( 41,73%) dan yang tidak merokok sebanyak 2023 orang ( 58,29%)

Tabel 29

Distribusi anggota keluarga yang merokok dalam rumah di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017

Merokok dalam rumah Jumlah %


Ya 997 89,51%
Tidak 152 10,49%
Total 1449 100%
Sumber data : data hasil pengkajian

Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data jumlah warga yang merokok di
dalam rumah sebanyak 997 orang ( 89,51%) dan yang tidak merokok dalam rumah sebanyak 152
orang ( 10,49%)

17
B. Analisa Data

No Masalah Kesehatan Data Penunjang Etiologi Masalah


1. Resiko terjadi peningkatan Sumber air minum sumur gali 10% Kurangnya kemampuan
kasus penyakit akibat Kondisi air berwarna 2% masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang kurang Jarak sumber air dengan septic tank < 10 meter 42% lingkungan yang memenuhi syarat
sehat (penyakit saluran Penggunaan air minum yang tidak dimasak 15 % kesehatan.
cerna, demam berdarah, Keluarga yang tidak memiliki jamban keluarga 0,2 %
ISPA, diare, kecacingan, dll) Tidak memiliki SPAL 1 %
di lingkungan Soddange dan
Sampah dibakar 15 %
Tanete Kel. Biru.
Buang sampah disembarang tempat 2%
Rumah tidak memiliki ventilasi 4 %
Tempat penampungan air yang ada jentik 5 %

2. Gangguan tumbuh kembang Balita yang tidak diimunisasi 8 % Kurangnya kemampuan


balita Bayi yang tidak mendapat ASI 14 % masyarakat dalam mengenal
Bayi , Balita yang tidak membawa ke posyandu 20,13 % deteksi tumbuh kembang pada
balita.
3. Resiko terjadinya penyakit Merokok 41,73 % Kurangnya kemampuan
Infeksi Saluran Pernapasan, Merokok dalam rumah 89,51 % masyarakat dalam mengenal
Hipertensi dan penyakit b. akibat dari perilaku yang kurang
lainnya sehat.

18
Prioritas Masalah

Kriteria Penapisan
Sesuai
Terse
dengan Potensi
N Masalah Relevan Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia dia Jum
peran Resiko Resiko untuk Interes Kemungkinan
o. Kesehatan dengan sumber sumber sumber sumber sumb lah
perawat terjadi parah pendidikan komunitas diatasi
program tempat waktu dana fasilitas er
komunit kesehatan
SDM
as
1. Resiko terjadi
peningkatan
kasus
penyakit
akibat
lingkungan
yang kurang 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 55
sehat
(penyakit
saluran cerna,
demam
berdarah,
ISPA, dll)
2. Resiko
terjadiganggu
an tumbuh 5 4 4 5 3 3 5 5 5 2 2 3 46
kembang
balita

19
3. Resiko
terjadinya
penyakit
Infeksi
Saluran 5 3 5 5 2 2 2 1 1 1 1 3 34
Pernapasan,
Hipertensi
dan penyakit
lainnya

20
Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas Di Lingkungan Soddange dan Tanete

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN JUMLAH


PRIORITAS
1 Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit saluran cerna, demam berdarah,
ISPA, dll) di lingkungan Soddange dan Tanete berhungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara 55
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
2 Resiko terjadi gangguan tumbuh kembang Balita berhubung dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal
46
deteksi tumbuh kembang balita
3 Resiko terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, Hipertensi dan penyakit lainnya berhubungan dengan kurangnya
34
kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari prilaku yang kurang sehat

21
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Perencanaan
Diagnosa Evaluasi
N
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Tempat
o Kriteria Standar
komunitas
1 Resiko terjadi Setelah Tokoh-tokoh KIE Beri HE pada masyarakat Posyandu, Verbal Kader mampu
peningkatan kasus dilakukan masyarakat tentang arti lingkungan di rumah Psikomo menyebutkan, menjelaskan
penyakit akibat intervensi Seluruh yang sehat dan masyarakat tor tentang arti lingkungan
lingkungan yang keperawatan warga di penyuluhan tentang sekolah. yang sehat.
kurang sehat masyarakat lingkungan beberapa penyakit yang Masyarakat mampu
(penyakit saluran mampu Soddange dan disebabkan oleh mengidentifikasi ciri-ciri
cerna, demam mencegah Tanete lingkungan yang tidak lingkungan sehat.
berdarah, ISPA, penyakit akibat sehat (macam penyakit, Masyarakat mampu
dll) lingkungan penyebab, gejala menentukan jadwal kerja
yang kurang penyebaran dan bakti.
sehat dengan pengobatan. Pelaksanaan kerja bakti
membersih-kan Motivasi masyarakat sesuai jad-wal yang
lingkungan melalui kader atau tokoh direnca-nakan.
secara gotong masyarakat untuk aktif Pemeriksaan jentik nyamuk
royong dalam memelihara lingkungan dan penampungan air
waktu 2 yang sehat. minum tertutup.
minggu. Koordinasi dengan tokoh Genangan air tidak ada.
masyarakat untuk Perilaku hidup sehat
menyelenggarakan kerja meningkat seperti cuci
bakti. tangan sebelum makan,
Nyamuk, lalat, tikus tidak
ada.
Rumah yang pengap dan
gelap tidak ada.
22
Jangka Ajarkan tentang cara
Pendek: hidup sehat
Masyarakat Mencuci tangan
tahu lebih sebelum makan.
banyak tentang Memberantas
Penyakit nyamuk, tikus, dsb.
yang timbul 3M
karena Rujuk segera apabila ada
lingkungan anggota masyarakat yang
yang tidak menunjukkan gejala dari
sehat. penyakit
Cara
mencegah
terhadap
penyakit.
Cara
penyebaran
penyakit.
Cara
menanggulangi
penyakit yang
berhubungan
dengan akibat
lingkungan
yang tidak
sehat.

23
Diagnosa Evaluasi
N
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Tempat
o Kriteria Standar
komunitas
2 Resiko terjadinya Setelah - Tokoh-tokoh KIE Posyandu Verbal Masyarakat tahu tentang
Gangguan tumbuh dilakukan masyarakat .pemberikan penyuluhan Psikomo deteksi dini tumbuh kembang
kembang balita tindakan - Ibu balita di kepada masyarakat tor balita.
berhubungan keperawatan lingkungan dengan topik:. Masyarakat tahu tentang
dengan Kurangnya masyarakat, Soddange dan Deteksi dini cara pemenuhan gizi
kemampuan gangguan Tanete tumbuh kembang. seimbang pada balita
masyarakat dalam tumbuh Upaya Balita mengalami
mengenal deteksi kembang balita pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan
tumbuh kembang tidak terjadi. gizi seimbang pada perkembangan sesuai
pada balita. Jangka balita. standard
Pendek Kolaborasi dengan pihak
(2Minggu): Puskesmas dalam Balita ditimbang setiap bulan
Masyarakat pemberian Vitamin A. di Posyandu
tahu tentang
deteksi dini
Balita mendapat vitamin A
tumbuh
2 kali setahun
kembang
balita.
Masyarakat Balita mendapatkan
tahu tentang imunisasi secara lengkap
cara
pemenuhan gizi Ibu balita dapat menyiapkan
seimbang pada makanan sesuai kebutuhan
balita. anaknya.
Jangka

24
Melalui tokoh Posyandu Verbal
masyarakat untuk Psikomo
menghimbau dan tor
mengajak masyarakat
untuk berpartisipasi
dalam pemberian
Vitamin A.
Pembinaan kasus
keluarga dengan anggota
keluarga (balita)
mengalami gizi buruk.
Pembinaan kasus
keluarga dengan anggota
keluarga (balita)
mengalami gizi buruk.

Cara pengelolaan
makanan.
Memberikan
makanan
tambahan.
Penimbangan
rutin.

25
Diagnosa Evaluasi
N
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Tempat
o Kriteria Standar
komunitas
3 Resiko terjadinya Setelah Tokoh- KIE Penyuluhan tentang Posyandu, Verbal Masyarakat mampu
penyakit Infeksi dilakukan tokoh bahaya rokok dan tidak Psikomo mengenal akibat dari perilaku
Saluran observasi masyarakat di boleh merokok di tor yang kurang sehat.
Pernapasan, selama 2 lingkungan tempat umum Masyarakat mampu
Hipertensi dan minggu Soddange dan Membuat aturan tentang mengubah perilaku kurang
penyakit lainnya lingkungan Tanete tempat-tempat yang sehat seperti menjadi
berhubungan Soddange dan Kelurahan Biru tidak diperbolehkan perilaku sehat.
dengan kurangnya Tanete : - Orang yang merokok Masyarakat tidak merokok di
kemampuan 1. Mengurangi merokok tempet-tempat umum
masyarakat dalam angka dan Angka kejadian penyakit
mengenal akibat kejadian keluarganya yang diakibatkan oleh asap
dari prilaku yang penyakit rokok menurun.
kurang sehat yangdiakbat
kan oleh
asap rokok
2. Masyarakat
dapat
merubah
perilaku
kebiasaan
merokok
menjadi
tidak
merokok
3. Mempunyai
tempat
khusus
merokok

26
D. IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI HASIL
1 Resiko terjadi 22 Maret Penyuluhan Keluarga Sehat Sebanyak 30 orang peserta ( 100%) mendapatkan pembagian lefleat
peningkatan kasus 2017 dengan materi : Sejumlah 45 % peserta dapat menjelaskan penyakit yang diakibatkan oleh
penyakit akibat Pencegahan DBD lingkungan yang kurang sehat
lingkungan yang dan Diare yag Sebagian besar masyarakat dapat menjelaskan tanda- tanda penyakit DBD
kurang sehat diakibatkan oleh dan Diare yang diakibatkan lingkungan yang kurang sehat
(penyakit saluran lingkungan yang
cerna, demam kurang sehat.
berdarah, ISPA, dll) Stop BAB
di lingkungan sembarang tempat
Soddange dan 24 Maret Melaksanakan jumat bersih Masyarakat melaksanakan kegiatan yang dijadwalkan
Tanete berhungan 2017
dengan kurangnya 25 Maret Penyuluhan di sekolah Semua Murid kelas 6 SD mendapat lefleat cuci tangan
kemampuan 2017 tehnik mencuci tangan 6 orang perwakilan dari murid SD mempraktekkan cara cuci tangan
masyarakat dalam yang benar secara bergantian
memelihara
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan.

27
NO DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI HASIL
2 Resiko terjadinya 27 penyuluhan kepada 50 % masyarakat yang hadir paham tentang upaya pemenuhan kebutuhan
Gangguan tumbuh Maret masyarakat dengan topik:. gizi seimbang pada bayi dan balita
kembang balita 2017 Deteksi dini Lebih dari 50 % sasaran yang hadir
berhubungan dengan tumbuh kembang.
Kurangnya Upaya
kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi
masyarakat dalam seimbang pada balita.
mengenal deteksi
tumbuh kembang 28 Maret, Melaksanakan posyandu Jumlah bayi balita yang berkunjung 50 % dari jumlah bayi/ balita yang
pada balita. 19 April bayi/ balita ada di lingkungan Soddange dan Tanete.
dan 20 Selama kegiatan berlangsung mahasiswa bersama petugas Imunisasi,
April 2017 Gizi, dan bidan desa mampu memberikan pengertian tentang pentingnya
ASI dan imunisasi bagi bayi dan balita dan menganjurkan rajin ke
posyandu setiap bulannya untuk deteksi dini tumbuh kembang bayi dan
balita.

28
NO DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI HASIL
3 Resiko terjadinya 07 April Penyuluhan tentang 50 % masyarakat yang hadir paham tentang bahaya rokok dan tidak
penyakit Infeksi 2017 bahaya rokok dan tidak merokok di tempat umum
Saluran Pernapasan, boleh merokok di tempat Sebagian besar masyarakat belum bisa meninggalkan kebiasaan merokok
Hipertensi dan umum tapi berjanji tidak merokok di tempat- tempat umum
penyakit lainnya
berhubungan dengan 08 April Melaksanakan posbindu Masyarakat yang hadir sangat antusias memeriksakan diri untuk deteksi
kurangnya 2017 ( pos pembinaan terpadu) dini penyakit tidak menular ( hipertensi, DM,) utamanya
kemampuan PTM ( Penyakit Tidak masyarakatyang merokok
masyarakat dalam Menular) Saat melakukan pemeriksaan mahasiswa bersama petugas posbindu
mengenal akibat dari melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok pada individu
prilaku yang kurang masing-masing
sehat

Kolaborasi dengan Terdapat spanduk kawasan bebas rokok


pemerintah setempat dan
tokoh masyarakat
membuat aturan tentang
tempat-tempat yang tidak
diperbolehkan merokok

29
E. EVALUASI

Kegiatan yang direncanakan selama praktek profesi keperawatan komunitas semua


terlaksana di lungkungan Soddange dan Tanete Kel. Biru, Kec. Tanete Riattang, adapun evaluasi
kegiatan secara terperinci untuk masing- masing adalah sebagai berikut :

a. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit
saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) di lingkungan Soddange dan Tanete
berhungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan
yang memenuhi syarat kesehatan.
S:
Warga lingkungan Soddange dan Tanete mengatakan senang adanya kegiatan kerja
bakti yang dilaksnakan setiap jumat
Warga mengatakan kegiatan kerja bakit sulit dilaksanakan karenan mengingat
pekerjaan warga umumnya ke kantor saat pagi sampai sore hari, dan jika hari libur
warga memanfaatkan waktu bersantai dengan keluarganya
Masyarakat senang dengan adanya penyuluhan yang diberikan. Namun sebagian
masyarakat beranggapan pencegahan DBD adalah tugas dari Tim Kesehatan yaitu
diadakannya foging.

O:

Anggota pokjakes turut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan
Pada kegiatan tertentu, warga kurang merespon dengan baik.

A:

Masalah teratasi

P : Rencana Tindak Lanjut

Pelaksanaan kerja bakti di lingkungan wilayah Soddange dan Tanete


Melanjutkan penyuluhan keluarga sehat

b. Resiko terjadinya Gangguan tumbuh kembang balita berhubungan dengan Kurangnya


kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada balita.
S:
Anggota pokjakes mengatakan sangat senang dengan kegiatan yang diperuntukkan
untuk bayi/balita

O:

Saat kegiatan penyuluhan ibu-ibu serius menanggapi penyuluhan dengan bertanya


Anggota pokjakes terlibat aktif dan antusias dalam pelaksanaan posyandu

A:

Masalah teratasi

P:

Pelaksanaan posyandu bayi/ balita tiap bulan secara aktif

30
c. Resiko terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, Hipertensi dan penyakit lainnya
berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari
prilaku yang kurang sehat

S:
Masyarakat sangat senang dengan adanya penyuluhan tentang bahaya rokok
Sebagian warga mengatakan masih sulit meninggalkan kebiasaan merokok tapi
berjanji tidak merokok di tempat-tempat

O:

Sebagian besar warga masih merokok

A:

Masalah belum teratasi

P:

Melanjutkan penyuluhan keluarga sehat

31
BAB III

PEMBAHASAN

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan

kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal (Carpenito, 2007).

Konsep keperawatan komunitas yang profesional mengacu pada ilmu dan kiat keperawatan

yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap

terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat sangat

mempengaruhi proses penerapana asuhan keperawatan di masyarakat itu sendiri. Pengkajian

yang dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam memberikan

informasi yang valid dan akurat.

Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh

masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan

langsung pada masyarakat.

Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses

keperawatan yang meliputi: Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembahasan

inipun mengacu pada analisis SWOT (Strength/kekuatan, Weakness/kelemahan,

Opportunity/kesempatan dan Threat/ancaman).

Berdasarkan hasil asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan proses keperawatan

didapatkan beberapa hasil yang meliputi :

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna untuk menentukan

aktivitas keperawatan dan sumber data bagi profesi lain.

Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori

Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin,

pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub

sistem yang mempengaruhi komunitas, seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan

kesehatan, keamanan dan keselamatan politik, kebijakan pemerintah terkait kesehatan,

32
pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi , ekonomi dan realisasi.

Pengkajian dilaksanakan dengan menggunakan metode wawancara dan observasi

langsung berdasarkan format pengkajian/kuesioner yang disusun berdasarkan prioritas masalah

yang telah disepakati dalam pertemuan dengan pemerintah setempat, masyarakat, dan tokoh

agama. Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Lingkungan Soddange

dan Tanete.

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat pengkajian.

1. Strenght / Kekuatan :

a. Adanya dukungan positif dari Masyarakat/ keluarga yang dimintakan data

( Masyarakat cukup kooperatif ).

b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan

dalam pemahaman bahasa daerah.

c. Dukungan dari Pemerintah, Kecamatan, Kelurahan dan dari UPTD Puskesmas

Biru. Adanya dukungan dari kepala lingkungan ,tokoh masyarakat,tokoh

agama, di lingkungan Soddange dan Tanete.

2. Weekness / Kelemahan :

a. Tingkat pekerjaan Penduduk yang rata-rata pegawai serta wiraswasta sehingga

memungkinkan pada saat pendataan tidak berada di tempat.

b. Bahasa : Masih ditemukan masyarakat setempat tidak menguasai bahasa

indonesia.

c. Pendidikan yang rendah yang menghambat pemahaman masyarakat terhadap

pertanyaan yang diberikan.

3. Opportunity / Kesempatan

a. Kebutuhan masyarakat akan petugas kesehatan

b. Kebutuhan masyarakat tentang pendidikan kesehatan.

c. Keinginan masyarakat untuk hidup sehat atau berperilaku hidup sehat

33
4. Threat / Ancaman

a. Keakuratan pengkajian dari pengumpul data secara mendalam.

b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya

B. Masalah kesehatan dan Diagnosa keperawatan

Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam pada

suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya, 1995 ).

Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian

keperawatan ( Carpenito, 2007 ).

Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah Keperawatan, hal

ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan

prosentasi penyebab masalah ini tidak terlalu tinggi.

C. Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan
untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan yang terdiri dari :
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
3) Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
4) Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap
tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian dan
pengalaman praktik.

Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat Perencanaan keperawatan komunitas.

1. Strength / Kekuatan

Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM lingkungan Soddange

dan Tanete

Adanya Kader posyandu yang berperan aktif dalam perencanaan kegiatan.

Adanya dukungan dari Tokoh - tokoh masyarakat / Agama.

34
2. Weekness / Kelemahan

Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang

membutuhkan pembiayaan besar sehingga beberapa metode tepat guna disiapkan untuk

menghadapi kendala dana tersebut

3. Opertunity / Kesempatan

Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang

direncanakan.

Bantuan dari Puskesmas dan pihak terkait yang diwujudkan dalam kerja dalam beberapa

kegiatan yang telah direncanakan.

4. Threat / Ancaman

Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang

berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai pegawai dan lain

sebagainya.

D. Implementasi

Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan kontrak waktu
dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan

penghambat implementasi.

1. Masalah kesehatan I :

Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat

(penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) di lingkungan Soddange dan

Tanete berhungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara

lingkungan yang memenuhi syarat kesehatana.

Strenght / Kekuatan :

a. Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam

memotivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan

b. Bantuan dari puskesmas Biru

35
c. Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.

Weekness / Kelemahan

a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan penyakit yang diderita

kepelayanan kesehatan (Puskesmas) setempat.

b. Terhambatnya beberapa kegiatan - kegiatan karena pendanaan yang kurang, dan

keinginan partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi

c. Kurangnya partisipasi dan kesadaran masyarakat dalam kegiatan jumat bersih

juga menjadi hambatan

Opportunity / Kesempatan

a. Sejalan dengan beberapa kegiatan program pemerintah dan Puseksmas,

misalnya imunisasi)

Threat / Ancaman

a. Tidak adanya tindak lanjut terutama dari masyarakat karena beberapa

perencanaan membutuhkan dana swadaya masyarakat

2. Masalah kesehatan II :

Resiko terjadi gangguan tumbuh kembang Balita berhubung dengan kurangnya

kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang balita

Strenght / Kekuatan

a. Adanya posyandu setiap sekali sebulan

b. Adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti anjuran yang telah

diberikan pada saat penyuluhan, setelah memotivasi ibu-ibu membawa anaknya

ke Posyandu untuk menimbang dan mendapatkan imunisasi pada bayi/balitanya

c. Adanya dukungan Puskesmas untuk terus melaksanakan kegiatan posyandu dan

imunisasi

d. Adanya Kader kesehatan yang berperan aktif dalam setiap kegiatan.

36
Weekness / Kelemahan

a. Kurangnya ibu atau masyarakat membawa anaknya ke posyandu untuk dilakukan

imunisasi karena takut anaknya akan sakit

b. Kurangnya ibu atau masyarkat membawa anaknya ke posyandu untuk ditimbang

dengan alasan imunisasinya sudah lengkap.

Opportunity / Kesempatan

a. kurangnya kesempatan ibu dalam mengurus anakanya disebabkan oleh adanya

kesibukan ibu

b. Kesediaaan masyarakat / ibu untuk membawa bayi / balitanya dalam

kegiatanPosyandu.

c. Adanya dukungan dari pemerintah terkait kesehatan.

Threat / Ancaman

a. Kesibukan ibu-ibu dalam bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga

tidak mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan anak

khususnya penyediaan waktu luang untuk membawa anaknya setiap bulan ke

Posyandu untuk ditimbang dan memperoleh imunisasi.

3. Masalah kesehatan III :

Resiko terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, Hipertensi dan penyakit lainnya

berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari

prilaku yang kurang sehat

Strenght / Kekuatan

a. Adanya penyuluhan keluarga sehat

b. Kawasan bebas rokok

Weekness / Kelemahan

a. kurangnya kesadaran masyarakat

Opportunity / Kesempatan

a. sejalan dengan program pemerintah kawasan bebas rokok

Threat / Ancaman

a. masyarakat yang merokok di tempat-tempat umum


37

E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada

masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun psikomotornya.

1. Rencana kegiatan mahasiswa selalu mendapat respon positif dari masyarakat.

2. Pada pelaksanaan kegiatan (implementasi) biasanya masyarakat kurang berespon

berhubungan dengan kurangnya kesadaran.

3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti dari terjadi

perubahan terhadap meningkatnya kesadaran masyarkat dan meningkatnya pengetahuan

masyarakat tentang prilaku sehat..

4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader setempat,

tokoh masyarakat, pemerintah terkait, puskesmas dan swadana mahasiswa sendiri.

F. Tindak Lanjut

1. Kepada instansi yang terkait agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap

upaya pelayanan kesehatan dan dapat memenuhi fasilitas sarana pelayanan kesehatan

2. Kepada masyarakat agar lebih memanfaatkan sarana kesehatan untuk meningkatkan

derajat kesehatannya

3. Kepada kader kesehatan sekiranya dapat lebih meningkatkan peran serta aktifnya dalam

turut serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4. Untuk Puskesmas sebagai garis Depan Pelayanan kesehatan masyarakat untuk lebih

meningkatkan pelayanan terutama terhadap kelompok-kelompok yang berisiko.

38
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari hasil penyajian kelompok diatas dapat disampaikan bahwa hal tersebut tidak terlepas

dari perawatan kesehatan masyarakat dengan tujuan umumnya adalah meningkatkan

kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan masyarakat untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal. Adapun tujuan khususnya adalah masyarakat

memahami pengertian sehat dan sakit, meningkatny kemampuan individu, keluarga, kelompok

khusus dan masyarakat untuk melaksanakan keperawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah

kesehatan, sudah terlaksananya hampir semua program di UPTD Puskesmas Biru diharapkan

menjadikan Puskesmas sebagai pengembangan upaya pelayanan berdasarkan kebutuhan

masyarakat, hanya tinggal mempertahankan dan memperbaiki sistem lebih baik lagi, dengan

mengutamakan masyarakat dan keluarga khususnya dengan penekanan pada pelayanan yang

bersifat promotif, prefentif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dan semua tenaga

keperawatan Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama sebagai pelaku dan bertanggung

jawab atas daerah binaan.

2. Saran

Beberapa saran yang dapat kelompok sampaikan adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan jadwal petugas dan mekanisme kerja yang menarik, tidak

membosankan dan tidak monoton sehingga tantangan kerja dirasakan, hiburan

kepada karyawan lebih diperlukan juga.

b. Perlunya upaya promotif yang menarik seperti penyuluhan kesehatan olah raga

teratur dan makanan bergizi secara terus menerus tanpa bosan dengan

menggunakan berbagai cara dan media yang dapat menarik minat masyarakat,

terutama daerah binaan Puskesmas Biru.

39
c. Perlunya kerjasama dengan sektor terkait terutama lembaga Pemerintah, LSM dan

swasta seperti industri di sekitar Puskesmas dalam membantu memberikan

pelayanan kesehatan

40
RENCANA PELAKSANA KEGIATAN

N JENIS TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN MARET 2017 KET

O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Penerimaan di
puskesmas
2 Melapor ke
kantor camat
3 Melapor ke
kepala
lingkungan
Tanete
4 Melapor ke
kepala
lingkungan
Soddange
5 Menentukan
pembagian
wilayah kerja
pendataan
kesehatan
untuk tiap
anggota
kelompok
6 Melakukan
pendataan
kesehatan
N JENIS TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN MARET 2017 KET

O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

7 Tabulasi data

8 Perumusan
masalah
9 Konsul CI

10 Penyusunan
rencana
kegiatan MMD
11 Penyebaran
undangan
12 MMD

13 Pelaksanaan
kegiatan
14 Evaluasi

15 Penyusunan
laporan akhir
kegiatan
N JENIS TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN APRIL 2017 KET

O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 Penerimaan di
puskesmas
2 Melapor ke
kantor camat
3 Melapor ke
kepala
lingkungan
Tanete
4 Melapor ke
kepala
lingkungan
Soddange
5 Menentukan
pembagian
wilayah kerja
pendataan
kesehatan
untuk tiap
anggota
kelompok
6 Melakukan
pendataan
kesehatan
N JENIS TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN APRIL 2017 KET

O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

7 Tabulasi data

8 Perumusan
masalah
9 Konsul CI

10 Penyusunan
rencana
kegiatan MMD
11 Penyebaran
undangan
12 MMD

13 Pelaksanaan
kegiatan
14 Evaluasi

15 Penyusunan
laporan akhir
kegiatan

Vous aimerez peut-être aussi