Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELURAHAN : BIRU
KABUPATEN : BONE
CI LAHAN CI INSTITUSI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan .........., mata kuliah Keperawatan Komunitas yang
membahas tentang Asuhan Keperawatan Komunitas.
Dalam menyusun makalah ini, penyusun menyadari bahwa kemampuan yang penulis
miliki adalah sangat terbatas, akan tetapi penyusun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun makalah mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya, sehingga penulis berharap ini dapat
berguna bagi mahasiswa yang membaca makalah ini, masyarakat pada umumnya serta bagi
penulis sendiri pada khususnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Akhirnya Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati segala kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun akan penulis terima. Dan akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penambahan ilmu pengetahuan.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR NAMA- NAMA KELOMPOK
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Lampiran
1. Foto Foto kegiatan
2. POA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar 1945.
paradigma sehat. Paradigma sehat merupakan upaya kesehatan yang lebih mengutamakan
tindakan promotif, preventif dan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Paradigma sehat adalah suatu kebijakan pembangunan kesehatan dalam ranngka mencapai
visi Indonesia sehat 2011, dimana diproyeksikan tentang keadaan masyarakat mayoritas hidup
dalam lingkungan yang sehat, berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta berada pada derajat kesehatan yang
optimal.
Keperawatan adalah salah satu bagian integral dari pelayanan kesehatan di Indonesia,
memiliki konstribusi yang nyata dalam pembangunan kesehatan terutama dalam mendukung
kebijakan pemerintah melalui paradigma sehat menuju visi Indonesia sehat 2011. Perawatan
praktek kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk menunjang dan memulihkan kesehatan
populasi. Kegiatan praktek ini dilakukan secara menyeluruh dan tidak terbatas pada
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya kesehatan telah
diselengarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan tersebut adalah pelayanan kesehatan
secara aktif dan dinamis dalam berbagai upaya kesehatan mayarakat dan mendorong kearah
1
Dalam rangka turut serta mendukung kebijakan pemerintah tentang kesehatan tersebut
maka Program Profesi Ners STIKES YAPIKA MAKASSAR sebagai salah satu institusi
komunitas.
Praktik keperawatan komunitas juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktik
klinik keperawatan bagi mahaiswa yang diarahkan pada pengalaman nyata penerapan Primary
Health Care.
Dipilihnya Lingkungan soddange dan Lingkungan Tanete, Kelurahan Biru Kecamatan Tanete
Riattang Kab. Bone sebagai tempat keperawatan komunitas karena merupakan salah satu
bentuk aplikatif mata ajaran Asuhan Keperawatan Komunitas pada Program Profesi Ners
STIKES YAPIKA MAKASSAR disamping itu pula untuk melihat secara nyata pola perilaku
kebiasaan hidup sehat pada msyarakat, dengan tujuan untuk merubah perilaku dan
meningkatkan pengetahuan tentang pola hidup sehat dari tidak tahu menjadi tahu, dan juga
dengan kesehatan lingkungan yang tidak sehat, penyakit infeksi yang dapat membahayakan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami dan menjelaskan proses asuhan keperawatan komunitas
b. Mampu memahami dan menjelaskan program evaluasi keperawatan komunitas
c. Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan peka budaya (menurut
teori Madeleine Leininger)
2
C. Manfaat
Bagi Masyarakat
yang ada.
Soddange dan Tanete Kel. Biru, Kec. Tanete Riattang Kab. Bone
Bagi Institusi
1. Mengggali dan menghubungkan konsep pendidikan yaitu pada mata ajar keperawatan
Bagi Yankes
2. Membantu program kesehatan yang belum dilakukan oleh tenaga kesehatan terkait
Bagi Mahasiswa
3
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal, maka melalui
Tanete kel. Biru, kec. Tanete Riattang terdiri dari beberapa tahap kegiatan meliputi survey
wilayah binaan, pengkajian awal (pengumpulan dan pengolahan data), pembinaan Kelompok
Kerja Kesehatan (POKJAKES) yang anggotanya terdiri dari kader kesehatan, tokoh masyarakat,
4
tokoh agama, pemuda, dan kalangan pelajar, yang nantinya akan bersama sama dengan
mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan meliputi baksos yaitu membersihkan mesjid, kantor
Kegiatan keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan
1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan dengan kepala lingkungan
Soddange dan Tanete yang didampingi oleh pembimbing di UPTD Puskemas Biru Kab. Bone.
dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas
Tanggal 15 Maret 2017 pendataan mulai dilakukan dengan 2 kelompok dan dimulai dari
b. Persiapan Teknis
kelompok dalam melakukan pendataan dan pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian,
serta mengidentifikasi wilayah Lingkungan Soddange dan Tanete kel. Biru, Kec. Tanete
2. Pelaksanaan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas
masalah.
5
Pengumpulan data
Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data
Cara mengkategorikan data :
a. Karakteristik demografi
b. Karakteristik geografi
c. Karakteristik sosial ekonomi
d. Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & Mc Farlene 1988. Community as Client)
2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
Adapun hasil tabulasi data disajikan dalam bentuk table sebagai berikut;
6
Dari pengkajian yang dilakukan di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kelurahan Biru
Kec. Tanete Riattang Kab. Bone pada tanggal 15 Maret 2017 didapatkan data dengan jumlah KK
sebanyak 1234 KK dan jumlah rumah sebanyak 1205 Rumah dan dihuni oleh 3472 Penduduk,
adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.
Demografi
Umur
Tabel 1
Distribusi Penduduk berdasarkan usia di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 Maret 2017
Usia Jumlah %
0 5 tahun 626 18 %
Dari hasil pengkajian yang dilaksanakan diperoleh sebagian besar penduduk berusia 19-59 tahun
sebanyak 1371 orang ( 39%), sementara itu sebagian yang lain berusia 6-11 tahun sebanyak 715
orang ( 21%), yang berusia 0-5 tahun sebanyak 626 orang ( 18 %), yang berusia 12-18 tahun 438
orang ( 13%) dan yang berusia diatas 60 tahun sebanyak 322 orang ( 9%).
Jenis kelamin
Tabel 2
Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 Maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksnakan diperoleh data sebagian besar warga berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 1773 orang ( 51%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak
1699 orang ( 49%)
7
Pendidikan
Tabel 3
Distribusi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
kel. Biru tanggal 15 Maret 2017
Pendidikan Jumlah %
Dari hasil pengkajian yang dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga berpendidikan SD
sebanyak 954 orang( 27%), sementara itu sebagian yang lain belum sekolah 628 orang (18%),
tingkat pendidikan SMA sebanyak 605 orang (17%) Perguruan tinggi sebanyak 551 orang
( 16%) , SMP sebanyak 425 orang ( 12%), TK sebanya 142 orang ( 4%) dan tidak sekolah
sebanyak 167 orang ( 18%).
Pekerjaan
Tabel 4
Tabel 5
Distribusi penduduk berdasarkan agama di lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 maret 2017
Agama Jumlah %
Islam 3422 99%
Kristen Protestan 50 1%
Kristen katolik 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Total 3472 100%
Sumber : data hasil pengkajian
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan sebagian besar warga beragama Islam sebanyak
3422 orang (99%), kristen protestan sebanyak 50 orang (1%).
Tabel 6
Distribusi penduduk berdasarkan jenis sumber air bersih di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh sebagian besar warga memiliki jenis
sumber air dari sumur Bor sebanyak 1035 keluarga ( 86%), sumur gali sebanyak 116 keluarga
( 10%), dan PAM sebanyak 54 keluarga ( 4%).
9
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh sebagian besar kualitas sumber air jernih
sebanyak 1185 keluarga ( 98%), sementara masih ada keluarga yang memiliki sumber air yang
berwarna sebanyak 20 keluarga ( 2%).
Tabel 8
Distribusi penduduk berdasarkan jarak sumber air dengan septik tank di Lingkungan
Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh data sebagian besar keluarga memiliki jarak
sumber air lebih dari 10 meter sebanyak 696 keluarga ( 58%), sementara yang lain berjarak
kurang dari 10 meter sebanyak 507 keluarga ( 58%).
Tabel 9
Distribusi penduduk berdasarkan penggunaan air minum di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan diperoleh data sebagian besar keluarga menggunakan
air minum dengan cara dimasak sebanyak 1020 keluarga ( 85%), sementara yang tidak dimasak
sebelum diminum sebanyak 185 keluarga (15%).
Tabel 11
Distribusi penduduk berdasarkan keluarga yang memiliki SPAL di Lingkungan Soddangnge dan
Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga memiliki
SPAL ( Saluran Pembuangan Air Limbah) sebanyak 1195 keluarga ( 99%), sementara yang tidak
memiliki SPAL sebanyak 10 keluarag (1%0.
Tabel 12
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar keluarga membuang
sampah di temapt sampah sebanyak 961 keluarga (80%), sementara sebagian keluarga
membuang sampah dengan cara dibakar sebanyak 175keluarga ( 15%), ditimbun sebanyak 40
keluarga ( 3%), dan membuang sampah disembarang tempat sebanyak 29 keluarga ( 2%).
Perumahan
Tabel 13
Distribusi penduduk berdasarkan tipe perumahan di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel.
Biru tanggal 15 maret 2017
11
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar tipe perumahan
warga permanen sebanyak 1060 rumah (88%), sementara sebagian yang lain memiliki tipe
rumah panggung sebanyak 96 rumah ( 8%) dan tipe rumah semi permanen sebanyak 49 rumah
( 4%)
Tabel 14
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar rumah warga
memiliki ventilasi sebanyak 1153 rumah (96%), sementara sebagian yang lain tidak memiliki
ventilasi sebanyak 52 rumah ( 4%).
Pemanfaatan pekarangan
Tabel 15
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga
memanfaatkan pekarangan sebanyak 675 rumah ( 56%), sementara yang tidak memanfaatkan
pekarangan sebanyak 530 rumah ( 44%).
Tabel 16
12
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar warga tidak
memanfaatkan pekarangan yang ada sebanyak 530 rumah (44%), sementara yang memanfaatkan
pekarangan sebagai Tanaman Obat Keluarga sebanyak 80 rumah ( 7%), ditanami sayur dan buah
sebanyak 237 ( 20%), ditanami bunga sebanyak 313 ( 26%) dan sebagai tempat memelihara
ternak sebanyak 45 rumah ( 4%)
Tabel 17
Distribusi penduduk berdasarkan jumlah rumah yang bebas jentik di Lingkungan Soddangnge
dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk yang
memiliki tempat penampungan air bebas jentik nyamuk sebanyak 1148 rumah ( 95%), sementara
yang memiliki tempat penampungan yang ada jentiknya sebanyak 57 rumah ( 5%).
Peserta KB
Tabel 18
Distribusi penduduk berdasarkan jumlah Pasangan Usia Subur yang menggunakan alat
kotrasepsi di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk pasangan
usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 214 orang (62%), sementara yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 133 orang ( 38%).
13
Metode KB
Tabel 19
Metode KB Jumlah %
IUD 11 5,14%
Implant 11 5,14%
Suntik 123 57,48%
Pil 69 32,24%
Total 214 100%
Sumber : data hasil pengkajian
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk pasangan
usia subur memakai alat kontrasepsi dengan suntik sebanyak 123 orang ( 57,48%), sementara
yang memakai pil KB sebanyak 69 orang (32,24%), implant 11 orang ( 5,14%), dan IUD
sebanyak 11 orang ( 5,14%).
Kesehatan balita
Tabel 20
Distribusi penduduk berdasarkan jumlah bayi dan balita yang diimunisasi di Lingkungan
Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar penduduk
membawa bayi dan balita ke posyandu untuk diimunisasi sebanyak 573 orang ( 92%), sementara
bayi dan balita yang tidak ke posyandu sebanyak 53 orang( 8%).
Tabel 21
Distribusi penduduk berdasarkan jumlah bayi dan balita berdasarkan kelengkapan imunsasi di
Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar bayi dan balita
sudah lengkap imunisasinya sebanyak 475 orang ( 83%), sementara bayi dan balita yang
lengkap imunisasinya sebanyak 98 orang( 17%).
14
ASI
Tabel 22
Distribusi penduduk berdasarkan anak diberi ASI di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel.
Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar bayi yang
mendapat ASI sebanyak 43 orang ( 86%), sementara bayi yang tidak diberi ASI sebanyak 7
orang( 14%).
Tabel 23
Distribusi penduduk berdasarkan batas usia bayi yang diberi ASI di Lingkungan Soddangnge
dan Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar bayi yang
mendapat ASI sampai 6 bulan sebanyak 12 orang ( 28%), sementara bayi yang mendapat ASI
sampai 12 bulan sebanyak 15 orang (35%), bayi yang mendapat sampai usia 18 bulan sebanyak 9
orang( 21%), dan bayi yang mendapat ASI sampai 24 bulan sebanyak 7 oarang( 16%).
Informasi kehamilan
Tabel 24
Distribusi penduduk berdasarkan usia kehamilan ibu di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel.
Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar jumlah ibu hamil
dengan usia kehamilan 0-3 bulan dan 6-9 bulan sebanyak 5 orang ( 36%) sementara ibu hamil
dengan usia kehamilan 3-6 bulan sebanyak 4 orang (28%).
15
Tabel 25
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 12 orang ( 86%), sementara yang tidak melakukan
pemeriksaan sebanyak 2 orang (14%).
Tabel 26
Distribusi penduduk berdasarkan tempat pemeriksaan ibu hamil di Lingkungan Soddangnge dan
Tanete Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan di puskesmas dan Bidan/dokter sebanyak 6 orang (50%).
Tabel 27
Distribusi ibu hamil berdasarkan imunisasi TT ibu hamil di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data sebagian besar ibu hamil
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 12 orang ( 86%) sementara yang tidak imunisasi TT
sebanyak 2 orang ( 14%) .
16
Tabel 28
Distribusi anggota keluarga yang merokok di Lingkungan Soddangnge dan Tanete Kel. Biru
tanggal 15 maret 2017
Merokok Jumlah %
Ya 1449 41,73%
Tidak 2023 58,29%
Total 3472 100%
Sumber data : data hasil pengkajian
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data jumlah warga yang merokok
sebanyak 1449 orang ( 41,73%) dan yang tidak merokok sebanyak 2023 orang ( 58,29%)
Tabel 29
Distribusi anggota keluarga yang merokok dalam rumah di Lingkungan Soddangnge dan Tanete
Kel. Biru tanggal 15 maret 2017
Dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan diperoleh data jumlah warga yang merokok di
dalam rumah sebanyak 997 orang ( 89,51%) dan yang tidak merokok dalam rumah sebanyak 152
orang ( 10,49%)
17
B. Analisa Data
18
Prioritas Masalah
Kriteria Penapisan
Sesuai
Terse
dengan Potensi
N Masalah Relevan Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia dia Jum
peran Resiko Resiko untuk Interes Kemungkinan
o. Kesehatan dengan sumber sumber sumber sumber sumb lah
perawat terjadi parah pendidikan komunitas diatasi
program tempat waktu dana fasilitas er
komunit kesehatan
SDM
as
1. Resiko terjadi
peningkatan
kasus
penyakit
akibat
lingkungan
yang kurang 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 55
sehat
(penyakit
saluran cerna,
demam
berdarah,
ISPA, dll)
2. Resiko
terjadiganggu
an tumbuh 5 4 4 5 3 3 5 5 5 2 2 3 46
kembang
balita
19
3. Resiko
terjadinya
penyakit
Infeksi
Saluran 5 3 5 5 2 2 2 1 1 1 1 3 34
Pernapasan,
Hipertensi
dan penyakit
lainnya
20
Prioritas Diagnosa Keperawatan Komunitas Di Lingkungan Soddange dan Tanete
21
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Perencanaan
Diagnosa Evaluasi
N
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Tempat
o Kriteria Standar
komunitas
1 Resiko terjadi Setelah Tokoh-tokoh KIE Beri HE pada masyarakat Posyandu, Verbal Kader mampu
peningkatan kasus dilakukan masyarakat tentang arti lingkungan di rumah Psikomo menyebutkan, menjelaskan
penyakit akibat intervensi Seluruh yang sehat dan masyarakat tor tentang arti lingkungan
lingkungan yang keperawatan warga di penyuluhan tentang sekolah. yang sehat.
kurang sehat masyarakat lingkungan beberapa penyakit yang Masyarakat mampu
(penyakit saluran mampu Soddange dan disebabkan oleh mengidentifikasi ciri-ciri
cerna, demam mencegah Tanete lingkungan yang tidak lingkungan sehat.
berdarah, ISPA, penyakit akibat sehat (macam penyakit, Masyarakat mampu
dll) lingkungan penyebab, gejala menentukan jadwal kerja
yang kurang penyebaran dan bakti.
sehat dengan pengobatan. Pelaksanaan kerja bakti
membersih-kan Motivasi masyarakat sesuai jad-wal yang
lingkungan melalui kader atau tokoh direnca-nakan.
secara gotong masyarakat untuk aktif Pemeriksaan jentik nyamuk
royong dalam memelihara lingkungan dan penampungan air
waktu 2 yang sehat. minum tertutup.
minggu. Koordinasi dengan tokoh Genangan air tidak ada.
masyarakat untuk Perilaku hidup sehat
menyelenggarakan kerja meningkat seperti cuci
bakti. tangan sebelum makan,
Nyamuk, lalat, tikus tidak
ada.
Rumah yang pengap dan
gelap tidak ada.
22
Jangka Ajarkan tentang cara
Pendek: hidup sehat
Masyarakat Mencuci tangan
tahu lebih sebelum makan.
banyak tentang Memberantas
Penyakit nyamuk, tikus, dsb.
yang timbul 3M
karena Rujuk segera apabila ada
lingkungan anggota masyarakat yang
yang tidak menunjukkan gejala dari
sehat. penyakit
Cara
mencegah
terhadap
penyakit.
Cara
penyebaran
penyakit.
Cara
menanggulangi
penyakit yang
berhubungan
dengan akibat
lingkungan
yang tidak
sehat.
23
Diagnosa Evaluasi
N
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Tempat
o Kriteria Standar
komunitas
2 Resiko terjadinya Setelah - Tokoh-tokoh KIE Posyandu Verbal Masyarakat tahu tentang
Gangguan tumbuh dilakukan masyarakat .pemberikan penyuluhan Psikomo deteksi dini tumbuh kembang
kembang balita tindakan - Ibu balita di kepada masyarakat tor balita.
berhubungan keperawatan lingkungan dengan topik:. Masyarakat tahu tentang
dengan Kurangnya masyarakat, Soddange dan Deteksi dini cara pemenuhan gizi
kemampuan gangguan Tanete tumbuh kembang. seimbang pada balita
masyarakat dalam tumbuh Upaya Balita mengalami
mengenal deteksi kembang balita pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan
tumbuh kembang tidak terjadi. gizi seimbang pada perkembangan sesuai
pada balita. Jangka balita. standard
Pendek Kolaborasi dengan pihak
(2Minggu): Puskesmas dalam Balita ditimbang setiap bulan
Masyarakat pemberian Vitamin A. di Posyandu
tahu tentang
deteksi dini
Balita mendapat vitamin A
tumbuh
2 kali setahun
kembang
balita.
Masyarakat Balita mendapatkan
tahu tentang imunisasi secara lengkap
cara
pemenuhan gizi Ibu balita dapat menyiapkan
seimbang pada makanan sesuai kebutuhan
balita. anaknya.
Jangka
24
Melalui tokoh Posyandu Verbal
masyarakat untuk Psikomo
menghimbau dan tor
mengajak masyarakat
untuk berpartisipasi
dalam pemberian
Vitamin A.
Pembinaan kasus
keluarga dengan anggota
keluarga (balita)
mengalami gizi buruk.
Pembinaan kasus
keluarga dengan anggota
keluarga (balita)
mengalami gizi buruk.
Cara pengelolaan
makanan.
Memberikan
makanan
tambahan.
Penimbangan
rutin.
25
Diagnosa Evaluasi
N
Keperawatan Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Tempat
o Kriteria Standar
komunitas
3 Resiko terjadinya Setelah Tokoh- KIE Penyuluhan tentang Posyandu, Verbal Masyarakat mampu
penyakit Infeksi dilakukan tokoh bahaya rokok dan tidak Psikomo mengenal akibat dari perilaku
Saluran observasi masyarakat di boleh merokok di tor yang kurang sehat.
Pernapasan, selama 2 lingkungan tempat umum Masyarakat mampu
Hipertensi dan minggu Soddange dan Membuat aturan tentang mengubah perilaku kurang
penyakit lainnya lingkungan Tanete tempat-tempat yang sehat seperti menjadi
berhubungan Soddange dan Kelurahan Biru tidak diperbolehkan perilaku sehat.
dengan kurangnya Tanete : - Orang yang merokok Masyarakat tidak merokok di
kemampuan 1. Mengurangi merokok tempet-tempat umum
masyarakat dalam angka dan Angka kejadian penyakit
mengenal akibat kejadian keluarganya yang diakibatkan oleh asap
dari prilaku yang penyakit rokok menurun.
kurang sehat yangdiakbat
kan oleh
asap rokok
2. Masyarakat
dapat
merubah
perilaku
kebiasaan
merokok
menjadi
tidak
merokok
3. Mempunyai
tempat
khusus
merokok
26
D. IMPLEMENTASI
NO DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI HASIL
1 Resiko terjadi 22 Maret Penyuluhan Keluarga Sehat Sebanyak 30 orang peserta ( 100%) mendapatkan pembagian lefleat
peningkatan kasus 2017 dengan materi : Sejumlah 45 % peserta dapat menjelaskan penyakit yang diakibatkan oleh
penyakit akibat Pencegahan DBD lingkungan yang kurang sehat
lingkungan yang dan Diare yag Sebagian besar masyarakat dapat menjelaskan tanda- tanda penyakit DBD
kurang sehat diakibatkan oleh dan Diare yang diakibatkan lingkungan yang kurang sehat
(penyakit saluran lingkungan yang
cerna, demam kurang sehat.
berdarah, ISPA, dll) Stop BAB
di lingkungan sembarang tempat
Soddange dan 24 Maret Melaksanakan jumat bersih Masyarakat melaksanakan kegiatan yang dijadwalkan
Tanete berhungan 2017
dengan kurangnya 25 Maret Penyuluhan di sekolah Semua Murid kelas 6 SD mendapat lefleat cuci tangan
kemampuan 2017 tehnik mencuci tangan 6 orang perwakilan dari murid SD mempraktekkan cara cuci tangan
masyarakat dalam yang benar secara bergantian
memelihara
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan.
27
NO DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI HASIL
2 Resiko terjadinya 27 penyuluhan kepada 50 % masyarakat yang hadir paham tentang upaya pemenuhan kebutuhan
Gangguan tumbuh Maret masyarakat dengan topik:. gizi seimbang pada bayi dan balita
kembang balita 2017 Deteksi dini Lebih dari 50 % sasaran yang hadir
berhubungan dengan tumbuh kembang.
Kurangnya Upaya
kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi
masyarakat dalam seimbang pada balita.
mengenal deteksi
tumbuh kembang 28 Maret, Melaksanakan posyandu Jumlah bayi balita yang berkunjung 50 % dari jumlah bayi/ balita yang
pada balita. 19 April bayi/ balita ada di lingkungan Soddange dan Tanete.
dan 20 Selama kegiatan berlangsung mahasiswa bersama petugas Imunisasi,
April 2017 Gizi, dan bidan desa mampu memberikan pengertian tentang pentingnya
ASI dan imunisasi bagi bayi dan balita dan menganjurkan rajin ke
posyandu setiap bulannya untuk deteksi dini tumbuh kembang bayi dan
balita.
28
NO DIAGNOSA TGL IMPLEMENTASI HASIL
3 Resiko terjadinya 07 April Penyuluhan tentang 50 % masyarakat yang hadir paham tentang bahaya rokok dan tidak
penyakit Infeksi 2017 bahaya rokok dan tidak merokok di tempat umum
Saluran Pernapasan, boleh merokok di tempat Sebagian besar masyarakat belum bisa meninggalkan kebiasaan merokok
Hipertensi dan umum tapi berjanji tidak merokok di tempat- tempat umum
penyakit lainnya
berhubungan dengan 08 April Melaksanakan posbindu Masyarakat yang hadir sangat antusias memeriksakan diri untuk deteksi
kurangnya 2017 ( pos pembinaan terpadu) dini penyakit tidak menular ( hipertensi, DM,) utamanya
kemampuan PTM ( Penyakit Tidak masyarakatyang merokok
masyarakat dalam Menular) Saat melakukan pemeriksaan mahasiswa bersama petugas posbindu
mengenal akibat dari melakukan penyuluhan kesehatan tentang bahaya rokok pada individu
prilaku yang kurang masing-masing
sehat
29
E. EVALUASI
a. Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat (penyakit
saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) di lingkungan Soddange dan Tanete
berhungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan
yang memenuhi syarat kesehatan.
S:
Warga lingkungan Soddange dan Tanete mengatakan senang adanya kegiatan kerja
bakti yang dilaksnakan setiap jumat
Warga mengatakan kegiatan kerja bakit sulit dilaksanakan karenan mengingat
pekerjaan warga umumnya ke kantor saat pagi sampai sore hari, dan jika hari libur
warga memanfaatkan waktu bersantai dengan keluarganya
Masyarakat senang dengan adanya penyuluhan yang diberikan. Namun sebagian
masyarakat beranggapan pencegahan DBD adalah tugas dari Tim Kesehatan yaitu
diadakannya foging.
O:
Anggota pokjakes turut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan
Pada kegiatan tertentu, warga kurang merespon dengan baik.
A:
Masalah teratasi
O:
A:
Masalah teratasi
P:
30
c. Resiko terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, Hipertensi dan penyakit lainnya
berhubungan dengan kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari
prilaku yang kurang sehat
S:
Masyarakat sangat senang dengan adanya penyuluhan tentang bahaya rokok
Sebagian warga mengatakan masih sulit meninggalkan kebiasaan merokok tapi
berjanji tidak merokok di tempat-tempat
O:
A:
P:
31
BAB III
PEMBAHASAN
kerjasama antara perawat dengan klien / keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat
Konsep keperawatan komunitas yang profesional mengacu pada ilmu dan kiat keperawatan
yang di tujukan pada masyarakat terumatama kelompok-kelompok yang berisiko tinggi terhadap
terserangnya penyakit atau akibat proses penuaan.Peran serta aktif masyarakat sangat
yang dilakukan sangat tergantung pada respon masyarakat, terutama dalam memberikan
Melalui pengkaderan serta melibatkan pihak terkait baik pemerintah setempat, tokoh
masyarakat, tokoh agama dapat diperoleh data yang sangat mendukung proses pemberian asuhan
Tahapan proses keperawatan komunitas pada dasarnya sama dengan tahapan pada proses
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, berguna untuk menentukan
Pada tahap pengkajian, yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas menurut teori
Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi : umur , pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya komunitas dan mengkaji sub
32
pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi , ekonomi dan realisasi.
yang telah disepakati dalam pertemuan dengan pemerintah setempat, masyarakat, dan tokoh
agama. Pengkajian dilakukan pada seluruh kepala keluarga yang ada di Lingkungan Soddange
dan Tanete.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat pengkajian.
1. Strenght / Kekuatan :
b. Adanya Kader yang berperan aktif dalam pengumpulan data, terutama berperan
2. Weekness / Kelemahan :
indonesia.
3. Opportunity / Kesempatan
33
4. Threat / Ancaman
b. Jawaban hasil pendataan yang memungkinkan, tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
Masalah kesehatan adalah keadaan dimana masyarakat mengalami keadan terancam pada
suatu keadaan masalah kesehatan, kurang sehat serta krisis ( Baylon And Maglaya, 1995 ).
Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian muncul 3 Masalah kesehatan dan 3 masalah Keperawatan, hal
ini dimungkinkan karena kesadaran masyarakat sudah meningkat tentang kesehatan dan
C. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas keperawatan perlu ditetapkan
untuk mengurangi atau menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan yang terdiri dari :
1) Menentukan prioritas masalah
2) Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus
3) Menetapkan Kriteria evaluasi dan Standar
4) Merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan
Jadi rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap
tujuan khusus. Perencanaan memberi alasan ilmiah berdasarkan literature, hasil penelitian dan
pengalaman praktik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat Perencanaan keperawatan komunitas.
1. Strength / Kekuatan
Dukungan dari Pemerintah, kelurahan, Kecamatan, dan dari PKM lingkungan Soddange
dan Tanete
34
2. Weekness / Kelemahan
Kurangnya sponsor dana yang dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang
membutuhkan pembiayaan besar sehingga beberapa metode tepat guna disiapkan untuk
3. Opertunity / Kesempatan
Banyaknya waktu luang dari masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan yang
direncanakan.
Bantuan dari Puskesmas dan pihak terkait yang diwujudkan dalam kerja dalam beberapa
4. Threat / Ancaman
Kemungkinan peran serta aktif masyarakat dalam pelaksanaan nantinya akan berkurang
berhubungan dengan kesibukan dalam bidang ekonomi sebagai pegawai dan lain
sebagainya.
D. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan rencana tindakan dan sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, dalam melaksanakan tindakan harus benar-benar melakukan kontrak waktu
dengan masyarakat agar seluruh rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Berikut gambaran Analisis SWOT untuk melihat secara nyata faktor pendukung dan
penghambat implementasi.
1. Masalah kesehatan I :
Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
(penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) di lingkungan Soddange dan
Strenght / Kekuatan :
a. Adanya dukungan dari Pemerintah setempat dan tokoh masyarakat /Agama, Kader, dalam
35
c. Kemauan / motivasi dari masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan.
Weekness / Kelemahan
keinginan partisipasi masyarakat dalam hal ini tidak ada dengan alasan ekonomi
Opportunity / Kesempatan
misalnya imunisasi)
Threat / Ancaman
2. Masalah kesehatan II :
Strenght / Kekuatan
b. Adanya keinginan dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti anjuran yang telah
imunisasi
36
Weekness / Kelemahan
Opportunity / Kesempatan
kesibukan ibu
kegiatanPosyandu.
Threat / Ancaman
tidak mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan kesehatan anak
Resiko terjadinya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, Hipertensi dan penyakit lainnya
Strenght / Kekuatan
Weekness / Kelemahan
Opportunity / Kesempatan
Threat / Ancaman
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan kepada
masyarakat.. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal, non verbal maupun psikomotornya.
3. Rata-rata penduduk sudah mulai merasakan arti pentingnya kesehatan terbukti dari terjadi
4. Kegiatan yang berhasil dilaksanakan umumnya karena dukungan dari kader setempat,
F. Tindak Lanjut
1. Kepada instansi yang terkait agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat terhadap
upaya pelayanan kesehatan dan dapat memenuhi fasilitas sarana pelayanan kesehatan
derajat kesehatannya
3. Kepada kader kesehatan sekiranya dapat lebih meningkatkan peran serta aktifnya dalam
4. Untuk Puskesmas sebagai garis Depan Pelayanan kesehatan masyarakat untuk lebih
38
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil penyajian kelompok diatas dapat disampaikan bahwa hal tersebut tidak terlepas
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Adapun tujuan khususnya adalah masyarakat
memahami pengertian sehat dan sakit, meningkatny kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat untuk melaksanakan keperawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
kesehatan, sudah terlaksananya hampir semua program di UPTD Puskesmas Biru diharapkan
masyarakat, hanya tinggal mempertahankan dan memperbaiki sistem lebih baik lagi, dengan
mengutamakan masyarakat dan keluarga khususnya dengan penekanan pada pelayanan yang
bersifat promotif, prefentif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif dan semua tenaga
keperawatan Puskesmas mempunyai kesempatan yang sama sebagai pelaku dan bertanggung
2. Saran
b. Perlunya upaya promotif yang menarik seperti penyuluhan kesehatan olah raga
teratur dan makanan bergizi secara terus menerus tanpa bosan dengan
menggunakan berbagai cara dan media yang dapat menarik minat masyarakat,
39
c. Perlunya kerjasama dengan sektor terkait terutama lembaga Pemerintah, LSM dan
pelayanan kesehatan
40
RENCANA PELAKSANA KEGIATAN
O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Penerimaan di
puskesmas
2 Melapor ke
kantor camat
3 Melapor ke
kepala
lingkungan
Tanete
4 Melapor ke
kepala
lingkungan
Soddange
5 Menentukan
pembagian
wilayah kerja
pendataan
kesehatan
untuk tiap
anggota
kelompok
6 Melakukan
pendataan
kesehatan
N JENIS TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN MARET 2017 KET
O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
7 Tabulasi data
8 Perumusan
masalah
9 Konsul CI
10 Penyusunan
rencana
kegiatan MMD
11 Penyebaran
undangan
12 MMD
13 Pelaksanaan
kegiatan
14 Evaluasi
15 Penyusunan
laporan akhir
kegiatan
N JENIS TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN APRIL 2017 KET
O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Penerimaan di
puskesmas
2 Melapor ke
kantor camat
3 Melapor ke
kepala
lingkungan
Tanete
4 Melapor ke
kepala
lingkungan
Soddange
5 Menentukan
pembagian
wilayah kerja
pendataan
kesehatan
untuk tiap
anggota
kelompok
6 Melakukan
pendataan
kesehatan
N JENIS TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN APRIL 2017 KET
O KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
7 Tabulasi data
8 Perumusan
masalah
9 Konsul CI
10 Penyusunan
rencana
kegiatan MMD
11 Penyebaran
undangan
12 MMD
13 Pelaksanaan
kegiatan
14 Evaluasi
15 Penyusunan
laporan akhir
kegiatan