Vous êtes sur la page 1sur 3

Almira Sifak Fauziah Narariya

140322605357

TUGAS FISIKA MATAHARI


BINTANG MAGNETIK

A. Medan Magnetik Di Fotosfer


Fotosfer adalah lapisan permukaan Matahari.
Di fotosfer pula tempat sunspot berada.
Sunspot diketahui merupakan daerah dengan medan magnetic yang sangat
kuat, ribuan kali lebih kuat daripada medan magnet Bumi menurut George
Ellery Hale (1868-1938). Untuk mengukur kemagnetannya bisa menggunakan
polarisasi garis spectrum atomnya yang dinamakan efek Zeeman.
Saat ini, para astronom menggunakan detektor array untuk mengukur efek
Zeeman pada lokasi yang berbeda di fotosfer. Hasilnya berupa magnetogram
yang menampilkan besar dan arah medan magnet di seluruh permukaan
Maahari yang tampak.
Sunspot yang banyak menyebar di permukaan Matahari ini menjadikan medan
magnetic di fotosfer muncul dengan bentuk-bentuk konsentrasi tertentu, baik
itu sunspot atau pinggiran supergranula.
Medan magnet bergerak menuju konsentrasi tertentu melalui gerakan dari
materi di dalam dan di bawah fotosfer. Konsentrasi kemagnetan ini
memanjang sampai atmosfer matahari, kromosfer dan korona.

B. Kromosfer Matahari dan Kemagnetannya


Kromosfer adalah lapisan atmosfer Matahari. Lapisan ini sangat redup, kalah
dengan fotosfer sehingga terlihat saat gerhana Matahari total saja ataupun
dengan bantuan koronagraph.
Sunspot yang ada di fotosfer tadi memanjang hingga ke kromosfer.
Perpanjangannya ini memiliki bentuk sebagai plag, faculae, dan filament
hitam. Bentuk-bentuk tersebut memiliki daerah yang kerapatannya tinggi,
pendinginan gas didukung oleh adanya gaya magnetic yang sangat kuat.
Tampilan kromosfer yang berbeda dari biasanya bisa ditentukan menggunakn
garis emisi H kalsium atau K. daerah terang dari emisi kalsium berkaitan
dengan daerah mana saja yang medan magnetiknya kuat, baik di atas sunspot
ataupun seluruh kemagnetan di Matahari.
Daerah yang kemagnetannya sangat kuat berpeluang dalam pemanasan
kromosfer.
Hasil dari garis emisi kalsium yang terang serupa dengan batas cel
supergranula dan jaringan magnetic fotosfer.
Cekungan fluks di dalam jaringan magnetic fotosfer meluas secara vertikal,
dimulai dari kromosfer Matahari dan membentuk sebuah kanopi magnetik.
C. Sunspots bipolar, Loop Magnetik dan Daerah Aktif
Kemunculan sunspot sering muncul secara berkelompok dan berpasangan.
Pasangannya ini biasanya merupakan pasangan bipolar.
Sunspots bipolar ataupun grup terorientasi secara parallel di ekuatr Matahari,
di timur-barat arah rotasi Matahari.
Kemagnetan yang tinggi di sekitar dan diatas pasangan sunspot bipolar atau
grup adalah sebuah area gangguan yang disebut daerah aktif.
Loop magnetic yang ada dimana-mana tidak pernah tenang, tapi di dalamnya
dia selalu mengubah bentuknya. Mereka muncul dari luar interior Matahari
dan meredam kembali dalam beberapa jam atau hari.
Begitupun daerah aktif, dia juga tidak teang tapi selalu mengubah bentuknya.

D. Siklus Aktivitas Magnetik


Dari pengamatan yang dilakukan Samuel heinrich Schwabe selama 17 tahun,
ia mengungkapkan bahwa sunspot memiliki periode sekitar 10 tahun. Siklus
berikutnya akan mirip dengan periode sebelumnya.
Pengamatan yang detail mengenai sunspot telah diperoleh oleh Royal
Greenwich Observatory (RGO) di Inggris sejak 1874. Hasil pengamatan
meliputi penomoran, ukuran, dan posisi sunspot.
Dalam satu perjalanan siklus 11 tahunan, sunspot muncul mendekat dan
semakin dekat dengan ekuator Matahari. Sementara itu, aliran bekas
penyebaran fluks magnetic menyebar di kutub (utara atau selatan). Di awal
siklus, ketika aktivitas Matahari mulai maksimum, daerah aktif akan memecah
menjadi dua sabuk di ketinggian sekitar 30, satu di utara dan satu di selatan
ekuator.
Siklus sunspot juga digrafikkan berdasarkan fungsi ketinggian dan waktu yang
diagambar oleh E. Walter Maunder sehingga disebut diagram kupu-kupu
Maunder.
Medan magnet tidak pernah terdistribusi secara halus di fotosfer, baik saat
minimum maupun maksimum. Malahan, mereka terkonsetrasi tinggi,
inhomogen, dan merumpun bersama dimana-mana ke dalam ikatan kuat yang
menutupi beberapa persen permukaan fotosfer.

E. Dinamo Internal
Teori Dinamo berawal dari pemikiran bahwa listrik dan magnet itu berkaitan.
Kaitannya ketikapartikel bermuatan bergerak maka akan muncul medan
magnetic, begitu sebaliknya.
Interior Matahari seluruhnya terdiri dari partikel bermuatan, electron dan
proton. Di lapisan terdalam, partikel bermuatan ini sangat panas sehingga
mereka menghantarkan arus listrik. Sirkulasi gas yang sangat pnas ini
membangkitkan arus listrik yang mana akan membentuk medan magnet.
Medan magnet ini menopang pembangkitan listrik disana.
Mekanisme dynamo ini tidak menjelaskan bagaimana asal muasal medan
magnet, tapi lebih kepada bagaimana merawat dan memperkuat mereka.
Rotasi global, rotasi diferensial, dan gerakan konvektif adalah pengandaian
untuk interaksi kuat di tacholine, penghasil dynamo.
Tekniknya, dipole medan magnet diandaikan memotong dan mengerut ke
dalam medan toroid melalui rotasi diferensial Matahari dan psangan sunspot
bipolar diandaikan dihalksan melalui pilinan yang berkaitan dengan
munculnya medan magnet toroida. Aktifitas ini berubah setiap 22 tahun sekali.
Kemudian muncul teori Babcock yang menjelaskan mengenai terjadinya
sunspot dengan meninjau dinamika medan magnet Matahari dengan rotasi
diferensial Matahari.
Teori dynamo nampak bisa untuk menjelaskan semua aspek kemagnetan
Matahari yang berulang, termasuk variasi bilangan sunspot, diagram kupu-
kupu, orientasi timur-barat, lokasi dan polaritas (Hukun polaritas Hale) dari
pasangan sunspot bipolar, dan periode pembalikan kutub magnet.
Meskipun banyak dari teori ini masih belum lengkap tapi model dynamo ini
berhasil digunakan untuk semua pengamatan magnetic.

Vous aimerez peut-être aussi